Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu asset bangsa yang harus dijaga betul-betul,
karena merekalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Masa remaja merupakan
masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress),
karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menetukan nasib sendiri,
kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki
rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka ia bisa menjadi seorang
yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang rawan. Masalah yang
paling banyak ditemukan : kehamilan, penyalahgunaan obat dan alkohol,
kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena hubungan sex ( Lancaster, 1996). Di
Indonesia, masalah remaja : penyalahgunaan obat dan alkohol, kehamilan,
perilaku kekerasan dan malnutrisi.
Oleh karena itu diharapkan keperawatan kesehatan komunitas ini yang
merupakan sebuah pelayanan kesehatan yang memfasilitasi berbagai masalah
pada komunitas, dapat memberikan dukungan peran kepada masyarakat secara
aktif yang bersifat promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative dan juga
terhadap kelompok remaja dengan berbagai permasalahannya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Pengerti tentang remaja.
2. Bagaimaan Vara perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa
remaja.
3. Bagaimana Bentuk Konsep Remaja Sehat.
4. Bagaiman Bentuk Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok
Remaja.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun.
Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam
dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi
masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka tetap dimasukkan ke
dalam kelompok remaja.
Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak
dan dewasa yag ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif dan emosi.
Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu memang berubah sesuai
perkembangan zaman. Ditinjau dari segi pubertas, 100 tahun terakhir usia remaja
putri mendapatkan haid pertama semakin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12
tahun, demikina pula remaja pria. Kebanyakan orang menggolongkan remaja dari
usia 12 tahun – 24 tahun dan beberapa literature yang menyebutkan 15 -24 tahun.
Hal yang terpenting adalah seseorang mengalami perubahan pesat dalam hidupnya
di berbagai aspek (Effendi, Ferry, & Makfudhli, 2009)

B. Perubahan yang Terjadi Pada Masa Remaja


Menurut (Depkes, 2010), Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada
masa remaja antara lain:
1. Perubahan Fisik
a. Percepatan berat badan dan tinggi badan
Selama 1 tahun pertumbuhan tinggi badan laki-laki dan
perempuan rata-rata meningkat 3,5- 4,1 inchi. Berat badan juga
meningkat karena ada perubahan otot pada laki-laki dan penambahan
lemak pada perempuan.
b. Perkembangan karakteristik seks sekunder
Karakteristik sekunder pada perempuan meliputi pertumbuhan
bulu rambut pada pubis, pertumbuhan rambut di ketiak, serta
menarche atau menstruasi pertama.
Sedangkan pada laki-laki terjadi pertumbuhan penis,
pembesaran skrotum, perubahan suara, pertumbuhan kumis dan
jenggot, meningkatnya timbunan lemak, dan meningkatnya aktivitas
kelenjar sehingga menimbulkan jerawat.
c. Perubahan bentuk tubuh
Pada laki-laki terjadi perubahan bentuk tubuh seperti bentuk dada
yang membesar dan membidang, serta jakun lebih menonjol.
Sedangkan pada perempuan, pinggul dan payudara membesar, serta
keadaan putting susu yang lebih menonjol.
d. Perkembangan otak
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak nelum sepenuhnya
berkembang secara sempurna, sehingga pada masa ini kemampuan
pengendalian emosi dan mental masih belum stabil.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir
dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of
formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah
memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-
masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta
kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan
abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-
dimensi seperti ilmuwan.
3. Perkembang Psikososial
Masa remaja merupakan masa transisi emosional, yang ditandai
dengan perubahan dalam cara melihat diriny sendiri. Sebagai remaja
dewasa, intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan
merasa alebih dari yang lain, cenderung bekerja secara lebih kompleks
dan abstrak, serta lebih tertarik untuk memahami kepribadian mereka
sendiri dan berprilaku menurut cara mereka.
Transisional social yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan
adanya perubahan hubungan social. Salah satu hal yang pernting dalan
perubahan social pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk
berhubungan dengan rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab
dengan lawan jenis.

C. Penyimpangan Perilaku pada Remaja


1. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah perilaku yang melampaui batas toleransi
orang lain dan lingkungannya. Tindakan ini dapat merupakan perbuatan yang
melanggar hak azasi manusia sampai melanggar hukum. (Depkes, 2010)
Berdasarkan bentuknya, Sartono (1985) membagi kenakalan remaja ke
dalam tingkatan sebagai berikut:
a. Kenakalan biasa, seperti berkelahi, membolos sekolah, pergi dari
rumah tanpa pamit dan berkelahi dengan teman.
b. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti:
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa
izin, mencuri dan kebut-kebutan.
c. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan obat, hubungan seks di luar
nikah, pemerkosaan, kasus pembunuhan dan menggugurkan
kandungan.

2. Penyimpangan Perilaku Seksual


Menurut Depkes (2010), mengartikan perilaku seksual sebagai tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan
sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari
perasaan tertarik, berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya dapat
berupa orang ( baik sejenis maupun lawan jenis), orang dalam khayalan atau diri
sendiri.
Istilah penyimpangan seksual (sexual deviation) sering disebut juga dengan
abnormalitas seksual (sexual abnormality), ketidak wajaran seksual (sexual
perversion), dan kejahatan seksual (sexual harassment). Penyimpangan seksual
(deviasi seksual) bisa didefinisikan sebagai dorongan dan kepuasan seksual yang
ditunjukan kepada obyek seksual secara tidak wajar.
Menurut Junaedi (2010), penyimpangan seksual kadang disertai dengan
ketidakwajaran seksual, yaitu perilaku atau fantasi seksual yang diarahkan pada
pencapaian orgasme lewat relasi diluar hubungan kelamin heteroseksual, dengan
jenis kelamin yang sama, atau dengan partner yang belum dewasa, dan
bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang
bisa diterima secara umum.
Kalau menurut Abdullah (2008), Penyimpangan seksual adalah aktivitas
seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan
tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah
menggunakan obyek seks yang tidak wajar.
Sedangkan menurut Farhan (2002) yang dimaksud penyimpangan seksual
adalah pemenuhan nafsu biologis dengan cara dan bentuk yang menyimpang dari
syariat, fitrah dan akal sehat.
Ketidakwajaran seksual mencakup perilaku-perilaku seksual atau fantasi-
fantasi seksual yang diarahkan pada pencapaian orgasme lewat relasi di luar
hubungan kelamin heteroseksual, dengan jenis kelamin yang sama, atau dengan
partner yang belum dewasa, dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku
seksual dalam masyarakat yang bisa diterima secara umum.
Faktor-faktor penyebab penyimpangan seksual ini antara lain:
a. Meningkatnya libido seksualitas
b. Penundaan usia perkawinan
c. Tabu-larangan
d. Kurangnya informasi tentang seks
e. Pergaulan yang makin bebas
Adapun akibat dari perilaku seksual menyimpang:
a. Akibat dari meningkatnya aktivitas seksual pada remaja yang tidak
diimbangi dengan alat kontrasepsi diantaranya adalah kehamilan
remaja atau pranikah sehingga banyak remaja yang melakukan
tindakan aborsi (pengguguran kandungan) dengan cara meminum
ramuan atau jamu, memijat peranakannya atau mencoba
mengeluarkan janin dengan cara bantuan dukun atau meminum obat-
obatan yang diberikan dokter atau bidan. Cara tersebut bisa
mengakhibatkan perdarahan, infeksi sehingga kematian si calon ibu.
Sedangkan pada janin mengalami kecacatan mental maupun
fisikdalam masa pertumbuhannya (Direktorat Remaja dan
Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, 2001).
b. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak
sehat adalah penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini disebut
juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu Dewi Cinta dari Romawi
kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya
seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual dengan
seseorang yang sebelumyan telah terjangkit salah satu penyakit ini.
Penyakit seksual ini sangat berbahaya. Pengobatan untuk setiap jenis
penyakit berbeda-beda, beberapa diantaranya tidak dapat
disembuhkan (Dianawati, 2006).
c. Sebagai konsekuensi logis dari perilaku seks menyimpang adalah
munculnya berbagai penyakit kelamin (veneral diseases, VD), atau
penyakit akibat hubungan seksual (sexually transmitted diseases,
STD). Berbagai penyakit kelamin yang kini dikenal di dunia
kedokteran adalah: sifilis, gonore, herpes simplex, limprogranuloma
akuminata venerium, granuloma inguinale, trikomonas, kondiloma
akuminata, dan AIDS.
d. Dari berbagai penyakit itu yang paling terkenal, paling berbahaya dan
paling banyak diderita oleh pelaku seks bebas (termasuk pelaku seks
menyimpang seperti homoseks, seks anal, dan sebagainya) adalah:
sifilis, gonore, herpes progenitalis dan AIDS (Junaedi, 2010).
1) Gonorea
Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan
lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang
organ seks dan organ kemih. Selain itu, akan menyerang selaput
lendir mulut, mata, anus, dan beberapa organ tubuh lainnya.
Bakteri yang membawa penyakit ini. dinamakan Gonococcus.
2) Sifilis
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “Raja Singa”. Penyakit
ini sangat berbahaya. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan
seksual atau penggunaan barang-barang dari seseorang yang
tertular (seperti baju, handuk, dan jarum suntik). Penyebab
timbulnya penyakit ini adalah adanya kuman Treponema
pallidum.
3) Herpes
Herpes termasuk jenis penyakit tua karena sudah ada sejak
lama, ditularkan oleh bangsa yunani, romawi, dan louis XV.
Herpes termasuk jenis penyakit biasa, disebabkan oleh virus
harpes simpleks.
4) Klamidia
Klamidia berasal dari kata chlamydia, sejenis organisme
mikroskopik yang dapat menyebabkan infeksi pada leher rahim,
rahim, saluran indung telur, dan saluran kencing. Gejala yang
banyak dijumpai pada penderita penyakit ini adalah keluarnya
cairan dari vagina yang berwarna kuning , disertai rasa panas
seperti terbakar ketika kencing.
5) Candida
Penyakit ini biasa juga disebut sebagai infeksi ragi.
Sebenarnya, dalam vagina terdapat berjuta-juta ragi. Meskipun
tidak akan menimbulkan masalah, karena ragi berkembang terlalu
pesat, dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan infeksi.
6) Chancroid
Chancroid adalah sejenis bakteri yang menyerang kulit
kelamin dan menyebabkan luka kecil bernanah. Jika luka ini pecah,
bakteri akan menjalar ke daerah pubik dan kelamin.
7) Granuloma inguinale
Penyakit ini sama dengan chancroid, yaitu disebabkan
oleh bakteri. Bagian yang terserang biasanya permukaan kulit
penis, bibir vagina, klitoris, dan anus, akan berubah membentuk
jaringan berisi cairan yang mengeluarkan bau tidak sedap.
8) Lymphogranuloma venereum
Penyakit ini biasa disingkat LGV, disebabkan oleh virus
dan dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh. Penyakit ini sangat
berbahaya karena antibiotik tidak dapat menanggulanginya.
9) AIDS
AIDS adalah sebuah singkatan dari “Acquired Immuno
Deficiency” Syndrome. Artinya, suatu gejala menurunnya sistem
kekebalan tubuh seseorang.
10) HIV
HIV adalah singkatan dari “Human Immunodeficiency
Virus”, yaitu sejenis virus yang menyebabkan AIDS.
11) ARC
ARC merupakan singkatan dari “AIDS Related
Complex”, menyebabkan timbulnya pembekakan pada kalenjar di
sekitar pangkal paha dan daerah lainnya.
12) Scabies
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis serangga yang disebut
“mite”. Serangga tersebut dapat masuk melalui daerah kelamin
dan dapat berkembangbiak secara cepat.
13) PID
Merupakan singkatan dari “Pelvis Inflammatory Disease”,
yaitu suatu penyakit infeksi sistem saluran reproduksi perempuan,
seperti gonorea atau clamydia.
14) Trichomonas infection
Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang menyerang
vagina perempuan dan menyebabkan terjadinya infeksi dengan
mengeluarkan cairan busa disertai dengan rasa gatal dan panas
pada vagina tersebut.
15) Venereal warts
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang alat
kelamin seseorang. Pada laki-laki, virus ni menyerang bagian
kepala penis. Pada perempuan, virus ini biasanya menyerang bibir
vagina dan daerah sekitar anus (perineum) (Dianawati, 2006).
2. Remaja dan NAPZA
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/ bahan berbahaya.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Indonesia, 1997).
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA dalam jumlah
berlebihan, secara berkala atau terus-menerus, berlangsung cukup lama sehingga
dapat merugikan kesehatan jasmani, mental dan kehidupan sosial (Joewana,
2004).
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus, bahkan
sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang
parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada
perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus
zat terjadi karena kebutuhan biologic terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan
jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan
toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen, 1998).
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang sering tampak pada para
pengguna NAPZA, dilihat dari :

a. Ciri-ciri Umum
1) Terjadi perubahan perilaku yang signifikan
2) Sulit diajak bicara
3) Mulai sulit untuk diajak terlibat dalam kegiatan keluarga
4) Mulai sering pulang terlambat tanpa alasan
5) Mudah tersinggung
6) Mulai berani membolos dan meninggalkan pekerjaan sehari-hari
b. Perubahan Fisik dan Lingkungan
1) Jalan sempoyongan, bicara pelo, dan tampak terkantuk-kantuk
2) Mata merah dan berair
3) Hidung berair atau seperti pilek
4) Pola tidur berubah, bangun di malam hari dan bangun di siang hari
5) Kamar tidak mau diperiksa atau selalu terkunci
6) Sering menerima telpon atau tamu yang tidak dikenal
7) Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, dan korek api
di kamar atau di dalam tas
8) Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan di bagian tubuh
9) Sering kehilangan uang atau barang di rumah
10) Mengabaikan kebersihan diri
c. Perubahan Perilaku Sosial
1) Menghindari kontak mata langsung ketika berbicara dengan orang
lain
2) Berbohong atau memanipulasi keadaan
3) Kurang disiplin
4) Bengong atau linglung
5) Suka membolos sekolah atau dari pekerjaan kantor
6) Mengabaikan kegiatan ibadah
7) Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
8) Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang
atau tempat-tempat tertutup
d. Perubahan Psikologis
1) Mudah tersinggung
2) Sering terjadi perubahan mood yang mendadak
3) Malas melakukan aktivitas sehari-hari
4) Sulit berkonsentrasi
5) Tidak memiliki tanggung jawab
6) Emosi tidak terkendali
7) Tidak peduli dengan nilai dan norma yang ada
8) Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan
9) Cenderung melakukan tindak pidana kekerasan

D. Konsep Remaja Sehat


Menurut Lautel dan Klatell tahun 1991, Konsep diri mempengaruhi
kesehatan mental dan bahkan perkembangan kepribadian remaja. Untuk membina
konsep diri yang sehat (positif), remaja perlu menilai diri sendiri.
Candles pada tahun 1972 mengemukakan bahwa ramaja yang memiliki
penilaian diri sendiri, menapakkan hidup bahagia karena dapat menerima
keberadaan dirinya sendiri sebagaimana adanya. Mereka dapat menyadari bahwa
mereka bukanlah individu yang sempurna, dan dapat menerima kegagalan dan
memahami kegagalan tersebut sebagai jalan untuk sukses, bukan sebagi
kebodohan.
Mc Candles mengemukakan konsep diri remaja sebagai berikut :
1. Tepat dan sama.
Konsep Diri remaja tepat dan sama dengan kenyataan pada diri remaja
tersebut, contohnya adalah remaja merasa dirinya mampu berprestasi di
sekolah, kenyataannya memang dia berpretasi di sekolah, atau seorang remaja
laki-laki mampu memerankan diri dengan baik dalam penampilan dan tugas
serta tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki.
2. Fleksibel.
Konsep Diri remaja yang sehat ditandai oleh fleksibel atau keluwesan
remaja dalam menjalankan peran dalam masyarakat. Contohnya sebagai siswa
di sekolah tugasnya adalah belajar, sedangkan dirumah tugasnya sebagai
seorang kakak mengasuh adik dan membantu keluarga. Remaja ini mudah
berubah pendapat, sulit dipercaya dan tidak tegas dalam menentukan jalan
hidupnya.
3. Kontrol diri.
Konsep diri remaja yang sehat mampu mengatur hidupnya sendiri
sesuai standar tingkah laku dirinya sendiri, bukan di atur oleh orang lain.
Remaja ini mudah menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku yang
dituntut lingkungan, mudah memotivasi diri untuk mencapai tujuan hidup.
Rini (2004) konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa
pertumbuhan seorang manusia sejak kecil hingga dewasa. Lingkungan,
pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua
dari lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa
dirinya. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini
mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya
bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai
orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu
tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima
pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan
menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu
untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang
lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima
di lingkungannya.
Menurut Gunarsa (2008), berikut adalah beberapa tugas
perkembangan bagi remaja :
a. Menerima keadaan fisiknya
Pada masa ini remaja mengalami berbagai macam perubaha fisik.
Perbedaan antara harapan remaja maupun harapan lingkungan
dengan keadaan fisik remaja, menimbulkan masalah bagi remaja,
sehingga sulit baginya untuk menerima keadaan.
b. Memperoleh kebebasan emosional
c. Mampu bergaul
Dalam usaha memperluas pergaulan, remaja sering menghadapi
berbagai macam keadaan, mengalami pengaruh lingkungan baik
yang mengarahkan maupun mengombangambingkannya. Pada
masa remaja bekal pegangan hidup dari orangtua sering
dianggapnya kadaluarsa. Dalam kekosongan ini remaja mudah
terombang-ambing, tidak tahu tempatnya, tidak dapat
menempatkan dirinya sehingga perlu melaksanakan tugas
perkembangan selanjutnya.
d. Menemukan mode untuk identifikasi
Remaja pada masa ini sedang merenggangkan diri dari ikatan
emosional dengan orangtuanya. Mereka sedang membongkar
landasan hidup, yang sudah diletakkan orangtuanya sepanjang
masa anak. Menurut E.H. Erikson, pada masa ini remaja harus
menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya hidup sendiri,
yang bisa dikenal dan ajek walaupun berbagai macam perubahan.

e. Mengetahui dan menerima kemampuan diri


Pada masa ini, terlihat juga perubahan dalam cara berpikir remaja
yang menunjukkan bertambahnya minat terhadap peristiwa yang
tidak langsung dan hal-hal yang tidak konkrit. Pikirannya
menjangkau ke masa depan. Dengan kemampuan berpikir abstrak
remaja cenderung berpikir tentang kemugkinan-kemungkinan,
sehingga sering menghadapi kenyataan yang berbeda atau
bertentangan dengan kemungkinan yang dipikirkannya.
f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Remaja sangat muda terpengaruh oleh lingkungan luar dan dalam.
Lingkungan luar dan perngaruhnya kadang perlu dihambat dan
dicegah supaya tidak terlalu besar perangsangannya terutama yang
bersifat negatif. Lingkungan dalam remaja penuh gejolak perasaan,
keinginan, dan dorongan yang bisa tersalur dalam perilakunya.
Menurut G. Konopka, masa remaja merupakan fase yang paling
penting dalam pembentukan nilai. Pembentukan nilai remaja
merupakan suatu proses emosional dan intelektual yang sangat
dipengaruhi oleh interaksi sosial. Lingkungan sosial merupakan
sumber keterangan utama dari arti dan nilai-nilai.
g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan
Seorang anak masih bersifat egosentris. Segala hal dipandang
melalui sudut pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan
kebutuhan sendiri. Reaksi dan tingkahlakunya sangat dipengaruhi
oleh emosi dan kebutuhannya, sehingga sulit menangguhkan
terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu. Sebaiknya, seorang remaja
diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk
menang sendiri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK REMAJA

A. Pengkajian
1. Data Inti
a. Sejarah
Mengkaji tentang berapa lama remaja tinggal di wilayah tersebut,
dan sejak kapan remaja tinggal. Apakah remaja merupakan
penduduk asli, musiman, atau pendatang. Juga menjelaskan dengan
siapa remaja tinggal dan menetap.
b. Demografi
Mengkaji karakteristik remaja seperti apa yang banyak ditemukan,
rentang usia remaja terbanyak, perbandingan jumlah antara remaja
perempuan dan laki-laki. Juga mengkaji tentang piramida
penduduk di wilayah tersebut.
c. Vital statistic
Mengkaji tentang banyaknya mortalitas dan morbiditas pada
remaja serta penyebabnya, jenis penyakit yang sering diderita oleh
para remaja.
d. Etnis
Mengkaji tentang berbagai macam suku dan etnis remaja yang
dijumpai. Bagaimana sikap remaja dengan adanya perbedaan etnis
di kalangannya?
e. Nilai dan keyakinan
Pada masa remaja, seseorang sering kali meyakini bahwa diri
mereka unik dan tidak dipengaruhi oleh hukum alam, keyakinan ini
disebut “personal fable”. Remaja juga bersifat ambivalen yaitu
mereka menginginkan kebebasan tapi takut untuk bertanggung
jawab atas apa yang mereka lakukan. Remaja juga meyakini bahwa
teman-teman sebayanya dapat menjadi sumber informasi dalam
segala hal. Dalam masa ini mulai terjadi perubahan nilai, dimana
apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi
kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
2. Data Subsistem
a. Lingkungan fisik
Mengkaji keadaan lingkungan atau kondisi geografis, batas
wilayah, peta, iklim, dan kondisi perumahan
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
Mengkaji pelayanan kesehatan yang terdapat pada wilayah
tersebut. Mengkaji tentang pelayanan kesehatan yang sering
dikunjungi remaja ketika sakit ataupun bermasalah dengan
kesehatannya.
c. Ekonomi
Mengkaji tentang keadaan perekonomian keluarga remaja.
Mengkaji apakah remaja masih bergantung pada orang tua atau
sudah mandiri dalam hal perekonomian.
d. Keamanan dan transportasi
Mengkaji tentang jenis transportasi yang biasanya digunakan oleh
remaja (pribadi/umum), keamanan remaja dalam berkendara, jenis
kejahatan yang sering terjadi pada remaja di wilayah tersebut.
e. Pemerintahan dan politik
Mengkaji tentang keaktifan remaja dalam organisasi wilayah
setempat, misalnya: karang taruna, remas, dll. Juga mengkaji
tentang kebijakan pemerintah/ program pemerintah untuk remaja di
wilayah tersebut.
f. Komunikasi
Mengkaji tentang cara memberikan informasi oleh remaja terhadap
orang lain, baik teman sebaya, keluarga, atau masyarakat lain. Alat
yang digunakan oleh remaja dalam penyampaian informasi.
g. Pendidikan
Mengkaji tentang berbagai jenis institusi pendidikan yang ada
untuk remaja, serta ketersediaan program UKS. Juga mengkaji
tentang pendidikan remaja di wilayah tersebut.
h. Rekreasi
Mengkaji tentang dimana remaja bermain? Apa bentuk umum dari
rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa fasilitas rekreasi yang
ditemukan?
3. Persepsi
a. Persepsi penduduk
Mengkaji tentang pendapat penduduk setempat mengenai remaja
yang ada di wilayah tersebut.
b. Persepsi perawat
Mengkaji tentang pendapat perawat mengenai remaja yang ada di
wilayah tersebut.

B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Tujuan analisa data;
1. Menetapkan kebutuhan komunitas
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon komunitas
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

C. Prioritas Masalah
Masala Perhatian Poin Prevalensi Tingkat Kemungkinan
h Masyarakat Bahaya untuk dikelola

Skor 1 : rendah 1 : rendah 1 : rendah 1 : rendah


2 : sedang 2 : sedang 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi 3 : tinggi 3 : tinggi
4 : sangat tinggi 4 : sangat tinggi 4 : sangat tinggi 4 : sangat tinggi
TOTAL: perhatian masyarakat x poin prevalensi x tingkat bahaya x
kemungkinan untuk dikelola
D. Diagnosa Keperawatan
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman dari
komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan system
penggabungan penarikan kesimpulan. Pada system ini mereka menggunakan
logika berfikir atau penarikan kesimpulan untuk menggambarkan masalah,
menjelaskan factor etiologi serta identifikasi tanda dan gejala yang menjadi
karakteristik masalah. Tanda dan gejala dari diagnosis keperawatan kesehatan
komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang menjelaskan durasi atau besarnya
masalah. Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
1. Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
2. Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku
dengan lingkungan.
3. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian
petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa
ditegakkan pada adolesens, yaitu :
a. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
1) Pilihan gaya hidup
2) Penggunaan alcohol, rokok dan obat
3) Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
4) Aktivitas seksual
b. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
1) Aktivitas seksual
2) Malnutrisi
3) Kerusakan imunitas
c. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
1) Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
2) Melewati waktu makan; ikut mode makanan
3) Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah
atau mesin penjual makanan
4) Kemiskinan
5) Efek penggunaan alcohol atau obat
d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
1) Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak
dikenal
2) Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
e. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
1) Perasaan negative tentang tubuh
2) Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens
E. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan,
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk
mencapai tujuan.

Masalah kesehatan adolesens Intervensi promosi kesehatan


1. Cedera tidak disengaja - Anjurkan adolesens untuk
mengikuti program pendidikan
mengemudi dan menggunakan
sabuk keselamatan
- Informasikan adolesens
tentang risiko yang berkaitan
dengan minum dan
berkendaraan; penggunaan
obat
- Tingkatkan penggunaan helm
oleh adolesens yang
menggunakan kendaraan
bermotor
-Yakinkan adolesens mendapatkan
orientasi yang tepat untuk
penggunaan semua alat
olahraga
2. Penggunaan zat -Periksa penggunaan zat, seperti
alcohol, rokok dan obat-obatan
serta informasikan risiko
penggunaannya
3. Bunuh diri - Berikan informasi tentang
bunuh diri
- Ajarkan metode untuk bertemu
dengan sebaya yang mencoba
bunuh diri
4. Penyakit menular seksual -Berikan adolesens informasi
mengenai penyakit, bentuk
penularan, dan gejala yang
berhubungan
-Dorong pantangan terhadap
aktivitas seksual; atau bila
aktif seksual, tentang
penggunaan kondom
-Berikan informasi akurat tentang
konsekuensi aktivitas seksual

F. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996). Tahap implementasi dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk
membantu komunitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu,
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi factor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan komunitas.
Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencangkup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika
komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi
tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan perawat terus melakukan
pengumpulan data memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan komunitas.
Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
1. Berdasarkan respon masyarakat.
2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
4. Bekerja sama dengan profesi lain.
5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
6. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
7. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada masa ini
mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing)
yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah,
pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja
yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan
gejala atau masalah psikologis.
Remaja merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase
anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu memang
berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari segi pubertas, 100 tahun
terakhir usia remaja putri menapatkan haid pertama semakin berkurang dari 17,5
tahun menjadi 12 tahun, demikian pula remaja pria. Kebanyakan orang
menggolongkan remaja dari usia 12-24 tahun dan beberapa literature yang
menyebutkan 15-24 tahun. Hal yang terpenting adalah seseorang mengalami
perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2. Merasa setara dengan orang lain.
3. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan
siapapun, selalu menghargai orang lain.
4. Menerima pujian tanpa rasa malu.
5. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat.
6. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil diskusi kami pada makalah ini, telah dipelajari berbagai
pembahasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khusus yaitu pada
kelompok remaja. Harapan kami, semoga dengan terus belajar akan memperbaiki
mutu Perawat di masa yang akan datang. Mengingat Perawat juga memiliki peran
penting di komunitas, maka Perawat wajib selalu menambah dan memperbarui
ilmu pengetahuan mengenai asuhan keperawatan termasuk pada komunitas yang
salah satunya adalah pada kelompok khusus remaja.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.(2012). Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan Dan Pembinaan


Keluarga Remaja. Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN
Depkes, T. P. (2010). Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta:
Salemba Medika.
Dianawati, A. (2006). Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka.
Effendi, Ferry, & Makfudhli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta
: Salemba Medika
Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta:
PT. BPK Gunung Mulia.
Hawari, D. (2003). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika,
Alkohol dan Zat Aditif). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FK-UI).
Indonesia, D. P. (1997). Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia No. 67 Tahun 1997
Sekretariat Negara.
Stuart , & Sundeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3 alih. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai