Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
Kampus: Jalan Soekarno-Hatta Nomor 1 Bandar Lampung
Telp/Fax: (0721) 703580

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (IGD)

Nama Mahasiswa : Ulfa Azzahra

Tempat Praktek :

Semester :7

KASUS 1 – KEGAWATDARURATAN PERNAFASAN (Status Asmatikus)


Seorang laki-laki usia 45 tahun diantar ke UGD dengan keluhan sesak nafas berat disertai sianosis.
Riwayat kesehatan pasien menderita asma sejak usia 25 tahun. Hasil pemeriksaan awal: TD: 138/92
mmHg, Nadi: 112 kali/menit, RR: 34 kali/menit, SaO2: 86%, suara nafas whezing dan ronchi basah di
seluruh lapang paru.

Tugas:
1. Lengkapi data dan lakukan analisis data untuk menentukan masalah keperawatan utama!
Data Pathway/Patofisiologi Masalah
A: Bersihan jalan nafas
Pada jalan nafas terdapat tidak efektif
sekret pada jalan nafas,
terdengar wheezing dan
ronchi basah di seluruh
lapang paru.

B:
Nafas spontan, terdapat
retraksi dada, frekuensi
pernafasan meningkat, sesak
napas yang berat dan
tersengal-sengal, serangan
batuk yang hebat, suara nafas
whezing dan ronchi basah di
seluruh lapang paru

C:

Sianosis (kulit kebiruan,


yang dimulai dari sekitar
mulut), akral dingin,TD:
138/92 mmHg, Nadi: 112
kali/menit.

D: Composmetis

Survei sekunder
Keluhan Utama : sesak
nafas berat

Riwayat Kesehatan
Sekarang: Tn. A 45 tahun
langsung diantar oleh
keluarga ke UGD RSUD
Abdul Moeloek pada 2
November 2020 pukul 22.00
WIB karena mengeluh sesak
nafas berat disertai kebiruan
pada kulit dimulai dari
sekitar mulut. TD : 138/92
mmHg, Nadi : 112 kali/menit

Riwayat Kesehatan Lalu:


Pasien mengatakan
menderita asma sejak berusia
25 tahun

Keadaan umum dan TTV


Kesadaran : Composmetis
GCS : 15 E4V5M6
TD : 138/92 mmHg
N : 112 kali/menit
S : 35˚C
Nyeri : Skala nyeri 4
SaO2 : 86%

Pengkajian Head to Toe


Kepala : Tidak ada
pembengkakan,tidak ada
lesi,tidak terdapat nyeri
tekan.
Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada lesi, tidak terdapat
nyeri tekan.

Thorax :
I : pengembangan dada
simetris, menggunakan oto
bantu pernafasan
P : ekspansi diafragma
menurun
P : hipersonor
A : terdengar bunyi wheezing
dan ronchi, ekspirasi panjang

Abdomen : Tidak ada


pembengkakan abdomen,
tidak ada lesi,tidak terdapat
nyeri tekan.

Ekstremitas : Akral dingin

Integumen : Tidak terdapat


lesi

2. Rumuskan diagnosis keperawatan utama pasien kasus di atas sesuai buku SDKI!
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d tachipnea, peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi
dan bronchospasme
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler – alveolar
3. Pola Nafas tidak efektif b.d penyempitan bronkus

4. Susun intervensi keperawatan berdasarkan urutan kegiatan yang akan dilakukan merujuk dari
berbagai sumber terkini!
Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan asuhan
- Kaji warna, kekentalan, dan
efektif b.d tachipnea, keperawatan diharapkan
jumlah sputum
peningkatan produksi bersihan jalan nafas tidak
- Atur posisi semi flowler
mukus, kekentalan sekresi efektif dapat teratasi
- Posisikan pasien untuk
dan bronchospasme dengan kriteria hasil :
memaksimalkan ventilasi
- Respirasi dalam batas
udara
normal
- Monitor pernafasan dan
- Irama pernafasan teratur
batuk
- Oksigenasi adekuat
- Monitor status respiratori
dan oksigenasi
- Keluarkan secret dengan
batuk efektif atau dengan
suction
- Berikan treatmen aerosol
sesuai kebutuhan
- Berikan therapy oksigen
sesuai kebutuhan
- Regulasi intaje cairan untuk
mencapai keseimbangan
cairan
- Auskultasi suara nafas

2. Gangguan pertukaran gas Setelah diberikan asuhan - Kaji TTV


b.d perubahan membran keperawatan diharapkan - Pantauan status pernafasan
kapiler – alveolar gangguang pertukaran gas tiap 4 jam, hasil GDA,
teratasi dengan kriteria pemasukan dan haluaran
hasil : - Tempatkan klien pada posisi
- Oksigenasi dan semi fowler
ventilasi adekuat - Berikan terapi intravena
- TTV dalam batas sesuai anjuran
normal - Berikan oksigen melalui
kanula nasal 4 l/mt
selanjutnya sesuaikan
dengan hasil PaO2
- Berikan pengobatan yang
telah ditentukan serta amati
bila ada tanda – tanda
toksisitas

3. Pola Nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan - Kaji TTV


b.d penyempitan bronkus keperawatan diharapkan - Kaji frekuensi nafas,
pola nafas tidak efektif kedalaman pernafasan dan
teratasi dengan kriteria ekspansi dada Auskultasi
hasil : bunyi nafas dan catat
- Oksigenasi adanya bunyi nafas
adekuat - Tinggikan kepala dan bantu
- TTV dalam batas mengubah posisi
normal
- Kolaborasi pemberian
oksigen tambahan

- Kolaborasi pemberian obat


Bronkodilator golongan
B2, Nebulizer (via inhalasi)
dg golongan terbutaline
0,25 mg, fenoterol HBr
0,1% solution,
orciprenaline sulfur 0,75
mg.

Anda mungkin juga menyukai