Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MATERNITAS

“ASKEP IBU HAMIL DENGAN PLASENTA PREVIA ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : LUSYANA NIKITA SIAHAAN

NIM : 1914401023

KELAS : TINGKAT 2 D3 REG 1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

PRODI D.III KEPERAWATAN TANJUNG KARANGTAHUN

AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan tugas ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Tanpa bantuan dari Tuhan, Saya bukanlah siapa-siapa. Selain itu, Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga yang sudah mendukung hingga titik
terakhir ini.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan tugas dari mata kuliah Maternitas .

Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk tugas ini, supaya tugas ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada dosen yang telah.Demikian, semoga tugas ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 22 Juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PEMBAHASAN

A. Kasus……………………………………………………………………………………………………………………. 1

B. Pengkajian……………………………………………………………………………………………………………. 1

C. Riwayat Kesehatan……………………………………………………………………………………………….. 2

D. Riwayat Kesehatan Dahulu…………………………………………………………………………………… 3

E. Pemeriksaan Fisik ………………………………………………………………………………………………… 4

F. Terapi …………………………………………………………………………………………………………………… 6

G. Analisis Data…………………………………………………………………………………………………………. 7

H. Diagnosa Keperawatan Beserta Prioritas……………………………………………………………... 8

I. Perencanaan Keperawatan……………………………………………………………………………….…… 10

J. Implementasi dan Evaluasi……………………………………………………………………………….…… 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PEMABAHASAN

A. Kasus

Ny. S, usia 27 tahun dengan status menikah telah terdiagnosa medis plasenta


previa totalis. Pasien pernah rawat inap di RS Sakina Idamandari tanggal 7-11 november
2019 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah diberikan terapi
dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari.Pasien kemudian dirujuk ke RS Sakina. Pasien
merasa hamil 8 bulan,mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan
sudah sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan diri kedokter
spesialis obsgyn dengan diagnosa plasenta previa totalis.Pasien tampak tidak pucat,
pasien terlihat meringis kesakitan, pasien terlihat melindungi area nyeri ,mata terlihat
sayu, terdapat lingkaran hitam dibawah mata, sklera putih, hidung tidak ada lesi,
tidak ada cairan keluar dari hidung,konjungtiva tidak anemis, turgor kulit
lembab,kuku pendek dan bersih, rambut hitam, telinga
simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
.Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 90 x/menit, suhu 38,5 derajat celcius,RR :
22x/menit, DJJ : 153 x/menit.

B. Pengkajian

1. Identitas

Nama klien : Ny. S

Usia : 27 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Pulau Damar No. 09, Sukarame, Bandar Lampung

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku : Jawa

Dx Medis : Plasenta previa totalis primigravida 32 minggu dengan ISK

Tanggal masuk RS : 7 November 2019

1
2. Penanggung Jawab

Nama : Marlina

Alamat : Jl. Pulau Sekata No. 28, Kedaton, Bandar Lampung

Hubungan dengan pasien : Ibu

C. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Penyakit

o Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah,


nyeri bertambah saat bayi dalam kandungan
bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri3 dari
0-10, nyeri terasa hilang timbul.
o Riwayat Penyakit Sekarang : Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga
menggigil, sempatmuntah 1x pada tanggal 16
November 2019 dan perdarahan pada jalanlahir,
berwarna merah segar.
o Riwayat Kehamilan :
a. Primigravida G 1 P 0 A0
1) HPMT  : 30 Maret 2019
2) HPL : 7 Januari 2020
3) Usia Kehamilan  : 32 minggu 
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1)Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2)Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6 bulan merasakan nyeri
perut, mual, muntah, pusing, lemas danterjadi perdarahan pada jalan lahir.
3)Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan,merasa demam hingga
menggigil, mual, muntah dan lemas.
o Riwayat Imunisasi

Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantinsudah sekitar 1 tahun


yang lalu

2
D. Riwayat Kesehatan Dahulu

1. Riwayat penyakit

Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan sepertihipertensi,


diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi. Pada usiakehamilan 6 bulan pasien
memeriksakan diri ke RS Sakinah sebanyak 3 kali karena perdarahan pada jalan lahir.

2. Riwayat reproduksi

 a. Menstruasi

 Menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari, lamanya 3-6 hari,tidak dismenhore,


sifat darah khas darah menstruasi, tidak ada keputihan. 

b. Menikah

Pasien mengatakan sudah menikah satu kali yaitu sudah selama 1 tahun yang lalu.

c. Kehamilan yang dulu

Pasien menyatakan ini adalah anak pertama, belum pernah keguguran.

d. Keluarga Berencana

Pasien mengatakan belum menggunakan program keluarga berencana, namun pasien


ingin menggunakan KB suntik.

3
3. Riwayat kesehatan keluarga

a. Genogram

: laki-laki : Keturinan

: Perempuan - - - - : tinggal serumah

: Perkawinan

E. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

1.Tanda-tanda Vital

a.Tekanan darah : 100/60 mmHg

 b. Nadi : 90 x/menit

c.Temperatur : 38,5 derajat celcius

d.Respirasi : 22 x/menit

e. DJJ : 153 x/menit

2. Status Gizi

a. Berat badan sebelum hamil : 45 kg

b. Berat badan terakhir : 55 kg

c. Tinggi badan : 161 cm

4
d. IMT : 55/(1,61) 2= 21,21 kg/m2 (Normal)

3. Kulit, rambut, dan kuku

a. Kulit : kulit lembab tidak kering. 

b. Kuku dan rambut : kuku pendek dan bersih, rambut hitam.

4. Kepala dan leher

a. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, pasien terlihat meringis kesakitan, pasien terlihat

melindungi area nyeri 

b. Mata : sklera putih, konjungtiva tidak anemis, terdapatlingkaran hitam di sekitar

mata, terlihat sayu.

c. Telinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.

d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP.

5. Mulut, dan hidung

a. Mulut : Membran mukosa lembab, bibir tidak kering. 

b.Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada cairan keluar dari hidung.

6. Thoraks

a. Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi

b. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.

c. Perkusi : suara sonor.

d. Auskultasi : terdengar suara vesikuler, tidak ada suara tambahan.

7. Payudara Payudara simetris. Areola terlihat hiperpigmentasi. Puting menonjol.

8. Jantung

a.Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat.

 b. Palpasi : iktus cordis teraba.

c. Perkusi : suara redup.

d. Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 reguler.

5
9. Abdomen

Inspeksi  : Perut tampak membuncit, tidak terdapat striae gravidarumterlihat linea

alba.

Palpasi  : Teraba gerakan janin aktif. Janin tunggal, memanjang, presentasi kepala 5/5

bagian, TFU 22cm, teraba HIS 1xselama 15 detik dalam 10 menit dengan

kekuatan sedang

Auskultasi : Terdengar bising usus 6 kali/menit, terdengar DJJ 153x/menit

10. Ekstremitas

Ekstremitas lengkap, tidak terlihat oedem maupun lesi. Akral terabahangat. CRT <2
detik.

11.Genetalia

Terpasang kateter sejak tanggal 15 November 2019. Pasienmenggunakan pembalut,


terlihat darah berwarna merah segar di pembalut.

F. Terapi (Senin, 17 November 2019)

1. Nifedipin 10 mg/8 jam per oral

2. Sulfas ferosus 600 mg/24 jam per oral

3. Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV

4. Paracetamol tablet 500 mg per oral jika perlu

5. VIP Albumin 500 mg/24 jam per oral

6. Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV

6
G. Analisis Data

N DATA PENYEBAB MASALAH


O
1 DS : Pasien menyatakan Agen Nyeri akut
- Nyeri cedera
P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif biologis
Q : Seperti tertekan
R : Perut bagian bawah
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman
bagi pasien
DO :
- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri
- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di
sekitarmata
- Pasien terlihat melindungi area nyeri
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg 
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit

2 DS :  Kehamilan Mual


- Pasien menyatakan Nafsu makan menurun
- Pasien menyatakan Makan 3x sehari hanya beberapa
sendok tiap kali makan karena mual
- Pasien menyatakan Muntah 1x pada tanggal 16 November
2019
- Pasien menyatakan Merasakan mual apabila mencium bau
makanan yang menyengat

DO :
- Pasien terlihat lemas Kehamilan Mual

3 DS : Pasien mengatakan Ketidakade Risiko pen


-Demam hingga menggigil kuatan  yebaran
- Perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar pertahanan infeksi
DO : sekunder
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
 Hemoglobin 10,6 g/dL
-Temperatur : 38,5 derajat celcius
- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2019
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus
depanmenutupi jalan lahir grade II

7
4 DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir,  Ketidakade Risiko
berwarna merah segar kuatan tinggi
perfusi  cidera
DO : plasenta (janin)
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
 Hemoglobin 10,6 g/dLAPTT 27,3 detik
Hematokrit 31,3%Eritrosit 3,55 106 /μL
 -Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus
depanmenutupi jalan lahir grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah
berwarnamerah segar di pembalut
-Tanda-tanda vital :TD : 100/60 mmHg N : 90 x/menitR : 22
x/menit
- DJJ 153 x/menit

H. Diagnosa Keperawatan Beserta Prioritas

A. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan:

DS : Pasien menyatakan

- Nyeri

P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif

Q : Seperti tertekan

R : Perut bagian bawah

S : 3 dari 0-10

T : Hilang timbul

- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien

B. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan:DS : Pasien menyatakan

- Nafsu makan menurun

- Makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan karenamual

- Muntah 1x pada tanggal 16 November 2014

- Merasakan mual apabila mencium bau makanan yang menyengatDO :

8
- Pasien terlihat lemas

C. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder


ditandai dengan:

DS :

- Pasien mengatakan demam hingga menggigil


- Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar

DO :

- Hasil pemeriksaan darah :Leukosit 23,67 103/μL

 Hemoglobin 10,6 g/dL

Temperatur : 38,5 derajat celcius

- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2019


- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir grade
II

D. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta


ditandai dengan:

DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah segar

DO :

- Hasil pemeriksaan darah :

Leukosit 23,67 103/μL

Hemoglobin 10,6 g/dLAPTT 27,3 detik

Hematokrit 31,3%

Eritrosit 3,55 106/μL

- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir grade II

- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segardi pembalut

- Tanda-tanda vital :TD : 100/60 mmHg N : 90 x/menitR : 22 x/menit

- DJJ 153 x/menit

9
I. Perencanaan Keperawatan

RENCANA
KEPERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
.
DX
1. 17 November 2019 17 November 2019 7 November 2019
12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB
Setelah dilakukan 1. Kaji ulang 1.Mengidentifikasi
asuhankeperawatan selama lokasi,karakteristik, kondisi dan dasar
3x24 jam diharapkan pasien durasi,frekuensi dan intervensi selanjutnya
tidakmerasakan nyeri skala nyeri. 2. Mengidentifikasi
dengankriteria hasil : 2. 2. Monitor tanda- kondisidan dasar
1.Skala nyeri berkurang dari 3 tanda vital(TD, N, intervensi selanjutnya
menjadi 1 dalam skala 0-10 RR) 3. Posisi yang nyaman
2.Pasien mengatakan 3. Atur posisi dapatmenurunkan
nyeri berkurang. senyamanmungkin rasa nyeri.
3. Ekpresi wajah tampak rileks. 4. Ajarkan 4. Nafas dalam
4. Pasien dapat melakukan nafas teknikmanajemen meningkatkan suplai
dalam secara mandiri nyeri oksigen dan
nonfarmakologi : merilekskan
nafas dalam ketegangan otot
5. Jelaskan penyebab 5.Memberikan
nyeriyang dialami informasi kepada
pasien pasien tentan gnyeri
6. Kelola pemberian yang
parasetamol 500 dialaminya,menguran
mg peroral jika gi ansietas
perlu 6.Analgetik memblok
pusat rasa nyeri

2. Senin, 17 November 2019 Senin, 17 November Senin, 17 November


12.00 WIB 2019 2019
Setelah dilakukan asuhan 12.00 WIB 12.00 WIB
keperawatan selama 1. Kaji penyebab mual 1. Menentukan
2x24 jam diharapkan pasien tidakm pasien intervensi
ual dengan kriteria hasil : 2. Observasi mual dan selanjutnya
1. Pasien tidak muntah muntah 2. Mengetahui kondisi
2. Nutrisi pasien terpenuhi 3. Ciptakan suasana pasien dan dasar
yang nyaman dan intervensi
bersih selanjutnya
4. Beri makanan 3.Suasana yang bersih
dalam porsi kecil dan nyaman
tapi sering membebaskan

10
5. Berikan pilihan pasien dari bau-bau y
makananyang ang menyebabkan
disukai pasien dan mual.
makanan yang 4.Memberi
tidak berbau kesempatanlambung
menyengat, untuk mencern
modifikasi diet amakanan, mencegah
6. Anjurkan pasien refluks
untuk menjaga 5.Untuk meningkatkan
kebersihan mulut nafsu makan pasien
7. Anjurkan kepada dan mencegah
pasienuntuk timbulnya mual
memakan makanan 6.Kebersihan mulut
yang lunak dapat mengurangi
8. Kelola pemberian mual,meningkatkan
suplemen dan kenyamanan
vitamin : sulfas 7.Membantu
ferosus600 mg/24 mengurangi keletihan
jam , albumin 500 pasien mengunyah
mg/24 jam per oral makanan dan
9. Kolaborasi dengan meningkatkan
dokter pemberian asupan nutrisi pasien
obat antiemetik 8.Memenuhi kebutuhan
asupan nutrisi pada
masa kehamilan
9.Antiemetik mencegah
refluks lambung

3. Senin, 17 November 2019 Senin, 17 November Senin, 17 November


12.00 WIB 2019 2019
Setelah dilakukan asuhan 12.00 WIB 12.00 WIB
keperawatan selama 1.Observasi suhu 1. Mengetahui kondisi
3x24 jam diharapkan pasien tidak aksila dantanda pasien dan dasar
mengalami infeksi dengankriteria gejala infeksi intervensi selanjutnya
hasil :    
1. Suhu rentang 36,5-37,5 derajat 2. Lakukan vulva 2. Mengurangi risiko
celcius hygiene infeksi dan
2.Tidak terlihat tanda gejala infeksi 3. Cuci tangan meningkatkan rasa
(tumor, rubor, kalordolor, fungsio sebelum dan nyaman
laesa) sesudah kontak, 3. Mencegah kontamina
batasi pengunjung sisilang dan risiko
4. Anjurkan pasien infeksi nosokomial
banyak minum : 2 4. Mengurangi iritasi
liter per hari pada mukosa
  kandung kemih
5. Ajarkan keluarga  
dan 5. Keikutsertaan

11
pasienmengenai keluarga dalam
tanda dan gejala memonitor infeksi
infeksi dan cara dan mencegahnya
mencegahnya  
  6. Antibiotik membunuh
6. Kelola pemberian mikroorganisme
antibiotik injeksi penyebab infeksi
cefotaxim 500  
mg/12 jam per IV

4. Senin, 17 November 2019 Senin, 17 November Senin, 17 November


12.00 WIB 2019 2019
Setelah dilakukan asuhan 12.00 WIB 12.00 WIB
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor 1. Mengetahui kondisi
diharapkan janin tidakmengalami perdarahan pervag pasien dan dasar
cedera dengan kriteria hasil : inam intervensi
1. Perdarahan minimal 2. Kaji jumlah darah selanjutnya
  yang hilang. 2. Hemoragi berlebihan
2. DJJ rentang 120-160x/menit Pantau tanda dan dan menetap dapat
gejala syok mengancam hidup
hipovolemi pasien atau
3. Monitor bunyi mengakibatkan
jantung janin infeksi pasca partum,
4. Istirahatkan anemia pasca
pasien,anjurkan partum, KID, gagal
bedrest ginjal, atau nekrosis
5. Anjurkan pasien hipofisis yang
agar miring ke kiri disebabkan oleh
6. Anjurkan pasien hipoksia jaringan.
untuk membatasi
pergerakan
7. Kelola pemberian
toko litik Nifedipin
10 mg/8 jam 3.Denyut jantung lebih
peroral >160serta <100
8.Kolaborasi dengan dapat menunjukkan
dokter tentang gawat janin
pemberian oksigen kemungkinan terjadi
gangguan perfusi
pada plasenta
4. Melalui istirahat
kemungkinan
terjadinya pelepasan
plasenta dapat
dicegah
5.Posisi miring kiri

12
menurunkan oklusi
vena cava inferior oleh
uterus dan
meningkatkan
aliran balik vena ke
jantung
6. Pergerakan yang
banyak dapat
mempermudah pele
pasan plasenta
sehingga dapat
terjadi perdarahan
7.Tokolitik menekan
kontraksi uterus
mengurangi
perdarahan
8. Dengan pemberian
O2 dapat
meningkatkan
konsumsi O2
 sehingga konsumsi
pada janin meningkat

J. Implementasi dan Evaluasi

DX. I

Tanggal, jam IMPLEMENTASI EVALUASI


17 November 1.Mengkaji ulang lokasi,karakteristik, S : Pasien megatakan nyeri
2019, durasi, frekuensidan skala nyeri. masihterasa, pasien
10.00 WIB 2.Mengatur posisi senyamanmungkin. mengatakan merasa
3.Mengajarkan teknik lebihnyaman ketika posisi
manajemennyeri nonfarmakologi : berbaring, pasienmengatakan
nafas dalam sudah menerapkan nafasdalam
4.Menjelaskan penyebab nyeri yang ketika nyeri, pasien
dialami pasien mengatakan penyebab nyeri
adalah gerakan janin
O: Wajah pasien terlihat tegang
karenamenahan nyeri, pasien
terlihat sudah bisa nafas dalam
dengan benar, posisi pasien
supinasi, teraba janin aktif
diabdomen

13
A: Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P : Monitor TTV
19 November 1.Mengkaji ulang lokasi,karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri
2019, durasi, frekuensi dan skala nyeri. perut berkurang, skala 1 (1-10)
18.00 WIB 2. Memonitor tanda-tanda vital O : TD : 110/80 mmHg, nadi
(TD, N, RR) 80x/menit, respirasi 20
3. Mengatur posisi senyaman x/menit, terlihatnafas dalam
mungkin secara mandiri, pasienterlihat
rileks, pasien posisi supinasi
A : Masalah nyeri aku teratasi
P : Monitor TTV

DX. 2

TANGGAL, IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM
18 November 1. Mengkaji penyebab mual pasien S : Pasien mengatakan merasakan
2019 , 2. Mengobservasi mual dan muntah mual apabila mencium bau
10.00 WIB 3. Menganjurkan makan dalam porsi yang menyengat seperti ikan,
kecil tapi sering pasien mengatakan mal
4.Menganjurkan kepada pasien untuk berkurang dan tidak muntah,
memakan makanan yang lunak akanmakan makanan yang
lunak dalam porsikecil tapi
sering, mengatakan makan diet
RS habis ½ porsi
O : Terlihat sedang makan camilan
A : Masalah mual teratasi
P : Observasi mual dan muntah
19 November 1. Mengkaji mual dan muntah S : Pasien mengatakan masih
2019, 08.30 2. Menganjurkan pasien makan sedikit mual, tidak muntah,
WIB sedikit-sedikit tapi sering dan menyatakan mengerti
3. Menganjurkan pasien memakan untuk makan makanan yang
makanan yangdisukai disukai sedikit-sedikit tapi
4. Mengelola pemberian suplemen sering
dan vitamin : sulfasferosus 600 O : obat dan dosis : sulfas ferosus
mg/oral , albumin500 mg/oral 600mg, albumin 500 mg, rute:
oral, pada Ny. S, pukul 08.30
WIB
A : Mual teratasi sebagian
P : Monitor mual dan muntah

14
DX.3

TANGGAL, IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM
17 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S : Keluarga pasien mengatakan
2019, 11.00 tanda gejala infeksi suhu tubuh pasien panas
WIB 2. Mencuci tangan sebelum dan O : Suhu 38,5 derajat celcius
sesudah kontak, batasi pengunjung A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian parasetamol
tablet 500mg per oral

18 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S : Pasien mengatakan sudah tidak


2019, 08.00 tanda gejala infeksi demam lagi
WIB 2. Mencuci tangan sebelum dan O : Suhu 36,6
sesudah kontak, batasi pengunjung Derajat celcius, pasien
3.Memberikan injeksi cefotaxim 1 terpasang infusRL di tangan
gram per IV kanan sejak tanggal
17 November 2014 kondisi
bersih tidak
terlihat tanda flebitis dan
infeksi,cefotaxim 1 gram
masuk per IV
A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim 1
gram/12 jam per IV
19 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S : Pasien mengatakan masih flek-
2019 , tanda gejala infeksi flek, pasien mengatakan sudah
09.00WIB   banyakminum sehari kurang
2. Mencuci tangan sebelum dan lebih 2 botol aqua,keluarga
sesudah kontak,batasi pengunjung dan pasien mengatakan
3 Menganjurkan pasien banyak sudah paham mengenai tanda
minum : 2 liter per hari dan gejalainfeksi.
  O : S : 37 derajat celcius , TD :
4. Memberi tahu keluarga dan pasien 110/70 mmHg, N :78 x/menit,
mengenai tanda dan gejala infeksi RR : 22 x/menit,
dan cara mencegahnya injeksicefotaxim sudah masuk
  melalui IV
5. Mengelola pemberian antibiotik inj A : Risiko infeksi teratasi
cefotaxim 1gr/12 jam P : Kelola pemberian cefotaxim
1gram/12jam per IV

19 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S:-


2019, 20.00 tanda gejala infeksi O : Suhu 36,2 drajat celcius, pasien
WIB 2. Mencuci tangan sebelum dan terpasang infus RL di tangan
sesudah kontak, batasi pengunjung kanan sejak tanggal

15
3. Memberikan injeksi cefotaxim 1 17 November 2014 kondisi
gram per IV bersih tidakterlihat tanda
flebitis dan infeksi,cefotaxim 1
gram masuk per IV
A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim
1gram/12 jam per IV

DX.4

TANGGAL, IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM
17 November 1. Memonitor perdarahan pervaginam S : Pasien mengatakan masih
2019, 2. Mengkaji jumlah darah yanghilang. keluardarah dari jalan lahir,
14.30 WIB Memantau tanda dangejala syok darah berwarnamerah segar,
hipovolemi pasien mengatakan akansering
3. Memonitor bunyi jantung janin miring ke kiri dan
4. Menganjurkan pasien istirahat dan membatasi pergerakan
bedrest O : DJJ : 152 x/menit, pasien
5.Menganjurkan pasien agar miringke bedrest
kiri A : Masalah risiko tinggi cedera
6.Menganjurkan pasien (janin) teratasi
untukmembatasi pergerakan P : Monitor perdarahan
pervaginam
19 November 1. Memonitor perdarahan pervaginam S : Pasien mengatakan
2019, 2. Mengkaji jumlah darah yanghilang. perdarahan berkurang, tinggal
20.15 WIB Memantau tanda dangejala syok flek, pasienmengatakan akan
hipovolemi sering miring ke kiridan
3. Memonitor bunyi jantung janin membatasi pergerakan
4. Menganjurkan pasien istirahatdan O : DJJ : 149 x/menit, pasien
bedrest bedrest
5. Menganjurkan pasien agar miringke A : Masalah risiko tinggi cedera
kiri (janin)teratasi
6. Menganjurkan pasien untuk P : Monitor perdarahan
membatasi pergerakan pervaginam

16
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. 2012.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta: EGC

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai