PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan dari laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini
untuk mengetahui masalah keperawatan medikal bedah khususnya
gangguan pada sistem pencernaan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian mengenai gangguan pada sistem
pencernaan.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan mengenai gangguan
pada sistem pencernaan.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan mengenai gangguan
pada sistem pencernaan.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan mengenai gangguan
pada sistem pencernaan.
e. Mampu melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan mengenai
gangguan pada sistem pencernaan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
B. KLASIFIKASI
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan
dan lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian
dibagi lagi atas kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat
dibagi lagi berdasarkan umur penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2
tahun, yang masing-masing dapat dikelompokkan menjadi penyebab
gastrointestinal dan luar gastrointestinal
C. ETIOLOGI
1. Faktor resiko
a. Nyeri akut
2) Menunjukan kerusakan
b. Nyeri kronis
5) Kelelahan
7) Takut cedera
2. Faktor predisposisi
a. Trauma
c. Peradangan
e. Trauma psikologis
3. Faktor presipitasi
a. Ligkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi
B. PATOFISIOLOGI
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya
berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar
akan mengakibatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan
tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan akut terhambat. Rangsangan saraf besar
dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan
dikembalikan dalam medula spinalis melaui serat eferen dan reaksinya
mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan
menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu
mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan
menghantarkan rangsangan nyeri.
C. KOMPLIKASI
2. Syok neurogenik
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. CT scan
3. MRI
4. EKG
E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
4. Sentuhan therapeutic
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian analgesik
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri dengan
jalan mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri.
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang
berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yani asam
salisilat (non narkotik), morphin (narkotik), dll.
2. Plasebo
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Berdasarkan PQRST
P (Provoking) : faktor yang mempengaruhi berat atau ringannya nyeri.
Q (Quality) : kualitas nyeri seperti tajam, tumpul, tersayat, atau tertusuk.
R (Region) : daerah perjalanan nyeri
S (Severity) : parahnya nyeri, skala nyeri secara umum : (0-10 skala)
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-7 : nyeri sedang
8-10 : nyeri berat
T (Time) : waktu timbulnya nyeri, lamanya nyeri, atau frekuensi nyeri.
a. Data Subjektif
Pasien mengeluh nyeri, tidak bisa tidur karena nyeri, sering mengubah posisi dan
menghindari tekanan nyeri.
b. Data Objektif
Pasien terlihat meringis, pasien tampak memegangi area yang nyeri, suhu
meningkat.
2. Perencanaan
a. Prioritas
1) Tujuan
Intervensi Rasional
1. Kaji faktor penyebab, kualitas, lokasi,
1. Menentukan sejauhmana nyeri
frekuensi, dan skala nyeri yang dirasakan dan untuk
memudahkan member intervensi
2. Monitor tanda-tanda vital, perhatikan selanjutnya.
takikardia, hipertensi, dan peningkatan
2. Dapat mengidentifikasi rasa sakit
pernafasan. dan ketidaknyamanan
3. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
3. Membantu pasien menjadi rileks,
menurunkan rasa nyeri, serta mampu
mengalihkan perhatian pasien dari
4. Beri posisi yang nyaman untuk pasien nyeri yang dirasakan
3) Pelaksanaan
4) Evaluasi