Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

GAGAL NAPAS

OLEH
ARIZTA M. UTUNG

INKA P. SILA

SABINA L. HAMU

YULIANA KOLO
LATAR BELAKANG
Gagal napas dapat diartikan sebagai ketidak
mampuan sistem respirasi dalam menjalankan
fungsinya secara adekuat, yaitu untuk
mengirim oksigen kedarah dan mengeliminasi
karbon dioksida. Gagal napas merupakan
penyebab yang umum dan penyebab utama
kesakitan dan kematian. Gagal napas menjadi
penyebab utama kematian dari pneumonia dan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
PENGERTIAN ...

 Gagal nafas merupakan fase lanjut dari gangguan


pernapasan yang menyebabkan kegagalan paru
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
mengeluarkan CO2
 Gagal napas akut merupakan diagnosis primer
hampir 50% pasien yang masuk ruang pelayanan
insentif anak dan merupakan penyebab henti
napas paling sering pada anak.
LJT…..

 Terdapat 4 kelainan utama pada gagal napas


akut :
 hipoventilasi,
 gangguan difusi

 pirau intra pulmonal

 ketidak padanan ventilasi perfusi


PENYEBAB GAGAL NAPAS..

 Gagal napas dapat disebabkan oleh kelainan


system pernapasan dan di luar system
pernapasan. Pada umumnya, gagal napas
disebabkan oleh gangguan paru primer,
termasuk pneumonia, bronkiolitis, asma
serangan akut, sumbatan benda asing, dan
sindrom croup
KLASIFIKASI GAGAL NAPAS
 Pada gagal nafas akut terjadi ketidak mampuan
system pernafasan mempertahankan pertukaran
gas normal. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
hipoksemia, hiperkapnia atau kombinasi
keduanya
 gagal nafas dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe I dan
tipe II pada kedua tipe tersebut ditemukan
gambaran tekanan parsial oksigen arteri (PaO2)
yang rendah.
LNJT….
 Terdapat mekanisme yang berbeda yang
mendasari perubahan PaO2 dan PaCO2 baik pada
tipe I maupun II. Pada tipe I dengan gangguan
oksigenasi, didapatkan PaO2 rendah, PaCO2
normal atau rendah terutama disebabkan
abnormalitas ventilasi/perfusi. Sebaliknya pada
tipe II yang umumnya disebabkan oleh
hipoventilasi alveolar, peningkatan ruang mati,
maka akan terjadi peningkatan produksi CO2.
PATOFISIOLOGI GAGAL NAPAS
 Mekanisme gagal napas menggambarkan ketidak
mampuan tubuh untuk melakukan oksigenasi atau
ventilasi dengan adekuat yang ditandai oleh ketidak
mampuan system respirasi untuk memasuk oksigen
yang cukup atau membuang karbon doksida. pada
gagal napas terjadi peningkatan tekanan parsial
karbon dioksida ateri (PaCO2) lebih besar dari 50
mmHg, tekanan parsial oksigen arteri (PaO2)
kurang dari 60 mmHg, atau kedua-duanya.
GAMBARAN KLINIS
 Gagal napas akut terjadi bila dengan peningkatan upaya
napas dan laju napas, tidak dapat mempertahankan
oksigenasi adekuat atau bila oksigenasi tetap buruk. Dasar
patofisiologi gagal napas menentukan gambaran klinisnya.
Pasien gagal napas yang masih mempunyai kemampuan
bernapas normal akan tampak gelisah dan sesak.
Sebaliknya, pasien yang telah menurun kemampuan pusat
pernapasannya akan tampak tenang atau bahkan
mengantuk. Peningkatan upaya dan laju napas serta
takikardi akan berkurang bila gagal napas memburuk,
bahkan terjadi henti napas.
TATALAKSAN GAGAL NAPAS

 Tujuan terapi gagal napas adalah


memaksimalkan pengangkutan oksigen dan
membuang CO2. Hal ini dilakukan dengan
meningkatkan kandungan oksigen arteri dan
menyokong curah jantung serta ventilasi.
Karena itu, dalam tatalaksana terhadap gagal
napas, tatalaksana terhadap komplikasi yang
terjadi, dan terapi supportif.
KONSEP ASKEP GAGAL NAPAS

 Pengkajian
1. Identitas
2. Kesehatan : kesehatan dahulu, sekarang, dan
keluarga
3. Pengkajian ABC :airway, breathing, circulation
MENURUT PENGUMPULAN DATA DASAR OLEH DOENGOES

