Anda di halaman 1dari 21

ASKEP STRUMA

Selasa, 22 Maret 2016


Asuhan Keperawatan Struma

Asuhan Keperawatan Struma

A. Konsep Medis
1. Defenisi
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan
kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan
keluhan seperti berdebar-debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan
menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid.
2. Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor
penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
a. Defisiensi iodium
b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid
c. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol,lobak, kacang kedelai)
d. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide, sulfonylurea dan
litium).
Penyebab kelainan ini bermacam-macam, pada siapa orang dapat di jumpai masa karena
kebutuhan terhadapa tiroksin bertambah, terutama masa pubertas, pertumbuhan, menstruasi,
kehamilan, laktasi, monepouse, infeksi atau stress lain. Pada masa-masa tersebut dapat di jumpai
hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan nodularita kelenjar
tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah
tersebut sehingga terjadi iskemia. (manjoer,2002)
Klasifikasi
Klasifikasi dan karakteristik strauma nodusa menurut (manjoer,2002) antar lain:
a. Berdasarkan jumlah nodul
- Struma nodusa soliter : jika jumlah nodul hanya satu
- Struma multi nodusa : jika jumlah nodul lebih dari satu
b. Berdasarkan kemampuan menangkap yodium radioaktif
- Nodul dingin
- Nodul hangat
- Nodul panas
c. Berdasarkan konsistensi
- Nodul lunak
- Nodul kistik
- Nodul keras
- Nodul sangat keras
3. Anatomi
Hormon tiroid menghasilkan :
a. T4 (Tiroxine), berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh.
b. T3 (Tridothyronin), berfungsi ntuk mempercepat metabolisme tubuh.
4. Manifestasi Klinis
a. Akibat berulangnya hyperplasia dan involusi dapat terjadi berbagai bentuk degenerasi sebagai
fibrosis, nekrosis, klasifikasi, pembentukan kista dan perdarahan ke dalam kista tersebut. Pada
umumnya kelainan yang dapatmenampakan diri sebagai struma nodusa adalah adenoma, kista
perdarahan tiroiditis dan karsinoma.
b. Sedangkan manifestasi klinik penderita dengan hipotiroidisme nyata, berupa : kurang energi,
rambut rontok, intoleransi dingin, berat badan naik, konstipasi, kulit kering dan dingin, suara
parau, serta lamban dalam berpikir.
c. Pada hipotiroidisme, kelenjar tiroid sering tidak teraba. Kemungkinan terjadi karena atrofi
kelenjar akibat pengobatan hipertiroidisme memakai yodium radioaktif sebelumnya atau setelah
tiroditidis autoimun.
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan sidik tiroid
b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
c. Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)
d. Termografi
e. Petanda tumor
Penatalaksanaan
a. Operasi/pembedahan
b. Yodium radioaktif
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid sehingga
menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka pemberian yodium
radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50%.
c. Pemberian tiroksin dan obat anti tiroid
Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma.
5. Masalah yang lazim
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan
spasme laryngeal.
b. Ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi kurang, disfagia
c. Nyeri akut b.d tindakan bedah terhadap jaringan/otot dan edema paska operasi
d. Gangguan rasa nyaman
e. Hambatan komunikasi verbal b.d cedera pita suara/kerusakan laring, edema jarinagan, nyeri,
ketidaknyamanan
f. Resiko infeksi b.d port de entry kuman
6. Discharge planning
a. Anjurkan untuk tidak bicara terus menerus post operasi hari 1 dan ke-2, pertahankan komunikasi
yang sederhana.
b. Pertahankan lingkungan yang tenang dan istirahat yang cukup
c. Srankan untuk menghindari makan yang bersifat goitrogenik, misalnya makanan laut yang
berlebihan, kacang kedelai, lobak dan merupakan kontrak indikasi setelah thyroidectomy karena
makanan tersebut dapat menghambat aktifitas thyroid
d. Pada masyarakat struma timbul sebagai akibat kekurangan yodium, garam dapur harus diberi
tambahan yodium.
e. Konsumsikan makanan tinggi clasium dan vitamin D
f. Jaga kebersihan lika post op thyroidectomy
7. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan
ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk
yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi
molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid.
Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan
molekul Triodotironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari
sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang
tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat
mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis
tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh
kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.
8. Tanda dan Gejala
a. Berdebar-debar
b. Keringat
c. Gemetaran
d. Bicara jadi gagap
e. Mencret
f. Berat badan menurun
g. Mata membesar

B. Laporan Kasus Keperawatan


1. Identitas
Nama : Ny. S. D
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Pinapalangkow, 2 September 1962
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Desa Pinapalangkaw, Tareran, Minahasa selatan.
Tanggal MRS : 21 Mei 2012
2. Anamnesis
a. Keluhan utama : Benjolan di leher
Benjolan di leher dialami sejak + 29 tahun yang lalu. Awalnya benjolan muncul sebesar
kelereng lama kelamaan membesar hingga saat dilakukan pemeriksaan benjolan berukuran + 9 x
8 cm. Benjolan tidak disertai nyeri, hiperemis tidak ada, konsistensi kenyal, mudah digerakkan.
Pasien sebelumnya sudah berobat ke dokter ahli bedah dan diberikan obat minum, pasien juga
disarankan untuk dilakukan operasi tapi pasien menolak dengan alasan keuangan. Nafsu makan
biasa, buang air besar dan buang air kecil biasa.
b. Riwayat penyakit dahulu : Mioma uteri sejak + 2 bulan yang lalu, pernah dirawat RSU Prof R.D.
Kandou selama 3 minggu. Pemeriksaan Fisik
c. KU: tampak sakit, Kes: CM
d. TTV
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 70 kali/menit
Respirarasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,6 ◦C
e. Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
f. Hidung: septum deviasi (-), secret (-)
g. Mulut : bibir sianosis (-), deviasi lidah (-)
h. Telinga: secret (-)
i. Leher : trakea letak tengah, pembesaran KGB (-), benjolan ukuran + 9 x 8 cm konsistensi
kenyal, hiperemis (-), nyeri tekan (-).
j. Thoraks : inspeks: simetris kiri = kanan
1) Palpasi: stem fremitus kiri = kanan
2) Perkusi: sonor kiri = kanan
3) Auskultasi : Suara pernapasan bronkovesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
k. Abdomen: inspeksi: datar
1) Palpasi: lemas, Hepar dan Lien tidak teraba.
2) Perkusi: Timpani
3) Auskultasi: bising usus (+) normal.
l. Ekstremitas : akral hangat, edema (-)
m. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium tanggal 22 mei 2011
a) Leukosit : 9900/mm
GDS 82 mg/dL SGOT 46 U/L
b) Eritrosit 4,94 x 106 / mm
c) Ureum 31 mg/dL SGPT 49 U/L
Hb 11,8 g/dL Kreatinin 1,2 mg/dL Natrium 151 mmol/L
d) Hematokrit 36,7 mm
e) Albumin 3,3 mg/dL Kalium 3,15 mmol/L
f) Trombosit 309.000 mm
g) Klorida 100,6 mmol/L
h) EKG Kesan: Dalam batas normal
n. Foto thorax
1) Kesimpulan: Massa daerah leher (Struma?)
2) Hasil immunoassay (endokrin)
TSHs 0,98 µIU/L
FT4 1,07 ng/dL
FT3 218 pg/mL
3) Diagnosis struma uninodosa non toksik
4) Terapi rencana tiroidektomi
o. Follow up
1) Tanggal 21 Mei 2012
S : benjolan di leher
O : T: 120/60 mmHg, N: 70 x/m, R: 20 x/m, S: 36,6 ◦C
A : Struma uninodosa non toksik
P : Rencana tiroidektomi tunggu jadwal
2) Tanggal 22 Mei 2012
S : benjolan di leher
O : T: 120/80 mmHg, N: 84 x/m, R: 20 x/m, S: 36,6 ◦C
A : Struma uninodosa non toksik
P : Pemeriksaan laboratorium lengkap, EKG, Foto thorax
3) Tanggal 23 Mei 2012
S : benjolan di leher
O : T: 110/80 mmHg, N: 80 x/m, R: 20 x/m, S: 36,8 ◦C
A : Struma uninodosa non toksik

C. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan
spame laryngeal
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil NOC NIC
Ketidakefektifan 1. Respiratory status : Airway suction :
bersihan jalan napas ventilation 1. Pastikan kebutuhan oral /
definisi : ketidakmampuan2. Respiratory status : tracheal suctioning
untuk membersihkan airway patency 2. Auskultasi suara napas
sekresi atau obstruksi dari Kriteria hasil : sebelum dan sesudah
saluran pernapasan untuk1. Mendemonstrasikan suctioning
mempertahankan batuk efektif dan suara3. Informasikan pada
kebersihan jalan nafas nafas yang bersih, tidak kliendan keluarga tentang
Batasan karakteristik: ada sianosis dan suctioning
1. Tidak ada batuk dyspneu (mampu4. Minta klien nafas dalam
2. Suara napas tambahan mengeluarkan sputum, sebelum suction dilakukan
3. Perubahan frekwensi mampu barnafas5. Berikan O2 dengan
napas dengan mudah, tidak menggunakan nasal untuk
4. Perubahan irama napas ada pursed lips) memfasilitasi suktion
5. Sianosis 2. Menunjukan jalannapas nasotrakeal
6. Kesulitan berbicara yang paten (klien tidak6. Gunakan alat yang steril
7. Penurunan bunyi napas meras tercekik, irama setiapmelakukan tindakan
8. Dipsneu napas, frekwensi7. Anjurkan pasien untuk
9. Sputum dalam jumlah pernapasan dalam istirahat dan napas dalam
yang berlebihan rentang normal, tidak setelah kateter dikeluarkan
10. Batuk yang tidak efektif ada suara napas dari nasotrakeal
11. Orthopneu abnormal) 8. Monitor status O2 pasien
12. Gelisah 3. Mampu9. Ajarkan keluarga
13. Matarbuka lebar mengindetifikasikan bagaimana cara meakukan
Faktor-faktor yang dan mencegah faktor suctioan
berhubungan: yang dapat10. Hentikan suction dan
1. Lingkungan : menghambat jalan berikan O2 apabila pasien
- Perokok pasif napas menunjukan bradikardi,
- Mengisap asap peningkatan satu rasi O2,
- merokok dll
2. Obstruksi jalan nafas Airway managemen:
- Spasme jalan nafas 1. Buka jalan napas,
- Mokus dalam jumlah gunakan teknik chin lift/
berlebihan jaw thrust bila perlu
- Eksudat dalam jalan 2. Posisikan pasien untuk
alveoli memeksimalkan fentilasi
- Materi asing dalam jalan 3. Identifikasi pasien
napas perlunya pemasangan
- Adanya jalan napas jalan napas buatan
buatan 4. Pasang mayo bila perlu
- Sekresi bertahan / sisa 5. Lakukan fisioterapi dada
sekresi bila perlu
- Sekresi dalam ronkhi 6. Keluarkan sekret dengan
3. Fisiologis : batuk atau suction
- Jalan napas alergik 7. Auskultasi suara napas
- Asma catat adanya suara
- Penyakit paru obstruktif tambahan
kronik 8. Lakukan suction pada
- Hiperplasi dinding mayo
bronkial 9. Berikan broncodilator bila
- Infeksi perlu
- Disfungsi neuromuskular 10. Berikan pelembab udara
kasa basah NACL lembab
11. Atur intek untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
12. Monitor respirasi dan
status O2
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi kurang, disfagia
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil NOC NIC
Ketidakseimbangan 1. Nutritional status Nutrition management :
nutrisi kurang 2. Nutritional status : food1.
dari Kaji adanya alergi
kebutuhantubuh and fluid makanan
Definisi : asupan nutrisi
3. Intake 2. Kolaborasi dengan ahli
tidak cukup untuk
4. Nutritional status : gizi untuk menetukan
memenuhi kebutuhan nutrient intake jumlah kalori dan nutisi
metabolik 5. Weight control yang dibutuhkan pasien
Batasan karakteristik: Kriteria hasil : 3. Anjurkan pasien untuk
1. Kram abdomen 1. Adanya peningkatan meningkatkan intake Fe
2. Nyeri abdomen berat badan sesuai4. Anjurkan pasien untuk
3. Menghindari makanan dengan tujuan protein dan vitamin C
4. Berat badan 20% atau
2. Berat badan ideal5. Berikan substansi gula
