Anda di halaman 1dari 24

MATERI FISIOLOGI VERTEBRATA

SISTEM PENCERNAAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Anggela (06091182126007)
Desi Apriyanti (06091182126005)
Dian Mardiyanti (06091282126029)
M. Atilla (06091282126036)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. Adeng Slamet, M.Si.
Dr. Masagus Muhammad Tibrani, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
A. EVOLUSI SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA
Kronologi evolusi vertebrata terestial diilustrasikan pada gambar 12.12. Amfibi yang
diyakini telah berevolusi dari ikan bersirip lobus predacious (Crossopteygii). Amnion tetrapoda
tampaknya telah berevolusi dari anthrocosaurs amfibi, lebih dari 300 juta tahan yang lalu.
Reptil berevolusi menjadi dinosaurus yang mendominasi vertebrata terestial dari Triassic
pertengahan sampai akhir periode Cretaceous dan spesies yang terdapat sekarang seperti
chelonians, ular, kadal dan buaya. Burung diyakini merupakan keturunan modern dari
karnivora theropod dinosaurus (Gauthier,1986).
Mamalia muncul sekital 200 juta tahun yang lalu di Triassic akhir periode zaman
mesozoik (lillegraven et all, 1979) dan berevolusi menjadi prototjeria (monotermata),
pantotheria, metatheria (marsupial) dan eutheria.

Figure 12.12. Phylogenetic origins of various groups of vertebrates. A) Urodela, B)


Lepospondylii, C)Apoda, D) Anura, E) Labyrinthodontia, F) Apisidospondylii, G)
Chelonia, H) Anapsida, I) Cotylosauria, J) Eurapsida, K) Diapsida, L) Eosuchia, M)
Squamata, N) Rhyncocephalia, O)

Saluran pencernaan vertebrata menunjukan banyak keistimewaan yang merupakan


pengembangan dari hewan invertebrata. Filter-feeders ditemukan antara ikan (basking sharks,
paddelfish), larval amfibia, burung (flaminggo) dan mamalia (baleen whales). Paruh yang
digunakan untuk memotong, merobek atau menghancurkan pada chelonians (penyu, kura-
kura) dan burung. Namun pada vertebrata lain untuk fungsi yang sama menggunakan gigi. Gigi
yang terletak di rahang pada kebanyakan vertebrata.
Perut tidak terdapat pada cyclostomes, beberapa mengalami kemajuan pada ikan dan
larval amfibi tapi terdapat pada kebanyakan vertebrata lainnya. Perut kebanyakan vertebrata
adalah dilatasi sepihak dari saluran pencernaan yang berfungsi untuk penyimpanan makanan
dan tahap awal pencernaan. Namun, crop dan proventriculus melakukan fungsi-fungsi tersebut
pada burung.
Perut kebanyakan vertebrata berisi daerah mukosa kelenjar lambung, mukosa kelenjar
pyloric dan wilayah tambahan mukosa jantung dalam reptil, beberapa dewasa amfibi dan
kebanyakan mamalia. Ini juga mencakup wilayah berlapis skuamosa epitel spesies milik
setengah dari golongan mamalia.
Led Oppel (1897) and Bensley (1902-1903) pada kesimpulan bahwa munculnya
kelenjar jantung dan stratified squamous epithelium menunjukan regresi (kemunduran)
spesialisasi mukosa kelenjar lambung ke mukosa kelenjar jantung tidak kompleks dan
kemudian ke nongladular stratified.
Kehadiran epitel skuamosa berlapis dalam perut semut, pemakan rayap dan herbivora
banyak menunjukkan bahwa itu berfungsi fungsi perlindungan terhadap kerusakan fisik dari
makanan. Dapan disamakan dengan kitin dalam foregut pencernaan serangga dan moluska atay
membran peritropic dalam midgut serangga. Namun penyerapan dan penyanggan dari SCFA
(Short Chain Fatty Acids) oleh wilayah skuamosa berlapis dari forestomach ruminasia , juga
berfungsi untuk melindungi epitel gaster terhadap efek perusakan penyerapan SCFA. Oleh
karena itu, pengembangan daerah stratified squamous epithelial merupakan respon sederhana
untuk menanggapi kebutuhan pengembangan lambung di herbivora.
Usus kebanyakan serangga terestial dan vertebrata terdiri dari midgut dan kantung
(hindgut). Midgut binatang ini adalah tempat utama untuk pencernaan dan penyerapan. Ginjal
pada vertebrata melakukan fungsi eksretoris seperti pada tubulus malpighi serangga. Namun,
ekretions masuk ke dalam usus pada kloaka amfibi dewasa dan burung yang dapat menjadi
penyebab munculnya antiperistalis dalam kantung (hindgut) vertebrata terestrial.
Endothermy (kemampuan mengatur suhu tubuh) diperlukan untuk mengolah dan
mencerna makanan lebih cepat dan merupakan mekanisme tambahan retensi selektif bakteri
dan tanaman oleh herbivora. Mekanisme pemisahan kolon pada burung dan fermenters usus
buntu serta kompartementalisasi perut pada banyak mamalia, foregut fermenters menyediakan
cara lain untuk penyimpanan selektif baktero dan serat.
Selain sifat fagositik sel-sel midgut di beberapa neonatus Mamalia, makanan yang
awalnya dicerna oleh ekstraseluler enzim yang disekresi oleh kelenjar pankreas, lambung atau
kelenjar ludah vertebrata dan menjadi lebih kecil unit oleh enzim dalam perbatasan brush
border dan sitosol dari sel-sel absorptive midgut. Banyak enzim pencernaan dan mekanisme
penyerapan unsur hara muncul untuk pertama kali telah berevolusi di invertebrata. Meskipun
eksokrin kelenjar pankreas didistribusikan sepanjang midgut cyclostomes dan beberapa lebih
maju pada spesies ikan, mereka bergabung dalam pankreas yang padat dalam kebanyakan
vertebrata. Hati juga merupakan organ di semua vertebrata dan tidak lagi berfungsi sebagai
tempat untuk pencernan dan penyerapan nutrisi. Namun midgut berfungsi sebagai tempat
utama pencernaan dan penyerapan dan kantung penyimpat elektrolit, dan air.
Sistem pencernaan vertebrata terdiri dari headgut (mulut dan faring), foregut
pencernaan (kerongkongan dan perut), midgut, kantung, eksokrin pankreas dan empedu sistem.
Headgut menyajikan untuk pengadaan dan kerusakan fisik makanan. Makanan melewati
kerongkongan untuk perut, mana itu disimpan dan mengalami tahap awal pencernaan oleh HCl
dan pepsin. Midgut adalah tempat utama pencernaan, yang dibantu oleh enzim yang disekresi
oleh pankreas dan terletak di membran menghadap lumen dan isi sel epitel midgut, dan oleh
empedu garam yang disekresi oleh hati dan disimpan dalam kandung empedu. Pencernaan
dibantu oleh sejumlah besar elektrolit dan air yang dikeluarkan oleh kelenjar pada mulut,
pankreas, sistem liver manusia dan saluran pencernaan. Sebagian besar elektrolit dan air
diserap oleh midgut dan kantung (hindgut). Meskipun banyak enzim endogen, mikroba,
mekanisme untuk sekresi dan penyerapan, dan agen neuroendokrin yang ditemukan di semua
kelas vertebrata, mereka dapat bervariasi dalam kehadiran mereka, komposisi, atau lokasi.
Banyak asaptasi dari sistem pencernaan yang berhubungan dengan habitat atau nutrisi
spesies. Insang rakers atau gigi faring memungkinkan beberapa ikan untuk menelan partikel
yang lebih kecil melalui insang. Penyerapan Na+ dan Cl- oleh kerongkongan membantu yang
lain dalam adaptasi mereka terhadap lingkungan air. Retensi digesti dalam hindgut yang lebih
berkembang memungkinkan vertebrata terestial untuk menyimpan air dan elektrolit. Hindgut
memungkinkan lebih efesien dalam menyimpan air bagi spesies yang mendiami lingkungan
gersang.
Pencernaan karnivora dan hewan yang memakan serat tumbuhan cenderung relatif
sederhana dalam struktur dan dengan cepat naik tingkat dalam proses digesty. Omnivora
cenderung memiliki saluran pencernaan yang kompleks dan lebih lama watu retensi digesti.
Diet serat tinggi membutuhkan bahan makanan, usus kapasitas yang besar, waktu retensi yang
lebih lama dan lebih aktif dalam sekresi elektrolit dan air.
B. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA BEBERAPA HEWAN
VERTEBRATA

1. Amfibi

Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan. Contoh salah satu amphibi adalah katak. Makanan katak berupa
hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak
meliputi:
1. Rongga mulut : terdapat Gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa.
2. Esofagus: berupa saluran pendek.
3. Ventrikulus : Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung
katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus dan saluran
keluar menuju anus.
4. Intestinum(usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usu stebal.
5. Usus Halus : duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
6. Usus tebal berakhir pada rectum dan menuju kloaka, dan
7. Kloaka :merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluranreproduksi dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan
pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi
lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan dan pancreas bewarna
kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
Pancreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormone yang bermuara pada
duodenum.
2. Aves

Hewan unggas memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang berkapasitas


kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard terjadi penggilingan
sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh
karena itu sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair (Girisenta, 1980). Unggas
mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut
disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan
proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang
dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil
ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan usus yang disebut
duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai
fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti hanya pada spesies-spesies lainnya. Alat
tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung
enzimenzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut
menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase,
memasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah
usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula.
Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim
yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida)
yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam
kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran
ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan
adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada
proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).

3. Pisces
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan
lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi
tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus
melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak
dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke
lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada
beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan
makanan.
Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok
dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan,
meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna
merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya
tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah
punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk
membanfu proses pencernaan lemak.
Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan
hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk
menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ
yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain
menghasilkan enzim. Enzim pencernaan dan hormon insulin.

4. Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora
(pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1. Rongga mulut : bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-
masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan
sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
2. Esofagus (kerongkongan)
3. Ventriculus (lambung),
4. Intestinum : terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati
pada reptilian memiliki dua lobus (glambir dan yang berwarna kemerahan). Kantung
empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan
duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
Nutrisi dan Pencernaan Makanan

Nutrisi adalah rangkaian proses dimana organisme memasukkan makanan, dicerna,


kemudian diubah menjadi sel, jaringan baru dan energi bagi segala aktivitas tubuh. Sedangkan
makanan dibutuhkan untuk memelihara keadaan homeostasis (keseimbangan yang
tunak/steady state) agar fungsi-fungsi dalam tubuh berlangsung dengan normal.

Sistem pencernaan melakukan empat proses dasar :

• Motilitas adalah hasil kontraksi otot. Dua tipe propulsive movement and mixing
movement
• Sekresi adalah peran kelenjar eksokrin yang mengandung air, elektrolit, enzim,
garam empedu dan lender/mucus
• Digesi adalah pemecahan secara biokimia senyawa kompleks karbohidrat,
protein dan lemak
• Absorpsi adalah penyerapan molekul kecil hasil pencernaan di usus halus.

Makanan sebagai:

• Bahan bakar (energi kimia) bagi semua kerja seluler


• Bahan mentah dalam biosintesis molekul
• Nutrien esensial bahan-bahan yang tidak dapat dibuat hewan sendiri
Daerah Penyimpanan Makanan

Empedial

• Untuk penyimpanan sementara dan pencernaan mekanik


• Pada arthropoda untuk menggerus dan menyaring makanan. Partikel makanan
berukuran besar tetap dalam empedal, dicerna terus hingga bisa diserap
• Pada burung untuk pencernaan mekanis dibantu kerikil

Lambung

• Penyimpanan kimia yang akan disalurkan ke duodenum dengan jeda waktu


tertentu.
• Sekresi zimogen dan asam lambung untuk mencerna protein
• pH yang sangat asam (pH 1-2) aktivitas enzim protease yang disekresi sel
parietal lambung
• Hebivora untuk pencernaan selulosa. Pada ruminansia empat ruang lambung,
pada rumen dan reticulum ada simbion bakteri dan protozoa.
Jalur Makanan Melalui Lambung Ruminansia

Pada ruminansia mastikasi awal singkat, langsung masuk ke rumen. Dalam


rumen terjadi pencernaan biologis (mikroba selulolitik) makanan diteruskan ke
retikulum yg mengubah bahan makanan menjadi bongkahan (cud). Selanjutnya
dimuntahkan (regurgitasi) untuk dikunyah kembali (remastikasi). Setelah remastikasi
makanan ditelan (ingesi) kembali langsung masuk ke omasum tanpa melalui rumen dan
retikulum abomasum (Kay, 1998).
Penjelasan regulasi pengosongan lambung :

Skema melukiskan beberapa kontrol umpanbalik yang terlibat dalam mekanisme


pengosongan lambung. Kontrol melibatkan respon terhadap lemak, asam, distensi serta
konsentrasi cairan yang masuk ke dalam intestin. Khusus respon hormonal terjadi melalui aksi
sifat asam dan adanya lemak yang masuk ke dlm intestin. Hal ini memicu sel dinding usus
mensekresikan hormon yang secara kolektif disebut enterogastron. Hormon-hormon tersebut
meliputi sekretin, kolesistokinin (CCK), dan “Gastric Inhibitory Peptide “ (GIP). Hormon CCK
terutama mengurangi kontraksi ritmis otot polos lambung (menghambat kontraksi peristalsis)
dan motilitas lambung.
DAERAH PENCERNAAN dan PENYERAPAN

2. PENCERNAAN (DIGESI) adalah proses perombakan makanan menjadi molekul-molekul


yang cukup kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.

Makromolekul (karbohidrat, protein, lemak) tak dapat langsung digunakan sebab:

a. Makromolekul terlalu besar untuk melewati membran

b. Makromolekul yang menyusun hewan tidak identik dengan makromolekul yang menyusun
makanannya.

Proses Pencernaan (digesi)

Proses pencernaan berlangsung melalui hidrolisis enzimatik artinya : proses pemutusan


ikatan pada suatu makromolekul menjadi monomer-monomer dengan cara mengikatkan satu
molekul air untuk setiap pemecahan satu ikatan kovalen secara enzimatik
Proses pencernaan umumnya didahului fragmentasi makanan secara mekanis, misal
dengan cara mengunyah (mastikasi) untuk meningkatkan luas permukaan hingga memudahkan
terpapar ke getah pencernaan.

Kantung pencernaan dengan dua pembukaan, mulut dan anus. Pipa atau tabung ini
disebut saluran pencernaan lengkap (complete digestive tract) atau saluran pencernaan
(alimentary canal). Ada spesialisasi fungsi dari organisasi saluran dl melaksanakan pencernaan.
Makanan bergerak dulu satu arah masuk melalui mulut, bahan tak tercerna dikeluarkan melalui
anus.

Anda mungkin juga menyukai