Anda di halaman 1dari 11

“ASKEP GADAR TRAUMA DADA DAN

EVIDANCE BASED PRACTICE DALAM


PENATALAKSANAAN”

Kelompok 2

rochani (SR20214025)
Sintia (SR20214008)
Yevita meilinda (SR20214003)

Dosen Pengampu : Ns.M.Nur Hidayah,M.Kep


Definisi Trauma
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera
fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat.sedangkan
trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan
oleh  benturan  benturan pada dinding dinding dada yang
mengenai mengenai tulang rangka dada, pleura paru-  paru,
diafragma  paru, diafragma ataupun isi ataupun isi mediastinal
baik mediastinal baik oleh benda oleh benda tajam maupun tajam
maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan.
Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma
tajam 34.9 % Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor
(63-78%).Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact ) yang
 berbeda,   yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling .
Penyebab trauma toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan
tingkat energinya, yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk, tembakan pistol, dan
tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang
 berlebihan pada  paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks Pneumotoraks
seperti pada aktivitas menyelam
Patofisiologi
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah ventilasi  pernapasan yang
normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar oleh otot -otot pernapasan diikuti
dengan turunnya diafragma menghasilkan tekanan negative dari intratoraks. Proses ini
menyebabkan masuknya udara pasif ke  paru – paru selama inspirasi. Trauma toraks
mempengaruhi strukur - struktur  yang berbeda dari dinding toraks dan rongga toraks.
Toraks dibagi kedalam 4 komponen, yaitu dinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan
mediastinum. Dalam dinding dada termasuk tulang - tulang dada dan otot - otot yang
terkait
Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009) yaitu :
1. Temponade jantung
a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus  jantung  
b. Gelisah
c. Pucat, keringan dingin Peninggian TVJ(9Tekanan Vena Jugu anan Vena Jugularis)
d. Pekak jantung melebar 
e. Bunyi jantung melemah
f. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure
g. ECG terdapat low Voltage seluruh lead
h. Perikardiosentesis kuluar darah
Komplikasi
Trauma toraks memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%,  pneumotoraks
5%,  pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, hematotoraks 2%, empyema 2%, empyema 2%,
dan kontusio dan kontusio pulmonum pulmonum 20%. Dimana 50-60% pasien dengan
kontusio pulmonum yang berat akan menjadi ARDS. Walaupun angka kematian ARDS
menurun dalam decade terakhir, ARDS masih merupakan salah satu komplikasi trauma
toraks yang sangat serius dengan angka sangat serius dengan angka kematian 20-43%
(Nugroho kematian 20-43%
A. Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan pasien trauma lainnya dan
meliputi ABCDE, yaitu
A: airway patency with care ofcervical spine,
B :  Breathing  Breathing adequacy adequacy,
C : Circulatory support ,
D:  Disabilityassessment , dan
E: Exposure without causing hypothermia

Pemeriksaa primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus dilakukan harus
dilakukan. Tujuannya adalah untuk adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang
mengancam nyawa dengan segera, seperti obstruksi jalan napas, tension Pneumotoraks,
pneuomotoraks terbuka yang masif, hemotoraks masif, tamponade perikardial, dan flail chest yang
besar
ASUHAN KEPERAWATAN
 

2. Pengkajian Sekunder 3) Keluhan utama


A. Pengkajian
a. Anamnesis Riwayat kesehatan
1. Pengkajian Primer
1) Identitas klien  Nama : a) Riwayat penyakit sekarang
a. Circulation :
Jenis kelamin  b) Riwayat penyakit dahulu
b. Airway :
Umur :
c. Breathing :
Alamat :
d. Disability :
Agama :
e. Exposure :
Bahasa :
Status perkawinan :
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :
Golongan dara :
No. register :
Tanggal MRS :
Diagnosa medis :
Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

2. Pola nafas tidak efektif

3. Gangguan pertukaran gas


Intervensi utama : Manajemen jalan nafas
Intervensi
Tindakan : Observasi
Keperawatan
1. Monitor bunyi tambahan( mis.gurgling,mengi,wheezing dan rongki kering)
2. Monitor sputum( jumlah,warna dan aroma)
1.Bersihan jalan nafas tidak
efektif Terapeutik
Setelah di lakukan asuhan 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas head-tilt dan chin-lilt
keperawatan selama 1x24 4. Berikan minuman hangat
jam bersihan jalan nafas 5. Lakukan penghisapan lender kurang lebing dari 15 detik
dapat meningkat. 6. Berikan oksigen

kriteria hasil : Edukasi


7. Ajurkan asupan cairan 2000 ml/hari,jika tida ada kontara indikasi
1. Produksisputum
8. Ajurkan bayuk efektif
menurun
2. Mengi dapat menurun Kolaborasi
3. Weezing menurun Kolaborasi pemberian bronkodiator.ekspetoran,mukolitik,jika perlu
Thank you

Anda mungkin juga menyukai