 Sirkulasi :
 Tanda: Takikardia, iramai reguler
 S3S4/ Iramagallop
 Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal
 Hamman’ssign (bunyi udara beriringan dengan denyut jantung
menandakan udara dimediastinum)
 TD: hipertensi/hipotensi
 Nyeri/Kenyamanan
 Gejala: nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat
menjalar ke leher, bahu dan abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk
 Tanda: Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi
meringis.
 Pernapasan :
 Gejala: riwayat trauma dada, penyakit paru kronis,
inflamasi paru, keganasan, “lapar udara”, batuk
 Tanda: takipnea, peningkatan kerja pernapasan,
penggunaan otot asesori, penurunan bunyi napas,
penurunan fremitus vokal, perkusi: hiperesonan di
atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes
diarea berisi cairan (hemotorak); perkusi:
pergerakan dada tidak seimbang, reduksi
ekskursithorak. Kulit: sianosis ,pucat, krepitasi
subkutan; mental: cemas, gelisah, bingung, stupor.
 Keamanan
 Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru,
riwayat radiasi/kemoterapi
Penyuluhan/pembelajaran
 Gejala: riwayat faktor resiko keluarga dengan
tuberkulosis, kanker.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum :Kaji tentang kesadara klien,
kecemasan, kegelisahan, kelemahan suara bicara.
 Inspeksi :Kesulitan bernafas tampak dalam
perubahan irama dan frekuensi pernafasan
 Palpasi :harus memerhatikan pelebaran ICS dan
penurunan taktil fremitus yang menjadi penyebab
utama gagal nafas
 Perkusi :Perkusi yang dilakukan dengan saksama
dan cermat dapat ditemukan daerah redup-
sampai daerah dengan daerah nafas melemah
yang disebabkkan oleh peneballan pleura, efusi
pleura yang cukup banyak, dan hipersonor, bila
ditemukan pneumothoraks atau emfisema paru.
 Auskultasi: Auskultasi untuk menilai apakah ada
bunyi nafas tambahan seperti wheezing dan ronki
serta untuk menentukan dengan tepat lokasi yang
didapat dari kelainan yang ada.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Ketidakefektifan pola napas b/d ekspansi paru


 Gangguan pertukaran gas b/d abnormalitas
ventilasi perfusi sekunder
INTERVENSI
No Diagnosa nic noc
keperawatan
1 Ketidakefektifan  Mendemonstrasikan  Buka jalan
pola napas batuk efektif dan suara napas, gunakan
napas yang bersih, teknik chin lift
tidak ada sianosis dan atai jaw thrust
dyspnea (mampu bila perlu.
megeluarkan sputum, Posisikan
mampu bernapas pasien untuk
dengan mudah, tidak memaksimalkan
ada pursed lips) ventilasi
Menunjukkan jalan Identifikasi pasien
napas yang pateri ( klien perlunya pemasangan
alat jalan napas buatan.
tidak merasa tercekik,
Pasang mayo bila
irama napas, frekuensi perlu.
pernapasan dalam rentang Lakukan fisioterapi
normal, tidak ada suara dada jika perlu
napas yang abnormal) Keluarkan secret
Tanda-tanda vital dalam dengan batuk atau
saction.
rentang normal (tekanan
Auskultasi suara napas,
darah, nadi, pernapasan catat adanya suara
tambahan.
Lakukan suction
Auskultasi suara napas, catat
adanya suara tambahan.
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara
kassabasah NaCl lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2.
Vivital sign monitoring
vital sign monitoring :
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri.
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu warna dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing terjadi
Identifikasi
 
 
2 Gangguan Mendemonstrasikan Buka jalan napas,
pertukan peningkatan ventilasi dan gunakan teknik chin lift atai
gas oksigenasi yang adekuat jaw thrust bila perlu.
Memelihara kebersihan Posisikan pasien untuk
paru-paru dan bebas dari memaksimalkan ventilasi
tanda-tanda distress Identifikasi pasien
pernapasan perlunya pemasangan alat
Mendemonstrasikan jalan napas buatan
batuk efektif dan suara Pasang mayo bila perlu.
napas yang bersih, tidak Lakukan fisioterapi dada
ada sianosis dan dyspneu jika perlu
( mampu mengeluarkan Keluarkan secret dengan
sputum, mampu bernapas batuk atau saction.
dengan muda, tidak ada Auskultasi suara napas,
pursed lips) catat adanya suara
Tanda-tanda vital dalam tambahan.
rentang normal. Lakukan suction pada
mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara kassabasah
NaCl lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Revital sign monitoring
Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan
usaha respirasi
Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostals

Monitor suara napas, seperti dengkur


Monitor pola napas; bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot.
Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan otot diagfragma
(gerakan paradoksis)
Auskultasi suara napas, catat area
penurunan/tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
Ketentukan kebutuhan suction
dengan mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas utama.
Auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui hasilnya.
EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING
 Jurnal ke-1
 Penulis : Zahrah Maulidia Septimar, Arki Rosina Novita
 Tahun : 2018
 Judul : Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir (Suction)
terhadap Perubahan Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien
kritis di ICU
 Metode penelitian : Metode Penelitian yang digunakan
adalah desain penelitian pra pasca test (one group pra – post
test design). Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah
teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40
responden. Teknik analisis data menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariat
Hasil :
Karakteristik responden

Variabel Kategori Hasil

Jenis Laki-laki 15 37,5


Kelamin Perempuan 25 62,5

Usia 27 tahun 6 15
 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,


sebanyak 25 orang atau sekitar 62,5% pasien yang
dirawat di ruang ICU rumah sakit An-Nisa Tangerang
berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 6 orang atau
sekitar 15% pasien yang digunakan dalam sampel
penelitian berusia 27 tahun. Dari 40 sampel yang telah
diambil dalam penelitian, sebanyak 20orang atau sekitar
50% sampel memiliki diagnosa medis DSS (Dengue
Syok syndrome)
 Jurnal-2
 Penulis dan Tahun : Arief Bachtiar, Nurul Hidayah,
Amana Ajeng (2013)
 Judul : PELAKSANAAN PEMBERIAN TERAPI
OKSIGEN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN
 Metode penulisan :
 Desain penelitian ini menggunakan metode diskriptif
 Sampel yang diambil yaitu seluruh perawat yang bekerja
diruangparu dan bangsal RSUD Bangil Pasuruan
 Jumlah sampling yang diambil yaitu 24 orang
denganmenggunakan teknik total sampling.
HASIL PENELITIAN

 Karakteristik responden berdasarkan usia dapat diketahui bahwa


hasil análisis didapatkan rata-rata usia responden 28 tahun dengan
standartdeviasi 1,732 tahun. Usia termuda 22 tahun dan usia tertua
36 tahun. Dari hasil estimasi intervaldapat disimpulkan bahwa
diyakini rata-rata usiaresponden berkisar antara 27 sampai dengan
29tahun.
 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar
perawat di Ruang Paru RSUD Bangil Pasuruan berpendidikan
DIII Keperawatan 20 orang (83,3%). Tabel 2 menunjukkan bahwa
pelaksanaan pemberian terapi oksigen di RSUD Bangil Pasuruan
secara umum adalah cukup (58,3%)
PEMBAHASAN :

Pelaksanaan pemberian terapi oksigen pada


pasien gangguan sistem pernapasan di RSUD
Bangil Pasuruan. Berdasarkan Tabel 2
Menunjukkan bahwa pelaksanaan pemberian
terapi oksigen di RSUD Bangil Pasuruan
mayoritas adalah cukup (58,3%) dan 10
responden yang dapat melakukan pelaksanaan
terapi oksigendengan baik ( 41,6%)
Kesimpulan

 Jurnal 1
Dari jurnal yang ditelusuri dapat ditemukan pada jurnal 1 tidak ada
kesenjangan antara teori dan hasil penelitian karena menurut teori
yang dikemukakan dilakukannya suction untuk menghilangkan
sekret yang menyumbat jalan nafas, untuk mempertahankan patensi
jalan nafas, mengambil sekret untuk pemeriksaan laboratorium,
untuk mencegah infeksi dari akumulasi cairan sekret (Kozier & Erb,
2012)
Ini terbukti pada hasil bahwa penelitian pertimbangan dalam
menentukan tindakan penghisapan lendir (suction) sebagai salah
satu alternatif dalam upaya membersihkan jalan napas pasien yang
dilakukan secara berkala oleh perawat, sesuai dengan indikasi
pasien.
Jurnal 2

pada jurnal 1 tidak ada kesenjangan antara teori


dan hasil penelitian karena menurut teori yang
dikemukakan Pemberian oksigen : dalam
tatalaksana lanjutan, oksigen harus tetap
diberikan untuk mempertahankan saturasi
oksigen arteri diatas 95%.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai