Anda di halaman 1dari 8

Nama : Isnaeni

Npm : 1219006051

Prodi : Keperawatan A semester 6

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat

ILUSTRASI KASUS:

Seorang pasien laki-laki 39 tahun bernama Tn. K dibawa ke IGD rumah sakit dalam keadaan tidak
sadar setelah mengalami kecelakaan, setelah dilakukan triage oleh petugas ternyata pasien
mengalami henti jantung karena nadi tidak berdenyut akibat dari adanya luka tembus pada
bagian dada kanan.
Pasien tersebut masuk dalam kategori warna merah atau gawat darurat, yang harus segera
dilakukan upaya Cardio Pulmonal Resusitation (CPR).

SOAL

1. Kapan CPR harus dihentikan? Bobot 10%


2. Bagaimana tata urutan / mata rantai / SOP melakukan tindakan BLS/BHD, sesuai
pedoman AHA 2020? Bobot 25%
3. Trauma thorax merupakan keadaan emergency, sebutkan 2 jenis trauma thorax dan
bagaimana pertolongan pertamanya? Bobot 25%
4. Buatlah Analisa Sintesa tentang tidakan Trauma thorax sesuai Format! (Bobot 40%)
Keterangan untuk soal no. 4: Anda diperbolehkan menambahkan data pengkajian lain
yang belum lengkap pada ilustrasi diatas untuk mendukung diagnosa analisa sintesa
dengan pedoman tidak keluar dari konteks.
JAWABAN

1. CPR boleh dihentikan jika pasien


• Bila korban tersadar atau merasa kesakitan.
• Cpr berhasil
• Penolong sudah melakukan bantuan secara optimal mengalami kelelahan
• Petugas terlatih sudah tiba di tempat kejadian.
• Adanya tanda-tanda kematian pasti.
• Pasien tidak menunjukkan respon sama sekali setelah dilakukan RPJ lanjutan
minimal 20 menit.
2. Bagaimana tata urutan / mata rantai / SOP melakukan tindakan BLS/BHD, sesuai
pedoman AHA 2020
a. Persiapan pasien
Setelah memastikan lingkungan aman, penolong harus memastikan henti jantung
pasien dengan pemeriksaan kesadaran, nadi, dan napas spontan
1. Pemeriksaan Kesadaran
2. Pemeriksaan Nadi
3. Pemeriksaan Pernapasan
4. Aktifkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
b. Peralatan
1. Pelindung diri (APD)
2. sarung tangan
3. dan masker
4. defibrillator
5. kompresi dada mekanik
c. Posisi pasien
Posisi pasien terbaik untuk RJP adalah terlentang (supinasi) pada permukaan yang
keras, sehingga kompresi jantung di area sternum menjadi efektif. Posisi penolong
yang melakukan kompresi dada harus lebih tinggi daripada pasien, untuk
mencapai regangan lengan yang cukup sehingga dapat menggunakan berat
badannya untuk mengkompresi dada. Jika terdapat 2 orang, penolong yang lain
berada di sebelah kepala pasien untuk melakukan bantuan napas.
d. Prosedur bantuan hidup dasar
Prosedur standar RJP berdasarkan pedoman AHA tahun 2020, terdiri dari
kompresi dada (circulation), jalan napas (airway), dan pernapasan
(breathing), yang disingkat menjadi C-A-B. RJP harus segera dilakukan dalam
waktu <2 menit sejak pasien
1. Prosedur circulation/ kompresi dada
Penolong meletakkan tumit salah satu tangan di atas sternum pasien,
sementara tangan lainnya di atas tangan pertama dengan jari-jari yang
bertautan. Siku diekstensikan dan badan seperti dijatuhkan ke pasien.
a. Kompresi diulang sebanyak 30 kali, dengan kecepatan 100‒120
kali/menit
b. Kompresi dilakukan dengan cepat dan kuat, dengan kedalaman
minimal 5 cm dan maksimal 6 cm
c. Pastikan dada recoilsempurna, yaitu kembali ke posisi awal sebelum
ditekan kembali
d. Rasio kompresi:ventilasi dengan 1 orang penolong adalah 30:2,
sedangkan dengan 2 penolong adalah 15:2
e. Satu kali rasio kompresi:ventilasi disebut 1 siklus RJP. Untuk mencegah
penurunan kualitas kompresi dada akibat kelelahan, penolong diganti
setiap 5 kali siklus
f. Kompresi diizinkan untuk berhenti sementara (<10 detik), yaitu saat
pemberian 2 kali ventilasi
g. Fase jeda kompresi dada sebelum dan sesudah dilakukan shockharus
seminimal mungkin
2. Prosedur airway/jalan nafas
Penolong mengamankan jalan napas dengan manuver head-tilt dan chin-lift.
Selain itu, pastikan tidak ada sumbatan jalan napas dengan melihat apakah
terdapat benda asing yang menyumbat. Penggunaan oropharyngeal
airway atau selang intubasi dapat membantu mengamankan jalan napas
3. Prosedur breathing/pernafasan
Saat ini, pemberian napas buatan mulut ke mulut pada pasien dewasa sudah
tidak dianjurkan. Pemberian ventilasi dilakukan menggunakan bag vavle mask
(BVM), jika tidak ada maka penolong cukup melakukan kompresi dada
Prosedur bantuan napas yang baik adalah:
a. Pastikan tidak ada celah antara masker BVM dengan wajah pasien
b. Bagdiremas dengan satu tangan selama +1 detik, untuk
memasukkan sekitar 500 mL udara ke paru-paru pasien
c. Ventilasi dilakukan tidak lebih dari 8‒10 napas/menit, untuk
mencegah pasien mengalami hiperventilasi
d. Rasio kompresi:ventilasi dengan 1 orang penolong adalah 30:2,
sedangkan dengan 2 penolong adalah 15:2.
e. Pada pasien yang terintubasi, ventilasi diberikan kontinyu dengan
kecepatan 1 kali setiap 6 detik, atau 10 kali/menit) selama
kompresi dada dilakukan
3. Trauma thorax merupakan keada an emergency, sebutkan 2 jenis trauma thorax dan
bagaimana pertolongan pertamanya
a. Trauma tumpul thorax
Pertolongan pertamanya :
• Istirahatkan korban
• Berikan aspirin atau parasetamol untuk mengurangi nyeri (bila pasien tidak
sadar)
• mengatasi pergerakan yang tidak perlu (lihat prinsip umum)
• Segera panggil BANTUAN MEDIS PROFESIONAL, terutama bila:
a. Rasa sangat hebat atau disertai gangguan pernafasan
b. Rasa nyeri bertambah parah dalam 12-24 jam, atau korban batuk darah
c. Korban tidak sadar
b. Trauma tembus thorax
Pertolongan pertamanya :
• Periksa pernafasan
• Bila korban tidak bernafas, segera panggil bantuan medis emergensi
profesional, lakukan resusitasi jantung paru bila mampu menunggu bantuan
profesional datang
• Hentikan perdarahan
• Pada luka tusuk dada, segera tirah baringkan korban dengan kepala dan bahu
sedikit tinggi dan bagian yang terluka lebih rendah dari bagian yang normal
• Tutup luka terbuka dengan bantalan/ alas yang kedap udara dan bersih, atau
dengan tangan penolong yang telah menggunskan sarung tangan
• Berikan tekanan pada luka dengan mendekatkan kedua ujung terbuka sambil
memberikan tekanan untuk mencegah masuknya lebih banyak udara
(membuat ruang kedap udara dalam dada)
• JANGAN mengarahkan objek bila luka tusukan pada dada disertai benda
apapun yang tertancap di dinding dada. Lakukan imobilisasi objek dengan
menggunakan selotip atau perban.
• Segera panggil bantuan medis emergensi profesional untuk memindahkan
pasien. Posisikan pasien dengan bagian terluka lebih rendah daripada bagian
normal.
FORMAT ANALISA SINTESA (AS)