lebih di bawah berat badan sesuai dengan tinggi6. Yakinkan diet yang
ideal badan dimakan mengandung
5. Kerapuhan kapiler 3. Mampu tinggi serat untuk
6. Diare mengidentifikasi mencegah konstipasi
7. Kehilangan rambut kebutuhan nutrisi 7. Berikan makanan yang
berlebihan 4. Tidak ada tanda terpilih
8. Bising usus hiperaktif malnutrisi 8. Ajarkan pasien bagaiman
9. Kurang makanan 5. Menunjukan membuat catatan makanan
10. Kurang informasi peningkatan fungsi harian.
11. Kurang minat pada pengecapan dari9. Monitor jumlah nutrisi
makanan menelan dan kandungan kalori
12. Penurunan berat badan
6. Tidak terjadi
10. Berikan informasi tentang
dengan asupan makanan penurunan berat badan kebutuhan nutrisi
adekuat yang berarti 11. Kaji kemampuan pasien
13. Kesalahan konsepsi untuk mendapatkan nutrisi
14. Kesalahan informasi yang dibutuhkan.
15. Membran mukosa pucat Nutrition Monitoring
16. Ketidakmampuan 1. BB pasien dalam batas
memakan makanan normal
17. Tonus otot menurun 2. Monitor adanya
18. Mengeluh gangguan penurunan BB
sensasi rasa 3. Monitor tupe dan jumlah
19. Mengeluh asupan aktivitas yang biasa
makanan kurang dari RDA dilakukan
(recommended daily 4. Monitor interaksi anak
allowance) atau orangtua selama
20. Cepat kenyang setelah makan
makan 5. Monitor lingkungan
21. Sariawan rongga mulut selama makan
22. Steatorea 6. Jadwalkan pengobatan
23. Kelemahan otot dan tindakan tidak selama
pengunyah jam makan
24. Kelemahan otot untuk 7. Monitor kulit kering dan
menelan perubahan pigmentasi
Faktor-faktor yang 8. Monitor turgor kulit
berhubungan : 9. Monitor kekeringan,
1. Faktor biologis rambut kusam, dan mudah
2. Faktor ekonomi patah
3. Ketidak mampuan untuk 10. Monitor mual dan muntah
mengabsorbsi nutrien 11. Monitor kadar albumin,
4. Ketidakmampuan untuk total protein Hb dan kadar
mencerna makanan Ht
5. Ketidakmampuan menelan 12. Monitor pertumbuhan dan
makanan perkembangan
6. Faktor psikologis 13. Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake
nutrisi
15. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral
16. Catat jika lidah berwarna
magenta scarlet
3. Nyeri akut b.d tindakan bedah terhadap jaringan/otot dan edema pasca operasi
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil NOC NIC
Nyeri akut 1. Pain level Pain management
Definisi : pengalaman2. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri
sensori dan emosional3. Comfort level secara komprehensif
yang tidak menyenangkan Kriteria hasil : termasuk lokasi,
yang muncul akibat1. Mampu mengontrol karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan yang nyeri (tahu penyebab frekwensi, kualiatas dan
aktual atau potensial atau nyeri, mampu faktor presipitasi
digambarkan dalam hal menggunkan tekhnik2. Observasi reaksi
kerusakan sedemikian rupa nonfarmakologi untuk nonverbal dari
(international association mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
for the study of pain) : mencari bantuan) 3. Gunakan teknik
awitan yang tiba-tiba atau2. Melaporkan bahwa komunikasi terapeutik
lambat dari intensitas nyeri berkurang dengan untuk mengetahui
ringan hingga berat dengan menggunakan pengalaman nyeri pasien
akhir yang dapat manajement nyeri 4. Kaji kultur yang
diantisipasi atau diprediksi3. Mampu mengenali mempengaruhi respon
dan berlangsung <6 bulan nyeri (skala, intensitas, nyeri
Batasan karakteristik: frekwensi dan tanda5. Evaluasi pengalaman
1. Perubahan selera makan nyeri) nyeri masa lampau
2. Perubahan tekanan darah 4. Menyatakan rasa6. Evaluasi bersama pasien
3. Perubahan frekwensi nyaman setelah nyeri dan tim kesehatan lain
jantung berkurang tentang ketidak efektifan
4. Perubahan frekwensi kontrol nyeri masa lampau
pernapasan 7. Bantu pasien dan keluarga
