0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan16 halaman
Sistem ekonomi Islam didasarkan pada ajaran Alquran dan Sunnah yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan umat. Sistem ini mendorong kemurahan hati melalui zakat, infak, sedekah, dan melarang riba serta spekulasi. Prinsip utamanya adalah mencapai keuntungan yang layak dengan tidak merugikan orang lain.
Sistem ekonomi Islam didasarkan pada ajaran Alquran dan Sunnah yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan umat. Sistem ini mendorong kemurahan hati melalui zakat, infak, sedekah, dan melarang riba serta spekulasi. Prinsip utamanya adalah mencapai keuntungan yang layak dengan tidak merugikan orang lain.
Sistem ekonomi Islam didasarkan pada ajaran Alquran dan Sunnah yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan umat. Sistem ini mendorong kemurahan hati melalui zakat, infak, sedekah, dan melarang riba serta spekulasi. Prinsip utamanya adalah mencapai keuntungan yang layak dengan tidak merugikan orang lain.
• Sistem Ekonomi Islam adalah sistem pemenuhan kebutuhan
hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam dalam al Qur’an dan as Sunnah yang dikembangkan oleh pemikiran manusia. • Seorang muslim harus memiliki keyakinan bahwa perekonomian suatu kelompok maupun individu kembali berada di tangan Allah. Islam dan Kesejahteraan Umat
Ajaran Islam sangat perhatian terhadap terwujudnya
kesejahteraan umat (Islam sangat filantropis). Hal ini dibuktikan dengan adanya ajaran tentang perintah-perintah dan larangan- larangan: – Adanya perintah membayar zakat bagi umat Islam yang memenuhi syarat – Adanya anjuran untuk waqaf, infaq, shadaqoh bagi umat Islam yang mampu. – Adanya perintah untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan menyintai sesama umat. Islam dan Kesejahteraan Umat
Bukti filantropis Islam yang bersifat larangan:
– Islam melarang riba (memungut tambahan dari harta pokok dengan cara yang tidak dibenarkan) – Islam melarang jual beli ghoror (jual beli yang mengandung ketidakpastian/berspekulasi) – Islam melarang ikhtikar (menimbun) – Islam melarang menipu dalam semua bentuknya – Islam melarang mubadzir (boros/berlebih-lebihan) – Islam melarang jual beli najasy (memuji/mengaku telah ditawar lebih mahal pada barang dagangannya sendiri) Sistem Ekonomi Islam
• Konsep keadilan islam dalam distribusi pendapatan dan kekayaan
tidakah menuntut bahwa semua orang harus mendapat upah yang sama tanpa memandang konstribusinya terhadap masyarakat. (Khurshid Ahmad, 1983: 230). Islam mentolerir ketidaksamaan tersebut pada tingkat tertentu, karna setiap orang tidak sama sifat, kemampuan dan pelayanannya dalam masyarakat.
“Dan Allah melebuhkan sebagian kamu dari sebagian yang lain
dalam hal rezeki…” (Al-Nahl: 71) Sistem Ekonomi Islam “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka , kecuali dari bisikan-bisikan mereka yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat baik atau mengadakan perdamaian diantara mausia” (Al-Nahl: 71) • Sedekah • Infak • Hibah • Zakat • Wakaf Sistem Ekonomi Islam
Prinsip Ekonomi Konvensional Prinsip Ekonomi Islam
“Berkorban sekecil-kecilnya untuk “Berkorban secara tidak kikir dan tidak mendapatkan keuntungan sebesar- boros dalam rangka mendapatkan besarnya” keuntungan yang layak”
Keuntungan sewajarnya tanpa merugikan orang
Keuntungan monopoli lain Pelarangan Riba • Riba adalah tambahan dalam pembayaran hutang sebagai imbalan jangka waktu yang terpakai selama hutang itu belum dibayar. • Dasar Hukum 1. QS Ar Rum (30): 39 Penolakan riba sebagai suatu tambahan di sisi Allah 2. QS An Nisa (4): 160-161 Kecaman terhadap orang Yahudi dalam melakukan riba 3. QS Ali Imran (3): 130 Larangan terhadap riba yang berlipat ganda 4. QS Al Baqarah (2): 278-279 Penegasan larangan terhadap riba Jenis- Jenis Riba
Riba qardh Riba Fadhl
Suatu manfaat tertentu yang Pertukaran antarbarang sejenis dengan
diisyaratkan terhadap yang berutang takaran yang berbeda dan barang yang (Muqtaridh) dipertukarkan termasuk barang ribawi.
