Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
MUTIARA KHADIJAH
NIM. 2010913320006
FAKULTAS KEDOKTERAN
2023
Definisi
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
emosional yang hebat.Trauma dada adala abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh
benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma
ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan. Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga
thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum
thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan
keadaan gawat thorax akut.Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus.
Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan
oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala
umum dan rancu (Sudoyo, 2010)
Dari berberapa definisi diatas dapat didefinisikan trauma thoraks adalah trauma yang
mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada
pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul maupun oleh sebab
trauma tajam.
Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma tajam
34.9 %. Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%).
Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan,
samping, belakang, berputar, dan terguling (Sudoyo, 2010).
Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang lengkap karena
setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda. Penyebab trauma toraks oleh karena trauma
tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat energinya, yaitu berenergi rendah seperti
trauma tusuk berenergi sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti pada
tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang
berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks seperti pada aktivitas
menyelam (Hudak, 2011).
Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum, rongga pleura
saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat terjadi tunggal ataupun
kombinasi tergantung dari mekanisme cedera (Sudoyo, 2010).
Patofisiologi
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah ventilasipernapasan yang
normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar oleh otot -otot pernapasan diikuti dengan
turunnya diafragma menghasilkan tekanan negative dari intratoraks. Proses ini menyebabkan
masuknya udara pasif ke paru – paru selama inspirasi. Trauma toraks mempengaruhi strukur -
struktur yang berbedadari dinding toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi kedalam 4
komponen, yaitudinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan mediastinum.Dalam
dindingdada termasuk tulang - tulang dada dan otot - otot yang terkait (Sudoyo, 2009).
Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat terisi oleh darah
ataupunudara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim paru termasuk paru – parudan
jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin dapat mengalami kontusio, laserasi, hematoma
dan pneumokel.Mediastinum termasuk jantung, aorta/pembuluh darah besar dari toraks,
cabang trakeobronkial dan esofagus. Secara normal toraks bertanggung jawab untuk fungsi
vital fisiologi kardiopulmonerdalam menghantarkan oksigenasi darah untuk metabolisme
jaringan pada tubuh. Gangguan pada aliran udara dan darah, salah satunya maupun kombinasi
keduanya dapat timbul akibat dari cedera toraks (Sudoyo, 2009).
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa faktor, antara lain
mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari cedera, cedera lain yang terkait, dan penyakit -
penyakit komorbid yang mendasari. Pasien – pasien trauma toraks cenderung akan
memburuk sebagai akibat dari efek pada fungsi respirasinya dan secara sekunder akan
berhubungan dengan disfungsi jantung (Sudoyo, 2009).
Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009) yaitu :
1. Temponade jantung
2. Hematothorax
3. Pneumothoraks
Komplikasi
Trauma toraks memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%, pneumotoraks 5%,
hematotoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio pulmonum 20%. Dimana 50-60% pasien
dengan kontusio pulmonum yang berat akanmenjadi ARDS. Walaupun angka kematian
ARDS menurun dalam decadeterakhir,
ARDS masih merupakan salah satu komplikasi trauma toraks yang sangat serius dengan
angka kematian 20-43% (Nugroho, 2015).
Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks yangpaling sering
terjadi.Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding toraks,perdarahan masif dapat terjadi
karena robekan pada pembuluh darah pada kulit,subkutan, otot dan pembuluh darah
interkosta
Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung maupuntidak langsung.
Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah nyeri, yang meningkat pada saat batuk,
bernafas dalam atau pada saat bergerak.
Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang berdekatan patah baik
unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah kostokondral.
Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering kalidisertai dengan
fraktur kosta multipel.
Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang palingumum terjadi.
Pneumotoraks adalah adanya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks pada trauma tumpul
toraksterjadi karena pada saat terjadinya kompresi dada tiba - tiba menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intraalveolar yang dapat menyebabkan rupture alveolus..Gejala yang
paling umum pada Pneumotoraks adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu.
Pemeriksaan Diagnostik
Anamnesa yang terpenting adalah mengetahui mekanisme dan pola dari trauma,
seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kerusakan dari kendaraan yang
ditumpangi, kerusakan stir mobil /air bag dan lain lain.
Pemeriksaan ini masih tetap mempunyai nilai diagnostik pada pasien dengan trauma
toraks. Pemeriksaan klinis harus selalu dihubungkan dengan hasil pemeriksaan foto
toraks. Lebih dari 90% kelainan serius trauma toraks dapat terdeteksi hanya dari
pemeriksaan foto toraks.
3. CT Scan
Sangat membantu dalam membuat diagnose pada trauma tumpul toraks, seperti
fraktur kosta, sternum dan sterno clavikular dislokasi. Adanya retro sternal hematoma
serta cedera pada vertebra torakalis dapat diketahui dari pemeriksaan ini. Adanya
pelebaran mediastinum pada pemeriksaan toraks foto dapat dipertegas dengan
pemeriksaan ini sebelum dilakukan Aortografi
4. Ekhokardiografi
Transtorasik dan transesofagus sangat membantu dalam menegakkan diagnose adanya
kelainan pada jantung dan esophagus. Hemoperikardium, cedera pada esophagus dan
aspirasi, adanya cedera pada dinding jantung ataupun sekat serta katub jantung dapat
diketahui segera. Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seseorang yang ahli,
kepekaannya meliputi 90% dan spesifitasnya hampir 96%.
5. Elektrokardiografi
Sangat membantu dalam menentukan adanya komplikasi yang terjadi akibat trauma
tumpul toraks, seperti kontusio jantung pada trauma . Adanya abnormalitas
gelombang EKG yang persisten, gangguan konduksi, tachiaritmia semuanya dapat
menunjukkan kemungkinan adanya kontusi jantung. Hati hati, keadaan tertentu
seperti hipoksia, gangguan elektrolit, hipotensi gangguan EKG menyerupai keadaan
seperti kontusi jantung.
6. Angiografi
Gold Standard’ untuk pemeriksaan aorta torakalis dengan dugaan adanya cedera aorta
pada trauma tumpul toraks.
Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan pasien trauma lainnya dan
meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with care ofcervical spine, B: Breathing adequacy,
C: Circulatory support, D: Disabilityassessment, dan E: Exposure without causing
hypothermia.
Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus dilakukan.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang mengancam nyawa
dengan segera, seperti obstruksi jalan napas, tension Pneumotoraks, pneuomotoraks terbuka
yang masif, hemotoraks masif, tamponade perikardial, dan flail chest yang besar.
Apnea, syok berat, dan ventilasi yang inadekuat merupakan indikasi utama untuk intubasi
endotrakeal darurat.Resusitasi cairan intravena merupakan terapiutama dalam menangani
syok hemorhagik.Manajemen nyeri yang efektif merupakan salah satu hal yang sangat
penting pada pasien trauma toraks.
Ventilator harus digunakan pada pasien dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan takipnea berat
atau ancaman gagal napas (Hudak, 2011). Pasien dengan tanda klinis tension Pneumotoraks
harus segera menjalani dekompresi dengan torakosentesis jarum dilanjutkan dengan
torakostomi tube. Foto toraks harus dihindari pada pasien - pasien ini karena diagnosis dapat
ditegakkan secara klinis dan pemeriksaan x - ray hanya akan menunda pelaksanaan tindakan
medis yang harus segera dilakukan (Hudak, 2011).
Pencegahan
Pencegah trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari faktor penyebabnya,
seperti menghindari terjadinya trauma yang biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan
dan trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta menghindari kerusakan pada dinding
thorax ataupun isi dari cavum thorax yang biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun
benda tumpul yang menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Patriani,2012)
REFERENSI
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta: Interna
Publishing
Hudak dan Gallo. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi- VIII
Jakarta: EGC
Fitrianti D, Putri A, Yudianto A. Pekerja Proyek Bangunan Dengan Trauma Tembus Dada.
2017;15–6
SOAL & JAWABAN
1. Abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang
mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh
benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan disebut...
B. Trauma dada
C. Pneumotoraks
E. Gagal jantung
A. Usg
B. Ekg
C. Ct scan
D. Pemeriksaan fisik
E. Ekokardiografi
B. Sesak nafas
C. Meninggal
D. Kontusio
E. Henti nafas
5. Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu
depan, samping, belakang, berputar, dan terguling
A. Depan
B. Samping
C. Belakang
D. Terguling
E. Semua benar