Proposal
Oleh:
J1A120378
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 10
2.2 Tinjauan Umum Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ... 12
2.2.6 Kepesertaan........................................................................................... 19
i
2.2.7 Iuran...................................................................................................... 21
BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 48
ii
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................. 53
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN ISTILAH
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan unsur kesejahteraan yang harus di
dan Pembukaan UUD 1945. Untuk mewujudkan komitmen global setiap Negara
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
pelaksanaan sistem JKN juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan
(JKN) ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 dan mulai beroperasi sejak
tanggal 1 Januari 2014. Seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan
kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling
1
singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran (Hasan and Andi
asuransi kesehatan yang berbentuk Perseroan Terbatas, yakni PT. Askses. BPJS
dan efektif dibandingkan PT. Askes yang bersifat profit. Cakupan peserta BPJS
Kesehatan pun berbeda dengan PT. Askes karena kepesertaannya bersifat wajib bagi
Berdasarkan data BPJS saat ini tercatat jumlah peserta BPJS Kesehatan yang
dalam kepesertaan JKN terdiri dari Penerima Bantuan Iuran dan bukan Penerima
Bantuan Iuran. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), merupakan program Jaminan
Kesehatan fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar oleh Pemerintah Pusat
melalui APBN dan Pemerintah Daerah melalui APBD sedangkan peserta bukan
Penerima Bantuan Iuran (NON PBI) adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin
Salah satu peserta bukan Penerima Bantuan Iuran adalah pekerja mandiri
(bukan penerima upah) yang mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri sehingga
2
ketika mereka menjadi peserta JKN harus membayarkan iuran setiap bulannya. Di
Indonesia hingga Bulan Februari 2020 jumlah peserta mandiri sebanyak 35.394.456
Kesehatan pada Kota Kendari dengan jumlah penduduk sebanyak 343.320 jiwa, yang
terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) berjumlah 71.192 jiwa,
Pekerja Penerima Upah (PPU) berjumlah 127.386 jiwa, Pekerja Bukan Penerima
Upah (PBPU) 58.753 jiwa dan Bukan Pekerja (BP) berjumlah 8.527 jiwa,sehingga
secara umum yang terdaftar sebagai peserta JKN sebanyak 298.656 jiwa dan 44.664
jiwa belum mendaftarkan diri sebagai peserta JKN di Kantor BPJS Kesehatan KC-
penyebab terjadinya mismatch. Artinya mereka yang tadinya tidak pernah berobat
ketika sakit, kini berbondong-bondong berobat ke puskesmas dan rumah sakit. Salah
satu penyumbang terbanyak insurance effect adalah dari kelompok Non PBI mandiri
dalam membayar iuran JKN. Kepatuhan merupakan ketaatan atau ketidaktaatan pada
perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan dalam membayar iuran berarti perilaku
seseorang yang memiliki kemauan membayar iuran secara tepat berdasarkan waktu
3
yang telah ditetapkan Besaran iuran merupakan kunci dari kesinambungan, kualitas
penduduk. Apabila iuran ditetapkan tanpa perhitungan yang matang, atau hanya
dengan kesepakatan, maka terdapat ancaman BPJS tidak mampu membayar fasilitas
kesehatan, jaminan tidak tersedia, dan rakyat tidak percaya lagi kepada negara.
Besaran iuran harus: (1) cukup untuk membayar layanan kesehatan dengan kualitas
baik, (2) cukup untuk mendanai operasional BPJS dengan kualitas baik dengan harga
keekonomian yang layak, (3) tersedia dana cadangan teknis jika sewaktu-waktu
terjadi klaim 4 yang tinggi, (4) tersedia dana pengembangan program, riset
sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah untuk program Jaminan Kesehatan. Iuran
bagi peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja adalah sebesar
Rp25.500,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas
III, sebesar Rp51.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang
perawatan Kelas II dan sebesar Rp80.000,- per orang per bulan dengan manfaat
pelayanan di ruang perawatan Kelas I (Hasan and Andi Surahman Batara 2021)
Biaya kesehatan yang semakin tinggi serta resiko sakit yang dimiliki oleh
semua orang menjadi dasar bagi seseorang untuk menjadi peserta JKN, salah satunya
peserta JKN mandiri. Kepatuhan dalam membayar iuran JKN bagi peserta mandiri
4
merupakan komponen terpenting untuk mempermudah pemanfaatan pelayanan
ditentukan oleh kepatuhan dalam membayar iuran setiap bulannya. Apabila peserta
mandiri JKN belum membayar iuran, maka peserta mandiri JKN diwajibkan untuk
kepesertaannya, dan jika tidak melunasi iuran tersebut maka peserta mandiri tidak
kesehatan.
