Anda di halaman 1dari 79

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DEPATI
BAHRIN SUNGALIAT BANGKA
TAHUN 2022

TESIS

OLEH
FEBIANTI
1902012002

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUSI KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2022

i
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI ..........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalaha ...........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................................10
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................13


2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ..........................................................................13
2.2 Loyalitas ............................................................................................................20
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Loyalitas ................................................33
2.4 Kerangka Konsep Penelitian .............................................................................29
2.5 Kerangka Konsep ..............................................................................................30
2.6 Hipotesis Penelitian ..........................................................................................31

BAB III METODELOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ...............................................................................................33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................................33
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................................34
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................35
3.5 Variabel Penelitian .........................................................................................36
3.6 Definisi Operasional .......................................................................................37
3.7 Uji Validitas dan Realibilitas ..........................................................................39
3.8 Metode Pengumpulan Variabel ......................................................................43

ii
iii

3.9 Metode Pengolahan Data ................................................................................43


3.10 Teknik Analisis Data ....................................................................................45
3.11 Etika Penelitian .............................................................................................47
3.12 Alur Penelitian ..............................................................................................49
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit menjadi ujung tombak pembangunan dan pelayanan

kesehatan masyarakat, namun tidak semua rumah sakit yang ada di Indonesia

memiliki standar pelayanan dan kualitas yang sama. Semakin banyaknya

rumah sakit di Indonesia serta semakin tingginya tuntutan masyarakat akan

fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, rumah sakit harus

berupaya survive di tengah persaingan yang semakin ketat sekaligus

memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Persaingan ini telah mendorong rumah

sakit untuk saling berlomba memberikan pelayanan yang terbaik, dalam

rangka mendapatkan loyalitas pelanggan. Loyalitas adalah komitmen

pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau

melakukan kunjungan ulang pada pemberi jasa terpilih secara konsisten

dimasa yang akan datang (1).

Begitu banyak fakta yang dari beberapa tahun terakhir terekspos oleh

media tentang buruknya sistem pelayanan rumah sakit, seperti meninggalnya

5 (lima) orang pasien rumah sakit di daerah ibukota Jakarta yang diakibatkan

oleh buruknya system pelayanan rumah sakit. Sistem pelayanan rumah sakit

yang buruk turut diantaranya termasuk lengahnya control terhadap obat-

obatan di rumah sakit, sehingga pelabelan nama obat yang tidak sesuai

dengan isi. Padahal menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

1
2

rumah sakit yang dinyatakan dalam Pasal 29 Ayat (1) menyatakan bahwa

Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban melaksanakan fungsi sosial antara

lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,

pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulance gratis, pelayanan

korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi

kemanusiaan, Akan tetapi kenyataan dibanyak rumah sakit di Indonesia

masih masih banyaknya pasien mengeluh, akibat dokter selaku tenaga medis

pelayan rumah sakit yang kerap kali menolak pasien, hal tersebut dianggap

tidak manusiawi. Ditahun 2014 pemerintah telah melakukan peningkatan

pelayanan kesehatan dengan meluncurkan program JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional) sebagai upaya untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan (2)

Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit berpengaruh pada tingkat

kepuasan pasien. Kepuasan pelanggan diartikan sebagai hasil penilaian

pelanggan terhadap apa yang diharapkan dengan membeli atau

mengkonsumsi suatu produk. Kepuasan pelanggan yang dalam hal ini adalah

pasien dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan yang adalah suatu pencapaian

hasil yang optimal untuk setiap pasien. Beberapa hasil penelitian ditemukan

bahwa ada hubungan antara perhatian yang tulus dan bersifat individual

kepada pasien dan berupaya memahami keinginan konsumen dengan kualitas

pelayanan kesehatan. Serta penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh

faktor mutu pelayanan (aspek kompetensi teknis, aspek pelayanan, efektifitas,

efisiensi, hubungan antar manusia, keamanan, kenyamanan dan

kesinambungan) terhadap kepuasan pasien (3).


3

Kepuasan seseorang mendapatkan perawatan di rumah sakit sangat

menentukan terhadap loyalitas pasien, dimana pasien akan menggunakan

rumah sakit secara berulang atau tidak, sehingga bila ada pelanggan tidak

puas perlu dicari faktor apa saja yang menyebabkan ketidakpuasan tersebut

dan apa sebenarnya yang mereka harapkan agar mereka merasa puas.

Kepuasan pasien perlu diidentifikasi dengan jelas agar nantinya dapat

menentukan langkah perbaikan untuk mengeliminasi ketidakpuasan tersebut.

Bila pasien merasa puas setelah dirawat di rawat inap maka perlu upaya

mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan agar pasien tersebut

menjadi pelanggan dan tidak beralih ke rumah sakit lain (customer retention).

Loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam

untuk berlangganan kembali atau melakukan kunjungan ulang pada pemberi

jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang. Loyalitas pasien

ditentukan akan adanya mutu pelayanan yang memuaskan. Mutu pelayanan

kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan salah satu

indikator kinerja bagi penyelenggara pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,

maka dengan itu pelayanan rumah sakit harus berorientasi untuk

mempertahankan pelanggan atau pasiennya (4). Kesetian atau loyalitas pasien

memiliki manfaat besar, baik untuk pasien maupun untuk rumah sakit.

Loyalitas pasien yang terbentuk karena merasa puas dengan pelayanan dari

rumah sakit, bermanfaat bagi pengobatan karena pasien kembali berobat di

tempat yang sama dan lebih patuh dalam proses kontrol kesehatan yang

dianjurkan tenaga kesehatan. Pasien yang loyal juga akan menguntungkan


4

pihak rumah sakit karena mereka memiliki komitmen untuk bertahan,

bersedia merekomendasikan kepada kerabatnya, serta cenderung terhadap

perubahaan harga (5).

Ada dua pendekatan dasar untuk menciptakan loyalitas pasien yaitu

didasari oleh sikap dan perilaku tenaga kesehatan. Pendekatan loyalitas di

dasari sikap salah satunya adalah empati (empaty). Empati merupakan satu

sikap yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan dan menjadi bagian kualitas

pelayanan yang penting, dimana memaknai dengan bentuk perhatian yang

tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada konsumen

dalam hal ini pasien dengan berupaya memahami keinginan konsumen

tersebut dengan harapan konsumen akan merasa puas dan setia untuk

melakukan pembelian dalam jangka waktu panjang. Sedangkan pendekatan

loyalitas yang didasari perilaku adalah keandalan (reliability). Keandalan

merupakan salah satu pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam

bentuk kecepatan, keakuratan dan memuaskan, juga akan berdampak pada

tingginya tingkat loyalitas mereka terhadap rumah sakit (6).

Sejumlah faktor lain ternyata berperan dalam masalah loyalitas

pelanggan selain faktor kualitas pelayanan, yaitu dipengaruhi juga oleh

karakteristik pelanggan. Berbagai karakteristik pasien yang akan

menggunakan jasa layanan kesehatan, penyedia layanan kesehatan harus

senantiasa siap dalam melayani dan merawat pasien serta dapat memberikan

respon yang baik terhadap keinginan dan tuntutan pasien (7). Hal yang tidak

kalah penting agar jasa dapat disampaikan dengan baik adalah citra rumah
5

sakit. Saat ini citra pelayanan kesehatan di Indonesia semakin menurun, hal

ini terindikasi dengan tingginya minat masyarakat berobat ke luar negeri.

NHG IBDU Kamaljeet Singh Gill mengungkapkan sebanyak 50% penduduk

internasional yang berobat ke Singapura adalah warga Indonesia. Berdasarkan

data yang berobat ke Singapura setiap tahunnya, wisatawan medis yang

berobat ke Singapura mencapai 200.000 per tahun. Artinya, terdapat sekitar

100.000 warga negara Indonesia yang berobat ke Singapura tiap tahunnya

atau sekitar 273 pasien setiap harinya, alasan banyaknya orang Indonesia

berobat keluar negeri selain minimnya fasilitas kesehatan yang memadai dan

pelayanan yang kurang optimal, alasan lainnya lagi sehingga pasien Indonesia

banyak yang berobat keluar negeri karena menganggap tenaga kesehatan

Indonesia seringkali salah didalam mendiagnosis sehingga banyak pasien

yang berasal dari Indonesia berobat ke luar negeri salah satunya di Malaysia

(8).

Data lain menurut Sudiyatmo (2007) dalam (9), menyebutkan bahwa

jumlah pasien Indonesia yang berobat di Rumah Sakit Lam Wah Ee Malaysia

mencapai 12.000 per tahun atau sekitar 32 pasien per hari. Kecenderungan

masyarakat berobat keluar negeri secara umum disebabkan karena citra

rumah sakit yang bagus dan tingginya kualitas pelayanan, sehingga

menjadikan masyarakat lebih tertarik untuk berobat keluar negeri. Rumah

Sakit yang memiliki citra yang kuat cenderung lebih mudah memenuhi

kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan persepsi pelanggan, juga dapat

dengan mudah menjadi posisi teratas di pikiran para pelanggan. Peran citra
6

sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan suatu lembaga seperti rumah

sakit (9).

Beberapa penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan

oleh Rengkuan et al., (2015) tentang hubungan antara persepsi pasien umum

tentang bauran pemasaran jasa dengan loyalitas pasien di instalasi rawat jalan

RS Advent Manado menunjukkan bahwa, terdapat hubungan antara bauran

pemasaran jasa produk, harga, tempat, promosi dan bukti fisik dengan

loyaltas pasien sedangkan bauran pemasaran jasa petugas, proses tidak ada

hubungan yang signifikan (10). Hasilpun didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh (11) tentang Analisis Faktor-faktor Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Pasien Poliklinik Spesialis RSUD KH Daud Arif Kuala

Tungkal tahun 2018 menyebutkan bahwa hasil penelitian menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan tangible (bukti fisik, reability ( keandalan),

responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (empati)

terhadap kualitas layanan di Poliklinik Spesialis RSUD KH Daud Arif Kuala

Tungkal Tahun Tahun 2018 dengan nilai p ± value = 0,000. Dan setelah

melakukan uji logistik berganda dari 3 model didapatkan bahwa faktor yang

paling dominan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan rumah sakit adalah

Tangible (bukti fisik) dengan nilai exponen B 420.578 dengan nilai p = 0,000

(11).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melakukan studi

pendahuluan memperoleh data jumlah pasien yang pernah dirawat inap di

RSUD DEPATI BAHRIN tertinggi adalah pada bulan Januari tahun 2019,
7

tetapi pada bulan selanjutnya mengalami penurunan. Selanjutnya, bila

dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien tahun 2020, jumlah

kunjungan pasien rawat inap mengalami penurunan 34,4% (8585 pasien di

tahun 2019, dan 5163 di tahun 2020) dan pada tahun 2021 mengalami

peningkatan sebanyak 2,2% dari tahun 2020, namun tetap masih terjadi

penurunan dari tahun 2019. Pengguna layanan kesehatan RSUD DEPATI

BAHRIN menurut data yang didapat, lebih banyak yang menggunakan

penjamin BPJS dibanding penjamin umum. Kondisi ini salah satunya

diakibatkan faktor rumah sakit negeri milik pemerintah sehingga pasien BPJS

akan lebih sering dirujuk ke rumah sakit ini. Masyarakat penjamin umum

jumlahnya jauh lebih sedikit dari total pasien rawat inap rumah sakit DEPATI

BAHRIN. Hal ini dapat diindikasikan karena masyarakat umum cenderung

lebih memilih rumah sakit lain dibanding RSUD DEPATI BAHRIN (Data

RSUD DEPATI BAHRIN, 2022).

Tren keluhan pasien rawat inap berdasarkan data RSUD DEPATI

BAHRIN meningkat. Keluhan terbanyak ditujukan kepada bidang penunjang

(40 keluhan), pelayanan (39 keluhan), dan keperawatan (25 keluhan). Melihat

jumlah keluhan tahunan dengan jumlah sedikit dalam setahun, dipersepsikan

bahwa pasien masih kurang terbuka dalam mengungkapkan aspirasinya, atau

tidak mengerti metode penyampaian keluhan, atau tidak tersedia atau kurang

terlihatnya kotak saran/keluhan. Selain jumlah kunjungan, peneliti juga

mendapatkan data dari bagian pelayanan RSUD DEPATI BAHRIN tentang

jumlah komplain atau keluhan yang masuk dari tahun 2019 s/d 2021
8

didapatkan 201 keluhan yang diterima melalui SMS Center, yang

menunjukan total pendapat masyarakat tentang kinerja semua bagian

pelayanan di rumah sakit, dibagian rawat inap, rawat jalan (poliklinik), IGD,

administrasi pendaftaran dan apotek. Dari 201 keluhan terdapat 105 (52,24%)

di rawat inap, 38 (18,90%) di rawat jalan (poliklinik), 28 (13,93%) di IGD, 15

(7,46%) di administrasi pendaftaran, dan 15 (7,46%) di apotek. Masih

munculnya keluhan dari pelanggan berarti masih terdapat kesenjangan antara

apa yang diinginkan oleh pasien sebagai konsumen dengan pelayanan yang

diberikan oleh rumah sakit (Data RSUD DEPATI BAHRIN, 2022).

Berangkat dari hal tersebut diatas dan ketatnya persaingan antar

rumah sakit saat ini dalam merebut dan mempertahankan pelanggannya, serta

belum pernah diadakannya survey mengenai loyalitas pasien di Rumah Sakit

Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka selama tiga tahun terakhir,

maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum

Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah


9

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Analisis

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022?”.

1.3 Tujuan Umum Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum

Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis distribusi frekuensi karakteristik individu (umur,

jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, penanggung biaya), empati

tenaga kesehatan, keandalan tenaga kesehatan dan citra rumah sakit

terhadap loyalitas pasien di unit rawat inap Rumah Sakit Umum

Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022.

b. Untuk menganalisis distribusi loyalitas pasien di unit rawat inap

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka tahun

2022.

c. Untuk menganalisis hubungan umur terhadap loyalitas pasien di unit

rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat

Bangka tahun 2022.


10

d. Untuk menganalisis hubungan jenis kelamin terhadap loyalitas pasien

di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat

Bangka tahun 2022

e. Untuk menganalisis hubungan pekerjaan terhadap loyalitas pasien di

unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat

Bangka tahun 2022

f. Untuk menganalisis hubungan penghasilan terhadap loyalitas pasien di

unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat

Bangka tahun 2022

g. Untuk menganalisis hubungan penanggung biaya terhadap loyalitas

pasien di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin

Sungaliat Bangka tahun 2022

h. Untuk menganalisis hubungan empati tenaga kesehatan terhadap

loyalitas pasien di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022

i. Untuk menganalisis hubungan keandalan tenaga kesehatan terhadap

loyalitas pasien di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022

j. Untuk menganalisis hubungan citra rumah sakit terhadap loyalitas

pasien di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin

Sungaliat Bangka tahun 2022


11

k. Untuk menganalisis faktor yang paling dominan terhadap loyalitas

pasien di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin

Sungaliat Bangka tahun 2022

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit

1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi

manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat

Bangka dalam peningkatan kualitas pelayanan dari karakteristrik

pasien, empati tenaga kesehatan, keandalan tenaga kesehatan dan

citra rumah sakit terhadap loyalitas pasien.

2) Penelitian ini diharapkan membantu dalam merumuskan dan

menentukan strategi yang tepat sehingga diperoleh kinerja

pelayanan RS yang lebih baik dimasa yang akan datang.

b. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai ajang mencari

wawasan tambahan serta pengalaman terjun secara langsung ke rumah

sakit. Sebagai sarana untuk mengembangkan diri dalam riset untuk

memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat ( M.Kes )


12

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan dalam mempelajari

faktor-faktor yang berhubungan dengan loyalitas pasien.

b. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi, untuk

penelitian selanjutnya yang memiliki topik sama.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi subjek penelitian yaitu analisis

faktor-faktor yang berhubungan loyalitas pasien dengan metode penelitian

yang digunakan adalah kuantitatif, rancangan penelitian ini yaitu survey

analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RS

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022

khususnya pasien dibagian ruangan rawat inap, dan dilaksanakan pada bulan

Juli 2022.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Desain Sampel Temuan


(tahun) Dan Penelitian
dan Nama
Sumber Jurnal
Jurnal
1 Herman et Pengaruh Penelitian ini 180 (1) Kualitas L
al (12). Kualitas menggunaka responden ayanan,
Layanan, n Perbaikan
Perba pendekatan Layanan dan
ikan kuantitatif Harga
Layanan dengan berpengaruh
Dan mema positif dan
Harga kai data signifikan
Terhadap primer dan terhadap
Kepuasan sekunder Kepuasan
Dan melalui Pasien Rawat
Loyalitas kuesioner Inap di
Pasien sebanyak 180 Rumah Sakit
Rawat responden. Umum Batara
Inap Di Penelitian Siang
Rumah ini dlakukan Kabupaten
Sakit pada Rumah Pangkep. (2)
Umum Sakit Umum Kualitas
Daerah Daerah layanan
Batara Batara Siang berpengaruh
Siang Kabupaten positif dan
Kabupate Pangkep, tidak signifikan
n Data terhadap
Pangkep dianalisis loyalitas pasien
menggunaka Rawat Ina
n program p di Rumah
SEM AMOS Sakit Umum
Batara Siang
Kabupaten
Pangkep. (3)
Perbaikan
layanan dan
Harga
berpengaruh
positif dan

13
14

signifikan
terhadap
loyalitas
pasien Rawat
Inap di
Rumah Sakit
Umum Batara
Siang
Kabupaten
Pangkep. (4)
Kepuasan
pasien
mempunyai
pengaruh
positif
dan signifikan
terhadap
loyalitas
pasien Rawat
Inap di Rumah
Sakit Umum
Batara Siang
Kabupaten
Pangkep (5)
Kualitas
Layanan
berpengaruh
positif dan
tidak signifikan
terhadap
loyalitas pasien
Rawat Inap di
Rumah Sakit
Umum Batara
Siang
Kabupaten
Pangkep me
lalui Kepuasan
pasien (6)
Perbaikan
layanan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
loyalitas
pasien Rawat
Inap di Rumah
Sakit Umum
Batara Siang
15

Kabupaten
Pangkep
melalui
Kepuasan
pasien (7)
Harga
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
loyalitas p
asien Rawat
Inap di
Rumah Sakit
Umum Batara
Siang
Kabupaten
Pangkep
melalui
Kepuasan
pasien. Hal ini
menunjukkan
bahwa Harga
dapat
meningkatkan
loyalitas
pasien melalui
Kepuasan
pasien
2 Karmila et Relations pengolahan 63 pasien sebagian besar
al (13). hip Of data sekunder pelanggan
Internal dari data didominasi
Service kepuasan dengan usia 25
Quality pasien Unit – 35 Tahun,
With Humas dan dengan jarak
Customer Pemasaran tempat tinggal
Loyalty RS Islam kurang dari 10
Surabaya Kilometer dan
pada bulan lama mengenal
Agustus 2020 RS Islam
dengan Surabaya
jumlah kurang dari 5
sumber Tahun,
informasi kebanyakan
adalah pelanggan
sebesar 63 mendapatkan
pasien. informasi dari
Pengolahan website.
data Alasan
dilakukan pelanggan
16

dengan SPSS menggunakan


16 dengan layanan RS
menggunaka Islam Surabaya
n uji chi memiliki letak
square yang yang strategis.
menguji dua Pelanggan juga
variable merasakan
berbeda yang internal service
berbentuk quality dan
nominal loyalitas yang
untuk tinggi
mencari uji
hubungan
secara non
para
metricmengu
ji hubungan
antara
Internal
Service
Quality
dengan
Loyalitas
pelanggan
dengan
menggunaka
n metode Chi
Square
3 Kipu et al Faktor- Penelitian ini 100 pasien Hasil analisis
(14). Faktor merupakan bivariat
Yang studi menunjukkan
Berhubun observasional adanya
gan dengan hubungan yang
Dengan rancangan bermakna
Loyalitas penelitian antara produk
Pelanggan cross dengan
Di sectional loyalitas
Instalasi study. pelanggan
Rawat Sebanyak dengan nilai p
Jalan 100 pasien = 0,024, antara
Uptd rawat jalan proses dengan
Rumah yang telah loyalitas
Sakit Tipe mendapatkan pelanggan
C pelayanan dengan nilai p
Manembo kesehatan di = 0,000, antara
-Nembo Instalasi lokasi dengan
Bitung Rawat Jalan loyalitas
UPTD pelanggan
Rumah Sakit dengan nilai p
Tipe C = 0,061, antara
17

Manembo- promosi
nembo dengan
Bitung loyalitas
berpartisipasi dengan nilai p
dalam = 0,435, antara
penelitian ini. pegawai
Data dengan
dianalisis loyalitas
secara dengan nilai p
univariat, = 0,000, antara
bivariat dan bukti fisik
multivariat dengan
dan loyalitas
perhitungan dengan nilai p
statisik = 0,005.
regresi Namun tidak
logistik. terdapat
Penyajian hubungan
data dibuat promosi
dalam bentuk dengan
tabel dan loyalitas. Hasil
narasi. analisis
mutivariat
menunjukkan
bahwa faktor
produk
merupakan
faktor yang
paling dominan
berpengaruh
terhadap
loyalitas pasien
rawat jalan di
Rumah Sakit
Manembo-
nembo Tipe C
Bitung
4 Iswara & FAKTOR Penelitian ini 148 pasien Variabel
Rustam - menggunaka fasilitas
(15). FAKTOR n desain berpengaruh
YANG penelitian positif dan
MEMPE kuantitatif berpengaruh
NGARU dengan signifikan
HI jumlah terhadap
LOYALI populasi dan loyalitas pasien
TAS sampel di poliklinik
PASIEN sebanyak 148 kesehatan
KLINIK pasien yang koperasi
KESEHA berkunjung pegawai PLN
TAN ke Klinik Batam.
18

KOPERA Kesehatan Semakin


SI Koperasi lengkap
KARYA Pegawai fasilitas yang
WAN Perusahaan diberikan
PLN Listrik berarti pasien
BATAM Negara Kota yang setia akan
Batam. memeriksakan
Teknik diri, (2)
analisis data Variabel
yang pelayanan
digunakan berpengaruh
dalam positif dan
penelitian ini signifikan
adalah uji terhadap
kualitas data, loyalitas pasien
uji asumsi pada klinik
klasik, uji kesehatan
pengaruh, koperasi
dan uji pegawai PT
hipotesis PLN Batam.
yang akan Semakin besar
dibantu peluang
dengan indikator
aplikasi pelayanan
SPSS versi maka pasien
25 akan loyal
berkunjung
atau kontrol
kesehatan, dan
(3) Variabel
pelayanan dan
fasilitas secara
simultan
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
loyalitas pasien
pada klinik
kesehatan
koperasi
pegawai PLN
Batam
5 Hasan & Loyalitas Secara 296 Hasil penelitian
Putra (16). Pasien objektif responden ini adalah
Rumah tujuan Kualitas
Sakit daripada layanan
Pemerinta penelitian ini berpengaruh
h: adalah untuk positif dan
Ditinjau menganalisa signifikan
Dari loyalitas terhadap citra
19

Perspektif pasien dari rumah sakit.


Kualitas perspektif Kualitas
Layanan, kualitas layanan
Citra, layanan, berpengaruh
Nilai Dan citra, nilai signifikan
Kepuasan dan kepuasan terhadap nilai
pasien rumah pasien.
sakit di Kota Kualitas
Makassar. layanan
Jumlah berpengaruh
sampel signifikan
penelitian ini terhadap
adalah 296 kepuasan
Responden pasien.
pasien rawat Kualitas
inap rumah layanan
sakit tipe B berpengaruh
di kota signifikan
Makassar terhadap
yang dipilih loyalitas
berdasarkan pasien. Citra
accidental rumah sakit
random berpengaruh
sampling. signifikan
Alat uji terhadap nilai
analisis pasien. Citra
menggunaka rumah sakit
n SEM yang tidak
diolah mempunyai
statistik pengaruh
menggunaka signifikan
n AMOS. terhadap
kepuasan
pasien. Citra
rumah sakit
tidak
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
loyalitas
pasien. Nilai
pasien
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
pasien. Nilai
pasien
berpengaruh
20

signifikan
terhadap
loyalitas
pasien.
Kepuasan
pasien
berpengaruh
signifikan
terhadap
loyalitas pasien

2.2 Loyalitas

1. Pengertian Loyalitas

Loyalitas diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang

kepada suatu objek. Loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan

bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan

pembelian ulang produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan

datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran

mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku (7).

2. Karakteristik Loyalitas Pelanggan

Menurut (Griffin, 2016), pelanggan yang loyal adalah orang yang:

a) Melakukan pembelian berulang secara teratur (Repeat Purchase)

b) Membeli antarlini produk dan jasa (Pay More)

c) Mereferensikan kepada orang lain (Advocate)

d) Menunjukkan kekebalan terhadap daya tarik pesaing (Retention)

Baloglu (2002) dalam Ulfa (2012), menyatakan bahwa loyalitas

pelanggan memiliki lima dimensi, yaitu:


21

a) Trust adalah kepercayaan pelanggan terhadap kehandalan dan integritas

perusahaan.

b) Comitment adalah pelanggan merasa senang menggunakan produk

perusahaan dan merasa memiliki terhadap produk/perusahaan.

c) Switching cost adalah waktu, usaha dan pengeluaran yang diperlukan

untuk beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.

d) Word of mouth merupakan aktivitas mempromosikan perusahaan dengan

pernyataan positif, memberikan rekomendasi dan memberikan referensi

tentang produk dan perusahaan.

e) Cooperation merupakan aktivitas kerjasama dan kesediaan pelanggan

untuk membantu perusahaan termasuk di dalamnya menyarankan hal- hal

yang baik kepada perusahaan dan penggunaan pelanggan dalam

kepentingan iklan perusahaan.

3. Manfaat Pelanggan yang Loyal

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reichheld dan Sasser

dalam Setiawan (2011), makin lama seorang pelanggan bertahan, makin

besar laba yang diperoleh perusahaan karena melayani mereka. Ada empat

faktor yang mendasari pertumbuhan laba dari pelanggan yang loyal. Faktor-

faktor tersebut adalah: (19)

a) Laba yang diperoleh dari peningkatan pembelian

Masing-masing pelanggan mungkin akan membeli lebih banyak

karena pertambahan jumlah anggota keluarga atau karena mereka semakin


22

makmur. Pelanggan loyal akan memutuskan tetap membeli dari perusahaan

yang sama yang mampu memberikan pelayanan berkualitas tinggi.

b) Laba dari biaya operasi yang berkurang

Biaya pemasaran menjadi berkurang karena biaya pengambilalihan

pelanggan lebih tinggi dari pada biaya mempertahankan pelanggan. Selain

itu, ketika pelanggan semakin berpengalaman terhadap produk atau

perusahaan, mereka cenderung tidak banyak menuntut. Misalnya, mereka

semakin kurang memerlukan informasi dan bantuan, maka mereka juga

semakin sedikit melakukan kesalahan ketika terlibat dalam proses

operasional, sehingga semakin berkontribusi terhadap peningkatan

produktivitas.

c) Laba dari referensi kepada pelanggan lain

Rekomendasi positif dari mulut ke mulut berfungsi sebagai iklan

gratis yang akan menghemat biaya promosi perusahaan.

d) Laba dari harga yang tinggi

Pelanggan baru sering memperoleh keuntungan dari diskon

promosi perkenalan, sedangkan pelanggan lama membayar dengan harga

normal. Selain itu, apabila pelanggan mempercayai perusahaan, mereka

akan bersedia membayar lebih mahal pada masa-masa sibuk atau untuk

pelayanan yang selesai lebih cepat. (Griffin, 2016) juga menyatakan

loyalitas yang meningkat dapat menghemat biaya perusahaan sedikitnya di

enam bidang :
23

a. Biaya pemasaran menjadi berkurang (biaya pengambilalihan

pelanggan lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan).

b. Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti negosiasi kontrak dan

pemprosesan order.

c. Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang

(lebih sedikit pelanggan hilang yang harus digantikan).

d. Keberhasilan cross-selling menjadi meningkat, menyebabkan pangsa

pelanggan yang lebih besar.

e. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif; dengan

asumsi para pelanggan yang loyal juga merasa puas.

f. Biaya kegagalan menjadi menurun (pengurangan pengerjaan ulang,

klaim garansi, dan sebagainya).

4. Jenis-Jenis Loyalitas

(Griffin, 2016) dalam bukunya “Customer Loyalty” memuat 4 jenis

loyalitas berdasarkan keterikatan pelanggan terhadap produk atau layanan

dan pola pembelian ulang. Jenis loyalitas tersebut yaitu: (Griffin, 2016)

a) Tanpa loyalitas

Keterikatan pelanggan yang rendah terhadap produk atau layanan

dikombinasikan dengan tingkat pembelian berulang yang rendah

menunjukkan tidak adanya loyalitas. Secara umum, perusahaan

harus menghindari membidik.

b) Loyalitas tersembunyi
24

Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat

pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas

tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap yang

menentukan pembelian.

c) Loyalitas yang lemah

Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang

tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah, dengan kata lain faktor

non sikap dan faktor situasi merupakan alasan utama membeli.

d) Loyalitas premium

Jenis loyalitas ini paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada

keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang tinggi.

Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua

pelanggan disetiap perusahaan.

5. Tingkat Loyalitas Pelanggan

Untuk menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus

melalui beberapa tahapan. (Griffin, 2016) menyatakan bahwa tahap-tahap

tersebut adalah:

1) Suspects

Suspects meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang

atau jasa perusahaan, kita menyebutnya sebagai suspects karena yakin

mereka akan membeli tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan

dan barang atau jasa yang ditawarkan.

2) Prospect
25

Prospect adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk

atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya.

Para prospect ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian,

mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa

yang ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan barang

atau jasa tersebut padanya.

3) Disqualified prospects

Disqualified prospects adalah prospects yang telah mengetahui

keberadaan barang atau jasa tertentu tetapi tidak mempunyai

kebutuhan akan barang atau jasa tersebut, atau tidak mempunyai

kemampuan untuk membeli barang atau jasa tersebut.

4) First time customers

Pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya dimana mereka masih

menjadi pelanggan yang baru dari barang atau jasa pesaing.

5) Repeat customers

Pelanggan yang telah melakukan pembelian produk sebanyak dua kali

atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk

yang sama sebanyak dua kali, membeli dua macam produk yang

berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula.

6) Clients

Clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang

mereka butuhkan dan mereka membeli secara teratur. Hubungan


26

dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang

membuat mereka tidak terpengaruh oleh bujukan pesaing produk lain.

7) Advocates

Advocates membeli seluruh barang atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan yang menjadi kebutuhan mereka dan melakukan

pembelian secara teratur bahkan mereka menyarankan dan mendorong

teman-teman mereka agar membeli barang atau jasa tersebut.

8) Partners

Partners merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara

pelanggan dan perusahaan yang berlangsung secara terus menerus

karena kedua belah pihak telah saling merasa puas dan

menguntungkan.

2.3 Kepuasan Pasien

a. Pengertian Kepuasan Pasien

Kepuasan atau dalam Bahasa Inggris disebut satisfaction berasal

dari bahasa latin, yaitu “satis” yang berarti cukup dan “fecere” yang

berarti melakukan, sehingga kepuasan dapat diartikan dengan kemampuan

produk atau jasa pelayanan untuk memberikan sesuatu yang dicari

pelanggan sampai tahap cukup (Tjiptono, 2013)

b. Aspek - Aspek yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Penilaian pasien terhadap pelayanan perawat bersumber dari

pengalaman pasien. Aspek pengalaman pasien dapat diartikan sebagai

suatu perlakuan atau tindakan dari perawat yang sedang atau pernah
27

dijalani, dirasakan dan ditanggung oleh seseorang yang menggunakan

pelayanan perawat. Menurut Zeitham dan Berry (dalam Tjiptono, 2013),

aspek-aspek kepuasan pasien meliputi:

1) Keistimewaan, yaitu dimana pasien merasa diperlakukan secara

istimewa oleh perawat selama proses pelayanan.

2) Kesesuaian, yaitu sejauh mana pelayanan yang diberikan perawat

sesuai dengan keinginan pasien, selain itu ada ketepatan waktu dan

harga.

3) Keajegan dalam memberikan pelayanan, artinya pelayanan yang

diberikan selalu sama pada setiap kesempatan dengan kata lain

pelayanan yang diberikan selalu konsisten.

4) Estetika, estetika dalam pelayanan berhubungan dengan kesesuaian


tata letak barang maupun keindahan ruangan
c. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut (Tjiptono, 2013) faktor yang mempengaruhi kepuasan

pasien yaitu:

1) Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil

evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa yang

digunakan berkualitas. Persepsi pasien terhadap kualitas produk

atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas produk

atau jasa dan komunikasi perusahaan, dalam hal ini rumah sakit

dalam mengiklankan tempatnya.


28

2) Kualitas pelayanan, pasien akan merasa puas jika mereka

memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.

3) Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap

rumah sakit yang dipandang “rumah sakit mahal”.

4) Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai

harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas

sama tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada

pasien.

5) Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau

tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan,

maka pasien cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

d. Mengukur Kepuasan Pasien

Untuk mengukur kepuasan pasien menurut (21) adalah sebagai

berikut:

1) Sistem, keluhan dan saran

Organisasi yang berorientasi kepada pelanggan mempermudah

pelanggannya memberikan saran dan keluhan, diantarnya dengan

menggunakan kotak saran, memberikan kartu komentar pada

pasien yang pulang atau menempatkan staf untuk menangani

keluhan pelanggan.
29

2) Ghost Shopping

Dengan mengutus orang berpura-pura menjadi pelanggan dan

melaporkan titik-titik kekuatan dan kelemahan organisasi tersebut.

3) Analisis Pelanggan yang Beralih (loss custumer analysis)

Organisasi menghubungi pelanggan yang telah berhenti

menggunakan jasa yang diberikan dan mencari tahu alasan yang

terjadi.

4) Survei Kepuasan Pelanggan

Organisasi yang responsif akan melakukan survei kepuasan

pelanggan secara berkala. Cara pengukuran survei antara lain:

pengukuran secara langsung dimana pelanggan diberi pertanyaan

dan dibuat skala untuk menjawabnya; derived satisfaction dimana

pelanggan diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka

mengharapkan suatu pelayanan tertentu dan seberapa besar yang

mereka rasakan; problem analysis dengan meminta pelanggan

menuliskan masalah yang mereka hadapi dan perbaikan yang

mereka sarankan; importance performance rating dengan meminta

pelanggan membuat peringkat dari berbagai elemen pelayanan

didasari oleh kepentingan elemen dimata pelanggan serta seberapa

jauh rumah sakit memenuhi elemen tersebut.


30

2.4 Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukakan oleh para ahli,

diantaranya adalah sebagai berikut: (22)

a) Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat,

pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan.

b) Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga

medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang

permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan

keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan

penyakit yang diderita oleh pasien.

c) Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan

menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik

untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi kesehatan

lainnya diselenggarakan.

d) Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan

kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk

pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

2. Fungsi Rumah Sakit

Fungsi rumah sakit menurut Permenkes RI No. 159/1988 yaitu: a)

sebagai tempat yang menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan

medik, penunjang medik, perawatan rehabilitasi, pencegahan dan

peningkatan kesehatan; b) sebagai tempat pendidikan dan atau latihan


31

tenaga medik dan paramedik; c) sebagai tempat penelitian dan

pengembangan ilmu teknologi bidang kesehatan (22).

3. Jenis-Jenis Rumah Sakit

Sesuai dengan perkembangan yang dialami, pada saat ini rumah

sakit dapat dibedakan atas beberapa jenis yakni: (23)

a) Menurut pemilik, rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni

rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.

b) Menurut filosofi yang dianut, rumah sakit dapat dibedakan atas dua

macam yakni rumah sakit yang tidak mencari keuntungan dan rumah

sakit yang mencari keuntungan.

c) Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan, rumah sakit dapat

dibedakan atas dua macam yakni rumah sakit umum jika semua jenis

pelayanan kesehatan diselenggarakan, serta rumah sakit khusus jika

hanya satu jenis pelayanan kesehatan saja yang diselenggarakan.

d) Menurut lokasi rumah sakit, rumah sakit dapat dibedakan atas beberapa

macam yang kesemuanya tergantung dari pembagian system

pemerintahan yang dianut. Misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di

ibukota Negara, rumah sakit provinsi jika lokasinya di ibukota provinsi,

dan rumah sakit kabupaten jika lokasinya di ibukota kabupaten. Jika

ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, maka rumah sakit umum

pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit kelas

A, B, C, D dan E, klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan,

ketenagaan, fisik dan peralatan.


32

a. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling

sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang

medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis

dasar. Jumlah tempat tidur minimal 400 buah.

b. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling

sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang

medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar.

Jumlah tempat tidur minimal 200 buah.

c. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling

sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang

medik. Jumlah tempat tidur minimal 100 buah.

d. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sedikitnya

2(dua) spesialis dasar. Jumlah tempat tidur minimal 50 buah.

e. Rumah sakit umum kelas E adalah rumah sakit khusus yang

menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja.

4. Pelayanan Rawat Inap

Rawat inap adalah pelayanan terhadap orang yang masuk rumah

sakit dan menempati tempat tidur guna keperluan observasi, perawatan

diagnosa, rehabilitasi medik dan ataupun pelayanan kesehatan lainnya.


33

Rawat inap merupakan unit perawatan yang memberikan kebebasan

sepenuhnya kepada pasien dan keluarganya dalam memilih kelas

perawatan yang diinginkannya sesuai dengan kemampuan ekonomi

masing-masing. Untuk pelayanan rawat inap, secara umum pelayanan

rumah sakit dibagi menjadi beberapa kelas perawatan yaitu: VIP, kelas I,

kelas II dan III, serta dibedakan atas beberapa ruang atau bangsal

perawatan (23).

Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan medis yang utama di

rumah sakit dan merupakan tempat untuk interaksi antara pasien dengan

petugas kesehatan yang berlangsung dalam waktu yang lama. Pelayanan

rawat inap melibatkan pasien, dokter dan perawat dalam hubungan yang

sensitive yang menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra

rumah sakit (23).

2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pasien

1. Karakteristik Individu

Karakteristik individu menurut (7), merupakan faktor internal atau

interpersonal yang menggerakan atau mempengaruhi perilaku seseorang.

Faktor individu merupakan faktor yang ada dalam pribadi manusia serta

dapat mempengaruhi pembelian yang dilakukan oleh individu tersebut.

Dalam mengukur karakteristik individu dapat dilakukan berdasarkan

karakteristik demografi pelanggan, antara lain: (7).

a. Jenis kelamin
34

(21) menyatakan konsumsi dan selera seseorang dibentuk

oleh jenis kelamin dan (24) juga menyatakan ada perbedaan

tertentu antara wanita dan laki-laki, misalnya dalam perbedaan

kebutuhan, keinginan dan harapan. Kelompok wanita biasanya

menggunakan jasa atau produk pelayanan kesehatan lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok pria. Mereka juga mengemukakan

sebuah survey nasional di Amerika Serikat tahun 2006 yang

menunjukkan sebuah kesimpulan bahwa wanita memiliki peran

yang penting sebagai penentu keputusan dalam pelayanan

kesehatan, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi

keluarganya (21; 24).

b. Umur

(21) menyatakan konsumsi dan selera seseorang dibentuk

oleh usia, dan kebutuhan, keinginan, dan harapan seseorang

dipengaruhi umur pula. Kebutuhan terlihat jelas pada hal tertentu.

Semakin tua seseorang akan semakin memiliki kebutuhan

pelayanan kesehatan kuratif lebih banyak dari pada umur lainnya

(21). Menurut (25), masa dewasa muda dimulai dari umur 17-30

tahun, masa dewasa madya 31-45 tahun, masa dewasa akhir 46-60

tahun, dan lanjut usia lanjut lebih dari 60 tahun, dalam penelitian

mengenai korelasi antara faktor demografi dengan loyalitas,

semakin tua umur seseorang secara signifikan lebih loyal

dibandingkan dengan pelanggan dalam umur lebih muda, terutama


35

untuk pelanggan dalam kategori jasa kontak tinggi (salah satunya

rumah sakit) (25).

c. Pekerjaan

(21) menyatakan pekerjaan juga mempengaruhi pola

konsumsi, seseorang yang memiliki pekerjaan tertentu akan

membeli kebutuhan yang sesuai dengan pekerjaannya, dalam hal

ini jika mayoritas pekerja yang memiliki resiko terhadap gangguan

kesehatan yang relatif tinggi, sehingga mempengaruhi perilaku

pasien tersebut dalam melakukan pembelian ulang karena

kebutuhannya, yang akhirnya mencerminkan perilaku loyalnya

(21).

d. Penghasilan dan Status Sosio-ekonomi

Penghasilan merupakan sejumlah uang yang diterima oleh

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut

(Swastha & Handoko, 2018), persepsi konsumen mengenai sumber

daya ekonomi yang mereka miliki mempengaruhi kesediaan

mereka dalam menggunakan uang. (21) menyatakan pilihan produk

sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi; penghasilan yang dapat

dibelanjakan, tabungan dan aset, dan sikap terhadap pengeluaran

tabungan. Pendapatan/penghasilan secara jelas mempengaruhi

penggunaan produk atau jasa pelayanan kesehatan dengan

memberikan peluang dari kekayaan yang dimiliki. Bahkan, jenis


36

jasa yang digunakan dapat bervariasi karena faktor pendapatan ini

(21; 24).

e. Sumber Biaya Pengobatan

(21) menyatakan hal yang termasuk dalam kategori ini

adalah status jaminan atau penanggung biaya. Survey nasional di

Amerika Serikat tahun 2003 menunjukkan bahwa kondisi penyakit

kronis lebih banyak ditemukan pada orang dewasa yang tidak

memiliki asuransi dibandingkan yang berasuransi (21). Hasil

Riskesdas Nasional tahun 2007 menyebutkan bahwa secara

nasional, sumber utama pembiayaan yang digunakan oleh rumah

tangga untuk rawat jalan adalah dari kantong sendiri (out of

pocket), dengan persentase sebesar (74%). Penanggung biaya

pengobatan pasien di rumah sakit pada umumnya ditanggung oleh

mandiri (pribadi), asuransi (Misal BPJS dan lain-lain), dan

perusahaan. Penanggung biaya mandiri berarti pasien membayar

pengobatan tanpa perantara pihak lain, sementara

perusahaan./asuransi berarti pasien berarti pasien ditanggung oleh

perusahaan tempat mereka bekerja atau asuransi tempat memilih

polis. Beberapa pasien membayar terlebih dahulu biaya pengobatan

setelah itu pihak asuransi atau perusahaan mengganti biaya

tersebut. Faktor penting yang mendorong seseorang kembali

berobat di rumah sakit tertentu ialah karena rumah sakit tersebut


37

menjalin kerjasama dengan perusahaan atau asuransi yang dimiliki

pasien sehingga memudahkan pasien melakukan pembayaran (19).

2. Empati (Empaty)

a. Pengertian Empati

Empati adalah dimensi mutu pelayanan yang meliputi

pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada

pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik,

dan memahami kebutuhan pelanggan. Empati adalah cara untuk

memfasilitasi terjadinya proses berbagi dan mengkomunikasikan

rasa yang dialami oleh seseorang, sehingga terjadi proses asimilasi

terhadap rasa sedih yang dialami tersebut menjadi bagian dari

perasaannya. Sikap empati dari seorang perawat sangat diperlukan

agar hubungan saling percaya dapat terbina dan mempermudah

untuk menggali permasalahan pasien, serta mempercepat proses

penyembuhan, terlebih lagi dalam berinteraksi dengan pasien,

sikap empati sangat diperlukan. Manfaat dari empati adalah agar

perawat dapat membantu pasien untuk mengidentifikasi,

mengeksplorasi perasaan yang telah dipendam. Supaya pasien

menyadari bahwa ia benar-benar dipahami dan diterima oleh orang

lain, serta meningkatkan harga diri pasien, karena sikap empati

telah menjadi bagian dalam setiap tindakan yang seharusnya

dilakukan oleh perawat (4).


38

b. Faktor – Faktor

yang Mempengaruhi

Empati

(4) menyatakan ada bebarapa faktor yang mempengaruhi

empati, baik psikologis maupun sosiologis, antara lain:

1. Sosialisasi, merupakan kemampuan individu untuk dapat

mengenal dan berinteraksi secara baik dalam lingkungan

tertentu dan memperoleh nilai-nilai yang sesuai dengan

lingkungannya tersebut. Dengan adanya sosialisasi ini akan

memungkinkan seseorang dapat merasakan emosi yang

berbeda-beda dari banyak orang disekitarnya, dan kemudian

akan mengarahkan seseorang untuk mampu melihat

keadaan orang lain dan berpikir tentang orang lain dari

pengalaman bersosialisasinya.

2. Perkembangan kognitif, yaitu kemampuan individu untuk

menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu

kejadian atau peristiwa. Sebelumnya telah dikatakan bahwa

setiap manusia sejak dilahirkan telah memiliki perasaan

empati dan empati akan terus berkembang bersamaan

dengan perkembangan kognitif, yang kemudian akan

sampai pada yang disebut kematangan kognitif, sehingga

seseorang dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang


39

lain dan hal inilah yang menunjukkan seseorang mampu

berempati.

3. Mood and Feeling. Mood adalah suatu keadaan sadar

pikiran atau emosi yang dominan, sedangkan feeling adalah

ekspresi suasana hati terutama dalam gambaran diri.

Keadaan perasaan seseorang ketika berinteraksi dengan

lingkungannya akan mempengaruhi cara seseorang dalam

memberikan respon terhadap perasaan dan perilaku orang

lain.

4. Situasi, merupakan semua fakta, kondisi dan peristiwa yang

mempengaruhi seseorang atau sesuatu pada waktu tertentu

dan di tempat tertentu. Situasi dan tempat tertentu dapat

memberikan pengaruh terhadap proses empati seseorang.

Pada situasi tertentu seseorang dapat berempati lebih baik

dibanding situasi yang lain.

5. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah

sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung ataupun

tidak langsung (melalui media). Pengungkapan empati

sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang digunakan

seseorang. Perbedaan bahasa dan ketidakpahaman tentang

komunikasi yang terjadi akan menjadi hambatan pada

proses empati.
40

c. Karakteristik Empati

Untuk memahami tentang empati, maka kita harus

mengetahui ciri – ciri ataupun karakteristik dari empati itu sendiri.

Adapun menurut (4), mengemukakan ciri atau indikator empati

terdiri dari: 1) Ikut merasakan, merasakan apa yang dirasakan oleh

orang lain; 2) Dibangun berdasarkan kesadaran diri, ada kemauan

dalam diri seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain; 3)

Peka terhadap bahasa non verbal, seseorang dapat dikatakan

berempati apabila orang tersebut mampu merasakan bahasa non

verbal yang diperlihatkan oleh orang lain; 4) Mengambil peran,

artinya seseorang mampu mengambil tidakan atas permasalahan

yang sedang dihadapinya; 5) Tidak larut atau tetap kontrol emosi

diri, artinya seseorang dapat mengendalikan diri dalam membantu

memecahkan masalah (4).

Berempati tidak hanya dilakukan dalam bentuk memahami

perasaan orang lain semata, tetapi harus dinyatakan secara verbal

dan dalam bentuk tingkah laku. Tiga ciri dalam berempati adalah:

1) Mendengarkan dengan seksama apa yang di ceritakan orang

lain, bagaimana perasaannya, apa yang terjadi pada dirinya, 2)

Menyusun kata - kata yang sesuai untuk menggambarkan perasaan

dan situasi orang tersebut, 3) Menggunakan susunan kata - kata


41

tersebut untuk mengenali orang lain dan berusaha memahami

perasaan serta situasinya (4).

3. Keandalan (Reliability)

a. Pengertian

Keandalan

Keandalan adalah kemampuan untuk menyediakan

pelayanan yang terpercaya dan akurat. Kinerja harus sesuai

dengan harapan pelanggan tanpa kesalahan. Ada pula yang

mendefinisikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan jasa yang

dijanjikan dengan terpercaya dan akurat. Hal ini berarti tingkat

kehandalan di mata pelanggan, meliputi kemampuan memberikan

layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan,

yang meliputi catatan transaksi yang lengkap, kredibilitas/

bonafiditas/ citra perusahaan dan daya tarik keunggulan kualitas

pelayanan (26).

Keandalan mempunyai arti kemampuan perusahaan untuk

memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa

membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai

dengan waktu tertentu. Keandalan adalah kemungkinan produk

untuk tidak berfungsi pada periode waktu tertentu. Yang intinya

reliabilitas (kepercayaan) adalah saat seluruh informan percaya

bahwa pelayanan kesehatan di tempat kesehatan tertentu bagi

mereka sangat memuaskan dan seperti yang diharapkan (27).


42

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keandalan (Reliability)

Machmud (2008) menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi Keandalan (Reliability) meliputi:

1) Ability: Petugas kesehatan harus memiliki kemampuan teori

dan pengalaman lapangan sehingga pada pelaksanaan

tugasnya, petugas kesehatan yang dimaksud mampu

mefdaftnunjukkan prestasi.

2) Performance: Membina dan memelihara kinerja dari

petugas dan institusi yang diwakilinya merupakan

kewajiban petugas yang handal.

3) Personality: Seorang petugas kesehatan sangat erat

hubungannya dengan rasa tanggung jawab sebagai petugas

kesehatan serta memelihara tugas-tugas dibidang kesehatan

yang berkaitan dengan keselamatan jiwa orang lain yang

menjadikan kepribadian yang sangat penting.

4) Credibility: Merupakan batu ujian bagi para petugas

kesehatan yang berusaha mendukung upaya kesehatannya,

tanpa memiliki rasa ragu dalam menangani masalah yang

diberikan.
43

5) Maturity: Mampu mengendalikan kondisi, dalam hal ini

kemampuan jiwa yang dewasa dan cukup matang untuk

mengendalikan diri orang lain.

b. Hal – Hal yang Mencakup Keandalan (Reliability)

(28) menyebutkan hal-hal yang mencakup Keandalan

(Reliability) yaitu:

1) Keterampilan Petugas

Psikologi Industri menyatakan bahwa keterampilan kerja

adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan

pekerjaannya. Jadi keterampilan kerja dapat diartikan

sebagai hasil yang dapat dicapai seseorang menurut ukuran

yang berlaku untuk pekerjaan atau tugas yang

bersangkutan. Keterampilan kerja antara orang yang satu

dengan orang yang lainnya dalam situasi kerja adalah

perbedaan karakteristik individual. Disamping itu, orang

yang sama dapat membentuk penampilan kerja yang

berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Dari sinilah dapat

disimpulkan bahwa kerja seseorang dipengaruhi oleh faktor

situasi.

2) Kelengkapan Sarana

Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai

dengan SK Menteri Kesehatan RI No.

983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi


44

Institusi Kesehatan, maka sebuah pelayanan kesehatan yang

handal harus menjalankan beberapa fungsi, salah satu

diantaranya adalah fungsi menyelenggarakan pelayanan

medis dan non medis dengan melengkapi sarana dan pra

sarana yang dibutuhkan pada saat bekerja. Secara umum

dalam sebuah instansi kesehatan sarana itu merupakan

salah satu bagian dari lingkungan kerja yang akan

mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yang diberikan.

Sarana merupakan aset sebuah organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan. Dengan adanya sarana yang lengkap,

maka tenaga kesehatan akan mudah untuk melaksanakan

tugas dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan,

selain itu dengan sarana kesehatan yang memadai juga akan

mempengaruhi profesional kerja tenaga kesehatan dan

mendatangkan kepuasan pada pasien yang datang untuk

berobat.

3) Ketepatan Waktu Pemeriksaan

Waktu pemeriksaan adalah waktu yang dibutuhkan oleh

seorang pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

yang dimulai dari pendaftaran di loket, pengurusan kartu di

bagian administrasi, waktu tunggu untuk pemeriksaan, dan

waktu antri untuk resep obat. Pemeriksaan yang

handal mencerminkan ketepatan waktu pelayanan


45

kesehatan dan kesigapan petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan.

c. Implementasi Keandalan (Reliability) Pada Rumah Sakit

Meliputi:

Wijono (2000) menyebutkan implementasi Keandalan

(Reliability) meliputi:

1) Kemampuan rumah sakit ke dalam memenuhi pelayanan

yang telah dijanjikan, hal ini mencerminkan tanggung

jawab rumah sakit terhadap peserta untuk memberikan

kepuasan terhadap pesertanya.

2) Pelayanan pendaftaran yang cepat dan tidak berbelit, yang

mencerminkan kemampuan rumah sakit untuk memproses

pendaftaran pasien hendaknya harus dilakukan dengan

cepat dan dengan cara yang mudah karena manfaat dari

pelayanan rumah sakit adalah ketika pasien memperoleh

hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan

mudah

3) Pelayanan pengobatan yang cepat, artinya diperlukan

kemampuan petugas untuk cepat tanggap dalam

menyelesaikan keluhan peserta

4) Kemudahan pendapatan informasi pelayanan rumah sakit,

kemampuan dan kemudahan rumah sakit untuk

menyediakan pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh


46

pasien serta ketidaktahuan pasien terhadap hak-haknya

merupakan salah satu indikator terhadap kurangnya

informasi pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit agar

mereka dapat memperoleh yang mereka butuhkan ketika

pasien meminta suatu jasa pelayanan kepada rumah sakit.

4. Citra Rumah Sakit

a. Pengertian Citra

Pengertian citra adalah apa yang dipikirkan konsumen

tentang suatu produk. Termasuk didalamnya adalah persepsi dan

sikap yang didasarkan pada reaksi dan rangsangan yang berkaitan

dengan perusahaan yang diterima melalui kelima indera. “citra

(image) adalah kepercayaan, ide dan impresi seseorang terhadap

sesuatu”. Bagi sebuah perusahaan, image atau citra yang baik

mutlak diperlukan. Sedemikian penting arti dari citra (image) itu

sendiri sehingga perusahaan bersedia mengeluarkan biaya dan

tenaga ekstra untuk meraihnya. Citra (image) merupakan

seperangkat keyakinan, ide, dan pesan yang dimiliki seseorang

terhadap suatu objek. Citra adalah tujuan utama dan sekaligus

merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai public

relations. Meskipun demikian pengertian citra itu sendiri abstrak

(intangible) dan tidak dapat diukur (21).


47

b. Peran Citra

Peters (1999) dalam Jasfar (2005) mengidentifiksi terdapat

empat peran citra dalam organisasi, antara lain:

1) Citra menceritakan harapan bersama dengan kampanye

pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi

dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra mempunyai

dampak pada adanya pengharapan. Citra positif lebih

memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara

efektif dan membuat orang-orang lebih mudah mengerti

dengan komunikasi dari mulut ke mulut.

2) Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada

kegiatan perusahaan. Kualitas teknis dan khususnya kualitas

fungsional dilihat melalui saringan ini. Jika citra baik, maka

citra menjadi pelindung.

3) Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan

konsumen. Ketika konsumen membangun harapan dan

realitas dalam bentuk teknis dan fungsional dan hal itu

dirasakan memenuhi citra, maka citra akan mendapatkan

penguatan dan bahkan meningkat.

4) Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen. Citra

yang negatif dan tidak jelas akan berpengaruh negatif

terhadap kinerja karyawan dan hubungan dengan

konsumen. Sebaliknya, citra positif dan jelas, misalnya citra


48

organisasi yang sangat baik secara internal menceritakan

nilai-nilai yang jelas dan menguatkan sikap positif terhadap

orgnisasi.

c. Atribut Citra

Penelitian tentang citra dilakukan dengan mengumpulkan

persepsi tentang sikap dan pendapat konsumen terhaap dimensi

tertentu. Citra diukur dengan beberapa dimensi yang

mencerminkan atribut mencolok. Atribut citra dibagi dalam empat

kelompok penting, yaitu: (30)

1) Kriteria evaluasi, terdiri dari lokasi (jarak), luas, dan

kedalaman, keragaman harga, iklan dan promosi penjualan,

personel penjualan, pelayanan.

2) Karakteristik, terdiri dari lokasi, keragaman, harga, iklan,

dan promosi penjualan, personel penjualan, pelayanan.

3) Proses perbandingan

4) Perusahaan yang dapat diterima ataupun tidak diterima.

Determinan kepuasan tentang pilihan perusahaan bervariasi

menurut pangsa pasar dan menurut kelas produk.


49

2.6 Kerangka Teori

Citra Rumah Sakit

Dari mulut Pengalaman Komunikasi


ke mulut masa lalu ekternal
Mutu Pelayanan :
1. Tangible (berwujud)
2. Responsiveness (cepat
tanggap)
3. Assurance (Jaminan) Harapan Pasien
1. Pelayanan yang
diterima baik
4. Realibity (keandalan) 2. Fasilitas yang nyaman

5. Empaty (empati)
50

Mutu Pelayanan

Kepuasan Pasien :
1. Sistim Keluhan dan
Saran
2. Ghost Shopping
3. Analisis Pelanggan
Yang bEralih
Karakteristik Individu : 4. Survei Kepuasan
1. Umur Pelanggan
2. Jenis Kelamin
3. Pekerjaan
4. Penghasilan
5. Penanggung
biaya Loyalitas Pasien

Keterangan :

Tidak Diteliti

Diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Teori


Sumber Modifikasi: (Wijono, 2000 ; Mardalis, 2005 : Kotler & Keller, 2009;
Setiawan, 2011 ; Griffin, 2003)
51

2.7 Kerangka Konsep

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

MUTU LAYANAN

Empati
(Empaty)

Keandalan
(Realibility)

Citra Rumah
Sakit
Loyalitas Pasien
Rawat Inap RS
KARAKTERISTIK
INDIVIDU
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pekerjaan
4. Penghasilan
5. Penangguhan
biaya

Gambar 2.3. Kerangka Konsep

2.8 Hipotesa

Berdasarkan dari tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas

dapat dirumuskan hipotesa pada penelitian ini sebagai berikut :

H01 : Adanya hubungan yang bermakna antara empati dengan loyalitas

pasien pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022


52

H02 : Adanya hubungan yang bermakna antara keandalan dengan loyalitas

pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin

Sungaliat Bangka tahun 2022

H03 : Adanya hubungan yang bermakna antara citra rumah sakit dengan

loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022

H04 : Adanya hubungan yang bermakna antara umur dengan loyalitas

pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin

Sungaliat Bangka tahun 2022

H05 : Adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022

H06 : Adanya hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan loyalitas

pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin

Sungaliat Bangka tahun 2022

H07 : Adanya hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan

loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022

H08 : Adanya hubungan yang bermakna antara penanggung biaya dengan

loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka tahun 2022


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui loyalitas

pasien rawat inap RS. Pertamina Bintang Amin dan hubungannya dengan

karakteristik individu, empati, keandalan tenaga kesehatan dan citra rumah

sakit. Penelitian akan dilakukan dengan desain cross-sectional yaitu suatu

desain penelitian yang mengukur atau mengobservasi sekaligus variabel-

variabelnya pada rentang waktu yang sama, dan tiap subjek hanya diukur

atau diamati satu kali saja (31).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Rawat Inap (Kecuali Ruang Anak, ICU,

NICU, PICU) Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat

Bangka.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2022.

52
53

3.3 Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien yang

menggunakan jasa pelayanan rawat inap Rumah Sakit Pertamina Bintang

Amin (32). Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat Rumah

Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka.

2. Sampel

Dari seluruh populasi yang melakukan kunjungan ke unit rawat inap

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka, di ambil

sampel yang akan menjadi responden penelitian.

Besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus lemeshow, hal

ini dikarenakan jumlah populasi tidak diketahui atau tidak terhingga:

Keterangan :
n = Jumlah sampel
Z1-a/2 = Skor pada kepercayaan 95% = 1,96
P = Maksimal estimasi = 0,5
d = Sampling error 5%
54

Dari rumus di atas diperoleh sampel sejumlah 196 responden.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

acidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih

siapa yang kebetulan ada/dijumpai (33). Pasien yang dijadikan sampel atau

subyek penelitian ini adalah pasien yang di rawat inap dengan:

Kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Pasien rawat inap

2. Pasien berusia ≥ 17 tahun

3. Pasien dalam kondisi sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik

4. Pasien yang telah mendapatkan pelayanan selama dirawat inap

5. Pasien bersedia diwawancara

Kriteria eklusi sebagai berikut:

1. Pasien rawat inap anak (< 17 tahun), ICU, NICU dan PICU.

2. Pasien dan keluarga pasien yang bekerja di Rumah Sakit Umum

Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka

3.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,

sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapat atau satuan tentang konsep

pengertian (32).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


55

1. Variabel bebas (Independen) adalah variabel

yang dapat mempengaruhi variabel terikat yang dalam penelitian

ini adalah : umur, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan,

penanggung biaya, empati, keandalan dan citra rumah sakit.

2. Variabel terikat (Dependen) adalah variabel

yang terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah loyalitas pasien.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
D DEPENDENT
Loyalitas Pasien Suatu kesetian yang Kuesione Wawancara 1= Loyalitas baik (jika
ditunjukkan dengan perilaku r dengan jawaban responden rata- Ordinal
pembelian teratur yang terstruktur rata ≥18 dari total skor
dalam waktu panjang pertanyaan)
melalui serangkaian
keputusan pelanggan. 2= Loyalitas kurang
baik (jika jawaban
responden rata-rata <18
dari total skor
pertanyaan)
INDEPENDEN
Umur Masa hidup responden yang Kuesione Wawancara 1= Dewasa, jika umur
dihitung dari tahun lahir r dengan 17 tahun s/d 60 tahun Ordinal
sampai dengan tahun terstruktur
terakhir berulang tahun 2= Usia lanjut, jika
umur >60 tahun

(25)
Jenis Kelamin Perbedaan sex secara fisik Kuesione Wawancara 1= Laki-laki Ordinal
yang membedakan laki-laki r dengan
dan perempuan terstruktur 2= Perempuan
Pekerjaan Suatu hubungan yang Kuesione Wawancara 1= Bekerja Ordinal
melibatkan dua pihak antara r dengan
perusahaan dengan para terstruktur 2= Tidak bekerja
pekerja/karyawan
Penghasilan Jumlah uang yang diterima Kuesione Wawancara 1= Tinggi, jika Ordinal
reponden dan keluarga r dengan penghasilan ≥ Rp
56

intinya (suami & istri atau terstruktur 2.445.141


orang tua) setiap bulannya.
2= Rendah, jika
penghasilan < Rp
2.445.141
Penanggung Asal uang untuk membiayai Kuesione Wawancara 1= Mandiri (Pribadi) Ordinal
biaya pengobatan responden r dengan
terstruktur 2= Instansi (BPJS,
Asuransi lainnya)

Empati Dimensi mutu pelayanan Kuesione Wawancara 1= Empati baik (jika


(Emphaty) yang meliputi pemahaman r dengan jawaban responden rata- Ordinal
pemberian perhatian secara terstruktur rata ≥18 dari total skor
individual kepada pertanyaan)
pelanggan, kemudahan
dalam melakukan 2= Empati kurang baik
komunikasi yang baik, dan (jika jawaban responden
memahami kebutuhan rata-rata <18 dari total
pelanggan skor pertanyaan)
Kehandalan Kemampuan untuk Kuesione Wawancara 1= Kehandalan baik
(Reability) menyediakan pelayanan r dengan (jika jawaban responden Ordinal
yang terpercaya dan akurat. terstruktur rata-rata ≥15 dari total
Kinerja harus sesuai skor pertanyaan
dengan harapan pelanggan
tanpa kesalahan. 2= Kehandalan Kurang
baik (jika jawaban
responden rata-rata <15
dari total skor
pertanyaan)
Citra Rumah Merupakan seperangkat Kuesione Wawancara 1= Citra rumah sakit
Sakit keyakinan, ide, dan pesan r dengan baik (jika jawaban Ordinal
yang dimiliki seseorang terstruktur responden rata-rata ≥18
terhadap suatu objek. dari total skor
pertanyaan

2= Citra rumah sakit


Kurang baik (jika
jawaban responden rata-
rata <18 dari total skor
pertanyaan)

3.6 Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014), instrumen penelitian adalah suatu alat

yang diamati. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang disusun

berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian (34). Indikator

tersebut dituangkan secara rinci dalam butir-butir pertanyaan yang berupa

angket dan dibagikan kepada responden. Instrumen pada penelitian ini


57

berupa angket/kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang telah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih, dimana terdapat 8

(delapan) variabel yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan,

penanggung biaya, empati tenaga kesehatan, keandalan, citra rumah sakit

dan loyalitas pasien.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner linked.

Cara pengukuran dilakukan dengan wawancara kepada pasien yang

menggunakan kuesioner secara terstruktur. Adapun jawaban responden

untuk semua pernyataan variabel bebas dan variabel terikat kemudian

diberi skor:

Skor sangat setuju (SS) adalah 4,

Skor setuju (S) adalah 3,

Skor tidak setuju (TS) adalah 2,

dan skor sangat tidak setuju (STS) adalah 1.

Jawaban atas pernyataan yang terpisah dalam suatu variabel

dijumlahkan ke dalam skor variabel bebas maupun terikat. Pengukuran

data dilakukan berdasarkan jumlah total skor yang diperoleh masing-

masing responden per kelompok variabel penelitian.

3.7 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Sebelum instrumen penelitian diujicobakan, terlebih dahulu

diadakan pengecekan kesesuaian validasi dan reliabilitas data. Validasi

instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu validasi isi

dengan mengembangkan kisi-kisi menjadi butir-butir pertanyaan dan


58

validasi konstruk antara skor tiap item-item pertanyaan dengan total skor

kuesioner tersebut. Oleh karena itu, instrumen penelitian akan di uji

cobakan untuk mengukur tingkat validasi dan reliabilitasnya. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang validitas yang dimaksud (35). Setelah mendapatkan data

dari responden kemudian dilakukan uji construk validity dengan

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dibantu dengan

program SPSS. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika r hitung ≥ r tabel maka

alat ukur yang digunakan dinyatakan valid dan sebaliknya, jika r hitung < r

tabel maka alat ukur yang digunakan tidak valid (34).

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius mengarah responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang

benar susuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap

akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.


59

Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (35). Dengan

menggunakan sofware SPSS, uji reliabilitas ini dilakukan dengan cara

melihat nilai Alpha Cronbach dari dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

valid. Apabila nilai Alpha Cronbach diatas 0,6 maka pertanyaan dalam

instrumen tersebut dinyatakan reliabel (33).

Agar penelitian ini mendapatkan data yang akurat dan objektif,

maka diperlukan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Karena itu,

sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, maka kuesioner ini adak

dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menyebar kuesioner kepada

30 responden yang berbeda dengan responden penelitian. Uji coba

questioner ini akan tetap di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Bahrin Sungaliat Bangka.

3.8 Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari wawancara

terhadap responden / pasien menggunakan kuesioner yang telah disiapkan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari laporan tertulis

rekam medis dan bagian administrasi.

3.9 Pengolahan Data


60

Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, maka proses

selanjutnya adalah pengolahan data. Berikut ini merupakan tahapan-

tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan: (32)

1. Editing

Hasil kuesioner yang telah diperoleh selanjutnya diperiksa

kelengkapannya. Editing data dilakukan untuk memastikan bahwa semua

butir pertanyaan dalam kuesioner terisi lengkap.

2. Coding

Koding data dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap pilihan

jawaban dalam kuesioner. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna

dalam memasukan data (data entry).

3. Data Entry

Jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode dimasukkan ke

dalam program atau software komputer. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan program SPSS.

4. Cleaning

Setelah semua data dari responden selesai dimasukan, maka dilakukan

proses pembersihan data (data cleaning). Proses ini dilakukan untuk

melihat kemungkinan adanya kesalahan atau ketidaklengkapan data agar

selanjutnya bisa dikoreksi.

3.10 Teknik Analisis Data

Setelah data mengalami mengalami pengolahan, data tersebut

dianalisis untuk mendapatkan makna dari data yang telah didapatkan.


61

Hasil analisis data ini digunakan untuk menjawab masalah penelitian yaitu

faktor-faktor yang berhubungan dengan loyalitas pasien Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan software

komputer yaitu SPSS dan terdiri dari analisis Univariat, Bivariat dan

Multivariat (33).

1. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat

dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan persentase

dari variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu karakteristik individu

(Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Penghasilan, Penanggung biaya),

Empati, Keandalan, dan Citra Rumah Sakit (33).

2. Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan korelasi antara

variabel dependen dan variabel independen. Analisis ini dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisis

bivariat pada penelitian ini menggunakan uji chi-square, dengan melihat

nilai Odds ratio (OR) menunjukan besarnya keeratan hubungan dua

variabel yang diuji (32).

3. Analisis Mulitivariat

Analisis multivariat untuk menganalisis data dengan variabel lebih

dari dua dan mencari pengaruh masing-masing variabel bebas secara


62

bersama-sama terhadap variabel terikat serta mencari manakah variabel

bebas yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat maka uji

multivariat pada penelitian ini dilakukan uji analisis regresi logistik.

Analisis regresi logistik merupakan analisis yang digunakan untuk

menganalisis pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat

termasuk mencari pengaruhnya secara bersama-sama terhadap variabel

terikat. Regresi logistik berganda merupakan pemilihan model statistik

yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa

variabel yang bersifat kontinyu maupun binari dengan variabel dependen

yang bersifat binomial atau dikotom (33).

Penggunaan analisis regresi logistic dalam penelitian ini,

disebabkan karena skala pengukuran pada variabel bebas dan terikat

adalah kategori (ordinal) yang bersifat binomial atau dikotom. Adapun

tujuan dari analisis ini adalah memprediksi besar variabel terikat yang

berupa variabel biner dengan menggunakan data variabel yang sudah

diketahui besarnya serta mengukur pengaruh antara variabel bebas dan

terikat setelah mengontrol pengaruh bebas lainnya. Dengan menggunakan

data kuesioner, variabel-variabel yang mempunyai kriteria kemaknaan

statistik dimasukkan ke dalam analisis multivariat regresi logistik dengan

metode enter untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh secara

signifikan dan dapat dihitung nilai estimasi parameter-parameternya.

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka

dilakukan uji statistik regresi logistik dengan perhitungan analisis data


63

yang dilakukan dengan program komputer dengan derajat

kemaknaan p ≤ 0.05.

3.11 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan

usulan atau proposal penelitian untuk mendapatkan rekomendasi,

selanjutnya mengajukan izin pada pihak-pihak terkait dengan proses

penelitian, dalam hal ini Pasien Rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah

Depati Bahrin Sungaliat Bangka, peneliti melakukan penelitian dengan

memperhatikan aspek-aspek seperti bawah ini:

1. Informed Consent

Lembaran persetujuan diberikan kepada responden, terlebih dahulu

peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika responde bersedia diteliti maka diberi lembar

permohonan menjadi responden (lembar satu) dan lembar persetujuan

menjadi responden (lebmar dua) yang harus ditandatangani, tetapi jika

responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap akan menghormati hak-haknya.

2. Anonymity

Tidak memberikan nama responden pada lembar yang akan diukur,

hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Ubtuk menjaga


64

kerahasiaan informasi dari responden, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan

memberikan nomor kode pada masing-masing lembar yang dilakukan oleh

peneliti sebelum lembar pengumpulan data diberikan kepada responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi partisipan dijamin penliti, hanya data

tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian, dalam hal ini data yang

berkaitan dengan batas-batas dalam etika atau nilai-nilai pribadi dalam

partiisipan.
65

3.12 Alur Penelitian

Alur penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini :

Pembuatan proposal dan


Tahap persiapan
perizinan penelitian

Tahap pelaksanaan Pemelihan responden (perawat) yang sesuai dengan


kriteria penelitian

Kriteria Inklusi (+) Kriteria Ekslusi (-)

Pengumpulan sampel berupa penyebaran kuesioner kepada


pasien rawat inap yang bersedia menjadi responden

Tahap pengolahan data


Melakukan input data

Analisis dengan SPSS

Hasil

Gambar 3.1. Alur penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Pratiwi M. Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Loyalitas Pasien


RSUD Raden Mattaher Jambi 2016. Sci J. 2016;5(1):31–8.
2. Hadiyati I, Sekarwana N, Sunjaya DK, Setiawati EP. Konsep Kualitas
Pelayanan Kesehatan berdasar atas Ekspektasi Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional. Maj Kedokt Bandung. 2017;49(2):102–9.
3. Asmuji. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Malang:
Bayumedia Publishing; 2020.
4. Nursalam. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
5. Otani K, Waterman B, Faulkner K, Boslaugh S, Dunagan C. How Patient
Reactions to Hospital Care Attributes Affect the Evaluation of Overall
Quality of Care, Willingness to Recommend, and Willingness to Return. J
Healthc Manag. 2010;55(1):25–38.
6. Setianto G, Wartini S. Pengaruh Bukti Fisik dan Empati Terhadap
Loyalitas Konsumen Melalui Kepuasan Konsumen. Manag Anal J
[Internet]. 2017;6(4):367–76. Available from:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj/article/view/5585
7. Hurriyati R. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: CV.
Alfabeta; 2015.
8. Budiwan V, Efendi. The Understanding of Indonesian Patients of Hospital
Service Quality in Singapore. Procedia - Soc Behav Sci [Internet].
2016;224:176–83. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.436
9. Hidayat R. Pengaruh Kualitas Fungsional, Kualitas Teknik Dan Citra
Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit. Ekuitas J Ekon dan Keuang.
2014;18(2):139–64.
10. Rengkuan SR, Tilaar C, Kandou GD. Hubungan Antara Persepsi Pasien
Umum tentang Bauran Pemasaran Jasa dengan Loyalitas Pasien di Instalasi
Rawat Jalan RS Advent Manado. JIKMU. 2015;5(1):8–20.

67
68

11. Zaimah. Analisis Faktor-faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan


Pasien Poliklinik Spesialis RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal tahun
2018. Sci J. 2019;8(1):355–68.
12. Herman, Kamase J, Nujum S, Dewi R. Pengaruh Kualitas Layanan,
Perbaikan Layanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pasien
Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang Kabupaten
Pangkep. J Ekon Glob. 2022;1(2).
13. Karmila HN, Setianto B, Adriansyah AA, Bistara DN, Setiyowati E.
Hubungan Internal Service Quality dengan Loyalitas Pelanggan :
Relationship of Internal Service Quality with Customer Loyalty. J Ilm
Keperawatan (Scientific J Nursing). 2021;7(2):231–7.
14. Kipu FF, Wariki WMV, Bolang ASL. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Loyalitas Pelanggan Di Instalasi Rawat Jalan UPTD Rumah Sakit
Tipe C Manembo-Nembo Bitung. Indones J Public Heal Community Med.
2020;2(1).
15. Iswara BD, Rustam TA. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas
Pasien Klinik Kesehatan Koperasi Karyawan PLN Batam. J Ilm Manaj
Bisnis dan Inov Univ Sam Ratulangi. 2021;8(2):455–78.
16. Hasan S, Putra AHPK. Loyalitas Pasien Rumah Sakit Pemerintah: Ditinjau
Dari Perspektif Kualitas Layanan, Citra, Nilai Dan Kepuasan. J Manaj
Indones. 2018;18(3):184–96.
17. Griffin J. Customer loyality : Menumbuhkan dan Mempertahankan
Pelanggan. Jakarta: Erlangga; 2003.
18. Ulfa R. Hubungan Karakteristik Pasien, Kualitas Layanan dan Hambatan
Pindah dengan Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah sakit Tugu
Ibu Depok Tahun 2011 [Tesis]. Universitas Indonesia, Jakarta; 2012.
19. Setiawan S. Loyalitas Pelanggan Jasa : Studi Kasus Bagaimana Rumah
Sakit Mengelola Loyalitas Pelanggannya. Jakarta: IPB Press; 2011.
20. Tjiptono F. Strategi Pemasaran Edisi 4. Yogyakarta: Andi; 2015.
21. Kotler P, Keller KL. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga; 2009.
69

22. Permenkes. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Indonesia: Jakarta:


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008;
2008.
23. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara;
2010.
24. Dharmmesta BS, Handoko TH. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku
Konsumen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE; 2000.
25. Jannah M, Yacob F, Julianto. Rentang Kehidupan Manusia (Life Span
Development) Dalam Islam. Gend Equal J Child Gend Stud. 2017;3(1):97–
114.
26. Pohan IS. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta: EGC; 2007.
27. Wijono D. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori, Strategi Dan
Aplikasi Vol 2. Surabaya: Airlangga University Press; 2000.
28. Machmud R. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. J Kesehat Masy
Andalas. 2008;2(2):186–90.
29. Jasfar F. Manajemen Jasa : Pendekatan Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia;
2005.
30. Mardalis A. Meraih Loyalitas Pelanggan. Benefit J Manaj dan Bisnis.
2005;9(2):111 – 119.
31. Riyanto A. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2011.
32. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta; 2014.
33. Hastono SP. Analisis Data pada Bidang Kesehatan (Cetakan 1). Jakarta:
Rajawali Pres; 2016.
34. Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta; 2014.
35. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta; 2014.
70
71

LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUSI KESEHATAN HELVETIA
MEDAN Hari/Tanggal: ………………………
No. Kuesioner:……………………..

Assalamua’laikum wr.wb
Bapak/Ibu/ Saudara/I yang terhormat.
Saya Febianti, mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Institusi Kesehatan Helvetia
sedang melakukan penelitian mengenai analisis Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
Daerah Depati Bahrin Sungaliat Bangka Tahun 2022. Oleh karena itu, saya
mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk membantu penelitian saya dengan cara
mengisi kuesioner ini.
Dalam pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu/Saudara/I tidak diminta untuk menuliskan
nama, tetapi diharapkan anda bersedia mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan sesuai
dengan fakta yang anda ketahui. Jawaban akan dirahasiakan dan hasil jawaban
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya harap berharap
Bapak/Ibu/Saudara/I dapat mengisi kuesioner ini dengan jujur dan sebenar-benarnya
Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk pengisian kuesioner:


Berikut adalah beberapa petunjuk pengisian kuesioner penelitian ini, yaitu:
 Bacalah semua pertanyaan dengan baik
 Berilah tanda silang (x) atau (√) sesuai untuk menjawab
setiap pertanyaan dan isilah (…) yang disediakan
 Dalam menjawab pertanyaan yang berada di
kuesioner ini, tidak ada jawaban yang dianggap
salah

Karakteristik Individu

1. Usia Pasien saat ini : tahun


a. 17 s/d 60 tahun
b. > 60 tahun

2. Jenis Kelamin Anda:


a. Laki-laki
b. Perempuan

67
68

3. Pekerjaan terakhir Anda sampai saat ini:


a. Bekerja
b. Tidak Bekerja

4. Berapakah penghasilan yang diterima keluarga anda setiap bulan?


a. < Rp. 2.445.141
b. ≥ Rp. 2.445.141

5. Siapakah yang membayar biaya pengobatan di Rumah Sakit ini?


a. Mandiri (Pribadi)
b. Asuransi (pilih jenis asuransi dibawah ini)
1) BPJS
2) Lainnya, Sebutkan

6. Apakah ini merupakan perawatan Anda yang pertama kali ?

a. Ya
b. Tidak, >1 kali

7. Lama anda dirawat di RS :

a. 1 hari

b. > 1 Hari
69

Untuk Pertanyaan no 1 - 7, mohon beri tanda (√) untuk Pertanyaan Berikut yang
sesuai dengan Pendapat dan Pengalaman Anda Empati (Empaty)

Sangat Tidak Sangat


No Pertanyaan Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
Dokter memberikan waktu pelayanan
1. yang cukup pada pasien
Dokter selalu mendengar dan
2. menindaklanjuti keluhan -keluhan pasien
dengan sungguh-sungguh
Perawat berusaha memberikan perhatian
3. terhadap keluhan dan kekhawatiran
pasien
Perawat memberikan pelayanan sesuai
4. keinginan dan memahami kebutuhan
pasien
Tenaga medis dan petugas lainnya
5. membantu jika ada permasalah yang di
alami pasien
Tenaga medis dan petugas lainnya selalu
6. melayani pasien dengan 5S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun)
Saya sangat puas dengan keramahan
7. yang diberikan oleh dokter, perawat serta
petugas lain yang bekerja di rumah sakit
ini

Untuk Pertanyaan no 1 - 6, mohon beri tanda (√) untuk Pertanyaan Berikut yang
sesuai dengan Pendapat dan Pengalaman Anda Kehandalan (Reliability)

Sangat
Sangat Tidak
No Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Dokter sudah melayani saya dengan
1. tepat waktu
Dokter mampu menyakinkan tindakan
2. medis yang dilakukan memang sudah
tepat untuk saya
Perawat di rumah sakit ini, melayani
3. dengan sangat terampil dan teliti
Perawat memberitahu jenis penyakit
4. secara lengkap, memberitahu cara
perawatan dan cara minum obat
70

5. Perawat mampu memberikan rasa aman


dan ketenangan kepada pasien
6. Antiran berobat di rumah sakit ini sudah
dilakukan dengan tertib

Untuk Pertanyaan no 1 - 6, mohon beri tanda (√) untuk Pertanyaan Berikut yang
sesuai dengan Pendapat dan Pengalaman Anda Citra Rumah Sakit

Sangat
Sangat Tidak
No Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Kebersihan di rumah sakit ini sangat baik
1. dan terjaga
Saya yakin rumah sakit ini memiliki
2. reputasi yang baik di masyarakat
Kerabat saya memberikan informasi
3. tentang keunggulan fasilitas maupun
keahlian dokter yang bekerja di rumah
sakit ini
Dokter dan perawat melayani saya dengan
4. ramah dan terampil sehingga saya merasa
nyaman
Rumah sakit ini memberikan pelayanan
5. yang adil tanpa memandang status sosial
Rumah sakit memiliki fasilitas kesehatan
6. yang lengkap dan canggih

Untuk Pertanyaan no 1 - 6, mohon beri tanda (√) untuk Pertanyaan Berikut yang
sesuai dengan Pendapat dan Pengalaman Anda Loyalitas

Sangat
Sangat Tidak
No Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Saya akan berobat ke rumah sakit ini bila
1. saya membutuhkan pelayanan kesehatan
Saya berniat merekomendasikan rumah
2. sakit ini kepada teman atau kerabat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan
Saya akan tetap melakukan kunjungan ke
3. rumah sakit ini, walaupun ada rumah sakit
lain yang lebih menarik
Setiap keluarga saya membutuhkan
4. pemeriksaan kesehatan saya selalu kembali
ke rumah sakit ini
71

Saya akan tetap memilih rumah sakit ini


5.
walaupun tarif yang dibebankan telah naik
dari sebelumnya
6. Saya selalu berobat ke rumah sakit ini
karena jaraknya tidak jauh dari tempat
tinggal saya

Kritik dan Saran

Semoga Cepat Sembuh ☻


*Terima Kasih Atas Partisipasi Anda

Anda mungkin juga menyukai