Riba Jahiliyah Riba nasi’ah
Penerimaan jenis barang ribawi yang Utang dibayar lebih dari pokoknya karna dipertukarkan dengan jenis barang peminjam tidak mampu membayar pada ribawi lainnya. waktu yang di tetapkan. ZAKAT • Zakat : Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang berhak. • Dengan mengeluarkan zakat diharapkan jiwa orang yang menenuaikan menjadi bersih. Dari pihak si miskin juga dapat mengusir rasa dengki terhadap orang yg memiliki kekayaan. “Pungutlah zakat dari kekayaan mereka , engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya” (Al Taubah: 103) ZAKAT “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-orang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana” (Al taubah ayat 60) SEJARAH Sejak islam datang, zakat, infaq, Politik keuangan ini 4 Agustus 1938 Pemerintah sedekah merupakan sumber berlanjut pada penjajahan Belanda mengeluarkan Bijiblad dana pengembangan ajaran Jepang tetapi berakhir No. 1892 tentang pelaksanaan agama islam dan menentang sejak Indonesia merdeka. zakat, infaq dan sedekah. penjajahan Belanda.
15 Juli 1968 permen agama no 26 Oktober 1968, presiden
Tahun 1982 lahirlah yayasan mengumumkan : Secara 4/1969 pembentukan badan amal bakti muslim pancasila. pribadi bersedia menjadi amil zakat. Permen agama no 5/1968 Tertanggal 22 Oktober Amil zakat. 1968 tentang Pembentukan 5 Desember 1968 gubernur baitul mal di tingkat pusat Ali Sadikin, pemda DKI Kemudian diikuti provinsi provinsi. Jakarta mendirikan BAZ lain. Pengelolaan Zakat Produktif
• Dengan pengelolaan yg baik, zakat merupakan dana
potensial utk kesejahteraan masyarakat. Dalam penjelasan umum disebutkan bahwa pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kpd muzakki, mustahik dan pengelola zakat.
• Diatur dlm UU RI No.38 Th 1999, tentang pengelolaan Zakat
yg terdiri dari 10 Bab dan 25 Pasal. Dan peraturan pelaksanaanya oleh Departemen Agama (Depag) RI. Asas dan Tujuan Zakat Asas : Pengelola zakat berdasarkan iman dan takwa, keterbukaan dan kepastian hukum sesuai dgn Pancasila dan UUD 1945.
Pengelolaan zakat bertujuan:
1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dlm menunaikan zakat sesuai dgn tuntunan agama. 2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dlm upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna serta dapat dipertanggungjawabkan. Organisasi Pengelola Zakat Dlm UU ini yg melakukan pengelolaan zakat dikelompokan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Badan Amil Zakat
adl organisasi pengelolaan zakat yg dibentuk oleh Pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah.
2. Lembaga Amil Zakat
adl institusi pengelolaan zakat yg sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yg bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam.
Perbedaan keduanya adl Badan Amil Zakat merupakan organisasi pemerintahan
sedangkan Lembaga Amil Zakat berasal dari Masyarakat. WAKAF • Wakaf : Salah satu bentuk dari lembaga ekonomi islam. Ia merupakan lembaga islam yang satu sisi berfungsi sebagai ibadah kepada Allah dan berfungsi sosial. • Wakaf tlah menjadi penunjang masyarakat islam. Sebagian besar rumah ibadah, perguruan islam dan lembaga keagamaan islam dibangun diatas tanah wakaf.