pemerataan. Peran serta masyarakat dalam membayar iuran jaminan kesehatan sangat
bergantung dengan ATP dan WTP. Menurut penelitian yang dilakukan di Namibia
responden yang tidak diasuransikan bersedia untuk bergabung dengan skema asuransi
kesehatan yang diusulkan ratarata bersedia membayar NAD 48 per kapita per bulan
dan responden dalam kuintil penghasilan termiskin bersedia membayar hingga 11,4%
Berdasarkan data sekunder BPJS yang diperoleh peneliti, jumlah total peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di sembilan kabupaten kota wilayah kerja Badan
jiwa atau 86,94 persen dari total penduduk di daerah tersebut yang sebanyak
5
1.687.466 jiwa, pada jumlah peserta tersebut terdapat 168.535 peserta Pekerja
Penerima Upah (PPU), PNS 1.132 ,badan usaha 44.879 , pekerja badan usaha
166.470 peserta mandiri total jumlah penduduk di sembilan Kabupaten Kota wilayah
kerja BPJS Kesehatan, data yang dihimpun per 1 Juli 2022 menunjukkan Kota
Kendari menjadi wilayah terbanyak peserta JKN dengan jumlah 305.906 peserta dari
343.560 penduduk atau 89,04 persen. Dari seluruh peserta mandiri Kota Kendari
166.470 sebanyak 8043 peserta yang tidak memiliki kepatuhan dalam membayar
iuran BPJS selama 24 bulan, 840 peserta selama 23 bulan, 165 peserta selama 22
bulan dan 86 peserta selama 21 bulan tidak memiliki kepatuhan membayar iuran
BPJS.
Kesehatan di Kecamatan Baruga Kota Kendari masi kurang disiplin. Masalah yang
pembayaran (tidak rutin membayar). Alasan peserta mandiri tidak rutin membayar
karena pengahasilam mereka tidak menentu, ATM sering offline, lama proses bayar,
dan iuran terlalu tinggi. Selain itu, ada presepsi bahwa pelayanan yang diberikan
bahwa pelayanan yang diberikan kepada pasien yang menunggunakan BPJS kurang
maksimal. Alasan lain masyarakat tidak rutin membayar iuran yaitu peserta merasa
kalau dirinya tidak sakit, uang mereka akan hilang begitu saja dan walaupun sakit
6
Menurut survey lapangan yang dilakukan peneliti, Kelurahan Lepo
puskesmas Lepo-Lepo terdaftar peserta BPJS hingga Juni 2023 sebanyak 28.973
dengan pengguna peserta BPJS mandiri hingga Juni 2023 sebanyak 6.150 yang setiap
Lepo-Lepo menjadi salah satu wilayah pengguna peserta BPJS mandiri terbanyak di
Kota di wilayah kerja puskesmas Kota Kendari. Pada peserta mandiri di Kecamatan
Baruga yang tidak memiliki kepatuhan dalam membayar iuran BPJS ada sebanyak
yaitu “Faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Mandiri
penelitian ini adalah faktor yang berhubungan dengan kepatuhan membayar iuran
7
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
8
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada kepatuhan membayar iuran pada
peserta BPJS mandiri di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari. Ruang
1.6 Organisasi/Sistematika
Membayar Iuran Pada Pesert BPJS Mandiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo
Kota Kendari Tahun 2023” yang dibimbing oleh La Ode Ali Imran,S.KM.,M.Kes
selaku dosen pembimbing satu (I) dan Rastika Dwiyanti Liaran,S.KM.,M.Kes selaku
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibentuk sebagai salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk memenuhi hak-hak
jaminan kesehatan yang ada sebelumnya yaitu PT. Askes dan Program Jaminan
Program ini merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang
bersifat wajib bagi seluruh penduduk melalui badan penyelenggara jaminan sosial
(BPJS) kesehatan. Implementasi program JKN oleh BPJS kesehatan dimulai sejak 1
10
dan paliatif dengan kualitas yang cukup efektif serta tidak menyulitkan pengguna
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis habis pakai
dan sehat.
penyakit tertentu
11
2.2 Tinjauan Umum Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
jaminan sosial sehingga dengan jaminan sosial, risiko finansial yang dihadapi
bahkan kematian, akan diambil alih oleh lembaga penyelenggara jaminan sosial .
yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS
sosial untuk menjamin seluruh warga negara dalam memenuhi kebutuhan dasar
12
1. asas kemanusiaan merupakan asas yang terkait dengan penghargaan terhadap
martabat manusia.
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau
anggotakeluarganya.
1. Kegotong-royongan.
beban biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta
membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau penghasilannya. Prinsip ini
diwujudkan dalam mekanisme gotong royong dari peserta yang mampu kepada
peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat,
peserta yang beresiko rendah membantu yang beresiko tinggi, dan peserta yang
sehat membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong-royongan ini jaminan sosial
13
1. Nirlaba.
untuk mencari laba bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, akan tetapi
tujuan utama dari penyelenggaraan jaminan sosial ini adalah untuk memenuhi
2. Keterbukaan.
3. Kehati-hatian.
dan tertib.
4. Akuntabilitas.
5. Portabilitas.
14
6. Kepesertaan bersifat wajib.
dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal
dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya sistem jaminan
7. Dana amanat.
bahwa BPJS kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) berfungsi
15
Berkaitan dengan tugasnya, dalam Pasal 10 Undang-Undang No. 24 Tahun
ditentukan pada Pasal 11, bahwa, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
16
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan
undangan; danh.
dan wewenang BPJS pada umumnya, oleh karena di dalamnya terkait baik
Bagian penting lainnya tentang BPJS menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2011,
ialah status BPJS sebagai badan hukum publik sebagaimana dimaksud dalam
17
badan hukum publik berkaitan erat dengan subjek hukum maupun hubungan
1. Hak
perundang-undangan; dan
2. Kewajiban
Selain hak BPJS, diatur pula kewajiban BPJS menurut Pasal 13 yang
pengembangannya;
18
4. Memberikan manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan Undang-
(satu) tahun
2.2.6 Kepesertaan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-
PBI). Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud merupakan
19
peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas
2. Anggota TNI;
3. Anggota Polri;
4. Pejabat Negara;
7. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima
Upah.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, terdiri atas pekerja di
1. Investor;
2. Pemberi Kerja;
3. Penerima pensiun;
2. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
20
4. Penerima pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan e. Janda, duda,
atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana yang dimaksud
2. Pekerja sebagaimana yang dimaksud termasuk warga negara asing yang bekerja
3. Jamingan Kesehatan bagi Pekerja warga negara Indonesia yang bekerja di luar
2. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta,
dengan kriteria:
yang lain.
2.2.7 Iuran
sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh peserta, Pemberi Kerja dan/atau
Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan. Setiap Peserta wajib membayar iuran
21
yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima
upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (untuk bukan penerima upah dan PBI)
1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar
oleh Pemerintah.
2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga
Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri,
pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima
persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen)
dibayar oleh pemberi kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh peserta.
3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan
Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan
4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak
ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1%
(satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja
penerima upah.
22
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah
a. Sebesar Rp. 42.000, - (empat puluh dua ribu rupiah) per orang per bulan
2) Per 1 Januari 2021, iuran peserta kelas III yaitu sebesar Rp 35.000,-,
7.000,-.
b. Sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) per orang per bulan dengan
6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda,
atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya
ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji
pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat
23
Ketentuan pembayaran iuran jaminan kesehatan berdasarkan Perpres RI No 12
yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling
2. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan
administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang
5. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib
membayar Iuran Jaminan Kesehatan pada setiap bulan yang dibayarkan paling
24
2.3 Tinjauan Umum tentang Puskesmas
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas merupakan bentuk pelayanan dan
fasilitas kesehatan yang penting dan terjangkau bagi seluruh kalangan masyarakat,
khususnya bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Faktor biaya periksa dan
obat yang lebih murah, serta lokasinya yang mudah dijangkau (berada di tiap
pada tingkat pertama dengan lebih mengedepankan upaya promotif dan preventif
25
Tahun 2009 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Baharudin, Faza, and Herfiyanti 2021).
1. Tugas
26
mencapai tujuan pembangunan di bidang kesehatan yaitu meraih derajat kesehatan
masyarakat yang maksimal didaerah kerjanya (Hasanah, Dai, and Sari 2021)
2. fungsi
pelayanan dalam konsep manajemen yang sehat (Hasanah, Dai, and Sari 2021).
kewenangan untuk :
Kesehatan
27
4. Bekerjasama dengan lintas sector untuk menghidupkan publik mendata serta
masyarakat,
wawasan Kesehatan,
dan preventif,
28
3. pelayanan di bidang Kesehatan yang dilakukan tujuannya pada pribadi,
ke puskesmas,
pengobatan pasien,
10. Puskesmas memilah pasien berdasarkan diagnose dan indikasi gejala untuk
2020) :
29
1. Puskesmas PONED
Puskesmas Rawat Inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap
24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil" bersalin dan nifas dan
bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan
2. Puskesmas Pembantu
dalam ruang lingku wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi
3. Polindes
dan partisipasi masyarakat desa untuk tempat pertolongan persalinan dan pemo
bidan tersebut.
30
4. Puskesmas keliling roda empat
2.4.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap individu manusia agar
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, serta merupakan bidang yang
membentuk sikap, perilaku dan tindakan, baik individu maupun kelompok untuk
31
dari proses belajar yang membentuk keyakinan sehingga berperilaku sesuai dengan
Spesialis).
dan persepsi terhadap besarnya kerugian. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin
maka dapat lebih memahami dan mengetahui manfaat serta kebutuhan yang dianggap
penting seperti kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang dapat dijamin dengan cara
membayar iuran tersebut akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika seseorang
32
akan pelayanan kesehatan yang dijamin oleh negara dengan cara membayar iuran
2.4.2 Pekerjaan
pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan
memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi. Dengan adanya
Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi,
Seseorang akan memperoleh pendapatan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dimiliki.
Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut merupakan penghasilan yang
penghasilan tersebut untuk membayar iuran asuransi kesehatan (Hasan and Andi
33
kecakapan dan hasil yang diperoleh. Jenis pekerjaan seseorang berhubungan dengan
dengan jenis pekerjaan yang dimiliki. Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja
2.3.3 Pendapatan
bulannya sesuai standar upah minimum provinsi. Ada hubungan yang signifikan
masyarakat dalam berasuransi dan membayar iuran. Begitu pula dengan pengaruh
seseorang terhadap kepatuhan dalam membayar iuran BPJS (Hasan and Andi
pendapatan maka akan semakin sadar untuk mengikuti asuransi dan teratur dalam
34
terhadap berasuransi kesehatan, dimana dengan semakin meningkatnya pendapatan
seseorang maka kemampuan membayar premi akan semakin besar (Nur Aziza
hubungan yang bermakna. Seseorang yang semakin tinggi tingkat pendapatan maka
akan semakin sadar untuk mengikuti asuransi dan teratur dalam membayar iuran.
Masyarakat yang pendapatannya lebih dari UMR akan cenderung teratur dalam
kurang dari UMR akan cenderung tidak teratur dalam melakukan pembayaran iuran
berpendapatan tinggi cenderung lebih sering dan lebih ekstensif dalam pelayanan
kesehatan. Orang yang berpendapatan tinggi juga lebih sering memeriksa dan
35
2.3.4 Pengetahuan
sanksi atau denda yang telah ditetapkan oleh pihak BPJS. Masyarakat yang memiliki
dan manfaat yang akan diperoleh dari asuransi sehingga meningkatkan kesadaran
kepentingan berasuransi dan manfaat yang diperoleh jika mengikuti asuransi serta
tidak mengetahui adanya denda jika telat melakukan pembayaran iuran jaminan
memiliki rasa keinginan yang lebih tinggi untuk membayar iuran sesuai dengan
informasi tentang kewajiban sebagai peserta (Latifah A, Nabila, and Fajrini 2020)
BPJS mandiri. Pengetahuan pasien BPJS mandiri adalah semua informasi yang
dimiliki oleh pasien mengenai kepatuhan dalam membayar premi BPJS mandiri serta
36
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa serta informasi yang
2.3.5 Persepsi
atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang
integrated dalam diri individu (Miftahul Jannah, Zain and Batara 2021).
untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi positif maupun persepsi negatif yang
persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama kali
peserta telah mendapatkan pelayanan serta pengalaman yang baik saat mendapatkan
37
Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah bekerjasama
masyarakat untuk terus membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara
masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) jadi prespsi
dalam membayar iuran BPJS kesehatan (Refri, Suhadi, and Rahman 2021).
2.2.6 Motivasi
tindakan atau berperilaku. Menurut Iriyani tahun (2019), keinginan seseorang untuk
dimiliki oleh orang tersebut. Motivasi dapat dipicu oleh berbagai hal, baik yang
positif maupun negatif. Motivasi positif dalam membayar iuran kesehatan mungkin
saja timbul pada saat seseorang benar-benar ingin mendapatkan jaminan kesehatan,
misalnya ketika mereka sakit atau pada saat pendapatan mereka sedang tinggi.
Sementara itu motivasi negatif karena alasan tertentu misalnya peserta belum
mengetahui secara jelas tentang peraturan, ketentuan dan manfaat yang diterima
38
Motivasi atau dukungan dari petugas, dan orang terdekat sangat penting karena
keluarga dan orang terdekat memberikan dukungan kepda peserta untuk membayar
iuran BPJS tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang sudah ditentukan (Miftahul
Motivasi positif dalam membayar iuran dapat timbul karena seseorang benar-
benar ingin mendapatkan jaminan kesehatan ketika mereka sakit sehingga peserta
akan teratur dalam membayar iuran sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati,
bahkan ketika pendapatan yang mereka miliki tinggi maka peserta dapat
iuran, namun motivasi negatif juga dapat timbul ketika seseorang memiliki alasan
tertentu seperti halnya ketika peserta belum mengetahui secara jelas mengenai,
peraturan, ketentuan, dan manfaat yang diterima, sehingga peserta memiliki kemauan
yang rendah untuk melakukan pembayaran iuran bahkan bagi peserta yang
padahal pendapatan yang meraka miliki rendah dan sebagian besar pendapatan
termotivasi untuk melakukan pembayaran iuran (Refri, Suhadi, and Rahman 2021).
39
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu
berkaitan dengan tema yang diteliti, dihimpun menjadi acuan atau referensi
Kerja Puskesmas Wawondula Tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah cross sectional
(ρ=0,083). Saran kepada pihak BPJS Kesehatan untuk memberikan sosialisasi atau
informasi kepada peserta BPJS Kesehatan tentang program BPJS Kesehatan dari
40
waktu pembayaran, metode pembayaran, dan sanksi jika menunggak (Miftahul
digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi seluruh
peserta BPJS mandiri sebanyak 138 jiwa. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 103 orang.
Metode analisis data menggunakan uji univariat dan uji bivariat dengan uji kolerasi
chi-square. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara pendapatan
kepatuhan membayar (p=0,011), tidak ada hubungan antara jarak menuju tempat
hubungan antara persepsi terhadap tarif iuran dengan kepatuhan membayar (p=0,000)
Mandiri Membayar Iuran BPJS Di Keluruhan Banda Baru. Penelitian ini bertujuan
41
untuk mengetahui faktor-faktor yang Memengaruhi kepatuhan peserta mandiri dalam
Benda Baru, Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan pada bulan Juli-Agustus
Tahun 2019. Sampel yang diambil adalah peserta BPJS mandiri sebanyak 102 orang.
purposive sampling. Analisis dilakukan dengan uji univariat dan bivariat dengan uji
dalam membayar iuran BPJS (p-value = 0,000) (Latifah A, Nabila, and Fajrini 2020).
Membayar Iuran Pada Peserta BPJS Mandiri Di Wikayah Kerja Puskesmas Nambo
Kota Kendari Tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang
kerja Puskesmas Nambo tahun 2020. Dengan metode Jenis penelitian kuantitatif
sampling .Populasi pada penelitian ini sebanyak 172 orang dan sampel pada
penelitian ini berjumlah 119 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
BPJS Mandiri di wilayah kerja puskesmas Nambo (p value = 0,0970,05), tidak ada
membayar iuran peserta BPJS Mandiri di wilayah kerja puskesmas Nambo (p value =
42
kesehatan dengan keteraturan membayar iuran peserta BPJS Mandiri di wilayah kerja
Kendari Barat. Tujuan peneilitian ini Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisi
Pay) iuran BPJS Kesehatan pada Peserta Mandiri di Kecamatan kendari barat.
Barat. Berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-Square diperoleh nilai x 2 hitung =
81,830 dan x2 tabel = 3,841, ada hubungan antara pendapatan dengan kemampuan
membayar iuran BPJS di kelurahan sanua kecamatan kendari barat Tahun 2020. Chi-
Square diperoleh nilai x2 hitung = 88,726 dan x2 tabel = 3,841. Ada hubungan antara
sanua kecamatan kendari barat Tahun 2020. chi-Square diperoleh nilai x2 hitung =
67,306 dan x2 tabel = 3,841. Ada hubungan antara presepsi terhadap tempat
kendari barat tahun 2020. Hasil uji Statistika chi-Square diperoleh nilai x2 hitung =
37,646 dan x2 tabel = 3,841. Ada hubungan antara riwayat penyakit katastropik
43
barat tahun 2020. Disarankan kepada instansi diharapkan untuk selalu memberikan
informasi kepada masyarakat terkakit kemampuan dan kemauan untuk selalu patuh
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Pendapatan
d. Pengetahuan
e. motivasi
f. Pengeluaran rata-
rata perbulan
g. Kemauan mebayar Kepatuhan
h. Kemampuan Membayar
membayar Iuran
Faktor pendukukung
= variable yang
Faktor Pendorong
tidak diteliti
presepsi
44
2.5.2 Kerangka Konsep `
Pendidikan
Pekerjan
Pendapatan Kepatuhan
membayar iuran
Pengetahuann
Persepsi
Motivasi
Keterangan :
45
b) Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan membayar iuran
46
f) Ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan membayar iuran BPJS
47
BAB III
METODE PENELITIAN
survei analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dimaksudkan
1. Populasi
(Notoatmodjo, 2010:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta JKN
mandiri di wilayah kerja puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari per Januari hingga
Juni 2023 sebanyak 4.800 peserta dengan rata-rata pengunjung setiap minggunya
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
48
Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan
tujuan dan pertimbangan peneliti. Besar sampel yang diambil dengan menggunakan
𝑁. 𝑍². 𝑃. 𝑄
𝑛=
𝑑 2 (𝑁 − 1)𝑍². 𝑃. 𝑄
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
sehingga jika dihitung besar dengan rumus diatas diperoleh besar sampel sebagai
berikut:
200. (1,962 ). 𝑃. 𝑄
n=
(0,052 ). (200 − 1) + 1,962 . 0,5.0,5
192
n=
1,4579
n = 131 sampel
49
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eklusi:
membayarkan premi/iuran
JKN sangat ditentukan oleh kepatuhan dalam membayar iuran setiap bulannya.
memiliki kemauan membayar iuran secara tepat berdasarkan waktu yang telah
ditetapkan.
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010: 164) ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku seseorang untuk menjadi taat
atau tidak taat terhadap pembayaran iuran JKN, yang diantaranya dipengaruhi oleh
faktor pendorong (reinforcing factor). Adapun beberapa variabel yang diteliti yaitu:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang ada
50
pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin bertambah
pelayanan kesehatan yang dapat dijamin dengan cara membayar iuran jaminan
2. Pekerjaan
yang dimiliki. Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut merupakan
3. Pendapatan
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga sehingga tidak ada alokasi pendapatan
51
4. Pengetahuan
pengahambat keberlanjutan pembayaran iran pada peserta JKN mandiri non PBI
mandiri.
5. Presepsi
6. Motivasi
(JKN).
52
3.5 Instrumen Penelitian
penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang di
adalah soal tes tetapi metode observasi, instrumennya bernama cheklist(Anufia 2020).
dengan tujuan penelitian. Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian adalah:
1. Kuisioner adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang
2. Alat tulis adalah alat yang digunakan untuk mencatat, melaporkan hasil
53
3. Leptop adalah alat yang digunakan untuk mengelolah data dan penyusun laporan
penelitian .
Berikut ini definisi operasional dan kriteria objektif dari variabel yang digunakan
pada penelitian:
1. Pendidikan
terakhir yang pernah diikuti responden. Variabel pendidikan dibagi dalam lima
2) Tamat SD
3) Tamat SMP
4) Tamat SMA
Kriteria objektif:
54
2. Pekerjaan
1) Tidak bekerja
2) Pedagang/Wiraswasta
3) Karyawan Swasta
4) Pegawai Negeri/TNI/Polri
5) Lain-lain.
Kriteria objektif:
3. Pendapatan
bulan yang dihitung dalam satuan rupiah. Pendapatan keluarga dibagi menjadi 2
Tenggara Kota Kendari periode desember 2022 sampai dengan Januari 2023,
55
662 Tahun 2022 yang ditandatangani Gubernur Sulawesi Tenggara pada
desember 2022.
Kriteria objektif:
4. Pengetahuan
2) Definisi JKN
3) Manfaat JKN
4) Sanksi JKN
7) Iuran JKN
Skoring:
Benar = 1
Salah = 0
56
Nilai maksimum = 8
Nilai minimum = 0
Selanjutnya dari range 0-8 dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu rendah dan
tinggi.
Perhitungan :
Kriteria objektif
5. presepsi
57
dengan jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 6 pertanyaan. Setiap
b. Setuju (S) = 3
b. Setuju (S) = 2
= 100% - 25%
= 75%
58
e. Interval. Perhitungan interval dengan menggunakan rumus (Sudarto, 1999).
𝑅
𝐼=
𝐾
75%
𝐼=
2
= 37,5%
= 62,5%
Kriteria objektif:
6. Motivasi
Dorongan dari dalam diri manusia yang menjadi pangkal seseorang untuk
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Sehingga diperoleh :
a. Nilai maksimal = 6
b. Nilai minimal = 0
59
Selanjutnya dari range 0-6 dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu tinggi
perhitungan : ;.
Banyak kelas = 2
Kriteria objektif :
7. Kepatuhan Membayar
Kriteria objektif :
bulannya.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh
peneliti dari sumber datanya. Beberapa teknik pengumpulan data primer antara lain:
60
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus group discussion, FGD), dan
Data primer penelitian ini diperoleh dari 131 responden melalui wawancara
yang berkaitan dengan penelitian yaitu data karakteristik responden di wilayah kerja
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: Biro Pusat
Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan sumber data lainnya (Widjanarko 2019).
Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data BPJS Kesehatan kendari 2023,
gambaran Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari, total jumlah peserta BPJS mandiri
di Kota Kendari Kecamatan Baruga Kelurahan Lepo-Lepo, buku data kunjungan per
bulan per minggu dan perhari peserta BPJS mandiri di wilayah kerja Puskesmas
61
3.8 Pengelolaan Data, Analisi Data dan Penyajian Data
1. Pengeloaan data
program SPSS (Statistical Packages for the Social Sciences) versi 20 dengan
1. Editing
telah dikumpulkan untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dan data
2. Coding
variable
3. Entry Data
masing variabel. Urutan data yang diinput berdasarkan nomor responden pada
kuesioner.
4. Cleaning Data
62
Setelah proses penginputan data, maka dilakukan cleaning data dengan cara
melakukan analisis frekuensi pada semua variabel untuk melihat ada tidaknya
missing data. Data yang missing dibersihkan sehingga dapat dilakukan proses
analisis.
2. Analisis Data
Analisis data adalah proses pengolahan data untuk tujuan menemukan informasi
yang berguna yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
model data hingga mencari informasi penting dari data tersebut (Kurnia 2023).
Analisis dalam penelitian ini berupa analisis data univariat, bivariat dan
b. Analisis univariat
presentasi dari setiap variabel penelitian dan untuk mengetahui gambaran masing-
c. Analisis bivariate
menggunakan program SPSS dengan uji statistik chisquare. Uji chi-square berguna
63
untuk menguji hubungan atau pengaruh dua variabel yang menggunakan taraf
signifikan α = 0,05.
3. Penyajian Data
Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
disertai dengan asumsi penjelasan atau interpretasi dari setiap tabel. Hal ini dilakukan
64
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Yesi, Rafhi Febryan Putera, and Hasmai Bungsu Ladiva. 2018. “Manfaat
Promotif Dan Preventif Bpjs Sebagai Pemenuhan Hak Kesehatan Bagi Siswa
Sekolah Dasar.” Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar
2(1): 93–100.
Anufia, Thalha Alhamid dan Budur. 2019. Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Sorong, 2019 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA.
Baharudin, Dapis, Riky Faza, and Leni Herfiyanti. 2021. “Perancangan Sistem
Informasi Berkas Keluar Rekam Medis Di Puskesmas Baleenedah.” Jurnal
Teknologi Informasi 5(2): 1–7.
Hasan, Nawirah, and Andi Surahman Batara. 2021. “Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Pada Peserta Mandiri Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tamamaung Kota Makassar Tahun 2020.” Window of Public
Health Journal 01(04): 382–93.
Hasanah, Yulianti, Ratna Meisa Dai, and Deasy Sylvia Sari. 2021. “Implementasi
Kebijakan Fungsi Puskesmas Selama Pandemi Covid 19 Di Puskesmas
Margahayu Selatan Kabupaten Bandung.” Responsive 3(4): 223.
65
Hasyim, Abrizal, H Muh Idrus, and Sartini Rizky. 2019. “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Penunggakan Pembayaran Iuran BPJS Kesehatan Mandiri
Di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari.” MIRACLE Journal of Public
Health 2(1): 1–9.
Kurnia, Fadhila. 2023. “Analisis Data: Definisi, Jenis, Model, Sampai Prosedurnya.”
DailySocial. https://dailysocial.id/post/analisis-data.
Latifah A, Noor, Wafa Nabila, and Fini Fajrini. 2020. “Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Kepatuhan Peserta Mandiri Membayar Iuran Di Kelurahan Benda
Baru.” Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 16(2): 84–92.
Miftahul Jannah, Zain, Sitti Fatimah, and Andi Surahman Batara. 2021. “Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan Membayar Iuran Bpjs Mandiri Di Rsud
Mamuju.” Public Health Journal 2(2): 1068–77.
http://jurnal.fkm.umi.ac.id/index.php/woph/article/view/woph2213.
Nur Aziza Ramadani, Haeruddin, and Andi Surahman Batara. 2021. “Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Pada Peserta Mandiri.”
Window of Public Health Journal 1(6): 609–19.
66
Pramiyati, Titin, Jayanta Jayanta, and Yulnelly Yulnelly. 2017. “Peran Data Primer
Pada Pembentukan Skema Konseptual Yang Faktual (Studi Kasus: Skema
Konseptual Basisdata Simbumil).” Simetris : Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan
Ilmu Komputer 8(2): 679.
Radito, Th. 2019. “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Kesehatan
Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas.” Jurnal Ilmu Manajemen 11(2): 1–25.
Ramayanti, Arizka Dyah, and Herry Koesyanto. 2021. “Pemanfaatan Kartu Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas.” Indonesian Journal of Public Health
and Nutrition 2(1): 472–78. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/IJPHN.
Saputra, Maman, Lenie Marlinae, Fauzie Rahman, and Dian Rosadi. 2015. “Program
Jaminan Kesehatan Nasional Dari Aspek Sumber Daya Manusia Pelaksana
Pelayanan Kesehatan.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 11(1): 32.
SK GUBERNUR NOMOR 662. 2023. “UMP Sulawesi Tenggara 2023 Naik, Rincian
Kenaikan UMK Kendari, Konawe, Kolaka, Baubau, Buton, Muna.” Artikel ini
telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul UMP Sulawesi Tenggara
2023 Naik, Rincian Kenaikan UMK Kendari, Konawe, Kolaka, Baubau, Buton,
Muna, https://sultra.tribunnews.com/2022/12/01/ump-sulawesi-tenggara-2023-
naik-rincian-kenaikan-umk.
67
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat 11(1): 45–57.
Suratmin. 2019. “Peran BPJS Sebagai Perwujudan Hak Asasi Manusia Dalam
Pelayanan Kesehatan.” IIK STRADA Indonesia 105(3): 129–33.
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:BDsuQOHoCi4J:https:
//media.neliti.com/media/publications/9138-ID-perlindungan-hukum-terhadap-
anak-dari-konten-berbahaya-dalam-media-cetak-dan-
ele.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id.
Wardana, B., and S. Suharto. 2017. “Hubungan Pendidikan Dan Pengetahuan Peserta
Bpjs Di Kelurahan Rowosari Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di
Puskesmas Rowosari.” Jurnal Kedokteran Diponegoro 6(1): 46–53.
68