Disusun oleh :
Kelompok III
BUDI LUHUR
CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul
“Literatur Review Standar Ketenagaan Perawat di PKM dan Uraian Keja Perawat
di PKM”.
Penulis dalam penyusunan tugas ini, mendapatkan banyak pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak
lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Ns. Meilati Suryani,S.Kp.,M.Kep Selaku koordinator stase Keperawatan
Manajemen Puskesmas
2. Ns. Keiko Pasaribu.,M.Kep Selaku Dosen stase Keperawatan Manajemen
Puskesmas sekaligus pembimbing kelompok III
3. Ns. Ratna Wulan H, M.Kep Selaku Dosen stase Keperawatan Manajemen
Puskesmas
4. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Pendidikan Ners Tahap Profesi
angkatan 10 STIKes Budi Luhur cimahi tahun 2019 dan seluruh pihak yang
tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan
sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pusat pelayanan kesehatan masyarakat atau sering disebut
Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam
membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dan menurut Permenkes no.75
(2014) Puskesmas merupakan salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Dengan kata
lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan
kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan).
Hasil preventif kunjungan menurut Dinkes Puskesmas Provinsi Jawa
barat tahun 2016 terdapat 45.123 penduduk dan untuk tenaga keperawatan
yaitu 50,90% sedangkan proprsi SDM tenaga keperawatan sebanyak
64,87%.
Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya untuk memberikan kepuasan kepada
masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. karena kualitan pelayanan
yang terdiri bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati akan
sangat berpengaruh apabila diterapkan sebaik-baiknya akan mempengaruhi
kepuasan pasien. Didukung dari hasil jurnal penelitian menurut Engkus
(2019) tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien di
Puskesmas Kabupaten Sukabumi bahwa terdapat pengaruh yang kuat dari
kualitas layanan terhadap kepuasan pasien di Puskesmas. Dan dari hasil
dari penelitian Taufik (2019) tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pasien di Puskesmas Kab.Lampung Tengah bahwa terdapat
pengaruh terhadap kepuasan pasien. Sedangkan dari penelitian Nura’aini
(2019) tentang pengaruh daya tangkap dan empati para medis terhadap
kepuasan pasien bahwa terdapat pengaruh terhadap kepuasan pasien. Hal
ini dapat diartikan bahwa empati yang dimiliki oleh pegawai telah diberikan
secara maksimal kepada pasien, sehingga dapat mengakibatkan kepuasan
pasien.
Dari uraian diatas untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang baik maka hal ini melatar belakangi dibuatnya “Makalah manajemen
puskesmas tentang pengembangan jenjang karir perawat dan standar
ketenagaan perawat di Puskesmas”
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang pengembangan jenjang karir perawat dan standar
ketenagaan perawat di Puskesmas.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami tentang standar ketenagaan
perawat di Puskesmas.
b. Untuk mengetahui dan memahami peranan tenaga perawat di
Puskesmas
C. Manfaat
Penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai masukan untuk pengembangan manajemen puskesmas
tentang pengembangan jenjang karir perawat dan standar ketenagaan
perawat di Puskesmas
2. Manfaat Praktisi
a. Mahasiswa
Menambah wawasan mengenai manajemen puskesmas tentang
pengembangan jenjang karir perawat dan standar ketenagaan
perawat di Puskesmas.
b. Puskesmas
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualiatan pelayanan pada
Masyarakat
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP PUSKESMAS
1. Definisi Puskesmas
2. Tujuan Puskesmas
pada satu atau bagian wilayah kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu
2016).
Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut untuk
3. Fungsi Puskesmas
terkait
Puskesmas
penanggulangan penyakit.
4. Visi Puskesmas
Dalam Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
5. Misi Puskesmas
kepercayaan.
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
6. Kategori Puskesmas
berikut :
jasa
perkotaan.
berikut :
b) Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
hotel
yang
tidak stabil
persalinan normal
7. Tenaga Kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah
b. Dokter gigi;
c. Perawat;
d. Bidan;
e. Tenaga kesehatan masyarakat;
i. Tenaga kefarmasian.
secara efektif dan efisien, perlu disusun rencana lima tahunan ditingkat
tahun untuk satu periode akan dapat lebih terjamin, walaupun terjadi
RI, 2016).
d. Pelayanan gizi
Puskesmas di antara :
a. Rawat jalan
d. Home care;
e. Rawat inap
DI PUSKESMAS
distribusi jumlah tenaga kesehatan antara kota dan desa. Menurut teori
karena dokter akan memilih di tempat dengan sarana yang lengkap dan
dapat diisi oleh tenaga kesehatan lain. Distribusi dikatakan adil bila
kesehatan. Desa dan kota berbeda dari segi kebutuhan tenaga, karena
wilayah yang luas, sarana dan prasarana lain yang kurang memadai, fasilitas
kota. Desa diasumsikan berdasarkan hal diatas memiliki tenaga honorer yang
dan pustu untuk melihat keadilan distribusi jumlah tenaga kesehatan antara
kota dan desa. Menurut teori pasar, tenaga kesehatan akan mengumpul di
tempat dengan pasar yang tinggi. Status kepala yang dokter di asumsikan
akan lebih banyak di kota, karena dokter akan memilih di tempat dengan
sarana yang lengkap dan menjanjikan secara ekonomi. Puskesmas yang
dipimpin oleh bukan dokter dapat diisi oleh tenaga kesehatan lain. Distribusi
Desa dan kota berbeda dari segi kebutuhan tenaga, karena wilayah
yang luas, sarana dan prasarana lain yang kurang memadai, fasilitas
kesehatan swasta yang kurang. Tenaga yang dibutuhkan di desa akan lebih
dan KTI. Jumlah tenaga pustu berbeda sangat besar antara Jawa-Bali,
Sumatera dan KTI. Hal ini menunjukan bahwa di Jawa-Bali tenaga sudah
mencukupi, sehingga pustu pun bisa diisi dengan tenaga yang memadai.
untuk KTI mempunyai kepala yang lebih sedikit di banding Jawa-Bali dan
KTI belum ada sedangkan Jawa-Bali dan Sumatera tidak berbeda secara
mencolok.
Kesehatan, 2015).
antara lain data institusi dan fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit
Kesehatan (rumah sakit umum dan puskesmas) yang ada, informasi standar
(rumah sakit umum dan puskesmas), jenis, dan jumlah SDMK sesuai dengan
daerah.
jumlah SDMK yang ada saat ini dengan standar tenaga puskesmas
tentang puskesmas.
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
3. Kegiatan Pokok
dipandang perlu.
dan Poskesdes.
perawatan.
lansia.
kegiatan.
BAB III
REVIEW JURNAL
PEMBAHASAN
atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga
kerja.
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri dari dokter atau dokter
bahwa ada hubungan antara jumlah tenaga kesehatan perawat dan bidan
dengan baik. Hal ini menunjukan jumlah tenaga kesehatan yang ada akan
kerja.
puskesmas non rawat inap dan 8 orang perawat untuk puskesmas rawat inap
bahwa terdapat 9 orang perawat berstatus PNS dan 1 orang berstatus TKK,
serta terdapat 1 orang perawat gigi dengan status PNS, dimana saat itu
tenaga perawat yang ada di Puskesmas Poncol saat ini masih kurang 1
hanya melihat dari kriteria wilayah puskesmas dan jenis puskesmas saja
pembagian tugas yang bukan tupoksi dari tenaga perawat. Tenaga perawat
pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan non medis di ruang BP dan
optimal.
mereka dalam deteksi kasus TB, apakah aktif, pasif dan luas.
perawat minimal mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai
penemu kasus (case finder); (2) sebagai pemberi pelayanan (care giver);
pasien yang masih merasa kurang dalam menerima perawatan dari perawat
dan juga selalu bersama pasien sehingga mereka harus dapat mengetahui
dengan kepuasan layanan pasien BPJS akhir akhir ini sangat disoroti karena
sistem layanan BPJS yang kurang sistematis dan membludaknya pasien yang
faktor peran perawat memiliki efek pada kepuasan. peran perawat yang baik
dan kualitas layanan yang baik akan menghasilkan kepuasan yang baik. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa adanya peran yang baik dari perawat akan
BPJS.
BAB V
A. Kesimpulan
Puskesmas sebagai tulang punggung penyelengaraan upaya
Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga
perawat.
peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case finder); (2)
B. Saran
a. Mahasiswa
Bagi mahasiswa diharapkan dengan makalah ini dapat
perawat di puskesmas.
b. Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Herawati DKK (2014). The Role Of Community Nurse Regarding Case Detection
Of Tuberculosis In Publice Helath Center In Banjarbaru Municipality
South Borneo. Diperoleh Tanggal 4 Mei 2020.
Nura’aini. 2019. Pengaruh daya tangkap dan empati para medis. Jurnal Simplex
Volume 2, Nomor 1. Diakses tanggal 05 Mei 2020
Restu Pamungkas DKK. (2019).The Role Of Nurses And The Quality Of Helath
Services With The Satisfication Of BPJS Patients In Junrejo
Puskesmas Batu City. Journal For Research in Public Helath Vol. 1,
No. 1. Diperoleh Tanggal 4 Mei 2020.