BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut (Anonimous,http://animaldiversity.ummz.umich.edu) klasifikasidari kelinci
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Lepus
Proses pencernaan makanan sangat penting sebelum makanan diabsorbsi atau diserap
oleh dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap dalam bentuk alami
dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal. Zat makanan akan
dipersiapkan untuk diabsorbsi melalui proses-proses tertentu dengan bantuan enzim-enzim
tertentu dalam saluran pencernaan (Blakely, 1991).
Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan
makanan selama berada di dalam alat pencernaan. Saluran pencernaan memberi tubuh
persediaan air, elektrolit dan makanan yang terus-menerus.Hal tersebut dapat dicapai melalui
pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sekresi getah pencernaan, absorbsi hasil
pencernaan, air dan elektrolit, sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk
membawa zat-zat yang diabsorbsi dan pengaturan semua fungsi gastrointestinal oleh saraf
dan hormonal (Anonim, 2013).
B. Dasar Teori
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak
bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan
Eropa. Pada perkembangannya tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordolagomorpha.
Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". Hal
ini telah menunjukkan bahwa masyarakat nusantara mulai mengenali kelinci saat masa
kolonial, padahal di Pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci Sumatera (Nesolagus
netscheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972 (Tim Dosen, 2011).
Kelinci dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk
fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri
terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak
seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran, kelinci dan marmut lebih
kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum
yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu (Tim Dosen, 2011).
Adapun yang mendasari dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui identifikasi
bagian-bagian saluran pencernaan pada kelinci dan fungsinya sehingga dilakukanlah praktiku
BAB III METODE PENELITIAN
Mulut Ileum
Pharynx Cecum
Esophagus Colon
Temblok (crop) Pancreas
Proventriculus (perut kelenjar) Hati
Empedu Limpa
Ventriculus (perut otot) Jantung
Duodenum Kantung
Jejunum
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Bagian Sistem pada kelinci
B. Pembahasaan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui, bahwa saluran pencernaan pada
kelinci yaitu:
Pada intestimun yang berkelok-kelok yang berwarna hijau tua karena pada pengamatan
yang telah dilakukan pada intestinum tersebut masih terdapat makan-makan dan sekeligus
feses dan anus
Urutan sistem pencernaan kelinci dimulai dari mulut, dimana dalam mulut terjadi
pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikasi bertujuan untuk memecah pakan
agar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mencampurnya dengan saliva yang
mengandung enzim amilase yang mengubah pati menjadi maltosa agar mudah ditelan
(Kamal, 1982).
Esophagus merupakan lanjutan dari pharinx dan masuk ke dalam cavum abdominale dan
bermuara pada bagian ventriculus. Lambung kelinci disebut juga ventriculus yang terdiri
dari tiga bagian yaitu bagian awal (kardia), bagian tengah (fundus) dan bagian akhir
(pilorus).Ventrikulus berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan dan tempat terjadinya
proses pencernaan dimana dinding lambung mensekresikan getah lambung yang terdiri dari
air, garam anorganik, mucus, HCl, pepsinogen dan faktor intrinsik yang penting untuk
efisiensi absorbsi vitamin B12. Keasaman getah lambung bervariasi sesuai dengan macam
makanannya. Pada umumnya sekitar 0,1N atau pH lebih kurang dari dua (Melly, 2013).
Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Kelenjar branner menghasilkan
getah duodenum dan disekresikan ke dalam duodenum melalui vili-vili dan getah ini bersifat
basa. Getah pankreas yang dihasilkan disekresikan ke dalam duodenum melalui ductus
pancreaticus. Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum dan illeum di sebelah caudal
ventriculus dan berfungsi sebagai tempat absorbsi makanan (Happyfafet, 2013).
Sekum pada kelinci berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Dalam
sekum makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakukan oleh
bakteri yang menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat. Kolon berjalan ke arah caudal
diagonal menyilang sekum di sini terdapat ascenden dan colon transverasum, colon
descenden dan colon sigmoideum yang belum jelas. Rektum merupakan kelanjutan dari
kolon dan membentuk feces dan rektum berakhir sebagai anus (Frandson, 1992).
Sistem ekskresi
Organ ekskresi pada kelinci (Lepus nigricollis) yaitu berupa sepasang ginjal
(unipapila) yang terletak didaerah lumbalis sebelah atas peritonium. Cairan urin akan keluar
dari masing-masing ginjal ke bawah melalui pembuluh ureter dan ditampung sementara
dalam vesika urinaria yang berkontraksi sehingga urin akan keluar melalui pembuluh uretra.
Urin pada kelinci juga banyak mengandung kalsium karena pengaruh makanannya dan dapat
berubah warnanya yang dipengaruhi oleh makanannya (Anynomous, 2007).
Pada mamalia ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah. Urin keluar
meninggalkan ginjal melalui ductus yang disebut ureter. Kedua ginjal tersebut mengosongkan
isinya kedalam kandung kemih (urinary bladder). Selama urinasi urin meninggalkan tubuh dari
kandung kemih melalui saluran yang di sebut uretra (Campbell, 2003).
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat disimpulkan
Kelinci memiliki saluran pencernaan yaitu mulut berfungsi untuk menggiling makanan
serta mencampurnya dengan saliva. Esophagus merupakan alat pencernaan yang
menghubungkan kelambung. Usus halus, terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum yang
berfungsi sebagai tempat absorbsi makanan. Usus besar berfungsi sebagai tempat penyerapan
air dan pencernaan lebih lanjut dari bahan pakan oleh mikroorganisme mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Kemudian anus yaitu tempat keluarnya feces.
Sistem eskresi pada kelinci Lepus nigricollis) berupa ginjal berbentukseperti biji kacang.
Sistem reproduksi pada kelinci (Lepus nigricollis) betina terdiri atas organ interna berupa
sepasang ovarium dan ueterus.Organ eksterna tersusun atas vagian, vulva, labium minus, dan
clitoris. Kelinci (Lepus nigricollis) jantan memiliki organ reproduksi berupasepasang testis,
epididimis, vas defferent dan penis.
B. Saran
1. Diharapkan kepada praktikan sebelum dilaksanakannya praktikum agar memperhatikan
alat dan bahan yang akan digunakan guna memperlancar kelangsungan praktikum
2. Gunakanlah alat yang bersih dari residu dan alat yang tidak rusak untuk mendapatkan
hasil yang diharapkan
3. Memiliki sumber buku atau penuntun yang dapat menentukan hasil kerja yang sesuai
pada prosedur kerja
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.Sistem Pencernaan Ruminansia. http://www.Sistem-Pencernaan-Ruminansia.com.
2013.
http://mellyhatulhasanah.blogspot.com/2011/11/perbedaan-hewan-ruminansia-dan-non.html. 2013
Diakses 23 Desember 2022
5. Anonymous, http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/classification/
Lepus_nigricollis.html
Diaskes 23 Desember 2022
Anonymous, http://www.geocities.com/dewa_ihp/hadits12.htm
Dikses 23 Desember 2022
6. Modul