Anda di halaman 1dari 12

Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja

Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini merupakan
segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa
transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat
melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada
usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan
mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya,
manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif
dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas perkembangan berikutnya.
William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa
remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya,
baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-
prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
Selanjutnya, dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Jahja mengemukakan pendapat
Luella Cole yang mengklasifikasikannya ke dalam sembilan kategori, yaitu:
1. Kematangan emosional.
2. Pemantapan minat-minat heteroseksual.
3. Kematangan sosial.
4. Emansipasi dari control keluarga.
5. Kematangan intelektual.
6. Memilih pekerjaan.
7. Menggunakan waktu senggang secara tepat.
8. Memiliki falsafah hidup.
9. Identifikasi diri.
Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat kompleks dan relatif berat bagi
remaja, maka untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik, remaja masih sangat
membutuhkan bimbingan dan pengarahan supaya dapat mengambil langkah yang tepat sesuai
dengan kondisinya. Di samping tugas-tugas perkembangan, remaja masih mempunyai kebutuhan-
kebutuhan yang tentu saja menuntut pemenuhan secepatnya sesuai darah mudanya yang
bergejolak. Kebutuhan-kebutuhan tersebut, menurut Edward, sebagaimana dikutip Hafsah, adalah
meliputi: (1) kebutuhan untuk mencapai sesuatu, (2) kebutuhan akan rasa superior, ingin menonjol,
ingin terkenal, (3) kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, (4) kebutuhan akan keteraturan,
(5) kebutuhan akan adanya kebebasan untuk menentukan sikap sesuai dengan kehendaknya, (6)
kebutuhan untuk menciptakan hubungan persahabatan, (7) adanya keinginan ikut berempati, (8)
kebutuhan mencari bantuan dan simpati, (9) keinginan menguasai tetapi tidak ingin dikuasai, (10)
menganggap diri sendiri rendah, (11) adanya kesediaan untuk membantu orang lain, (12)
kebutuhan adanya variasi dalam kehidupan, (13) adanya keuletan dalam melaksanakan tugas, (14)
kebutuhan untuk betgaul dengan lawan jenis, dan (15) adanya sikap suka mengkritik orang lain.
Intensitas kebutuhan-kebutuhan di atas tidak semua sama antara individu yang satu
dengan yang lain, karena kondisi pribadi yang berbeda, situasi lingkungan yang berlainan, dan ada
individu yang ingin segera kebutuhannya terpenuhi, namun kenyataannya banyak yang tidak
terpenuhi. Dari uraian ini nampak bahwa tugas perkembangan dan kebutuhan merupakan sesuatu
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan remaja. Apabila tugas dan kebutuhan
dapat terpenuhi, maka membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangan berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan
pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan
dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan peridodeperiode berikutnya.