5. Laporan isyarat untuk mencari dan
6. Diaforesis menemukan dukungan
7. Perilaku distraksi (mis: 8. Kontrol lingkungan yang
berjalan mondar-mandir dapat mempengaruhi nyeri
mencari orang lain dan seperti suhu ruangan,
atau aktivitas lain, aktivitas pencahayaan dan
yang berulang) kebisingan
8. Mengekspresikan perilaku 9. Kurangi faktor presipitasi
(mis: gelisah, merengek, nyeri
menangis) 10. Pilih dan lakukan
9. Masker wajah (mis: mata penanganan nyeri
kurang bercahaya, tampak (farmakologi, non
kacau, gerakan mata farmakologi dan inter
berpencar atau tetap pada personal)
satu fokus meringis) 11. Kaji tipe dan sumber
10. Sikap melindungi area nyeri untuk menentukan
nyeri intervensi
11. Fokus menyempit (mis: 12. Ajarkan tentang teknik
gangguan persepsi nyeri, non farmakologi
hambatan proses berfikir, 13. Berikan analgetik untuk
penurunan interaksi mengurangi nyeri
dengan orang dan 14. Evaluasi keefektifan
lingkungan) kontrol nyeri
12. Indikasi nyeri yang dapat 15. Tingkatkan istirahat
diamati 16. Kolaborasikan dengan
13. Perubahan posisi untuk dokter jika ada keluhan
menghindari nyeri dan tindakan nyeri tidak
14. Sikap tubuh melindungi berhasil
15. Dilatasi pupil 17. Monitor penerimaan
16. Melaporkan nyeri secara pasien tentang menejemen
verbal nyeri
17. Gangguan tidur Analgesic administration
Faktor yang 1. Tentukan lokasi,
berhubungan: katrakteristik, kualitas dan
1. Agen cedera (mis: derajat nyeri sebelum
biologis, zat kimia, fisik, pemberian obat
psikologis) 2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekwensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
10. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala.
4. Gangguan rasa nyama
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil NOC NIC
Gangguan rasa nyaman 1. Ansiety Anxiety reduction
Definisi : merasa kurang2. Fear leavel (penurunan kecemasan)
senang, lega, dan3. Slepp deprivation 1. Gunakan pendekatan yang
sempurna dalam dimensi4. Comfort, readines for menennangkan
fisik, psikospiritual, enchanced 2. Nyatakan dengan jelas
lingkungan dan sosial Kriteria hasil : harapan terhadap pelaku
Batasan karakteristik: 1. Mampu mengontrol pasien
1. Ansietas kecemasan 3. Jelaskan semua prosedur
2. Menangis 2. Status lingkungan yang dan apa yang di rasakan
3. Gangguan pola tidur nyaman selama prosedur
4. Takut 3. Mengontrol nyeri 4. Pahami prespektif pasien
5. Ketidakmampuan untuk4. Kualita tidur dan terhadap situasi stree
rileks istirahat adekuat 5. Temani pasien untuk
6. Iritabilitas 5. Agresi mengendalikan memberikan keamanan
7. Merintih diri dan mengurangi takut
8. Melaporkan merasa dingin6. Respon terhadap6. Dorong keluarga untuk
9. Melaporkan merasa panas pengobatan menemani anak
10. Melaporkan perasaan7. Control gejala 7. Lakukan back/neck rub
tidak nyaman 8. Status kenyamanan8. Dengarkan dengan penuh
11. Melaporkan gejal distress meningkat perhatian
12. Melaporkan rasa lapar 9. Dapat mengontrol9. Identifikasi tingkat
13. Melaporkan rasa gatal ketakutan kecemasan
14. Melaporkan kurang puas10.Support social 10. Bantu pasien mengenal
dengan keadaan 11.Keinginan untuk hidup situasi yang menimbulkan
15. Melaporkan kurang kecemasan
senang dengan situasi 11. Dorong pasien untuk
tersebut mengungkapkan perasaan,
16. Gelisah ketakutan, persepsi
17. Berkeluh kesah 12. Instruksikan pasien
Factor yang menggunakan teknik
berhubungan relaksasi
1. Gejala terkait penyakit 13. Berikan obat untk
2. Sumber yang tidak mengurangi kecemasan
adekuat Environment
3. Kurang pengendalian management confort
lingkungan pain management
4. Kurang privasi
5. Kurang kontrol situasional
6. Stimulasi lingkungan yang
menggagu
7. Efek samping terkait
terapi (mis, medikasi,
radiasi)

5. Hambatan komunikasi verbal b.d cedera pita suara/kerusakan laring, edema jaringan, nyeri,
ketidaknyamanan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil NOC NIC
Hambatan komunikasi1. Anxiety self control Communication
verbal 2. Coping enhacement : speech
Definisi : penurunan,3. Sensory function : deficit
kelambatan, atau ketiadaan hearing dan vision 1. Gunakan penerjemah, bila
kemampuan untuk4. Fear self control diperlukan
menerima, memproses, Kriteria hasil : 2. Beri satu kalimat simple
mengirim, dan atau1. Komunikasi : setiap bertemu, jika
menggunakan sistem penerimaan, diperlukan
simbol interpretasi, dan3. Konsultasikan dengan
Batasan karakteristik: ekspresi pesan dokter kebutuhan terapi
1. Tidak ada kontak mata 2. Lisan, tulisan dan non wicara
2. Tidak dapat bicara verbal meningkat 4. Dorong pasien untuk
3. Kesulitan3. Komunikasi ekspresif berkomunikasi secara
mengekspresikan pikiran (kesulitan berbicara) : perlahan dan untuk
secara verbal (mis, afasia, ekspresi pesan verbal mengulangi permintaan
disfasia, apraksia, dan atau non verbal5. Dengarkan dengan penuh
disleksia) yang bermakna perhatian
4. Kesulitan menyusun4. Komunikasi resepti6. Berdiri didepan pasien
kalimat (kesulitan mendengar) : ketika berbicara
5. Kesulitan menyusun kata- penerimaan komunikasi7. Gunakan kartu baca,
kata (mis: afonia, dislalia, dan intrepretasi pesan kertas, pensil, bahasa
disartria) verbal dan atau non tubuh, gambar, daftar kosa
6. Kesulitan memahami pola verbal kata bahasa asing,
komunikasi yang biasa 5. Gerakan terkoordinasi : komputer, dll untuk
7. Kesulitana dalam mampu memfasilitasi komunikasi
kehadiran tertentu mengkoordinasi dua arah yang optimal
8. Kesulitan dalam gerakan dalam8. Ajarkan bicara dari
menggunakan ekspresi menggunakan isyarat esophagus, bila diperlukan
wajah 6. Pengolahan informasi 9.
: Beri anjuran kepada
9. Disorientasi orang klien mampu untuk pasien dan keluarga
10. Disorientasi ruang memperoleh, mengatur, tentang penggunaan alat
11. Disorientasi waktu dan menggunakan bantu baicar (misalnya,
12. Tidak bicara informasi prostesi, trakeoesofagus,
13. Dispnea 7. Mampu mengontrol dan laring buatan)
14. Ketidakmampuan bicara respon ketakutan dan10. Berikan pujian positif,
dalam bahasa pemberi kecemasan terhadap jika diperlukan
asuhan ketidakmampuan 11. Anjurkan pada pertemuan
15. Ketidakmampuan berbicara kelompok
menggunakan ekspresi8. Mampu memanajemen12. Anjurkan kunjungan
tubuh kemampuan fisik yang keluarga secara teratur
16. Ketidaktepatan verbalisasi dimilik untuk memberi stimulasi
17. Dafisit visual parsial 9. Mampu komunkasi
18. Pelo mengkomunikasikan 13. Anjurkan ekspresi diri
19. Sulit bicara kebutuhan dengan dengan cara lain dalam
20. Gagap lingkungan sosial menyampaikan informasi
21. Defisit penglihatan total (bahasa isyarat)
22. Bicara dengan kesuliatan Comunication
23. Menolak bicara enhancement : hering
Faktor yang deficit
berhubungan : Comunication
1. Ketiadaan orang tergekat enhancemen : visual
2. Perubahan konsep diri deficit
3. Perubahan sisitem saraf Anxiety reduction
pusat Active listening
4. Defek anatomis (mis:
celah pelatum, perubahan
neuromuskular pada sistem
pengllihatan, pendengaran,
dan aparatus fonatori)
5. Tumor otakharga diri
rendah kronik
6. Perubahan harga diri
7. Perbedaan budaya
8. Penerunan sirkulasi ke
otak
9. Perbedaan yang
berhubungan dengan usia
perkembangan
10. Gangguan emosi
11. Kendala lingkungan
12. Kurang informasi
13. Hambatan fisik (mis:
trakeostomi, intubasi)
14. Kondisi psikologi (mis:
psikosis, kurang stimulus)
15. Harga diri rendah
situasional
16. Stress
17. Efek samping obat (mis:
agens, farmaseuutikal)
18. Pelemahan sistem
muskuloskeletal

6. Resiko infeksi b.d port de entry kuman


Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil NOC NIC
Resiko Infeksi 1. Immune status Infection control (kontrol
Definisi : Mengalami2. Knowledge : infection infeksi)
peningkatan resiko control 1. Bersihkan lingkungan
terserang organisme3. Risk control setelah dipakai pasien lain
patogenik Kriteria Hasil : 2. Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko: 1. Klien bebas dari tnda3. Batasi pengunjung bila
1. Penyakit kronis dan gejala infeksi perlu
- DM 2. Mendiskripsikan proses4. Instruksikan pada
- Obesitas penularan penyakit, pengunjung untuk
2. Pengetahuan yang tidak faktor yang mencuci tangan saat
cukup untuk menghindari mempengaruhi berkunjung dan setelah
pemanjanan patogen penularan serta berkunjyng meninggalkan
3. Pertahanan tubuh primer penatalaksanaannya pasien
yang edukat 3. Menunjukkan5. Gunakan sabun
- Gangguan peritalsis kemampuan untuk antimikrobia untuk cuci
- Kerusakan integritas kulit mencegah timbulnya tangan
(pemasangan kateter infeksi 6. Cuci tangan setiap
intravena, prosedur4. Jumlah leukosit dalam sebelum dan sesudah
invasif) batas normal tindakan keperawatan
- Perubahan sekresi pH 5. Menunjukkan perilaku7. Gunakan baju, sarung
- Penurunan kerja siliaris hidup sehat tangan sebagai alat
- Pecah ketuban dini pelindung
- Pecah ketuban lama 8. Pertahankan lingkungan
- Merokok aseptik selama
- Stasis cairan tubuh pemasangan alat
- Trauma jaringan (mis: 9. Ganti letak IV perifer dan
trauma, destruksi jaringan) line central dan dressing
4. Ketidak adekuat sesuai dengan petunjuk
pertahanan sekunder umum
- Penurunana HB 10. Gunakan kateter
- Imunosupresi (mis: intermiten untuk
imunitas, di dapat tidak menurunkan infeksi
adekuat, agen kandung kencing
farmaseutikal termasuk 11. Tingkatkan intake nutrisi
imunosupresen, steroid, 12. Berikan terapi antibiotik
antibodi monoklonal, bila perlu infektion
imunomudulator) protektion (proteksi
- Supresi respon inflamasi terhadap infeksi)
5. Vaksinasi tidak adekuat 13. Monitor tanda dan gejala
6. Pemajanan terhadap infeksi sistemik dan loka
patogen 14. Monitor hitung granulosit,
7. Lingkungan meninfkat WBC
- Wabah 15. Monitor kerentanan
8. Prosedur invasit terhadap infeksi
9. malnutisi 16. Batasi pengunjung
17. Sering pengunjung
terhadap penyakit menular
18. Pertahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
19. Pertahankan teknik isolasi
k/p
20. berikan perawatan kulit
dan membran mukosa
terhadap kemerahan, pans,
drainase
21. inspeksi kondisi luka/
insisi bedah
22. dorong masukkan nutisi
yang cukup
23. dorong masukkan cairann
24. dorong istirahat
25. instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
26. ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
27. ajarkan cara menghindari
infeksi
28. laporkan kecurigaan
infeksi
29. laporkan kultur positif

Diposting oleh - ndainan di 03.23


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

- ndainan
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2016 (1)
o ▼ Maret (1)
 Asuhan Keperawatan Struma

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai