• PASAL 53
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu
telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan
tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal
percobaan dikurangi sepertiga.
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling
lama 15 tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan
selesai.
• Pasal 54
Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana
Kasus 1
• Seorang yang sedang berdiri di bordes KA,
ketika akan diperiksa karcisnya oleh kondektur,
ia telah menendang kaki petugas tersebut.
Sehingga apabila kondektur tidak dengan
cepat berpegang pada tiang besi KA, pasti ia
jatuh keluar dan terlindas KA (Arrest HR Tgl
12 Maret 1942)
Kasus 2
• Seorang POLANTAS memberi tanda agar
sebuah kendaraan bermotor berhenti, karena
tidak menyalakan lampu. Pengemudi tetap
tancap gas, sehingga kalau petugas tidak
menghindar dengan cara melompat ia akan
tertabrak (Arrest HR 6 Pebruari 1951)
Kasus 3
Percobaan Pembunuhan Berencana
KASUS
• A bermaksud menghabisi nyawa B dengan
meletakkan bom di mobil B. Bom meledak
sebelum B masuk mobil dan mengakibatkan B
luka-luka parah.
PASAL YG DIDAKWAKAN
• Pasal 340 jo Pasal 53 KUHP ( Percobaan
pembunuhan berencana)
ANCAMAN PIDANA
• 15 tahun penjara (lihat Ps. 53 ayat 3)
• Dalam KUHP terdapat pasal-pasal yang
merupakan percobaan tindak pidana yang
dipidana sebagai delik selesai. Hal ini terdapat
juga dalam UU Pidana di luar KUHP.
• Ada juga delik-delik khusus dlm KUHP yg mirip
dengan percobaan yaitu makar (ps. 87) dan
permufakatan jahat (ps. 88), namun ada syarat
dari Ps. 53 yang belum dipenuhi tapi sudah
dapat dihukum
Teori Subyektif
- subjectieve pogingsleer –
• seseorang yang melakukan percobaan untuk
melakukan kejahatan itu pantas dihukum,
oleh karena orang tersebut telah
menunjukkan perilaku yang tidak bermoral
yang bersifat jahat ataupun yang bersifat
berbahaya”
• Terdapat sikap batin atau watak yang
berbahaya dari si pelaku
Teori Obyektif
- objectieve pogingsleer –
• Seseorang yang melakukan percobaan untuk
melakukan suatu kejahatan itu dapat dihukum
oleh karena “tindakan-tindakannya telah
bernilai membahayakan bagi kepentingan-
kepentingan hukum”
Pengklasifikasian Teori Objektif
• Perbuatan dibedakan :
• 1. tindakan atau perbuatan persiapan (belum
dapat dihukum)
• 2. tindakan atau perbuatan pelaksanaan
(sudah dapat dihukum)
• Tetapi, pertanyaannya : mana yang
merupakan “perbuatan persiapan” dan mana
yang merupakan “perbuatan pelaksanaan” ?
PENDAPAT PARA AHLI DALAM
MASALAH TERSEBUT
1.Van Hamel : “apabila dari perbuatan itu telah terbukti kehendak yang
kuat dari si pelaku untuk melaksanakan perbuatannya”
2.Simons melihat dari jenis deliknya : delik materil atau delik formil.
• Pada delik formil apabila perbuatan itu merupakan perbuatan yang
dilarang dan diancam dengan hukuman oleh UU, apabila perbuatan
itu merupakan sebagian dari perbuatan yang dilarang; jika ada
beberapa unsur maka jika sudah melakukan salah satu unsur
• Pada delik materil apabila perbuatan itu dianggap sebagai perbuatan
yang menurut sifatnya adalah sedemikian rupa , sehingga secara
langsung dapat menimbulkan akibat yang dilarang dan diancam
dengan hukuman oleh UU