Nama Mahasiswa : Isnaeni Tanggal : 20-april-2022


NPM : 1219006051 Tempat : -

1. Identitas Pasien
Nama : Tn.K
Umur : 39 Thn
Jenis Kelamin : laki -laki
Diagnosa MD : Henti Jantung
2. Analisa Data :
TGL DATA FOKUS MASALAH PENYEBAB
20/4/2022 DO:
➢ Pasien Tn.k terlihat ➢ Airway ➢ Pasien
kritis dan mengalami mangalami
penurunan syok akibat
kesadaran: tersalurnya
- Hasil observasi oksigen
Spo pasien 87% dalam tubuh
- Rr 12/menit
➢ Proses inspirasi dan
eskpirasi terlihat
lemah
➢ Terdapat pendaran ➢ Breathing ➢ Pasien
yang keluar di area ➢ Circulation mengalami
kepala akibat trauma pada
kecelakaan dan thorax
terdapat darah yang
keluar mulut
DS:-

3. Diagnosa Keperawatan (Pilih satu diagnosa sesuai analisa data):


a. Gangguan bersihan jalan nafas berhubungan penumpukan sekret dan darah
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan cairan di alveolus
4. Tindakan Keperawatan (Apa tindakan keperawatannya sesuai diagnosa):
• Suction
• Pemasangan Ett
• Pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi
• Observasi setelah diberikan tindakan
5. SOP Tindakan:
a. Tujuan Tindakan:
• Membantu jalan nafas
• Untuk pemberian pernafasan mekanis
b. Prinsip Tindakan: Steril/Bersih
Steril karena tindakan yang diberikan berupa tindakan infasiv bertujuan untuk
menghindari/mencegah terjadinya masalah proses infeksi dalam tubuh.
c. Persiapan Alat
• Endotracheal tube
• Suction
d. Langkah-Langkah Prosedur Tindakan dan Rasional :
No Langkah-langkah Rasional
1. Pasien terlentang dengan kepala Untuk memudahkan pemasangan Ett
ekstensi
2. Melakukan suction kedalam mulut Untuk membersihkan dan memudahkan
pasien saat dilakukan pemasangan
1. Dst.......................
6. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya.
a. Bahaya-bahaya yang mungkin/efek samping terjadi :
• Penurunan intrake dalam tubuh
• Penurunan saturasi oksigen
b. Cara pencegahan
• Pemasangan infus
• Berikan oksigen 15 liter/menit
7. Hasil yang didapat dan maknanya : (Hasil dari tindakan tersebut)
Pasien mangalami pengingkatan kesadarannya
8. Identifikasi tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/diagnosa terebut (mandiri dan kolaborasi):
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
9. Evaluasi diri (Menurut analisa anda tindakan tersebut apa dapat mengatasi masalah
keperawatan)
Masalah tersebut belum teratasi

Pemalang, 20 April 2022.


Penyusun

ttd

(ISNAENI )

Anda mungkin juga menyukai