DENGAN Ca.PARU
A. DEFINISI
Kanker paru atau disebut karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer system
pernapasan bagaian bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan
bronkus. Penyakit ini jarang terjadi dan paling sering terjadi didaerah industry (Sylvia
A.price). Sedangkan menurut Susan Wilson dan June Thompson, 1990, kanker paru adalah
suatu pertumbuhan yang tidak terkontro1 dari sel anaplastik dalam paru.
B. MANIFESTASI KLINIK
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis. Bila sudah
menunjukkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut. (Sudoyo Aru)
1. Gejala dapat bersifat lokal (tumor tumbuh setempat):
- Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
- Hemoptisis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Atelektasis
2. Invasi lokal
- Nyeri dada
- Dispnea karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium, terjadi tamponade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior
- Sindrom Horoner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
- Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
- Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
3. Gejala penyakit metastasis
- Pada otak, tulang, hati, adrenal
- Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
4. Sindrom paraneoplastik (terdapat pada 10% kanker paru) dengan gejala:
- Sistemik: penurunan berat badan, anoreksia, demam
- Hematoogi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
- Hipertrofi osteoartropati
- Neurologik: dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
- Neuromiopati
- Endokrin: sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalasemia)
- Dermatologic: eriterna multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
- Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
- Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi secara
radiologis
- Kelainan berupa nodul soliter
D. DISCHARGE PLANING
1. Konsultasikan dengan dokter tentang penanganan lanjutan (kemoterapi radiasi,
pembedahan)
2. Tidak merokok sejak usia muda. Berhenti merokok dapat mengurangi resiko terkena
3. Hindari daerah yang sering polusi udara dan hindarkan anak-anak terpapar asap rokok.
4. Tingkatkan daya tahan tubuh. Cukup istirahat, makan makanan yang bergizi
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi bronkial sekunder karena invasi
tumor (penyakit paru obstruktif kronis)
Definisi
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan kelebihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik
Tidak ada batuk
Suara napas tambahan
Perubahan frekwensi napas
Perubahan irama napas
Sianosis
Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara
Penurunan bunyi napas
Dipsneu
Sputum dalam jumlah yang berlebihan
Batuk yang tidak efektif
Orthopneu
Gelisah
Mata terbuka 'lebar
Faktor yang berhubungan
Lingkungan :
- Perokok pasif
- Mengisap asap
- Merokok
- Obstruksi jalan nafas :
- Spasme jalan nafas
- Mokus dalam jumlah berlebihan
- Eksudat dalam jalan alveoli
- Materi asing dalan jalan napas
- Adanya jalan napas buatan
- Sekresi bertahan/sisa sekresi
- Sekresi dalam bronki
Fisiotogis :
- Jalan napas alergik
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Hiperplasi dinding bronkial
- Infeksi
- Disfungsi neuromuskular
c. Nyeri akut b.d agen cidera (karsinoma), penekanan saraf oleh tumor paru
Definisi
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of Pain): awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan Karakteristik
Perubahan selera makan
Perubahan tekanan darah
Perubahan frekwensi jantung
Perubahan frekwensi pernapasan
Laporan isyarat
Diaforesis
Perjlaku distraksi (mis.,berjalan mondar-mandir mencari orang lain atau
aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
Mengekspresikan perilaku (mis.,gelisah, merengek, menangis)
Masker wajah (mis.,mata kurang bercahaya, tampak kacau gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu fokus meringis)
Sikap meiindungi area nyeri
Fokus menyempit (mis.,gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir,
penurunan interaksi dengan orang dan iingkungan)
Indikasi nyeri yang dapat diamati
Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri secara verbal
Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan
Agen cedera (mis.,biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
Analgesic Administration
- Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
- Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
- Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesic tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas normal
- Monitor adanya penurunan berat
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
- Monitor interaksi anak atau selama
makan
- Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
- Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral
- Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet