Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PERIODE MEI 2019-2020

MINI PROJECT
GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
RAWAT INAP KETAPANG LAMPUNG SELATAN
BULAN JANUARI-JUNI TAHUN 2019

Pembimbing :

dr. WIRZA RAHMI

Disusun Oleh :

dr. WAHYUNI INDRA NINGRUM

DI PUSKESMAS RAWAT INAP KETAPANG


KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
PROVINSI LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah–
Nyalah penulis dapat menyelesaikan Mini Project ini dalam rangka memenuhi
persyaratan dalam program Internsip Di Puskesmas Rawat Inap ketapang Lampung
Selatan mengenai “gambaran angka kejadian hipertensi di Di Puskesmas Rawat Inap
ketapang Lampung Selatan Bulan Mei-Juli tahun 2019”.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bpk.Samsu Rizal s.kep sebagai
Kepala Puskesmas, serta dr.wirza rahmi sebagai dokter pembimbing dalam pembuatan
Mini Project ini. Dan tidak lupa kami ucapakan ribuan terima kasih kepada dokter-
dokter yang ada Di Puskesmas Rawat Inap ketapang Lampung Selatan serta seluruh
stafnya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Mini Project ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat dan
membantu teman sejawat.

ketapang, agustus 2019

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................
5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................
5
1.4 Manfaat............................................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hipertensi...........................................................................................................
6
2.2 Etiologi Hipertensi...........................................................................................................
6
2.3 Faktor Resiko Hipertensi.................................................................................................
6
2.4 Klasifikasi Hipertensi.......................................................................................................
9..............................................................................................................................................
2.5 Gejala Klinis Hipertensi...................................................................................................
9..............................................................................................................................................
2.6 DiagnosisHipertensi ........................................................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................10
2.8 Komplikasi Hipertensi.....................................................................................................10
2.9 Penanganan Hipertensi....................................................................................................10
BAB III METODE MINI PROJECT

3
3.1 Rancangan Mini Project..................................................................................................15
3.2 Waktu dan Tempat Mini Project.....................................................................................15
3.3 Populasi Mini Project......................................................................................................15
3.4 Subject Mini Project........................................................................................................15
3.5 Kerangka Teori ............................................................................................................ 15
BAB IV HASIL ..................................................................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia,


yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012
(WHO, 2014). Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat
ini yakni hipertensi (Triyanto, 2014). Menurut WHO (2013) hipertensi bertanggung
jawab setidaknya 45% dari kematian akibat penyakit jantung (total mortalitas penyakit
jantung iskemik dan 51% kematian akibat stroke).
Berdasarkan data World Health Organisation (2013) dari 50% penderita
hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5%
yang diobati dengan baik. Tiap tahunnya, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat
hipertensi. Masalah kesehatan global terkait hipertensi menyebabkan biaya kesehatan
yang tinggi. Dua pertiga hipertensi hidup di negara miskin dan berkembang. Dari 70%
penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya
12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun
2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan
mempengaruhi 1,56 milyar penduduk di seluruh dunia.

4
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Penyakit ini disebut juga
dengan the silent killer karena sering dijumpai tanpa gejala dan baru disadari bila
telah menyebabkan gangguan organ.
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi di masyarakat
dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi. Hipertensi masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan
berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya stroke
(perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.
Menurut Marliani hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan sistolik di
atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Penyakit ini sering ditandai
dengan pusing, sering terasa kaku pada leher belakang, gangguan penglihatan, sulit
berkonsentrasi, sulit tidur dan sering gelisah, namun bisa tanpa gejala. Terjadinya
hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor yang tidak bisa
diperbaiki seperti genetik, usia, jenis kelamin, dan faktor yang bisa diperbaiki seperti
kelebihan garam, kolesterol, obesitas, stres, merokok, kafein, kurang gerak, alkohol.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2000 prevalensi
hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari total jumlah penduduk dewasa.
Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua
umur (6,8%), setelah stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5%). Prevalensi hipertensi di
Jawa dan Sumatera memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari prevalensi nasional.
Tingginya kejadian hipertensi dimasyarakat dan bahaya dari komplikasi yang
dapat ditimbulkan akibat hipertensi oleh karena itu Penulis ingin meneliti “ Gambaran
Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Sarolangun Bulan Januari-Juni Tahun 2019”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang penulis
ambil adalah “Gambaran Angka Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Rawat Inap
ketapang Lampung Selatan Bulan Januari-Juni Tahun 2019 ? “

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada mini project ini, meliputi :
1. Mengetahui angka kejadian penderita hipertensi Di Puskesmas Rawat Inap
ketapang Lampung Selatan.

5
2. Meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi wilayah kerja tentang
hipetensi.
3. Melakukan penyuluhan sebagai bentuk pencegahan dan pengontrol tekanan
darah hingga tidak sampai terjadinya komplikasi.

1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melakukan
penelitian di lapangan sekaligus mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
di peroleh terutama mengenai hipertensi dan Untuk memenuhi salah satu tugas
peneliti dalam menjalani program internship dokter umum Indonesia.
2. Bagi masyarakat
Menambah pengetahuan penderita hipertensi tentang hipertensi dan
komplikasinya di wilayah kerja Di Puskesmas Rawat Inap ketapang Lampung
Selatan, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan agar tidak menderita
komplikasi penyakit hipertensi.
3. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan masukan
mengenai angka kejadian hipertensi sehingga menjadi bahan evaluasi untuk
meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah
hipertensi melalui perilaku hidup sehat.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
2.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg dengan
dua kali pengukuran. Menurut Wiryowidagdo bahwa hipertensi merupakan suatu
keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan
di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus.

2.2 Etiologi Hipertensi Berdasarkan Klasifikasi


Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu:
a. Hipertensi esensial (primer).
Hipertensi esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan
merupakan tipe yang hampir sering terjadi yaitu sekitar 95% dari kasus terjadinya
hipertensi. Hipertensi esensial disebabkan multi faktor yaitu genetik di sertai faktor
gaya hidup yang kurang baik seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan.
Onset hipertensi esensial biasanya muncul pada pasien yang berusia antara 25-55
tahun, sedangkan usia dibawah 20 tahun jarang ditemukan. .
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti penyakit
jantung, penyakit ginjal, penggunaan estrogen, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu (siklosporin dan OAINS / Obat
Anti Inflamasi Nonsteroid). Hipertensi sekunder berkisar 5% dari kasus hipertensi.

2.3 Faktor Risiko Hipertensi


Dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu :
1. Faktor risiko yang tidak dapat diperbaiki
a. Genetik
Jika satu atau dua orang dari orang tua atau saudara kandung yang menderita
hipertensi, maka peluang untuk menderita hipertensi makin besar. Penelitian
menunjukkan bahwa 25% dari kasus hipertensi esensial dalam keluarga mempunyai
dasar genetik.

7
b. Usia
Walaupun penuaan tidak selalu memicu hipertensi, tetapi tekanan darah tinggi
biasanya terjadi pada usia lebih tua. Pada usia antara 30 dan 65 tahun, tekanan
sistolik meningkat rata-rata sebanyak 20 mmHg dan terus meningkat setelah usia
70 tahun. Peningkatan resiko yang berkaitan dengan faktor usia ini sebagian besar
menjelaskan tentang hipertensi sistolik terisolasi dan dihubungakn dengan
peningkatan resistensi vaskular perifer dalam arteri.
c. Jenis kelamin
Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga puluhan,
sedangkan perempuan sering mengalami hipertensi setelah menopause. Tekanan
darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia. Setelah usia
55 tahun, wanita mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah
satu penyebab terjadinya pola tersebut adalah perbedaan hormon kedua jenis
kelamin.

2. Faktor resiko yang dapat diperbaiki


a. Merokok
Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung lebih kurang 4000 bahan kimia,
diantaranya nikotin, tar, karbon monoksida, dan hidrogen sianida. Nikotin
mendorong terjadinya adhesi platelet yang di asosiasikan dengan penyakit
kardiovaskuler dan hipertensi. Nikotin merupakan bahan yang mempunyai aktivitas
biologis yang potensial yang akan meningkatkankan epinefrin dalam darah,
meningkatkan tekanan darah, menambah denyut jantung dan menginduksi
vasokonstriksi perifer.
b. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Kelebihan berat badan dan hipertensi sering berjalan
beriringan, karena tambahan beberapa kilogram membuat jantung bekerja lebih
keras.
c. Kolesterol
Dalam kondisi normal kolesterol adalah lemak (lipid) yang diproduksi oleh hati
dan sangat penting untuk fungsi tubuh. Namun jika seseorang memiliki terlalu
banyak kolesterol dalam aliran darah, kelebihannya dapat disimpan dalam
pembuluh darah. Kolesterol yang berlebihan tersebut akan menempel dan

8
menumpuk di pembuluh darah, yang pada akhirnya akan menyebabkan diameter
pembuluh darah semakin menyempit, sehingga aliran darah yang melewatinya akan
menjadi lebih deras.
d. Kurang gerak
Olahraga adalah menurunkan berat badan, meningkatkan level HDL (High-
Density Lipoprotein), dan menurunkan trigliserida (lemak dari makanan yang
menjadi bagian dari sirkulasi darah dalam aliran darah). Olahraga lebih banyak
dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olahraga isotonik (seperti
bersepeda, jogging, aerobik, berenang) yang teratur dapat memperlancar peredaran
darah sehingga menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dapat digunakan untuk
mengurangi atau mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam kedalam tubuh
(tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit). Orang yang sering
duduk secara signifikan lebih mungkin mengalami hipertensi dan serangan jantung.
e. Kelebihan garam
Garam yang dimaksud disini adalah garam natrium. Salah satu sumber utama
garam natrium adalah garam dapur. Fungsi garam dalam kadar normal adalah
sangat penting sebagai ion-ion penjaga kestabilan (normal tubuh manusia
mengkonsumsi tidak lebih dari 2400 mg perhari) garam tersebut dapat
menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak air sehingga volume cairan darah akan
meningkat tanpa diserta penambahan ruang pada pembuluh darah, yang akibatnya
akan menambah tekanan darah dalam pembuluh darah..
f. Kafein
Kafein terdapat pada kopi, teh, cokelat dan koka yang berpengaruh terhadap
perangsangan otot jantung, Kafein mempunyai sifat antagonis endogenus adenosin,
sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan resistensi pembuluh
darah tepi. Namun dosis yang digunakan dapat mempengaruhi efek peningkatan
tekanan darah. Kebanyakan penelitian tidak menunjukkan indikasi yang jelas
bahwa asupan kafein dalam jumlah normal (<100 mg/hari) menyebabkan
hipertensi.
g. Penggunaan alkohol
Minum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam sehari
merupakan faktor penyebab 7% kasus hipertensi.Mengkonsumsi berlebihan. Intake
alkohol atau etanol dalam jumlah 30-75 ml meningkatkan denyut jantung dan
cardiac output. Dimana terjadi perubahan tahanan pada pembuluh darah perifer

9
karena dipengaruhi oleh alkohol.
h. Stres
Stres yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatetis yang akan
memicu kerja jantung dan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Oleh karena
itu, bagi mereka yang sudah memiliki riwayat sejarah kesehatan penderita
hipertensi, disarankan untuk berlatih mengendalikan stres dalam hidupnya.

2. 4. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut The Sevent :

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7.

2.5. Gejala Hipertensi


Biasanya hipertensi esensial ringan sampai sedang tidak menunjukkan gejala,
tampak sehat selama bertahun-tahun. Ada beberapa gejala hipertensi, yaitu kepala
pusing, mudah marah, sulit tidur, gelisah, sesak nafas, sering kaku di leher
belakang, gangguan penglihatan dan sulit konsentrasi.
Nyeri kepala suboksipital berpulsasi, yang khas terjadi pada penderita hipertensi
yang terjadi pada pagi hari dan berkurang ketika siang hari .

2.6. Diagnosis Hipertensi


Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk bersandar atau berbaring, setelah
beristirahat selama 5 menit. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai
hipertensi, tetapi diagnosis ini tidak dapat ditegakkan berdasarkan satu kali
pengukuran.
Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi maka tekanan darah
diukur kembali sebanyak dua kali atau lebih dengan jarak dua menit untuk
meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya
tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya
hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ
utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak, dan ginjal.

10
2. 7 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
Pemeriksaan penunjang yang dipakai antara lain:
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan retina.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Foto dada dan CT scan.
f. MRI dan Angiografi

2. 8 Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit kardiovaskuler hipertensif
Komplikasi jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada hipertensi esensial. Bukti elektrokardiografi tentang adanya
hipertropi ventrikel kiri ditemukan pada 2-15% pasien hipertensi kronik.
hipertropi ventrikel kiri dapat menyebabkan atau mempermudah berbagai macam
komplikasi jantung akibat hipertensi, termasuk gagal jantung kongestif, aritmia
ventrikel, iskemi miokard dan meninggal mendadak.
2. Penyakit cerebrovaskuler hipertensif dan demensia
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, terutama perdarahan
intraserebral dan infark serebral iskemik.
3. Penyakit renal hipertensif
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, dan merupakan penyebab
umum dari insufisiensi renal.

2.9. Penanganan Hipertensi


1. Nonfarmakologi:
Perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah dan
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular adalah:
a. Mengurangi kelebihan berat badan
b. Berhenti merokok
c. Membatasi konsumsi alkohol
d. Melakukan aktivitas fisik (olahraga)
Seperti jalan kaki, joging, senam dengan faktor kesulitan yang kecil,

11
olahraga yang bersifat rekreatif. Sebaiknya aerobik dilakukan 30-45 menit per
hari setiap hari.
e. Mengurangi konsumsi kolesterol
Kurangi makan makanan yang mengandung gula murni, daging, ayam,
kuning telur, dan sarden. Serta hindari makan makanan seafood, otak, jeroan,
lemak hewani, mentega. Makanan yang dianjurkan seperti sayuran, buah,
minyak nabati (kecuali minyak kelapa), putih telur, ikan, kacang-kacangan.
f. Istirahat yang cukup dan tidak sres
Istirahat dengan posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke
otak. Oleh karena tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres,
maka hindari kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan stres.
Pilihan untuk mengurangi stres seperti rekreasi ke tempat-tempat yang sejuk,
rindang, alam bebas dan daerah yang berbeda dengan kegiatan sehari-hari.
g. modifikasi diet atau pengaturan diet
1. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menurunkan retensi garam atau
air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
Jenis diet rendah garam
a.Diet rendah garam I (200-400mg Na)
 Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi berat.
 Tidak ditambah garam dapur.
 Hindari makanan yang tinggi kadar natrium.

b.Diet rendah garam II (600-800 mgNa)


 Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi tidak terlalu berat.
 Boleh menggunakan ½ sdt garam dapur.
 Hindari makanan yang tinggi kadar natrium.

c.Diet rendah garam III (1000-1200mgNa)


 Untuk pasien dengan edema, hipertensi ringan.
 Boleh menggunakan 1 sdt (4gr) garam dapur.

2. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas

12
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigkiserida
dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari dan
dari hasil sintesis dari hati. Kolesterol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih
banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolesterol dapat
terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25-50% dari setiap
makanan.
3. Diet tinggi serat
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, terdiri dari dua
jenis yaitu serat kasar yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan,
sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat seperti kentang,
beras, singkong dan kacang hijau.
4. Diet rendah kalori bila kelebihan berat badan
Diet rendah kalori dianjurkan untuk orang yang kelebihan berat badan.
Kelebihan berat badan atau obesitas akan beresiko tinggi terkena hipertensi.
Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi.

2. Farmakologi
Hampir 20 penelitian yang dilakukan secara acak menunjukkan bahwa
terapi obat pada pasien dengan hipertensi derajat II dan III secara konsisten
mengurangi insiden stroke sebesar 30-50%, gagal jantung kongestif
sebesar40-50%. Beberapa penelitian pada orang lebih tua dengan hipertensi
sistolik telah dipastikan bahwa terapi antihipertensi mencegah infark miokard
fatal dan non fatal serta keseluruhan mortalitas kardiovaskular.
Ada beberapa keadaan yang mungkin langsung diberi obat antihipertensi,
yakni:
- Tekanan darah lebih dari 180/1 mmHg.
- Tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg yang menetap selama kurun waktu
tertentu.
- Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan disertai salah satu atau lebih
keadaan berikut :
a. Diabetes
b. Kerusakan organ target, misalnya jantung, ginjal, atau stroke.
c. Risiko penyakit kardiovaskular dalam tahun lebih dari 20%.

13
Namun demikian, jika tekanan darah hanya sedikit meningkat (kurang
dari 140/90 mmHg), obat antihipertensi diberikan hanya bila perubahan gaya
hidup tidak cukup menurunkan tekanan darah.
Obat-obatan yang biasa diberikan:
a. Diuretik tiazid
Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume
cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan hilangnya kalium melalui air kemih
sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik
sangat afektif pada lanjut usia, kegemukan, penderita gagal jantung dan penyakit
ginjal menahun.

b. Penghambat adrenergik
merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker, dan
alfa-beta-blocker labetolol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf
simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap
stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker,yang efektif diberikan
kepada :
 penderita yang pernah mengalami serangan jantung
 penderita dengan denyut jantung yang cepat
 angina pectoris
 sakit kepala migren

c. Angiotensin converting enzim inhibitor (ACE-Inhibitor)


Menurunkan tekanan darah dengan memblokade produksi hormon angiotensin
II yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah. Dengan demikian, obat ini dapat
memperlebar pembuluh darah dan mengurangi tekanan darah.
Obat ini efektif diberikan kepada:
 Penderita gagal jantung
 Penderita denga protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetik.

14
 Pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat lain.

d. Angiotensin-II-blocker menyebabkan penurunan tekanan darah


Dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.

e. Antagonis kalsium
Obat ini dapat menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan
mekanisme yang berbeda. Obat ini sangat efektif diberikan kepada lanjut usia,
penderita angina pektoris, denyut jantung yang cepat, sakit kepala migren.

f. Vasodilator
Obat ini dapat langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat
antihipertensi lainnya.
g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)
memerlukan beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan
sebagian besar diberikan secara intravena, yaitu:
 Diazoxide
 Nitroprusside
 Nitroglycerin
 Labetolol
 Nifedipine
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan
bisa diberikan peroral, tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi sehingga
pemberiannya harus diawasi secara ketat.
Tabel: 2.2 Golongan obat Antihipertensi

BAB III

15
BAB III
METODE MINI PROJECT

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional dan
pengambilan data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien Di Puskesmas Rawat
Inap ketapang Lampung Selatan.

3.2 Waktu dan Tempat Mini Project


Mini projek ini dilaksanakan pada Bulan Januari-Juni di Poli klinik Umum Di
Puskesmas Rawat Inap ketapang Lampung Selatan

3.3 Populasi Mini Project


Populasi mini projek adalah seluruh penderita hipertensi yang datang ke
Poliklinik Umum Di Puskesmas Rawat Inap ketapang Lampung Selatan yang dilihat
dari rekamedik bulan Bulan Januari-Juni 2019.

3.4 Subjek Mini Project

Subjek mini project diambil dari masyarakat penderita hipertensi yang berobat ke
Puskesmas Rawat Inap ketapang Lampung Selatan

3.5 Kerangka Teori

Faktor yang tidak dapat


diubah :
-Genetik
-Jenis Kelamin
-Usia
Faktor yang dapat diubah: Hipertensi
-Obesitas
-Kadar Lemak tubuh
-Kebiasaan merokok
-Stres
-Konsumsi Natrium
BAB IV
HASIL MINI PROJECT

4.1 HASIL MINI PROJECT

16
Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total pasien yang
menderita hipertensi dari Bulan Januari-Juni 2019sebanyak 465 orang.

Tabel 4.1 Data Penderita Hipertensi Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi menurut jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah


kerja puskesmas rawat inap ketapang bulan januari-juni2019

Berdasarkan data distribusi frekuensi menurut jenis kelamin pada pasien


hipertensi di wilayah kerja
Jenis kelamin jumlah Persentase (%)
puskesmas rawat perempuan 251 54%
inap ketapang
bulan januari-juni Laki-laki 214 46% 2019 yaitu
perempuan jumlah 465 100% sebnyak 251
orang dengan presentase (54%)
dan laki - laki sebanyak 214 orang dengan presentasi (46%)

Distribusi Frekuensi berdasarkan usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja


puskesmas rawat inap ketapang bulan januari-juni2019

Usia jumlah persentase


21-30 67 15%
31-40 48 10%
41-50 81 17%
51-60 149 33%
61-70 120 26%
465 100%

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja


puskesmas rawat inap ketapang bulan januari-juni 2019 yang paling tinggi adalah usia
51-60 dengan persentase (33%) dan usia terendah adalah 31-40 dengan persentase
(10%)

17
Distribusi Frekuensi jenis kelamin dan usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja
puskesmas rawat inap ketapang bulan januari-juni2019

usia Laki- persentase perempuan persentase jumlah


laki
21-30 22 11% 45 18% 67
31-40 27 13% 21 8,3% 48
41-50 54 25% 27 10% 81
51-60 56 26% 93 38% 149
61-70 55 25% 65 26% 120

Berdasarkan Distribusi Frekuensi jenis kelamin dan usia pada pasien hipertensi di
wilayah kerja puskesmas rawat inap ketapang bulan januari-juni 2019
Didapati bahwa usia 51- 60 tahun dengan jenis kelamin laki laki memiliki jumlah 149
orang dengan persentasi yaitu 38% lebih tinggi di bandingkan perempuan pada usia
31-40 tahun sebanyak 48 orang dengan persentasi 8,3%

Grafik 4.1 Jumlah Penderita Hipertensi Di Puskesmas Rawat Inap ketapang


Lampung Selatan Berdasarkan jenis kelamin

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Angka kejadian penderita hipertensi di wilayah kerja Di Puskesmas Rawat Inap
ketapang Lampung Selatan masih sangat tinggi. Dapat dilihat dari data frekuensi
penderita hipertensi Berdasarkan menurut jenis kelamin pada pasien hipertensi di
wilayah kerja puskesmas rawat inap ketapang bulan Januari-Juni 2019 yaitu perempuan
sebnyak 251 orang dengan presentase (54%) dan laki - laki sebanyak 214 orang dengan
presentasi (46%) Berdasarkan Usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas
rawat inap ketapang bulan januari-juni 2019 yang paling tinggi adalah usia 51-60
dengan persentase (33%) dan usia terendah adalah 31-40 dengan persentase (10%)
Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Ketapang Bulan Januari-Juni 2019 didapati bahwa usia 51- 60
tahun dengan jenis kelamin laki laki memiliki jumlah 149 orang dengan persentasi yaitu
38% lebih tinggi di bandingkan perempuan pada usia 31-40 tahun sebanyak 48 orang
dengan persentasi 8,3%

5.2 Saran
1. Untuk Masyarakat
Bagi penderita hipertensi agar lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya
ke pelayanan kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang
berkaitan dengan kesehatan untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi
serta dapat termotivasi untuk menghindari hal-hal yang dapat menambah
penyakit hipertensi menjadi lebih parah lagi misalnya menghindari makanan
yang mengandung lemak seperti gorengan, daging kambing, santan, mengurangi
konsumsi garam dapur, minuman yang mengandung kafein, alcohol, merokok,
malas berolahraga, serta menjauhi stress.

2.Untuk Petugas Kesehatan


Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan sosialisasi
tentang penyakit tekanan darah tinggi dan memberikan penyuluhan tentang
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi secara dini dan tindakan apa

19
saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta menjelaskan
pentingnya memeriksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan
terdekat.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW. Ilmu Penyakit Dalam Vol.2. Ed.V. Jakarta Pusat: Interna Publising.
2009: 1079
2. Boedhi-Darmojo. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia.
Medika. 2001;7:442-448
3. Casey Eggie. & Benson Herbert. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer. 2006:18-23
4. . Tierney LM, et.all. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Jakarta:
Salemba Medika. 2007:381-393
5. Mahdiana Ratna. Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yoyakarta: Tora Book.
2010:153-158
6. Irianti, Djoko Pekik. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET.2007;9:73-74
7. Palmer Anna dan Williams Bryan.Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2007:78
8. Almatsier Sunita. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2004;9:64-
150

21

Anda mungkin juga menyukai