Perubahan Fisik Pada Masa Remaja

Pada Remaja Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan
alat reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan
obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri (Papalia et al., 2009). Perubahan fisik
secara dramatis mewarnai masa remaja, terutama pada awal masa remaja. Perubahan besar atas
fisik remaja adalah yang melibatkan masa puber serta otak (King, 2010). Perubahan biologis
pubertas, yang merupakan tanda akhir masa kanak-kanak, berakibat peningkatan pertumbuhan
berat dan tinggi, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, dan pencapaian kematangan seksual
(Papalia et al., 2009). Pubertas dimulai dengan peningkatan tajam pada produksi hormon seks.
Pertama-tama antara usia 5 dan 9 tahun, kelenjar adrenal mulai mengeluarkan androgen dalam
jumlah besar, yang memainkan peran utama dalam pertumbuhan pubic, bulu ketiak, dan bulu di
muka.
Beberapa tahun kemudian ovaris, dalam tubuh anak perempuan, meningkatkan produksi
estrogen mereka, yang merangsang pertumbuhan alat kelamin wanita dan perkembangan
payudara. Pada anak laki-laki, testis meningkatkan pembuatan endrogen, khususnya testosteron,
yang merangsang pertumbuhan alat kelamin pria, massa otot, dan rambut tubuh. Baik anak laki-
laki maupun anak perempuan sama-sama memiliki kedua jenis hormon tersebut dalam tubuh
mereka, hanya saja anak perempuan memiliki level estrogen yang lebih tinggi dan anak laki-laki
memiliki androgen yang lebih tinggi. Pada anak perempuan, testosteron mempengaruhi
pertumbuhan klitoris, begitu pula tulang dan rambut kemaluan serta rambut wajah. Terdapat
jangka waktu sekitar 7 tahun bagi permulaan pubertas pada anak laki-laki maupun perempuan.
Biasanya proses tersebut memakan waktu 4 tahun terhadap kedua jenis kelamin tersebut dan mulai
2 atau 3 tahun lebih awal pada anak perempuan (Papalia et al., 2009). Ledakan pertumbuhan
masa remaja (adolescent growth spurt) adalah peningkatan tajam pada tinggi dan berada yang
berlanjut, kepada kematangan seksual.
Ledakan pertumbuhan masa remaja dimulai antara usia 9½ tahun dan 14½ (biasanya
sekitar usia 10 tahun) pada anak perempuan, dan antara 10½ dan 16 tahun (biasanya pada usia 12
atau 13 tahun) pada anak laki-laki. Ledakan pertumbuhan biasanya berlangsung sekitar 2 tahun
dan segera setelah masa tersebut berakhir maka anak tersebut mencapai kematangan seksual.
Karena ledakan pertumbuhan anak perempuan lebih dini dibandingkan anak laki-laki maka anak
perempuan pada usia 12 dan 13 tahun lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuat dibandingkan dengan
laki-laki di usia yang sama. Bagi anak laki-laki mapuan anak perempuan mencapai tinggi
maksimun mereka pada usia 18 tahun (Papalia et al., 2009). Anak laki-laki dan perempuan tumbuh
secara berbeda. Anak laki-laki menjadi lebih besar secara keseluruhan. Bahu lebih lebar, kaki lebih
panjang ketimbang tubuhnya, dan lengannya lebih panjang dibandingkan bahu. Panggul anak
perempuan lebih lebar untuk memudahkan proses persalinan, dan lapisan lemak disimpan dibawah
kulit, memberikan penampilan lebih montok atas dirinya.
Menurut Hurlock, perubahan fisik pada remaja dibagi menjadi dua yaitu eksternal dan internal;

Perubahan Eksternal Perubahan Internal


Tinggi Sistem Pencernaan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi
yang matang antara usia tujuh belas dan terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang
delapan belas tahun, dan rata-rata anak laki- dan bertambah besar, otot-otot di perut dan
laki setahun sesudahnya. Anak yang pada dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih
masa bayi diberi imunisasi biasanya lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan
tinggi dari usia ke usia, dibandingkan dengan bertambah panjang.
bayi yang tidak diberi imunisasi, yang karena
Sistem Peredaran Darah
itu lebih banyak menderita sakit sehingga
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja; pada
cenderung memperlambat pertumbuhan
usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua
belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal
dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai
Berat
Perubahan berat badan mengikuti jadwal tingkat kematangan bilamana jantung sudah
yang sama dengan perubahan tinggi. Tetapi matang.
berat badan sekarang tersebar ke bagian-
bagian tubuh yang tadinya hanya
mengandung sedikit lemak atau tidak Sistem Pernapasan
mengandung lemak sama sekali. Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir
matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki
mencapai tingkat kematangan beberapa tahun
Proporsi Tubuh kemudian.
Berbagai anggota tubuh lambat laun
mencapai perbandingan tubuh yang baik.
Misalnya, bahan melebar dan memanjang Sistem Endorkin
sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber
terlalu panjang. menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari
seluruh sistem endorkin pada awal masa puber.
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan
Organ Seks berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran
Baik organ seks pria maupun organ seks matang sampai akhir masa remaja atau awal masa
wanita mencapai ukuran yang matang pada dewasa.
akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum
matang sampai beberapa tahun kemudian.

Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada
usia delapan belas. Jaringan, selain tulangm terus
berkembang sampai tulang mencapai ukuran
matang, khususnya bagi perkembangan jaringan
otot.
Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas
1) Perubahan Ukuran Tubuh
Perubahan fisik ini umumnya terdiri dari perubahan ukuran pada tinggi dan berat
badan. Untuk anak-anak perempuan, rata-rata peningkatan tinggi pertahun sebelum haid
adalah antara 3 sampai 6 inci. Sementara untuk pertumbuhan beratnya yang paling besar
pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Setelah itu, pertumbuhan
berat hanya sedikit.
Untuk anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan tinggi tubuh dimulai rata-
rata pada usia 12,8 tahun dan berakhir rata-rata pada 15,3 tahun dan puncaknya pada empat
belas tahun. Sedangkan untuk pertumbuhan berat, maksimum terjadi setahun atau dua
tahun setelah anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia enam belas tahun,
setelah itu pertambahan berat hanya sedikit.
2) Perubahan Proporsi Tubuh
Perubahan proporsi ini adalah bertambahnya ukuran daerah-daerah tubuh yang
tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai
lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Misalnya, badan yang kurus da panjang
mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang berkembang.
Pertumbuhan tungkai kaki dan lengan juga mendahului pertumbuhan berat badan, sehingga
tampak terlalu panjang.
Ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer lebih merajuk kepada organ-organ seks. Pada pria, gonad atau testes,
yang terletak di dalam scrotum, atau sac, di luar tubuh manusia, pada usia empat belas tahun baru
sekitar 10 persen dari ukuran matang. Kemudian pertumbuhan berlangsung pesat selama satu atau
dua tahun, setelah itu tingkat pertumbuhan menurun dan akan berkembang secara penuh pada usia
dua puluhan. Jika pertumbuhan organ-organ reproduksi sudah matang, setelah itu akan muncul
mimpi basah, biasanya keadaan ini muncul saat anak laki-laki tersebut bermimpi tentang seksual
yang menggairahkan.
Pada perempuan, organ-organ reproduksi akan tumbuh secara pesat pada masa puber,
meskipun relatif berbeda-beda pada setiap anak. Berat uterus anak usia sebelas atau dua belas
tahun berkisar antara 5,3 gram, pada usia enam belas rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-
telur dan vagina juga tumbuh dengan pesat. Fase ini biasanya ditandai dengan datangnya
menstruasi pada anak perempuan. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,
lender, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi setiap dua puluh
delapan hari sampai mencapai menopause, pada akhir empat puluhan atau awal lima puluh tahun.
Ciri-Ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir
masa remaja Menurut Hurlock, 1980

Laki-laki Perempuan
Rambut Pinggul
Rambut kemaluan timbul sekitar setahun Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat
setelah testes dan penis mulai membesar. akibat membesarnya tulang pinggul dan
Rambut ketiak dan rambut di wajah timbul berkembangnya lemak bawah kulit.
kalau pertumbuhan rambut kemaluan
hampir selesai, demikian pula rambut pada
tubuh. Pada mulanya rambut yang tumbuh
hanya sedikit, halus dan warnanya terang.
Kemudian menjadi lebih gelap, lebih kasar,
lebih subur dan agak keriting.
Kulit Payudara
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, Segera setelah pinggul mulai membesar,
warnanya pucat dan pori-pori meluas. payudara juga berkembang. Putting susu
membesar dan menonjol, dan dengan
berkembangnya kelenjar susu, payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat.
Kelenjar Rambut
Kelenjar lemak atau yang memproduksi Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan
minyak dalam kulit semakin membesar dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan
menjadi lebih aktif, sehingga dapat bulu pada kulit wajah tampak setelah haid.
menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat di Semua rambut kecuali rambut wajah mula-
ketiak mulai berfungsi dan keringat mula lurus dan terang warnanya, kemudian
bertambah banyak dengan berjalannya masa menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap
puber. dan agak keriting.
Otak Kulit
Otot-otot bertambah besar dan kuat, Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak
sehingga memberi bentuk bagi lengan, pucat dan lubang pori-pori bertambah besar.
tungkai kaki, dan bahu.
Suara Kelenjar
Suara berubah setelah rambut kemaluan Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi
timbul. Mula-mula suara menjadi serak dan lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat
kemudian tinggi suara menurun, volumenya menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di
meningkat dan mencapai pada yang lebih ketiak mengeluarkan banyak keringat dan
enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau baunya menusuk sebelum dan selama masa
kematangan berjalan pesat. haid.
Benjolan Dada Otot
Benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar Otot semakin besar dan semakin kuat,
susu pria timbul sekitar usia dua belas dan terutama pada pertengahan dan menjelang
empat belas tahun. Ini berlangsung selama akhir masa puber, sehingga memberikan
beberapa minggu dan kemudian menurun bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.
baik jumlahnya maupun besarnya.
Suara
Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin
merdu. Suara serak dan suara yang pecah
jarang terjadi pada anak perempuan.

Perkembangan Kognitif Masa Remaja


Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan
alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan
difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan universitas (Papalia et al., 2009).
Remaja melewati perubahan kognitif yang signifikan, salah satunya adalah kemajuan tahap Piaget
menjadi tahap pemikiran operasional formal. Perubahan lainnya yang terjadi pada masa remaja
berhubungan dengan egosentrisme remaja (King, 2010).
Merujuk kepada Piaget, remaja memasuki level tertinggi perkembangan kognitif, yaitu operasional
formal ketika mereka mengembangkan kemampuan berpikir abstrak. Perkembangan ini, yang
biasanya terjadi pada usia 11 tahun, memberikan cara baru yang lebih fleksibel kepada mereka
untuk mengolah informasi.Tidak lagi terbatas oleh di sini dan sekarang, mereka sudah dapat
memahami waktu historis dan ruang luar angkasa. Mereka dapat menggunakan simbol untuk
menyimbol (misalnya menjadikan huruf X sebagai angka yang tidak diketahui).
Mereka dapat menghargai lebih baik metafora dan alegori sehingga bisa menemukan makna yang
lebih kaya dalam literatur. Mereka dapat berpikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi, bukan
hanya apa yang terjadi. Mereka dapat membayangkan kemungkinan dan dapat menyusun dan
menguji hipotesis. Orang-orang di tahap operasi formal dapat mengintegrasikan apa yang telah
mereka pelajari dengan tantangan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa datang
(Papalia et al., 2009).
Ditinjau dari teori kognitif Piaget, maka pemikiran masa ini telah mencapai tahap
pemikiran operasional formal (formal operational thought). Pada tahap ini mereka sudah dapat
berpikir secara abstrak dan hipotetis. Pada masa ini, mereka sudah mampu memikirkan sesuatu
yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak. Di samping itu, pada tahap ini remaja juga
sudah mampu berpikir secara sistematik, mampu memikirkan semua kemungkinan secara
sistematik untuk memecahkan permasalahan.
Para ahli perkembangan berpendapat bahwa pemikiran operasi formal terdiri dari dua subperiode
(Broughton, 1983):
a) Pemikiran Opearsi Formal Awal. Penemuan remaja mengenai kemampuannya untuk
berpikir secara hipotetis menghasilkan pikiran-pikiran bebas, dengan kemungkinan yang
tidak terbatas. Dalam periode awal ini, pelarian ke fantasi dapat menggantikan realias
sehingga dunia dipandang secara terlalu subjektif dan terlalu idealis.
b) Pemikiran Operasi Formal Akhir. Ketika remaja menguji penalarannya ke pengalaman,
keseimbangan intelektual mengalami perbaikan. Melalui akomodasi, remaja mulai
menyesuaikan pergolakan yang dialami. Pemikiran operasi formal akhir dapat muncul di
masa remaja menengah.

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA

1. Perkembangan Psikososial Remaja Awal ( 10 – 14 Tahun )


a) Tahap Perkembangan
 Cemas terhadap pemampilan Badan /fisik
 Perubahan Hormonal
 Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai
seorang anggota keluarga
 Perilaku memberontak dan melawan,
 Kawan menjadi lebih penting
 Perasaan memiliki terhadap teman sebaya Anak Laki-laki : membentuk gang, kelompok,
anak perempuan : mempunyai sahabat.
 Sangat menuntut keadilan, tapi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih serta
dari sisi pandang mereka sendiri

b) Dampak Terhadap Anak


 Kesadaran diri meningkat (self consciousness)
 Pemarah, anak laki-laki yang tadinya baik dapat menjadi lebih agresif,mungkin pula
timbul jerawat baik pada anak laki-laki maupun. Perempuan .Bereksprerimen dengan
cara berpakaian, berbicara dan cara penampilan dirim sebagai suatu usaha untuk
mendapatkan identitas baru
 Kasar
 Menuntut memperoleh kebebasan
 Ingin tampak sama dengan teman yaitu dalam cara berpakaian, gaya rambut,
mendengarkan musik dan lain-lain
 Pengaruh teman dan orang–tua teman menjadi sangat besar.
 Remaja tidak mau berbeda dari teman sebaya
 Mungkin tampak tidak toleransi dan sulit berkompromi, Mungkin pula timbul iri hati
terhadap saudara kandung dan seringkali ribut dengan mereka.

c) Efek Terhadap Orang-Tua


 Orang-tua mungkin menganggap anak “ ter fokus pada dirinya “.
 Orang tua mungkin menenmukan kesulitan dalam hubungan dengan remaja
 Orang tua merasa ditolak dan sulit menerima keinginan anak yang berbeda dari mereka
 Orang-tua perlu menangani anak secara hati-hati, bila ingin mempertahankan hubung
baik.
 Orang–tua merasa tidak mudah membuat keseimbangan antara “permisif “ dan” over
protective “
 Orang tua mungkin terganggu oleh tuntutan finansial dan gaya hidup anak
 Orang–tua merasa kurang enak karena dikritik oleh anaknya sendiri. Kadang-kadang
terjadi bentrok dengan peraturan keluarga.
 Orang tua harus meninjau sikapnya untuk mengatasi perasaan “ tidak adil “

2. Perkemabangan Psikososial Remaja Pertengahan ( 15 – 16 Tahun )


a) Tahap Perkembangan
 Lebih mampu untuk berkompromi
 Belajar berpikir secara independen dan membuat keputusan sendiri
 Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan cira diri yang dirasakan nyaman
bagi mareka
 Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru, mengujinya walaupun berisiko
 Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
 Membangun nilai/norma dan mengembangkan moralitas
 Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan rasa setia kawan
 Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
 Intelektual lebih berkembang dan igni tahu tentang banyak hal. Mampu
berpikir secara abstrak, mulai berurusan dengan hipotesa
 Berkembangnya ketrampilan intelektual khusus misalnya, kemampuan matematika,
bahasa dan ilmu pengetahuan lainnya
 Mengembangkan minat yang besar dalam bidang seni dan olah raga seperti musik,
seni lukis, tari, basket dan lain-lain
 Senang bertualangan, ingin berpegian secara mandiri mengikuti kegiatan seperti
memanjat tebing, naik gunung dan lain-lain
b) Dampak Terhadap Anak
 Lebih tenang, sabar dan lebih toleransi.
 Dapat menerima pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan
pendapatnya sendiri
 Menolak campur tangan orang tua untuk mengendalikannya kurang
dapat dipengaruhi dan teman tidak lagi berpengaruh besar
 Baju , gaya rambut,Sikap dan pendapat mereka sering berubah-ubah
 Mulai bereksperiman dengan rokok , alkohol dan kadang-kadang Napza.
 Lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu
 Mempertanyakan ide dan nilai/ norma yang diterima dari keluarga
 Ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman dari pada dengan keluarga
 Mulai berpacaran ,tapi hubungan belum serius.
 Mulai mempertanyakan sesuatu yang sebelumnya tak berkesan . Ingin mengikuti
diskusi atau debat
 Mungkin tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan ini
 Mungkin mengabaikan pekerjaan sekolah karena adanya minat yang baru ini
 Remaja merasa dirinya mampu sehingga mereka tidak mengikuti upaya
penyelamatan diri yang dianjurkan

c) Efek Terhadap Orang Tua


 Orang –tua secara bertahap merasakan semakin mudah berhubungan dengan
anaknya
 Orang-tua harus untuk memberikan kepercayaan kepada anak dan tidak terlalu
mengendalikannya
 Oang-tua mungkin menanggapi sikap remaja secara serius dan kuatir akan jadi
menetap
 Cemas terhadap risiko ini sehingga orang-tua cenderung membatasi dan
menetapkan aturan.
 Orang-tua melihat bahwa remaja siap untuk membina hubungan dekat.
 Dapat menjadi masalah bila remaja menolak sikap yang mempunyai nilai tinggi bagi
orang-tua
 Orang-tua cemas akan pengaruh teman
 Orang-tua cemas dan mungkin pula terlalu ikut campur.
 Orang tua mempunyai kesempatan untuk lebih mengetahui anaknya
 Orang tua perlu menunggu sampai tahap remaja pertengahan sebelum
menyimpulkan tentang keampuan intelektual anak
 Orang tua perlu mengenali bahwa anaknya memiliki kemampuan yang mungkin
lebih dari dugaannya

3. Perkembangan Psikososial Remaja Akhir ( 17 – 19 Tahun )


a. Tahap Perkembangan
 Ideal
 Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga
 Harus belajar untuk mencapai kemandirian baik dalam bidang finansial maupun
emosional
 Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
 Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan anggota keluarga lainnya
 Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri

b. Dampak Terhadap Anak


 Cenderung menggeluti masalah sosial/politik. Dapat pula menggeluti nilai-nilai
keagamaan dan bahkan pindah agama
 Mulai belajar mengatasi stres yang dihadapinya, mungkin lebih senang pergi
dengan teman daripada berlibur dengan keluarganya
 Kecemasan dan ketidak pastian masa depan dapat merusak harga diri dan
keyakinan diri
 Mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menghabiskan waktunya
dengan mereka
 Cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan orang-tuanya
 Mungkin ingin meninggalkan rumah dan hidup sendiri

c. Efek Terhadap Orang-Tua


 Orang tua menjadi tegang dan distres karena penolakan anak terhadap agama dan
kepercayaannya sendiri
 Keinginan orang-tua untuk melindungi anaknya dapat menimbulkan bentrokan
 Orang-tua mungkin masih memberikan dukungan financial terhadap remaja yang
secara emosional tidak lagi tergantung kepada mereka, Hal ini dapat membuat
hubungan menjadi tidak mudah
 Orang-tua cenderung cemas terhadap hubungan yang terlalu serius dan terlalu dini.
mereka takut sekolah atau pekerjaan akan terabaikan
 Orang-tua mungkin berkecil hati menghadapi keadaan ini. Orang-tua perlu
menyesuaikan bila akhirnya anak meninggalkan rumah.

Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2011


Argiati, Siti Hafsah Budi, Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh Authoritarian,
Asertivitas dan Tahap Perkembangan Remaja Pada Anak Binaan Lembaga Pemasyarakata Anak
Kutoarjo, Jawa Tengah, Tesis, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008

Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.


Santrock, John W. (2011). Life-Span Developement (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta:

Erlangga.

Santrock, John W. (2007). Remaja (Edisi 11). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai