(SEKSIO SESARIA)
DOSEN :
Dr. Ns.anita S.Kep M.Kep Sp.Mat
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini membahas mengenai seksio sesaria. Dalam menyelesaikan
makalah ini, banyak tantangan dan hambatan yang penulis lalui. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu,
penulis meminta pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yang dapat membangun. Kritik
dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan menfaat bagi kita sekalian.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………... 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi…………………………………………………………….………… 6
2.2 Etiologi………………………………………………………………..……... 6
2.3 Patofisiologi………………………………………………………...........…... 7
2.4 Manefestasi………………………………..................................................…. 7
2.5 Komplikasi……………………………………………………...…………… 8
2.6 Pemeriksaan Penunjang………………………………………..……………. 8
2.7 Penatalaksanaan……………………………………………………………… 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………...………………….. 12
3.2 Saran………………………………………………………...…………. …. 12
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut.atau vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam
rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada bayi
(Mochtar R 1998).Ditemukannya bedah sesar memang dapat mempermudah proses persalinan
sehingga banyak ibu hamil yang lebih senang memilih jalan ini walaupun sebenarnya mereka
bias melahirkan secara normal.namun faktanya menurut bensons dan pernolls,angka kematian
pada operasi sesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup.Angka ini menunjukan resiko 25x
lebih besar dibangdingkan dengan persalinan melalui pervaginaan.Bahkan untuk satu kasus
karena infeksi mempunyai angka 80x lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervagina.
Seksio sesaria menempati urutan kedua setelah ekstraksi vakum dengan frekuensi yang
dilaporkan 6% sampai 15% (Gerhard Martius 1997). Sedangkan menurut statistic tentang 3.509
kasus seksio sesaria yang disusun oleh pell dan chamberlain,indikasi untuk resiko sesaria adalah
diproporsi janin panggul 21%,gawat janin 14%,plasenta previa 11% pernah seksio sesaria
11%,kelainan letak janin 10%,pre-eklamasi dan hipertensi 7% dengan angka kematian pada ibu
sebelum dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian janin 14,5%
(Winkjosastro,2005).
B. Rumusan Masalah
4
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada seksio sesarea ?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui
sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus).Seksio sesaria adalah suatu
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bera janin diatas 500gram.
(Wiknjosastro,2005).Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat
badan diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. (siaksoft.net).
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
2.2 Etiologi
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada,
disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul) ada, sejarah kehamilan dan persalinan
yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada primigravida,
solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas
6
permintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ), gangguan perjalanan
persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya ).
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali
pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
2.3 Patofisiologi
Terjadi kelainan Pada Ibu dan Kelainan Pada Janin menyebabkan Persalinan Normal
Tidak Memungkinkan akhirnya harus dilakukan SC.
2.4 Manifestasi
a. Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara lain:hipertensi antara 140/90
atau kenaikan systole dan diastole 30 mmHg/15 mmHg.oedema kaki tangan atau muka atau
kenaikan berat badan I kg/mgg.proteinuria 0.3 gr/24 jamatau plus 1-0,oliguria.
b. Preeklamsia berat
c. Eklampsia
7
2.5 Komplikasi
1. Infeksipuerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam
masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut
terbuka, atau karena atonia uteri.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding
uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa
ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
Anjuran Operasi
- Dianjurkan jangan hamil lebih kurang satu tahun dengan munggunakan alat kontrasepsi.
- Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengam antenatal yang baik.
- ·Yang dianut adalah “Once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada panggul
sempit atau disporposi segala pelvik.
- Pemeriksaan hemoglobin
8
2.7 Penatalaksanaan
b. Persiapan Pasien
- Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan sekitar
abdomen telah dibersihkan dengan antiseptic).
- Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit yang pernah di
derita oleh pasien.
- Pemeriksaan USG.
a. Analgesia
9
- Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra muskuler)
setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan
dengan cara serupa 10 mg morfin.
- Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg.
- Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg Meperidin.
b. Tanda-tanda Vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah urine
serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.
Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup selama
pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian, jika output urine
jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada hari
kedua.
Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginya setelah
operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan,
pada hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga.
e. Ambulasi
Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat bangun
dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan
dengan pertolongan.
f. Perawatan Luka
10
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa
banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah
hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat
mandi tanpa membahayakan luka insisi.
g. Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut harus segera
di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang
menunjukkan hipovolemia.
h. Perawatan Payudara.
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak menyusui,
pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak
menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.
Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang dari
rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu seminggunya harus
dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut.atau vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam
rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada bayi. Seksio
sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan diatas 500gram , melalui
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
3.2 Saran
Dalam menangani kasus seperti ini diharapkan mahasiswa/i dapat mengetahui Asuhan
Keperawatan dari penyakit tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
13