DISUSUN OLEH:
AFIFAH KHAIRUL UMMAH
A32019003
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan dan
pengendalian aktivitas-aktivitas upaya keperawatan dalam rangka
meningkatkan mutu, kualitas dan kuantitas pelayanan dibidang kesehatan
secara komprehensif sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Manajemen keperawatan saat ini perlu mendapat perhatian dan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan ke depan. Pengembangan
keperawatan sangat berkaitan dengan tuntutan profesi maupun tuntutan global
tentang kualitas pelayanan keperawatan, sehingga diperlukan pengelolaan
secara profesional, khususnya kemampuan profesional manajerial perawat
dalam melaksanakan peran perawat sebagai manajer. Sekarang ini,
sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan khususnya sistem
pelayanan keperawatan mengalami perubahan sangat pesat. Perubahan tersebut
selain karena semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan, juga sebagai dampak dari situasi politik dan sistem sosial,
ekonomi yangs ering mengalmai perubahan. Aspek perubahan tersebut
berimplikasi terhadap perubahan sistem pelayanan keperawatan sekaligus
menjadi tantangan bagi tenaga perawat profesional [ CITATION Nur111 \l 1057 ].
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasi dalam tatanan pelayanan
nyata, baik di rumah sakit maupun di masyarakat, sehingga perawat perlu
memahami konsep pengelolaan pelayanan keperawatan, terutama tentang
penerapan peran perawat manajer. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep
perubahan, konsep manajemen keperawatan, penyusunan perencanaan (rencana
strategi) dan langkah-langkah penyelesaian masalah.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional[ CITATION Nur111 \l 1057 ] melalui pegkajian, analisis, perencaan,
implementasi dan evaluasi. Kepala ruang berperan untuk melakukan supervisi
pelayanan keperawatan dan melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan
sesuai dengan tanggung jawab dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap (Depkes,1999).
Manajemen keperawatan sebagai struktur kegiatan operasional dalam
melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung proses
penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama 24 jam.
Hal ini menunjukkan manajemen keperawatan sangat penting, karena
membutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan demikian
perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik, karena lingkungan kerja
merupakan lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi
perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber, 1996).
Rumah sakit didalmnya juga terdapat perawatan untuk rawat inap yang
merupakan subsistem pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi penyediaan
pelayanan kesehatan yang paripurna sekaligus sebagai pusat latihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian. Rumah sakit sebagai organisasi sistem
terbuka pada hakekatnya akan terkena imbasan dari perubahan supra sistem
yang lebih besar. Imbasan tersebut berdampak pada keinginan Rumah sakit
untuk memenangkan persaingan melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas
dan berorientasi pada kepuasan klien. Pelayanan yang berkualitas merupakan
jaminan rasa aman dan nyaman bagi klien. Kualitas pelayanan kesehatan yang
dihasilkan oleh Rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kinerja pemberi
pelayanan kesehatan. Kinerja pemberi pelayanan kesehatan khususnya
perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala
ruangan (Schmele, 1996). Menurut Ilyas (2002), bahwa supervisi yang baik 2
dan terencana dapat meningkatkan kinerja personel. Dalam sebuah proses
supervisi dari kepala ruangan terhadap perawat pelaksana akan terjadi
bimbingan, pengarahan, perbaikan dan umpan balik, sehingga melalui
supervisi dapat meningkatkan kinerja perawat.
Kepuasan kerja perawat pelaksana terhadap supervisi kepala ruangan
dapat meningkatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik
sehingga tercapai kualitas pelayanan keperawatan[CITATION has16 \l 1057 ].
Berdasarkan uraian di atas maka kompetensi supervisi kepala ruangan
mempunyai peran strategis dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan.
AFIFAH KHAIRUL U.
KARU
158
BOR= X 100 %=127,42 %
4 X 31
145 145
LOS= = =7,25 Hari
13+(5+2) 20
e. Bed Turn Over (BTO) adalah hasil perhitungan pemakaian tempat tidur
dalam periode tertentu dalam satuan tertentu dengan nilai ideal (40-50
kali).
Jumlah Pasien Ke luar(H ∧M )
BTO=
JumlahTT
13+7
¿
4
¿ 5 Kali Pakai
f. Net Death Rate (NDR) adalah hasil penghitungan angka kematian
pasien dalam waktu > 48 jam pada periode tertentu dengan nilai standar
(<25 per 1000 pasien keluar)
Jumlah P asien Meninggal> 48 jam
NDR= x 1000 permil
Jumlah Pasien Keluar ( H ∧M )
2
NDR= x 1000 permil
20
¿ 100 pasien per 1000 pasien keluar
D. Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan selama satu sift pagi pada hari
Rabu, 2 Oktober 2019 berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan,
pelayanan berjalan dengan baik, tidak terdapat KNC, KTD. Nilai BOR diruang
ICCU sebesar 127,42 %, LOS 7,25 hari, BTO 5 kali pakai selama 31 hari, TOI
-1,7 hari, NDR 100 pasien per 1000 pasien keluar, GDR 350 pasien per 1000
pasien keluar.
BAB III
LAPORAN PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA
Keterangan:
25-43,75 : Tidak Baik
43,76-62,50 : Kurang Baik
62,51-81,25 : Baik
81,26-100 : Sangat Baik
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pt Bumi
Akara.
Ilyas, Y. S. (2004). Ilmu Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.