Anda di halaman 1dari 9

1.

Hakekat model pembelajaran itu apa jelaskan juga apa yang kalian ketahui tetang
model Pembelajaran Inquiry, Discovery, Probem solving dan projec baset learning!
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-
buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.
a) Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam
pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Ciri ciri pembelajaran inquiry antaralain :
1. Pembelajaran yang menekankan kepada siswa secara maksimal untuk
mencari tahu dan menemukan sendiri
2. Siswa diarakan untuk mencari tahu jawabannya sendiri atas pertanyaanya,
sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri
3. Tujuan dari pembelajaran inquiry yaitu mengembangkan kemampuan
berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
b) Pembelajaran Discovery
Discovery learning adalah sebuah metode penemuan. Menurut beberapa ahli
discovery yaitu Suherman (dalam Idris Yossy,dkk, 2014 : 20) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa metode pembelajaran Discovery learning (penemuan) adalah
metode mengajar yang mengatur pengajar sedemikian rupa sehingga anak
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui
pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
Ciri ciri pembelajaran discovery antaralain :
1. Memberikan stimulun pada siswa, guru memberikan stimulan, dapat berupa
bacaan, atau gambar, atau situasi sesuai dengan materi pembelajaran / topik/
tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik dapat mendapatkan
pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan
membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
2. Mengidentifikasi masalah, peserta didik diharuskan menemukan
permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta
didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi,dan
merumuskan masalah.
3. Menyimpulkan data, peserta didik diberikan pengalaman mencari dan
mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan
solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih
ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk
mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu
alternatif mengalami kegagalan.
4. Mengolah data, peserta didik mencoba mengeksplorasi kemampuan
pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada materi kehidupan
nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berpikir logis
dan aplikatif.
5. Memferifikasi, peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data, melalui berbagai kegiatan , antara lain bertanya kepada
teman, berdiskusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau
media seta mengasosiasikannya sehingga menjadi sebuah kesimpulan.
6. Menyimpulkan, peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil
simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa sehingga
kegiatan ini dapat melatih pengetahuan peserta didik.
c) Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving adalah cara mengajar yang dilakukan
dengan cara melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan
sendiri atau secara bersama – sama (Alipandie, 1984:105). Menurut N.Sudirman
(1987:146) model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian
bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk
dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya
oleh siswa.
Langkah langkah pembelajaran problem solving, antara lain :
1. Menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan.
2. Menyajikan masalah.
3. Mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
4. Merumuskan hipotesis.
5. Menguji hipotesis.
d) Pembelajaran project based learning, model yang menggunakan proyek/kegiatan
sebagai media dan juga metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Langkah langkah pembelajaran project based lerning, antaralain :
1. Penentuan pertanyaan mendasar
2. Mendesain pertanyaan proyek
3. Menyusun jadwal
4. Memonitor peserta didik dan memajukan proyek
5. Menguji hasil
6. Mengevaluasi pengalaman

2. Beri contoh kongkret penerapan dari masing masing 4 model pembelajaran di atas dalam kegiatan
pembelajaran di kelas !
a. Pembelajaran Inquary
Contoh Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning) Pada penerapan
model pembelajaran penemuan atau inquiry terdapat prosedur yang harus dilakukan
yang meliputi tahap 1. Orientasi , 2. merumuskan masalah (identifikasi masalah) , 3.
merumuskan hipotesis, 4. mengumpulkan data (Data collection ), 5. menguji hipotesis
(pengolahan data), 6. (menarik kesimpulan/generalisasi). Contoh penerapan model
pembelajaran inkuiri pada materi Ekonomi tentang pasar.

Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan konsep pasar dan


terbentuknya harga pasar dalam perekonomian
4.4 Melakukan penelitian tentang pasar dan
terbentuknya harga pasar dalam perekonomian
Topik : pasar
Sub Topik : Penelitian tentang pasar dan terbentuknya
harga pasar dalam perekonomian.
Tujuan : 1) Melalui pengamatan siswa dapat
mengidentifikasi jenis pasar.
2) Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat
mengetahui permintaan barang dan jasa
dengan tepat.
3) Melalui percobaan, siswa dapat mengetahui
harga keseimbangan dengan benar.
4) Melalui kegiatan presentasi, siswa dapat
mengetahui penawaran barang dan jasa dengan
benar.
Alokasi Waktu : 1x pertemuan (3 JP)

SINTAK PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Orientasi (Pemberian rangsangan) 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
kemudian dapat memberikan konsep dasar,
petunjuk atau referensi yang diperlukan
dalam pembelajaran.
2) Melakukan brainstorming dimana peserta
didik dihadapkan pada masalah hasil
pengamatan tentang terbentuknya harga
pasar dalam perekonomian.
3) Mencatat data hasil pengamatan tentang
pasar .
- Berdasarkan data pengamatan di lapangan
peserta didik akan mengumpulkan informasi
tentang konsep pasar dan terbentuknya
harga pasar dalam perekonomian
2. Merumuskan masalah Guru memberikan kesempatan pada peserta
(pertanyaan/identifi kasi masalah) didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin konsep pasar yang berkaitan dengan
terbentuknya harga pasar dalam
perekonomian di lingkungan setempat
sampai siswa menentukan pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab melalui
kegiatan belajar, contohnya
- Contoh apa saja di lingkungannya yang
menjelaskan tentang jenis-jenis pasar?
- Contoh apa saja di lingkungannya yang
menjelaskan permintaan barang dan jasa
dengan tepat ?
- Contoh percobaan apa saja di
lingkungannya yang dapat mengetahui harga
keseimbangan dengan benar?
- Bagaimana cara mengetahui kegiatan
penawaran barang dan jasa dengan benar ?
3. Data collection (pengumpulan Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
data) informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui:
- Melakukan pengumpulan data tentang
jenis-jenis pasar.
- Melakukan pengumpulan data tentang
permintaan barang dan jasa yang belum
diketahui dengan tepat.
- Melakukan pengumpulan data tentang
permintaan barang dan jasa yang belum
diketahui dengan tepat.
4. Data processing (pengolahan Data) Pada tahap ini peserta didik dalam
kelompoknya berdiskusi untuk mengolah
data hasil pengamatan dengan cara:
- Mengolah data pengamatan dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja, misalnya mengolah data tentang untuk
membantu mencipta hasil karya sesuai
materi tentang pasar.
5. Verification (pembuktian) MengujiPada tahap verifikasi peserta didik
hipotesis mendiskusikan hasil pengolahan data dan
memverifikasi hasil pengolahan dengan teori
pada buku sumber. Misalnya dengan cara:
- Mengkonfirmasikan data dengan teori yang
berhubungan dengan pasar di lingkungan
setempat.
- Memverifikasi jawaban kelompok tentang
hasil analisis data masing-masing individu
yang ada dalam kelompok.
- Berdiskusi menentukan solusi atau
penyelesaian dari konsep pasar dan
terbentuknya harga pasar tersebut di atas..
6. Generalization (menarik Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan
kesimpulan) hasil observasi dan diskusi misalnya
menyimpulkan :
- Penelitian tentang pasar dan terbentuknya
harga pasar dalam perekonomian.

b. Pembelajaran Discovery
Sintaks dan Kegiatan Pembelajaran
1) Stimulation (Stimulasi/ Pemberian rangsangan)
Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik kelistrikan pada saraf dengan cara
mengajak peserta didik untuk memukulkan sikutnya ke meja.
2) Problem Statement (Pertanyaan/ Identifikasi masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan
kelistrikan pada saraf sampai peserta didik dapat berpikir dan
bertanya.
1. Guru menanyakan kepada peserta didik:
 Apa yang kalian rasakan setelah memukul sikut pada
meja? 
2. Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan terkait dengan
percobaan ini.  Pertanyaan diarahkan terkait dengan peran saraf
dalam menanggapi rangsang, seperti: 
 Mengapa kita merasakan sakit ketika sikut dipukul?
 Apakah peran saraf dalam menanggapi rangsangan
tersebut?
 Bagaimana kelistrikan terjadi pada sel saraf manusia?

Peserta didik diminta membuat hipotesis atau jawaban sementara


atas pertanyaan yang mereka rumuskan.

3) Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Informasi  ini
diperoleh melalui kegiatan:

Membaca literatur tentang “Sel Saraf pada Manusia”, 



Mengamati gambar sel saraf manusia, kemudian membaca

tabel tentang bagian-bagian saraf manusia dan fungsinya.
Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan untuk membuktikan kebenaran
hipotesis atau jawaban sementara yang telah dirumuskan.

4) Data Processing (Pengolahan Data)


Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk
mengolah informasi  yang diperoleh dengan cara:

 Mendiskusikan hasil pengumpulan informasi dari hasil


pengamatan gambar dan bahan bacaan literatur tentang “Sel saraf
pada manusia”;
 Memperhatikan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kegiatan,
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan
informasi yang diperoleh dari bahan bacaan dan pengamatan
gambar.

5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang telah dirumuskan dengan cara:

 Memeriksa secara cermat rumusan hipotesis;


 Mencocokkan rumusan hipotesis tentang sel saraf pada manusia
dengan informasi yang berhasil ditemukan; apakah sesuai atau
tidak.

6) Generalization (Menarik kesimpulan)


Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil pengumpulan
informasi dan diskusi misalnya dengan cara:

 Menyimpulkan bahwa tubuh dapat merasakan rangsang dari


lingkungan karena adanya sistem saraf yang memanfaatkan
prinsip kelistrikan;
 Memberikan contoh hewan-hewan yang menghasilkan listrik.
Demikianlah contoh penerapan model pembelajaran discovery lerning
pada pembelajaran. 

c. Pembelajaran Problem Solving


FASE 1
Orientasi peserta didik pada masalah
 Guru menunjukkan kepada peserta didik sebuah foto/gambar yang menunjukkan
menumpuknya sampah di tepi jalan di tengah-tengah lingkungan padat penduduk
seperti gambar diatas.
 Peserta didik mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru.
 Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap gambar/foto
yang diberikan.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk menetapkan permasalahan dalam bentuk
pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang diamati.
Contoh pertanyaannya yaitu:
Mengapa sampah dapat menumpuk?
FASE 2
Mengorganisasi peserta didik dalam belajar
 Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
pertanyaan/masalah yang akan dicari penyelesiaannya.
 Peserta didik diberi tugas untuk menggali informasi dari bukuIPA kelas IX
tentang “Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Sampah yang dihasilkan” secara
berkelompok.
FASE 3
Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok
 Peserta didik mengumpulkan informasi untuk membangun ide mereka sendiri
dalam memecahkan masalah tentang pengaruh jumlah penduduk terhadap
sampah yang dihasilkan.
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mencari solusi terkait dengan masalah
yang telah diidentifikasi.
 Guru membagikan Lembar Kerja “Menghitung Volume Sampahyang dihasilkan
oleh Rumah Tangga”.
 Peserta didik melakukan penyelidikan melalui Lembar Kerja dengan
menugaskannya di luar pembelajaran.
 Guru membimbing penyelidikan yang dilakukan peserta didik.
FASE 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
 Peserta didik mencatat  data hasil penyelidikan kelompok dalam Lembar Kerja.
 Peserta didik mengolah data yang diperoleh dari kelompoknya.
 Peserta didik menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja.
 Peserta didik menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk
FASE 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah laporan tertulis.
 Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil penyelidikan melalui diskusi kelas.
 Peserta didik dibimbing guru menganalisis hasil pemecahan masalah tentang
jumlah penduduk dan sampah di lingkungan sekitar. Peserta diharapkan
menggunakan buku sumber untuk membantu mengevaluasi hasil diskusi. 
 Selanjutnya peserta didik diminta mempresentasikan hasil penyelidikan dan
diskusi di depan kelas; dilanjutkan dengan penyamaan persepsi.  
 Kelompok peserta didik yang berhasil memecahkan permasalahan diberi
pengahargaan.
 Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari
peserta didik (dapat menggunakan  paper and pencil test atau authentic
assessment). 
d. Pembelajaran Project Based Learning
Penentuan Pertanyaan Mendasar
e. ]Peserta didik diminta untuk mengamati video/gambar tentang beberapa penggunaan
elektromagnet dalam kehidupan sehari-hari, dan mengamati demonstrasi tentang bel
listrik.Peserta didik diminta membuat pertanyaan untuk mengemukakan rasa ingin
tahunya tentang bel listrik misalnya:
Apakah kita dapat membuat bel sendiri?
Mendesain Perencanaan Proyek
Guru mengajak peserta didik untuk merencanakan sebuah proyek membuat bel listrik.
Peserta didik mengumpulkan informasi tentang cara kerja bel listrik dari berbagai
sumber.
Menyusun Jadwal
Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek.
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
Peserta didik melaksanakan proyek membuat bel listrik sesuai rancangan bersama-sama
kelompoknya. Peserta didik melakukan ujicoba bel listrik. Peserta didik mencatat data
hasil ujicoba.Peserta didik mengolah data hasil ujicoba.Selama penyelesaian proyek, guru
memonitor aktivitas yangpenting dari peserta didik, menanyakan masalah-masalah yang
ditemui pada saat membuat bel listrik. Peserta didik membuat laporan proyek.
Menguji Hasil
Peserta didik mengomunikasikan  hasil proyek membuat bel listrik dengan cara
presentasi dan demonstrasi di depan kelas. Guru menilai laporan rancangan bel listrik,
laporan hasil
pembuatan bel listrik sesuai rancangan. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan guru berkaitan dengan pembuatan bel listriknya. Guru memberikan saran-
saran untuk perbaikan pembuatan bel listrik. 
Mengevaluasi Pengalaman
Peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan
proyek. Pada akhir proses pembelajaran,  guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas selama merancang dan membuat bel listrik.Guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

3. Pada pembelajaran kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran siswalah yang harus aktif
( berpusat pada siswa) jelaskan apa kira kira kelebihan dalam proses tersebut.
Pembelajaran inqury
1) Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.
2) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa. 
3) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
4) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai kelas.
5) Memaksakan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
6)  Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus
tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Pembelajaran discovery
 Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses pembelajaran.
 Menumbuhkan rasa ingin tahu pembelajaran.
 Memungkinkan perkembangan keterampilan-keterampilan belajar sepanjang hayat dari
pembelajar.
 Membuat pengalaman belajar menjadi lebih bersifat personal.
 Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi karena memberikan kesempatan kepada
mereka untuk melakukan eksperimen dan menemukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.

4. Standar proses merupakan sebuah pedoman, atau tahapan langkah-langkah bagi para guru saat
mereka memberikan pembelajaran dalam kelas, dengan harapan proses pendidikan yang
berlangsung bisa efektif, efesien dan inofatif. Sehingga beberapa target atau kriteria mengenai
komptensi lulusan dapat tercapai dengan sempurna.
Pada Kurikulum 2013, pada tataran proses pembelajaran dan untuk memperkuat pendekatan
ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) akan mengupayakan agar para guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Hal ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
Ranah kurikul 2013 fokos pada dimensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan siswa yang
pencabarannya pun mengarah pada prilaku. Dari jabaran tersebut diharapkan tidak ada lagi siswa
yang hanya mampu menyebut dan menjabarkan prilaku terpuji tampa adanya aplikasi nyata dari
pengetahuan tindakn terpuji tersebut. Siswa boleh saja “tidak mampu” menyebutkan tentang
pengertian tindakan terpuji, namun mereka harus mampu mengaplikasikan “tindakan terpuji”
dalam kehidupan nyata.

Anda mungkin juga menyukai