Anda di halaman 1dari 8

Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

NAMA : LUSYANA NIKITA SIAHAAN

NIM : 1914401023

KELAS : TINGKAT 2 D3 REG 1

GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS


AKIBAT PATOLOGIS SISTEM PERSYARAFAN

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan


Pada akhir pembelajaran pokok bahasan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas akibat
patologis sistem persyarafan.
2. Merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan masalah
keperawatan lain akibat patologis sistem persyarafan.
3. menyebutkan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas
akibat patologis sistem persyarafanl.
4. Melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas akibat
patologis sistem persyarafan.

Kasus
Seorang laki-laki usia 59 tahun dirawat di bangsal syaraf RS. Klien mengeluh kaki dan
tangan sebelah berat untuk digerakkan. Bicaranya pelo (afasia) dan mulut/lidah tampak tidak
simetris. Riwayatnya terjadi ketika 2 hari yang lalu sedang membersihkan halaman tiba-tiba
lemas dan terjatuh, lalu dibawa keluarganya ke RS. Klien mempunyai riwayat hipertensi
sudah 10 tahun. Pada waktu masuk IGD GCS: 13 dan TD: 178/98 mmHg. Pemeriksaan hari
ini kesadaran kompos mentis GCS: 15 dan TD: 140/90 mmHg. Hasil pemeriksaan CT scan
menunjukan adanya perdarahan serebral dan iskemik.

Perintah
Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau
pertanyaannya!

1. Apakah keluhan utama yang sering dikeluhkan pada penderita gangguan sistem
persyarafan seperti pada kasus stroke, trauma kepala, trauma spinal meningitis,
enchefalitis, poliomielitis, dan tetanus yang berhubungan dengan masalah aktivitas?

Klien mengeluh kelemahan anggota gerak badan dan nyeri pada daerah tertentu

Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang [1]


Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

2. Sebutkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pasien/keluarga untuk menggali


keluhan utama lebih dalam!

1. Tanyakan identitas pasien.


2. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien.
3. Tanyakan apakah pasien mengalami nyeri pada derah tertentu?
4. Tanyakan riwayat kesehatan keluarga mengenai penyakit bawaan seperti
hipertensi.
5. Tanyakan apakah pasien pola makannya teratur atau terjadi penurunan BB?
6. Tanyakan apakah pasien memiliki pantangan dalam mengonsumsi makanan?

3. Sebutkan pertanyaan-pertanyaan yang sebaiknya diajukan kepada pasien untuk


menggali lebih dalam masalah gangguan mobilitas dan aktivitas pada kasus di atas!

1. Tanyakan apakah pasien dapat melakukan pergerakan sendiri atau dibantu oleh
keluarga pasien?
2. Tanyakan apakah pasien mengalami kesulitan tidur saat mengalami nyeri ?
3. Tanyakan apakah pasien menggunakan alat bantu untuk melakukan pergerakan?
4. Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat jatuh?
5. Tanyakan apakah pasien sebelumnya pernah melakukan terapi?

4. Jelaskan pemeriksaan kesadaran dengan GCS secara teori pada kasus di atas!

Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang [2]


Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

GCS adalah skala yang digunakan para tenaga medis, untuk melihat tingkat
kesadaran seseorang berdasarkan respons yang diberikan pasien tersebut.
Dengan GCS, perawat bisa menilai seberapa parah penurunan tingkat
kesadaran yang dialami pasien. GCS juga bisa menentukan seorang pasien
sudah masuk ke tahap koma, atau belum.Tingkat kesadaran tertinggi atau
bisa dibilang terjaga sepenuhnya, berada di skala 15. Sementara yang
terendah atau yang dikatakan koma, berada di skala 3.
Untuk mengetahuinya skala GCS, tim medis akan melakukan pengecekan
pemeriksaan respons gerakan sebagai berikut:
1. Tidak ada respons gerakan tubuh walau sudah diperintahkan atau
diberi rangsangan nyeri, poin GCS yang didapat yaitu 1.
2. Seseorang hanya dapat mengepalkan jari tangan dan kaki, atau
menekuk kaki dan tangan saat diberi rangsangan nyeri, poin yang
didapatkan adalah 2.
3. Seseorang hanya menekuk lengan dan memutar bahu saat diberi
rangsangan nyeri, poin GCS yang didapat yaitu 3.
4. Seseorang dapat menggerakkan tubuh menjauhi sumber nyeri ketika
dirangsang nyeri, poin GCS yang diperoleh yaitu 4. Contohnya,
seseorang dapat menjauhkan tangan ketika dicubit.
5. Bagian tubuh yang tersakiti dapat bergerak dan orang yang diperiksa
dapat menunjukkan lokasi nyeri, poin GCS yang didapat yaitu 5.
Contohnya ketika tangan diberi rangsangan nyeri, tangan akan
mengangkat.
6. Seseorang dapat melakukan gerakan ketika diperintahkan, poin GCS
yang didapatkan yaitu 6.

5. Jelaskan pemeriksaan kekuatan/tonus otot secara teori pada kasus di atas!

Program Studi Diploma IIIotot


Tonus Keperawatan Tanjungkarang
adalah ketegangan otot pada saat rileks atau [3]
resistensiotot pada gerakan pasif. Untuk memeriksa tonus otot pasien
Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang [4]


Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

6. Jelaskan tentang pemeriksaan fungsi sensoris (perabaan) secara teoritis pada kasus di
atas!

Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang [5]


Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

Pemeriksaan sistem sensorik merupakan bentuk pemeriksaan neurologis yang


dilakukan untuk menentukan lokasi atau letak kelainan lesi pada kelainan sistem
saraf secara spesifik

Adanya gangguan pada otak, medulla spinalis, dan saraf tepi dapat menimbulkan
gangguan sensorik

Pemeriksaan sensasi taktil/raba

Alat yang dipakai adalah kapas, tisu, bulu, atau kuas halus. Prosedur pemeriksaan
sensasi taktil/raba adalah sebagai berikut :

1. Tutup mata pasien

2. Coba alat pada diri sendiri untuk mendapatkan perasaan akan seberapa
kuat stimulus harus diberikan.Coba juga pada daerah yang berkulit lebih tebal
seperti tlapak tangan atau telapak kaki karena membutuhkan sedikit tekanan
ekstra dibandingkan lokasi lainnya

3. Mulailah dari daerah yang dicurigai abnormal menuju daerah yang normal.
Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah normal yang kontralateral tapi
sama (misalnya : lengan bawah volar kanan dengan kiri)

4. Minta pasien untuk mengatakan “ya” atau “tidak” apabila merasakan


adanya rangsang, dan sekaligus juga menyatakan tempat atau bagian tubuh mana
yang dirangsang.

7. Jelaskan tentang pemeriksaan refleks tendo dalam secara teori untuk kasus di atas!

Pemeriksaan refleks tendon adalah respons terhadap ketegangan ekstensif pada


tendon.  Ini membantu menghindari kontraksi otot yang kuat yang dapat merobek
tendon baik dari otot atau tulang. Terdiri dari : - biceps - triceps - patela - ankle jerk
Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang [6]
Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

8. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan gangguan


persyarafan seperti: stroke, trauma kepala, trauma spinal meningitis, enchefalitis,
poliomielitis, dan tetanus serta peran dan tugas perawat dalam pemeriksaan tsb!

1. Angiografi Serebri
2. Lumbai pungsi, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)
3. USG Doppler
4. Arterigrafi atau Ventricolugram
5. Radiogram
6. Sidik otak radioaktif
7. Ekoensefalogram
8. Kultur darah, kultur urin, kultur nasofaring
9. Pemeriksaan serologi
10. Sinar X, EKG

9. Sebutkan masalah keperawatan utama yang sering muncul pada pasien gangguan
sistem persyarafan: stroke, trauma kepala, trauma spinal meningitis, enchefalitis,
poliomielitis, dan tetanus!

1. Gangguan Mobilitas Fisik


2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
3. Nyeri Akut
Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang [7]
Log Book Keperawatan Medikal Bedah 2 2017/2018

10. Sebutkan intervensi keperawatan pada pasien kasus di atas!

1. Gangguan Mobilitas Fisik


Dukungan Ambulasi
- Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi/pergerakan
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi/mobilisasi
- Fasilitasi aktivitas ambulasi/mobilisasi dengan alat bantu
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi dan mobilisasi
- Anjurkan ambulasi/mobilisasi sederhana

2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif


Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Identifikasi penyebab peningkatan TIK
- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
- Monitor MAP, CVP, PAWP, PAP, ICP, CPP
- Monitor cairan serebro-spinalis
- Monitor intake dan outuput cairan
- Atur ventilator agar PaCO2 optimal

3. Nyeri Akut
Manajemen Nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Program Studi Diploma skala
- Identifikasi III Keperawatan
nyeri Tanjungkarang [8]
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri

Anda mungkin juga menyukai