Disusun Oleh
DEWI TEJOWATI
A31700997
2. Latar belakang
Pasien gangguan jiwa dengan kasus Skizoprenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau
tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsanan atau stimulus (Stuart,
2013). Beberapa penyebab masalah halusinasi antara lain faktor predisposisi
yaitu biologis, psikologis, dan sosial budaya, sedangkan dari faktor presipitasi
antara lain, biologis, stress lingkungan, dan sumber koping (Stuart, 2013).
Halusinasi dapat membahayakan secara fisik sehingga beresiko mencederai
diri sendiri, lingkungan, dan orang lain (Keliat, 2014).
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien halusinasi yang
kondisinya sudah membaik yaitu mendengarkan musik. Terapi ini bertujuan
untuk merubah tingkah laku klien dari maladaptif menjadi adaptif sehingga
dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek
perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional. Proses
mendengarkan musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan
memberikan pengalaman emosional. Menurut Sheppard (2007) dalam musik
“Makes Your Child Smarter” menyatakan bahwa mendengarkan musik dapat
menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan, sangat membuat nyaman, atau
memberikan stimulus, dan merupakan cara yang baik untuk mengekspos
seseorang pada pengaruh music semaksimal mungkin.
Hasil observasi dan wawancara perawat kepada klien di Wisma Utari
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang 9 dari 13 klien mengalami penurunan
interaksi, dan klien lebih suka melamun dan berbcara sendiri. Klien
mengatakan senang akan tetapi ekspresi wajah masih datar atau belum
menunjukkan ekspresi wajah senang. Terapi keperawatan yang dapat
dilakukan salah satunya yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
suara yaitu mendengarkan musik yang secara sosial dirinya dapat enjoy
bersama dengan orang lain atau teman-temannya.
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien mampu merubah perilaku yang maladaptif menjadi adaptif.
b. Tujuan khusus
1) Klien mampu mengenali musik yang didengar.
2) Klien mampu menceritakan musik yang didengar.
3) Klien mampu memberikan tanggapan tetang musik yang diberikan.
4. Seleksi pasien
a. Kriteria klien:
1) Jenis masalah keperawatan sesuai indikasi TAK yaitu pasien yang
mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi yang sudah
kooperatif.
2) Pasien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk.
3) Pasien dapat diajak kerjasama (cooperative)
4) Pasien bersedia mengikuti TAK.
5) Pasien tidak memiliki masalah pada penglihatan atau pendengaran
b. Pasien yang sudah mengikuti terapi individu.
c. Jumlah peserta
Pasien peserta TAK Pasien cadangan
Ny. S Ny. S
Ny. W Ny. S
Ny. R Ny. E
Nn. S Ny. Y1
Ny. S Ny. S
Nn. S
Ny. Y3
d. Pasien bersedia mengikuti TAK.
e. Proses seleksi pasien dilakukan sehari sebelum pelaksanaan TAK.
5. Metode
a. Diskusi
b. Sharing Persepsi
6. Jadwal Kegiatan
a. Tempat Pelaksnaan TAK
Teras depan wisma Utari
b. Lama Pelaksanaan
20 menit
Hari/tanggal: Sabtu, 31 Maret 2018
8. Pengorganisasian
Leader : Dewi Tejowati
Tugas
a. Menyusun rencana TAK.
b. Mengarahkan kelompok sesuai tujuan.
c. Memfasilitasi anggota untuk memperkenalkan diri dengan anggota
kelompok.
d. Mengkaji hambatan dalam kelompok.
e. Mengkaji komplik interpersonal.
f. Mengkaji sejauh mana anggota kelompok mengerti dan melaksanakan
kegiatan.
9. Setting Tempat
DAFTAR PUSTAKA
Keliat. B.A. (2014). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC.
Stuart. G. W. (2014). Buku Saku Keperawatan Jiwa (ed.5). Alih bahasa, Ramona.
P. Kapoh & Egi. Komara. Y. Jakarta: EGC.