MAKALAH
Disusun Oleh:
i
DAFTAR ISI
COVER i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Batasan masalah.....................................................................................6
1.3 Tujuan.....................................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................6
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORITIS.............................................................................8
2.1 Mutu Pelayanan Kesehatan....................................................................8
2.1.1 Pengertian Mutu...........................................................................8
2.1.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan......................................11
2.1.3 Trilogi Juran...............................................................................14
2.2 Dimensi Mutu.......................................................................................17
2.3 Manajemen Mutu.................................................................................18
2.4 Klinik Bersalin.....................................................................................20
2.4.1 Pengertian Klinik Bersalin.........................................................20
2.4.2 Jenis Klinik Bersalin..................................................................20
2.4.3 Perbedaan Klinik Bersalin..........................................................21
2.4.4 Bentuk Pelayanan Klinik Bersalin.............................................21
2.4.5 Kewajiban Klinik Bersalin.........................................................22
2.4.6 Kewajiban Pihak Penyelenggara Klinik Bersalin......................23
2.4.7 Sarana dan Prasarana Klinik Bersalin........................................23
2.5 Kepuasan Pelanggan.............................................................................28
2.4.1 Mengukur Kepuasan Pelanggan.................................................30
2.4.2 Mengukur Kepuasan Pelanggan di Klinik Bersalin...................30
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................33
BAB IV PENUTUP..............................................................................................37
4.1 Kesimpulan...........................................................................................37
ii
iii
4.2 Saran.....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan oleh pelayanan kesehatan. Hal ini membutuhkan campur tangan
dengan cita-cita bangsa dengan pelayanan yang efektif, efisien dan terarah.
Diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak
warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan
perusahaan menjadi semakin baik, serta laba yang diperoleh akan meningkat
(Azwar (2009).
1
2
meliputi standar mutu, fasilitas kesehatan yang diberikan dengan upaya kesehatan
yang berkualitas tidak hanya menyangkut kesembuhan dari penyakit secara fisik
terhadap sikap, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan lingkungan
salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan pasien
adalah suatu modal untuk mendapatkan pasien lebih banyak dan untuk
mendapatkan pasien yang loyal (setia). Pasien yang loyal akan menggunakan
Bahkan pasien loyal akan mengajak orang lain untuk menggunakan fasilitas
indikator utama dari standar suatu fasilitas kesehatan dan merupakan mutu
pelayanan yang lebih baik, efisien dan lebih efektif. Tingkat kepuasan pasien
pasien masih cukup rendah yang diberikan Klinik Bersalin. Dimensi mutu dan
layanan kesehatan. Dalam suatu Studi yang memakai metode kualitatif malah
menjelaskan tentang setiap orang berhak atas Jaminan Sosial untuk dapat
terhadap risiko kesehatan yang diberikan oleh Badan Penyelengara Jaminan Sosial
4
kepada peserta yang iurannya dibayarkan secara pribadi maupun yang dibayarkan
oleh pemerintah.
pemberi kerja. Jika pelayanan yang diberikan rendah, maka akan berdampak
kesehatan tersebut.
kewajiban Klinik Bersalin dan pasien, Klinik Bersalin adalah institusi pelayanan
kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat pasien, dan setiap Klinik Bersalin mempunyai suatu kewajiban
jelas mengenai tentang pelayanan Klinik Bersalin kepada masyarakat secara baik
prima kepada pasien. Selama ini Kementrian Kesehatan 4 telah menyusun dan
melakukan akreditasi Klinik Bersalin, tetapi saat ini belum ada pedoman dan
indikator yang memudahkan penilaian kualitas pelayanan Klinik Bersalin dari sisi
dalam melakukan pembinaan dan pengawasan Klinik Bersalin, dalam hal ini juga
bahwa jika jasa layanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka
kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa
layanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik atau tidaknya kualitas jasa tergantung
konsisten.
dilihat dari harapan pasien. Hal ini mungkin disebabkan karena tenaga kesehatan
(tangible).
6
di Klinik Bersalin.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana pelayanan yang diberikan oleh suatu Klinik
4. Untuk mengetahui aspek apa saja yang berhubungan dengan kepuasan pasien
di Klinik Bersalin.
3. Diharapkan tulisan ini bisa menjadi acuan dalam membuat pendekatan dan
TINJAUAN TEORITIS
mutu rendah merupakan hasil dari ketidak sesuaian. Mutu tidak sama dengan
ada korelasi erat antara beaya dan mutu. Mutu harus dapat dicapai, dapat diukur,
dapat memberi keuntungan dan untuk mencapainya diperlukan kerja keras. Suatu
sistem yang berorientasi pada peningkatan mutu akan dapat mencegah kesalahan-
mutu. Kata kunci mutu: kerjakan sesuatu dengan benar sejak awal dan kerjakan
Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat produk atau jasa
produk atau jasa pelayanan dalam penggunaannya akan bertemu dengan harapan
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang
8
9
(American Society for Quality Control). Mutu adalah Fitness for use”, atau
dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa
pelayanan dibagi ke dalam paling sedikit dua bagian : teknik dan interpersonal
Walaupun fokus utama dari setiap teori tentang "mutu" nampak ada
pelayanan kesehatan. Persamaan yang bisa dipetik dari teori-teori tersebut adalah
sebagai berikut:
organisasi disatu sisi dan harapan pelanggan disisi yang lain. Aplikasi
2. Mutu itu dinamis. Mutu yang baik, tidak saja untuk dicapai kemudian
mutu itu relatif. Setiap hari, setiap produk, khususnya pelayanan akan
menjadi relatif baik atau relatif buruk, dan tidak pemah berdiri tegak. Ini
3. Mutu melibatkan kompetisi tanpa batas. Crosby menyatakan mutu itu bebas,
4. Mutu harus dilakukan dengan mengerjakan sesuatu yang "benar" dengan cara
benar pula.
5. Mutu berhubungan dengan hasil, fokus dari semua usaha adalah untuk
6. Perhatian utama semestinya dicurahkan pada apa yang telah dicapai bukan
Apa yang sudah dikerjakan. Peter Drucker mendukung pendapat ini dengan
penyatannya "Mutu suatu produk atau pelayanan bukan apa yang diberikan,
tetapi apa yang diperoleh oleh pelanggan dan pantas untuk dibayar.
Pendekatan ini juga berorientasi pada hasil. Semua penilaian terhadap mutu
karyawan. Sikap dan pandangan bahwa "setiap anggota adalah perusahan itu
terlalu lama berlaku tradisi tidak ada suatu kelebihan yang bisa diberikan,
kecuali “lip service” saja. Mutu adalah urusan stan kepentingan setiap orang.
Komitmen harus dimulai dari stakeholders dan merasuk pada sistem dalam
organisasi. Ini semestinya menjadi agenda utama dari setiap orang dan dari
sebagian besar pemikir. Seperti slogan dari Ford company "Mutu adalah satu
tugas".
11
8. Mutu dan beaya sangat terkait, peningkatan mutu dapat menjadi kunci untuk
peningkatan mutu itu sendiri dapat memberikan kerugian yang hebat bila
9. Mutu dan kinerja merupakan kata sinonim atau mempunyai makna yang
operasional utama dari suatu produk pelayanan. Apa yang terjadi dalarn
dalam proses pelayanan kesehatan serta dapat dicapai pada suasana khusus.
aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan
pelayanan kesehatan.
3. Petugas Kesehatan
4. Kepuasan Praktisioner
sendiri
5. Manajer
pasien terkoordinasi dengan baik setiap saat, diantara tim kesehatan dalam
organisasi .
6. Efisiensi adalah ratio hasil pelayanan atau tindakan bagi pasien terhadap
pasen.
harapan-harapannya dihargai.
14
kesehatan.
Menurut Juran, mutu adalah Fitness for use”, atau kemampuan kecocokan
1. Perencanaan Mutu :
Suatu mutu seharusnya direncanakan atau dirancang, yang terdiri atas tahap-
f. Pengendalian Mutu
Kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau
4. Peningkatan Mutu
5. Mendiagnose penyebab
6. Merangsang perbaikan
kegiatan pelayanan.
1. Struktur
kesehatan.
16
b. Struktur = input
4) Kewajaran.
2. Outcomes
fungsional pasien.
3. Proses
semestinya
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
adanya dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang
keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas
Menurut, Philip B. Crosby, ada “empat hal yang mutlak (absolut)” menjadi
Zero Defects)
19
yaitu
c. Pengukuran-Pengukuran (Measurement)
l. engakuan (recognition)
bagi pekerja-pekerja.
lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis
1) Klinik Pratama
yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter umum.
21
Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun
perorangan.
2) Klinik Utama
golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang
dokter spesialis ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik ini
hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.
spesialis;
2. Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara pada
klinik utama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis;
pada klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam hal klinik
4. Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter atau
dokter gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang spesialis
1) Rawat jalan;
2) Rawat inap;
4) Home care;
Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama yang menyelenggarakan rawat inap,
harus memiliki izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai kepemilikan klinik,
dapat dimiliki secara perorangan ataupun badan usaha. Bagi klinik yang
fasilitas yang mencakup: (1) ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan; (2)
minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari; (3) tenaga
medis dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi; (4). dapur gizi dan (5)
6) Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar profesi, etika dan
peraturan perundang-undangan;
2014)
2) Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di
klinik beserta nomor surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik (SIP) atau
surat izin kerja (SIK) dan surat izin praktik apoteker (SIPA) bagi apoteker;
dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Bagi klinik yang melakukan
dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Dan juga bangunan klinik harus
anak-anak dan orang usia lanjut. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
2) Ruang konsultasi;
3) Ruang administrasi;
4) Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan
farmasi;
5) Ruang tindakan;
6) Ruang/pojok asi;
2. Prasarana Klinik
1) Instalasi air;
25
2) Instalasi listrik;
3. Peralatan Klinik
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan
memenuhi standar, peralatan medis juga harus memiliki izin edar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara
berkala oleh institusi penguji atau pihak pengkalibrasi yang berwenang untuk
4. Ketenagaan Klinik
Pimpinan klinik pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi. Pimpinan
klinik utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki
26
dimaksud pada ayat dan ayat merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap
Tenaga medis pada klinik pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter
dan/atau dokter gigi. Lain hal nya dengan klinik utama, minimal harus terdiri dari
dokter gigi sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis. Dokter atau dokter gigi
pendidikan atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh
klinik. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh
klinik.
Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai surat tanda
registrasi dan surat izin praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Begitu juga tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus
mempunyai surat izin sebagai tanda registrasi/ surat tanda registrasi dan surat izin
kerja (SIK) atau surat izin praktik apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan
dan juga klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing
5. Perijinan Klinik
5) Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal
kegiatan;
lingkungan (UPL);
tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang
diberikan; dan
undangan.
28
Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima harus menetapkan menerima atau
hasil dari membandingka penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam
pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan
merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan
tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat
keinginan dan harapan pelanggan, perlu mengetahui apa yng dipikirkan pelanggan
kepuasan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan,
yaitu:
a. Kualitas produk; Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
b. Kualitas pelayanan; Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas
bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang
diharapkan.
orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai social
atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek
tertentu.
d. Harga; Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.
e. Biaya; Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas
untuk:
– Memenangkan persaingan
– Tingkatkan hasil/kapasitas
Tingkatan daripada evaluasi “baik atau tidak” untuk dirinya, melebihi atau di
bawah standar.
Kepuasan pelanggan adalah indikator pertama dari standar suatu Klinik Bersalin
dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pelanggan yang rendah
waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan
yang diberikan.
berhubungan dengan jumlah keluhan pelanggan atau keluarga, kritik dalam kolom
surat pembaca, pengaduan mal praktek, laporan dari staf medik dan perawatan
dsb.
empat aspek yang dapat diukur yaitu: Kenyamanan, Hubungan pelanggan dengan
yang sejenis lainnya, tingkat masyarat yang berobat, ada tidaknya keringan
PEMBAHASAN
yang banyak terjadi pada ibu dan anak, pemerintah sadar bahwa tidak mungkin
mengatasi masalah itu sendiri. Peran serta masyarakat untuk terlibat langsung
membantu menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita, menurunkan angka
kelahiran dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat hidup bersih dan
sehat.
bidan di setiap desa. Melihat pada tujuan yang akan dicapai melalui keberadaan
Klinik Bersalin dengan bidan desanya, harus diakui bahwa program tersebut
sangat bagus. Penerapan prinsip ”kalau masyarakat tidak dapat datang, maka
apresiasi dari masyarakat. Namun demikian, harus diakui bahwa masih banyak
dan anak (termasuk KB). Sesungguhnya Klinik Bersalin juga berfungsi sebagai
33
34
bayi, kader, serta media deteksi dini masalah kesehatan yang ada di pedesaan agar
dapat ditangani dengan cepat sesuai kondisi dan potensi masyarakat setempat.
4. kurangnya promosi
1995).
usia istri (ibu hamil) tidak jauh dari usia kepala rumah tangga.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alasan rendahnya pemanfaatan Klinik Bersalin yaitu karena sedang tidak hamil
sehingga tidak membutuhkan pelayanan Klinik Bersalin, tidak ada Klinik Bersalin
karena bertempat tinggal di perkotaan, karena letak yang jauh, dan pelayanan
tidak lengkap. Secara keseluruhan, baik berdasarkan jarak, waktu tempuh dan
kecil.
karakteristik yaitu semakin tua usia kepala rumah tangga makin tidak banyak
Klinik Bersalin bahwa semakin dekat jarak tempuh ke Klinik Bersalin, semakin
37
38
Bersalin lebih tepat didesain untuk kelompok rumah tangga yang sangat miskin
juga harus memenuhi standar pelayanan minimal Klinik Bersalin dan ditunjang
4.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan tentang mutu pelayanan
1. Pelayanan yang baik akan memuaskan pelanggannya, untuk itu setiap Klinik
memuaskan pasiennya.
2. Tidak hanya sarana dan pra sarana yang lengkap saja yang dapat memuaskan
pelanggan/ pasien yang datang berobat pada Klinik Bersalin tersebut tapi juga
petugas kesehatan baik dokter, bidan maupun perawat karena itu merupakan
Kedokteran EGC
S Sumantri, Siregar KN. 2019. Kajian kematian ibu dan anak di Indonesia,
Scholl J., dan Lago D. 2019. Using Non-reactive Methods to Study and Improve
http://www.joe.org/joe/1994october/tt3.php.
http://yuniafriani.blogspot.com/2011/05/normal-0-falsefalse-false-en-us-x-
none.html.
38
39
Kedokteran EGC