Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN

Ny T DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA PENURUNAN


CURAH JANTUNG DENGAN DIAGNOSA MEDIS NSTEMI DIRUANG
PERAWATAN ICCU
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

Disusun Oleh :
1. Akhidz Hikam Idlofatul Fuqoha
2. Afifah Khairul Ummah
3. Fifi Lailatun Nishfi Agustin
4. Hikhmah Setia Tresnowati
5. Ira Putri Wulandari
6. Lia Nur Sholehah
7. Nanik Kusumawati
8. Reza Nuurdoni
9. Rusmiati
10. Sifa Faojiah
11. Yovin Beta Fadhyla

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses dalam mengatur dan mengadaptasikan segala
tindakan untuk mencapai tujuan bersama, manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam angka pencapaian
tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi [ CITATION
Mal16 \l 1057 ]. Sementara itu manajemen keperawatan adalah suatu proses
yang bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan,
pengobatan dan bantuan terhadap pasien dengan tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan meliputi: merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan dan mengawasi sumber-sumber yang ada baik
SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif baik kepada pasien, keluarga serta masyarakat umum [ CITATION
Nur11 \l 1057 ].
Pelayanan keperawatan yang efektif dan profesional dapat membantu
pasien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi saat ini, salah satu
bentuk pelayanan tersebut adalah dengan memperhatikan seluruh keluhan yang
dirasakan pasien, kemudian mendiskusikan dengan tim keperawatan untuk
merencanakan pemecahan masalahnya [ CITATION Nur11 \l 1057 ]. Pelayanan
keperawatan yang dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah melalui
ronde keperawatan.
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer, konselor, kepala
ruang, perawat associete dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan [ CITATION Mug16 \l 1057 ].
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah
keperawatan yang dialami pasien dapat teratasi.
2. Tujuan Khusus
a. Tim kesehatan mampu mengenali masalah keperawatan pasien yang
belum teratasi
b. Tim kesehatan mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah-
masalah keperawatan yang dialami pasien.
c. Tim kesehatan mampu merumuskan intervensi dan melakukan
implementasi masalah keperawatan yang berorientasi pada pasien.
C. Manfaat
1. Pasien
Membantu mengatasi masalah keperawatan pasien yang belum
tertasi dengan baik.
2. Perawat
a. Terciptanya komunikasi yang efektif antar perawat profesional.
b. Terjalin kerja sama antar tim kesehatan.
c. Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada
pasien.
BAB II
RENCANA KEGIATAN

A. Topik : Asuhan keperawatan pasien dengan diagnosa medis


NSTEMI dengan diagnosa keperawatan utama Penurunan curah jantung
B. Sasaran : Ny T
C. Peserta : Mahasiswa berperan sebagai kepala ruang, perawat
primer, perawat assosiate, pasien dan keluarga pasien.
D. Waktu : 10.00 WIB s/d selesai
E. Hari/Tanggal : Rabu, 9-Oktober-2019
F. Metode : Ceramah, diskusi
G. Media : Makalah
H. Tim Ronde Keperawatan
1. Kepala ruang keperawatan
2. Perawat primer
3. Perawat assosiate
I. Proses Ronde Keparawatan
1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik
b. Menentukan tim ronde
c. Membuat informed consent
d. Mencari literatur
e. Diskusi
2. Ronde
a. Pemaparan masalah keperawatan pasien
b. Diskusi
3. Paska Ronde
a. Evaluasi pelaksanaan ronde
J. Mekanisme Kegiatan
No Waktu Kegiatan Pj Pasien/keluarga
1 5 menit Pembukaan: Mahasiswa Mendengarkan
- Memberi salam
2 15 - Menyampaikan Mahasiswa Mendengarkan
menit tujuan ronde
- Menyampaikan
masalah
keperawatan yang
sudah teratasi dan
belum teratasi
3 5 menit Menyampaikan Ketua tim Mendengarkan
implementasi
keperawatan yang
sudah dilakukan
4 15 Diskusi merencanakan Ketua tim, Diskusi bersama
menit tindakan yang akan kepala
dilakukan untuk ruang, PP,
menyelesaikan masalah PA,
keluarga
dan pasien
5 5 menit Penutup
- Ucapan salam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis
1. Pengertian
NSTEMI adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner
akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan
jaringan (Sylvia, 2008).
NSTEMI merupakan keadaan dimana terjadi oklusi yang tidak
menyeluruh dan tidak melibatkan seluruh miokardium, sehingga pada
pemeriksaan EKG tidak ditemukan adanya elevasi segmen ST. [ CITATION
Alw09 \l 1033 ]
NSTEMI adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen ke miokardium akibat adanya sumbatan arteri koroner
tetapi tidak bersifat menyuluruh disemua koroner jantung.
2. Etiologi
Penyebab terjadinya NSTEMI adalah penurunan suplai oksigen dan
peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi
koroner. NSTEMI terjadi karena trombosis akut atau proses vasokonstriksi
koroner, sehingga terjadi iskemia miokard dan dapat menyebabkan
nekrosis jaringan miokard dengan derajat lebih kecil, biasanya terbatas
pada subendokardium. Keadaan ini tidak dapat menyebabkan elevasi
segmen ST, namun menyebabkan pelepasan penanda nekrosis. Penyebab
paling umum adalah penuruan perfusi miokard yang dihasilkan dari
penyempitan arteri koroner disebabkan oleh trombus nonocclusive yang
telah dikembangkan pada plak aterosklerotik terganggu.
a. Faktor Resiko yang dapat diubah :
1) Mayor : hyperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas,
diet tinggi lemak jenuh, kalori.
2) Minor : inaktifitas fisik, emosional, agresif, ambisius, stress
psikologis berlebihan.
(Muttaqin, 2009).
b. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah :
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Riwayat penyakit jantung koroner
4) Hereditas
5) Ras
c. Faktor penyebab
1) Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
Penurunan perfusi miokard disebabkan karena penyempitan
arteri koroner sebagai akibat dari trombus yang ada pada plak
aterosklerosis yang robek/pecah dan biasanya tidak sampai
menyumbat. Mikroemboli dari agregasi trombosit beserta
komponennya dari plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark
kecil di distal, merupakan penyebab keluarnya pertanda kerusakan
miokard pada banyak pasien.
2) Obstruksi dinamik
Diakibatkan oleh spasme fokal yang terus menerus pada
segmen arteri koroner epikardium (angina prinzmetal). Spasme ini
disebabkan oleh hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah atau
akibat disfungsi endotel. Obstruksi dinamik koroner dapat juga
diakibatkan oleh konstriksi abnormal pada pembuluh darah yang
lebih kecil.
3) Obstruksi mekanik yang progresif
Hal ini terjadi pada sejumlah pasien dengan aterosklerosis
progresif atau dengan stenosis ulang setelah intervensi koroner
perkutan (PCI).
4) Inflamasi dan/atau infeksi
Inflamasi disebabkan oleh yang berhubungan dengan
infeksi, yang mungkin menyebabkan penyempitan arteri,
destabilisasi plak, ruptur dan trombogenesis. Makrofag dan
limfosit-T di dinding plak meningkatkan ekspresi enzim
metaloproteinase, yang dapat mengakibatkan penipisan dan ruptur
plak, sehingga selanjutnya dapat mengakibatkan SKA.
5) Faktor atau keadaan pencetus
Pada pasien ada penyebab berupa penyempitan arteri
koroner yang mengakibatkan terbatasnya perfusi miokard, dan
mereka biasanya menderita angina stabil yang kronik. SKA jenis
ini antara lain karena:
a) Peningkatan kebutuhan oksigen miokard, seperti demam,
takikardi dan tirotoksikosis
b) Berkurangnya aliran darah koroner
c) Berkurangnya pasokan oksigen miokard, seperti pada anemia
dan hipoksemia.
(Buku Saku Patofisiologi, 2009:496).
3. Tanda Dan Gejala
a. Nyeri dada, berlangsung minimal 30 menit.
b. Sesak nafas, disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri. Disamping itu, perasaan cemas bisa
menimbulkan hiperventilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak
nafas merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
c. Gejala gastrointestinal, peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual
dan muntah, dan biasanya lebih sering pada infark inferior, dan
stimulasi diafragma pada infark inferior juga bisa menyebabkan
cegukan.
d. Integumen : dingin, berkeringat, diaforesis, dan pucat, dapat muncul
karena stimulasi dari kurangnya kontraktilitas yang dapat
mengindikasikan adanya shock kardiogenik. Oedema dapat muncul
karena kurangnya kontraktilitas.
e. Gejala lain termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia
ventrikel, gelisah.
(Buku Saku Patofisiologi, 2009:497)
4. Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan
peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi
koroner. NSTEMI dapat terjadi karena trombosis akut atau proses
vasokontriksi koroner. Trombosis akut pada arteri korone diawali dengan
adanya ruptur plak yang tidak stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya
mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos yang rendah, fibrous
cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi. Inti lemak yang
cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi
asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai
sel makrofag dan limfosit T yang menunjukkan adanya proses inflamasi.
Sel-sel ini akan mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti TNF α, dan IL-
6. Slanjutnya IL-6 merangsang pengeluaran hs CRP dihati [ CITATION
Sud14 \l 1057 ].
5. Pathway
Kemampuan sintesa ATP
Modified risk factor Blok sebagian NON STEMI secara aerob berkurang
Blok pada arteri
Non-modified risk factor
koroner jantung
Blok total STEMI Infark miokard
Produksi ATP Anaerob

Penimbunan
trombosit dan Sel terisi ion Pompa natrium, ATP yang dihasilkan Asam laktat
Inflamasi Sel pecah (lisis) natrium dan air sangat sedikit
faktor kalium berhenti meningkat
pembekuan
Protein intrasel
Edema dan bengkak Jalur hantaran listrik Nyeri didada
keluar ke
Pelapasan histamin dan sistemik dan sekitar miokard teganggu
prostaglandin interstitial
Nyeri Akut
Pompa jantung tidak Hambatan depol
Volume
Vasokontriksi Nyeri Akut terkoordinasi atrium/ventrikel
sekuncup turun
dan tromboksan

Penurunan Curah Jantung Penurunan TD Disritmia


sistemik
Intoleransi
Otot rangka
aktivitas
Hipoksia kekurangan oksigen
HR dan TPR Parasimpatis Respon meluas, iskemia dan ATP
meningkat berkurang baroreseptor meluas, infark Komplikasi : Gagal
meluas jantung dan kematian
CRT diekstremitas
Aktivasi saraf simpatis sistem renin- >2 detik, pucat
angiotensin, peningkatan ADH, pelepasan Aliran darah ke perifer bahkan sianosis
hormon stres (ACTH, kortisol), Beban jantung semakin menurun
peningkatan produksi glukosa. meningkat

Ketidakefektifan Perfusi
Darah keginjal Produksi urin Volume plasma Aliran balik vena Jaringan Perifer
menurun menurun meningkat meningkat
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Elektrokardiogram (EKG)
EKG memberikan informasi mengenai elektro fisiologi jantung.
Meskipun ada berbagai teknologi baru yang dapat menyajikan data
diagnostik yang sama, namun EKG masih tetap merupakan instrumen
diagnostik pilihan pertama karena dapat digunakan di tempat tidur dan
nonivasif. Gambaran abnormalitas EKG yang ditemui pada pasien
NSTEMI adalah depresi segmen ST atau elevasi transient dan juga
perubahan gelombang T(inversi gelombang T, gelombang T yang
datar, gelombang T pseudo-normal).
b. Biomarker
Kardiak troponin (TnT dan TnI) memegang peranan penting
dalam diagnosis dan stratifikasi resiko serta membedakan NSTEMI
dengan UA. Troponin lebih spesifik dan sensitif dibandingkan enzim
jantung tradisional lainnya seperti creatine kinase (CK), isoenzim CK
yaitu CKMB dan mioglobin. Peningkatan troponin jantung
menggambarkan kerusakan seluler miokard yang mungkin disebabkan
oleh embolisasi distal oleh trombus kaya platelet dari plak yang ruptur
atau mengalami erosi. Pada kondisi iskemik miokard (nyeri dada,
perubahan EKG, atau abnormalitasgerakan dinding jantung yang
baru), peningkatan troponin mengindikasikan adanya infark miokard.
7. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan
jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Terapi
obat-obatan, pemberian oksigen, dan tirah baring dilakukan secara
bersamaan untuk tetap mempertahankan kerja jantung. Obat-obatan dan
oksigen digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen, sementara tirah
baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen.
Farmakoterapi
Ada tiga kelas obat-obatan yang biasa digunakan untuk meningkatkan
suplai O2 yaitu:
a. Vasodilator
Vasodilator pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalah
Nitrogliserin (NTG) intravena yang menyebabkan dilatasi arteri dan
vena yang mengakibatkan pengumpulna darah di perifer, sehingga
menurunkan jumlah darah yang kembali ke jantung (preload) dan
mengurangi beban kerja (Workload). NTG juga menyebabkan
penurunan tekanan darah sistemik (afterload) karena bekerja pada
arteri, maka penurunan tekanan darah juga merupakan hasil yang
diharapkan. Efek terapeutik Nitrat menjelaskan efek samping utama
yaitu hipotensi klinis.
b. Antiplatelet
1) Aspirin
Berfungsi penghambat siklooksigenase-1. Pada pemberian
terapi aspirin dapat terjadi sindrom resistensi insulin yang
ditandai dengan penghambat agresasi platelet dan kegagalan
yang dapat memperpanjang waktu perdarahan.
2) Clopidogrel
Sebaiknya diberikan pada pasien yang direncanakan
mendapatkan pendekatan non invasif dini, pasien yang bukan
merupakan kandidat operasi koroner segera atau memiliki
kontraindikasi untuk operasi dan kateterisasi ditunda selama
>24-36 jam.
3) Terapi Antikoagulan
a) UFH (Unfractionated Heparin)
Manfaat UFH jika ditambah aspirin telah dibuktikan
dalam 7 penelitian acak dan kombinasi UFH dan aspirin
telah digunakan dalam tatalaksana NSTEMI untuk lebih
dari 15 tahun. Namun, terdapat banyak kerugian UFH
termasuk dalam ikatan yang non spesifik dan menyebabkan
inaktivasi platelet, endotel vascular, fibrin, platelet faktor 4
dan sejumlah protein sirkulasi.
b) LMWH (Low Molecular Weight Heparin)
Merupakan inhibitor utama pada sirkulasi trombin
dan juga pada faktor X sehingga obat ini mempengaruhi
tidak hanya kinerja trombin dalam sirkulasi (efek anti faktor
Ha-nya) dan juga mengurangi pembentukan trombin (efek
Ha-nya). Keuntungan praktik obat ini adalah absorpsi yang
cepat dan dapat diprediksi setelah pemberian subcutan.
Pemberian oksigen
Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri. Oksigen yang dihirup akan
langsung menurunkan saturasi darah. Efektifitas terapeutik oksigen
ditentukan dengan observasi kecepatan dan irama pertukaran pernapasan,
dan pasien mampu bernafas dengan mudah. Saturasi oksigen dalam darah
secara bersamaan diukur dengan pulsa-oksimetri.
Analgetik
Pemberian analgetik dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif
diobati dengan nitrat dan antikoagulan. Analgetik pilihan masih tetap
morfin sulfat yang diberikan secara intra vena dengan dosis meningkat 1-2
mg (Brunnerth & Suddarth, 2001:790).
8. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal pada proses asuhan
keperawatan dimana pengkajian mencakup data-data pasien sehingga
dapat mengidentifikasi, menganalisa masalah kebutuhan kesehatan dan
keperawatan fisik, mental, sosial dan lingkungan.
a. Identitas
Nama pasien : Ny. T
TTL/Umur : 05-02-1963/ 56 tahun
No. RM : 0209XXX
DPJP : dr. Rendi
PPJP :-
Diagnosa medis : NSTEMI
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan saat ini
Pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri, seperti tertimpa
benda berat dengan skala 3, nyeri hilang timbul ± 5 menit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan rujukan dari RS Al Hikmah Wangon
dengan keluhan nyeri dada, kemudian pasien dirujuk ke RSUD
Prof Dr Margono Soekarjo dan masuk ke ruang ICCU pada
tanggal 06 Oktober 2019. Saat dikaji pasien mengatakan
mempunyai riwayat darah tinggi, nyeri dada sering kambuh
dengan durasi 10 menit dan timbul pada jam 22.00 wib, nyeri
seperti tertimpa benda berat, dengan skala 6.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarganya tidak ada yang sakit seperti dirinya, HT
(-) DM (-).
c. Fokus Pola Pengkajian
1. Pola Oksigenasi
a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika dalam
kondisi yang sehat tidak mengalami sesak nafas atau
gangguan oksigenasi yang lain.
b) Sesudah sakit: Pasien mengatakan setelah sakit pasien
menjadi sesak nafas dengan RR : 25x/menit.
2. Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAK normal
dengan frekuensi 5x/hari dan BAB 1x/hari, dengan
konsistensi lembek.
b) Sesudah sakit: Pasien mengatakan tidak bisa BAK, dan
terpasang kateter no 16, BAB 1x sehari konsistensi
lembek
3. Pola Aman Nyaman
a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika dalam
kondisi yang sehat merasa aman dan nyaman ketika
berada disekeliling keluarganya.
b) Sesudah sakit: Pasien mengatakan setelah sakit jadi sering
merasa nyeri dan dada berdebar-debar yang
mengakibatkan pasien tidak merasa nyaman. Pengkajian
nyeri:
1) P : Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika
beraktivitas dan nyeri berkurang ketika beristirahat.
2) Q: Kualitas nyeri seperti tertimpa benda berat.
3) R : Didada sebelah kiri
4) S : Skala nyeri 3
5) T : ±5 menit dan hilang timbul
d. Terapi selama di RS
No Nama Obat Dosis
1 Furosemid 2 x 1 Ampul
2 UFH 500 iu/24 jam
3 Aspilet 1 x 80 mg
4 CPG 1 x 75 mg
5 Lacid 3 x 1 mg
6 Atorvastatin 1 x 20 mg
7 ISDN 3 x 5 mg
8 Alprazolam 1 x 0,5 mg
9 Concor 1 x 2,5 mg
10 Kidmin 25ml

2. Analisa Data Keperawatan


No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds: Penurunan Penurunan Curah
- Pasien mengatakan dada berdebar- kontraktilitas Jantung
debar
- Pasien mengatakan nyeri
- Pengkajan nyeri didapatkan:
-P : Pasien mengatakan nyeri
bertambah ketika beraktivitas dan
nyeri berkurang ketika beristirahat.
- Q : Kualitas nyeri seperti
tertimpa benda berat.
-R : Didada sebelah kiri.
-S : Skala nyeri 3
-T : ±5 menit dan hilang timbul

Do:
- Pasien tampak menahan nyeri
- Kulit pasien teraba lembab
- Keadaan umum pasien baik
- Kesadaran composmentis
- Gambaran EKG: Sinus Rhtym

2 Ds: Masalah Sirkulasi Intoleran Aktivitas


- Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan jika beraktifitas
seperti duduk menjadi sesak nafas
dan nyeri dada
Do:
- RR: 25x/menit
- Nadi : 115x/menit
- Pasien terpasang kanul oksigen 4
lpm
- Terdapat perubahan EKG dari
Sinum rhytm menjadi sinus
takikardi
- Pasien tampak lemah
- Pasien mengalami ketidakstabilan
frekuensi nadi

3. Intervensi Keperawatan
N NOC NIC Rasionalisasi
o
1 Setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung (4040)
keperawatan diharapkan 1. Secara rutin
masalah keperawatan mengecek pasien baik 1. Untuk mengetahui
penurunan curah jantung secara fisik dan perkembangan
berhubungan dengan psikologis sesuai kondisi pasien
penurunan kontraktilitas dengan kebijakan tiap secara actual.
dapat teratasi dengan agen atau penyedia 2. Untuk memberikan
kriteria hasil: Keefektifan layanan penanganan segera
Pompa Jantung (0400) 2. Intruksiakan pasien kepada pasien.
N Indikator A T tentang pentingnya 3. Untuk mengetahui
o untuk segera kualitas nyeri
1 Tekanan 3 5 melaporkan bila pasien secara
darah merasakan nyeri dada. berkala.
sistol 3. Evaluasi episode nyeri 4. Untuk mengetahui
2 Tekanan 3 5 dada (intensitas, perubahan
darah lokasi, radiasi, duarasi gamabaran EKG
diastol dan faktor yang pasien.
3 Urine 3 5 memicu serta 5. Utnuk mengetahui
output meringankan nyeri perubahan tanda-
4 Balance 3 5 dada) tanda vital pasien
cairan 4. Monitor EKG, adakah setelah dilakukan
5 Nyeri 2 5 perubahan segmen ST terapi.
Keterangan: 5. Monitor TTV secara 6. Untuk mengetahui
1. Deviasi berat dari rutin. kesiambangan
kisaran normal 6. Monitor balance konsumsi cairan
2. Deviasi yang cukup cairan. pasien.
besar dari kisaran 7. Monitor nilai 7. Untuk mengetahui
ormal. laboratorium yang gamabaran
3. Deviasi sedang dari tepat (enzim jantung aktivitas jantung
kisaran normal. dan nilai elektrolit) . pasin.
4. Deviasi ringan dari 8. Intruksikan pasien dan 8. Untuk memberikan
kisaran normal. keluarga mengenai pasien waktu
5. Tidak ada deviasi dari terapi modalitas, beristirahat.
kisaran Normal batasan aktivitas dan 9. Untuk memperkuat
kemajuan. psikologis pasien.
9. Bangun hubungan 10. Untuk memberikan
saling mendukung rasa nyaman
antara pasien dan kepada pasien.
keuarga. 11. Untuk mengatasi
10. Lakukan terapi masalah pasien.
relakasasi.
11. Kolaborasi pemberian
obat.
2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi (0180)
keperawatan diharapkan 1. Anjurkan pasien
masalah keperawatan mengungkapkan 1. Untuk mengetahui
intoleran aktivitas perasaan secara keadaan pasien
berhubungan dengan verbal mengenai yang dialami
masalah sirkulasi dapat keterbatasan yang 2. Untuk mengetahui
teratasi dengan kriteria dialami. intake pasien
hasil: Toleransi terhadap 2. Monitor intake atau sebagai sumber
aktivitas (0005) asupan nutrisi untuk energi
N Indikator A T mengetahui sumber 3. Untuk mengetahui
o energi yang adekuat. lama waktu
1 Saturasi 3 5 3. Monitor atau catat istirahat pasien
oksigen waktu dan lama 4. Untuk
ketika istirahat atau tidur memaksimalkan
beraktivitas pasien. istirahat pasien.
2 Frekuensi 3 5 4. Batasi jumlah dan 5. Untuk mengurangi
nadi ketika gangguan tingkat kelelahan
beraktivitas pengunjung. yang dialami
3 Frekuensi 3 5 5. Tingkatkan tirah pasien
pernafasan baring atau batasi 6. Untuk memenuhi
ketika kegiatan. kebutuhan istirahat
beraktivitas 6. Anjurkan tidur siang pasien
4 Hasil EKG 3 5 bila diperlukan. 7. Untuk mengetahui
Keterangan: 7. Monitor respon tanda-tanda vital
1. Sangat terganggu oksigen pasien pasien
2. Banyak terganggu (tekanan darah,
3. Cukup terganggu tekanan nadi,
4. Sedikit terganggu respirasi). .
5. Tidak terganggu
IMPLEMENTASI
No Hari/tgl Implementasi Respon Paraf
1 Senin,07 Membantu memenuhi kebersihan Ds: pasien mengatakan lebih
Oktober diri pasien (memandikan) segar setelah dimandikan
2019 Do: pasien tampak bersih,
pukul keadaan umum baik
08.00
2 pukul Melakukan pengkajian pada Ds: pasien mengatakan nyeri
09.00 pasien dada sebelah kiri, seperti
tertimpa benda berat dengan
skala 3, nyeri hilang timbul ± 5
menit, sesak nafas
Do: KU gelisah, terpasang O2
4lpm, RR 25 x/menit, terpasang
kateter no 16, terpasang BSM
3 pukul Memonitor keadaan umum, TD, Ds:-
10.00 Nadi dan RR Do: keadaan umum gelisah, TD
117/80 mmHg, Nadi 101
x/menit, RR 25x/menit, Irama
EKG sinus taikardi, kesadaran
composmentis, SPO2 100%
4 pukul Memonitor keadaan umum, TD, Ds:-
11.00 Nadi dan RR Do: keadaan umum gelisah, TD
115/80 mmHg, Nadi 98 x/menit,
RR 23 x/menit, Irama EKG sinus
taikardi, kesadaran
composmentis, SPO2 98%
6 pukul Memonitor keadaan umum, TD, Ds:-
12.00 Nadi dan RR Do: keadaan umum gelisah, TD
Memonitor urine output 110/75 mmHg, Nadi 98 x/menit,
RR 23 x/menit, Irama EKG sinus
taikardi, kesadaran
composmentis, SPO2 100%
Output urine 1000 cc
6 pukul Memposisikan pasien semi fowler Ds: Pasien mengatakan lebih
13.00 Memonitor asupan nutrisi pasien nyaman dengan posisi setengah
wib duduk.
Do: Posisi pasien semi fowler
45°.
Makan habis ¼ porsi
7 pukul Mengajarkan pasien teknik Ds: Pasien mengatakan lebih
15.00 relaksasi nyaman setelah dilakukan terapi
wib nafas dalam
Do: Pasien terlihat lebih nyaman
8 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds: -
17.00 Do: Hasil TD: 101/85 mmHg, N:
wib 98x/menit, RR: 26x/menit
9 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds: -
18.00 Do: Hasil TD: 110/80 mmHg, N:
wib 97x/menit, RR: 25x/menit
10 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds:-
20.00 Do: Hasil TD: 100/85 mmHg, N:
wib 96x/menit, RR: 27x/menit
11 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds:-
21.00 Do: Hasil TD: 105/83 mmHg, N:
wib 93x/menit, RR: 28x/menit
12 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds:-
22.00 Do: Hasil TD: 111/88 mmHg, N:
wib 98x/menit, RR: 29x/menit
13 Selasa, 8 Membantu memenuhi kebersihan Ds: pasien mengatakan lebih
Oktober diri pasien (memandikan) segar setelah dimandikan
2019 Do: pasien tampak bersih,
pukul keadaan umum baik
08.00
wib
14 pukul melakukan pengkajian pada Ds: pasien mengatakan nyeri
09.45 pasien dada sebelah kiri sudah
wib berkurang dengan skala 2.
Do: KU baik, terpasang O2 4lpm,
RR 25 x/menit, terpasang kateter
no 16, terpasang BSM
15 pukul memberikan obat concor 2,5 mg Ds: Pasien mengatakan bersedia
10.00 Do: Obat concor 2,5 mg masuk
wib
16 pukul memberikan terapi kidmin 200 ml Ds: Pasien mengatakan bersedia
10.05 Do: Infus kidmin 200 ml 10 tpm
Wib masuk
17 pukul Memonitor keadaan umum, TD, Ds:-
11.00 Nadi dan RR Do: keadaan umum baik, TD
wib 101/80 mmHg, Nadi 101
x/menit, RR 25x/menit, Irama
EKG sinus taikardi, kesadaran
composmentis, SPO2 100%
18 pukul Memonitor keadaan umum, TD, Ds: -
12.00 Nadi dan RR Do: keadaan umum baik, TD
wib 110/80 mmHg, Nadi 98 x/menit,
RR 28x/menit, Irama EKG sinus
taikardi, kesadaran
composmentis, SPO2 100%
19 pukul Memonitor keadaan umum, TD, Ds:-
13.00 Nadi dan RR Do: keadaan umum baik, TD
wib 115/87 mmHg, Nadi 101
x/menit, RR 23x/menit, Irama
EKG sinus taikardi, kesadaran
composmentis, SPO2 98%
20 pukul Memonitor keadaan umum, TD, Ds:-
14.00 Nadi dan RR Do: keadaan umum baik, TD
wib 105/80 mmHg, Nadi 97 x/menit,
RR 25x/menit, Irama EKG sinus
taikardi, kesadaran
composmentis, SPO2 99%
21 pukul Mengevaluasi tingkat kelelahan Ds : pasien mengatakan tingkat
15.00 pasien kelelahan sedikit berkurang
wib Do : pasien tampak lebih nyaman
dengan kondisinya
22 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds: -
17.00 Do: Hasil TD: mmHg, N:
wib 98x/menit, RR: 26x/menit
23 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds: -
18.00 Do: Hasil TD: 110/80 mmHg, N:
wib 97x/menit, RR: 25x/menit
24 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds:-
20.00 Do: Hasil TD: 100/85 mmHg, N:
wib 96x/menit, RR: 27x/menit
25 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds:-
21.00 Do: Hasil TD: 105/83 mmHg, N:
wib 93x/menit, RR: 28x/menit
26 pukul Memonitor TD, N dan RR Ds:-
22.00 Do: Hasil TD: 111/88 mmHg, N:
wib 98x/menit, RR: 29x/menit

EVALUASI KEPERAWATAN
Hari ke 1
No Hari/Tgl Evaluasi Paraf
1 Senin, 07 S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang.
Oktober - P : Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika
2019 beraktivitas dan nyeri berkurang ketika beristirahat.
- Q : Kualitas nyeri seperti tertimpa benda berat.
pukul
- R : Didada sebelah kiri.
23.45 wib - S : Skala nyeri 3
- T : ±5 menit dan hilang timbul
O: Pasien tampak menahan nyeri, terkadang
memegang bagian dada sebelah kiri.
TD : 110/70 mmHg, N: 110x/menit, RR:
25x/menit, S: 36,2°C.
EKG : Sinus takikardi
A: Masalah belum teratasi
N Indikator A T Akhir
o
1 Tekanan darah 3 5 3
sistol
2 Tekanan darah 3 5 3
diastol
3 Urine output 3 5 4
4 Balance cairan 3 5 4
6 Nyeri 2 5 4
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitoring tanda-tannda vital
- Motivasi istirahat yang cukup
- Evaluasi tingkat nyeri
- Anjurkan untuk melakukan relaksasi
2 S : Pasien mengatakan lemas, nafsu makan menurun,
sesak nafas ketika beraktivitas seperti duduk.
O: Pasien tampak lemah, makan habis ¼ porsi.
Pasien terpasang O2 binasal kanul 4 Lpm.
Nadi : 110x/menit, RR : 25x/menit, SpO2 : 99%.
EKG : Sinus takikardi
A: Masalah belum teratasi
N Indikator A T Akhir
o
1 Saturasi oksigen 3 5 4
ketika beraktivitas
2 Frekuensi nadi 3 5 4
ketika beraktivitas
3 Frekuensi 3 5 4
pernafasan ketika
beraktivitas
4 Hasil EKG 3 5 3

P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor oksigenasi
- Motivasi pasien untuk makan minum yang
cukup
- Batasi jumlah pengunjung

Hari ke-2
No Hari/Tgl Evaluasi Paraf
1 Selasa, 08 S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang.
Oktober - P : Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika
2019 beraktivitas dan nyeri berkurang ketika beristirahat.
- Q : Kualitas nyeri seperti tertimpa benda berat.
23.45 wib
- R : Didada sebelah kiri.
- S : Skala nyeri 2
- T : ±5 menit dan hilang timbul

O: Kondisi pasien tampak membaik, kesadaran


compos mentis, pasien kooperatif.
TD : 101/85 mmHg, N: 105x/menit, RR:
24x/menit, S: 36°C.
EKG : Sinus takikardi
A: Masalah belum teratasi
N Indikator A T Akhir
o
1 Tekanan darah 3 5 4
sistol
2 Tekanan darah 3 5 4
diastol
3 Urine output 3 5 4
4 Balance cairan 3 5 4
6 Nyeri 2 5 4
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitoring tanda-tannda vital
- Motivasi istirahat yang cukup
- Evaluasi tingkat nyeri
- Anjurkan untuk melakukan relaksasi

2 S : Pasien mengatakan lemas, nafsu makan menurun,


kadang masih sesak nafas ketika beraktivitas
seperti duduk.
O: Pasien tampak lemah, makan habis <1/2 porsi.
Pasien terpasang O2 binasal kanul 4 Lpm.
Nadi : 105x/menit, RR : 26x/menit, SpO2 : 99%.
EKG : Sinus takikardi
A: Masalah belum teratasi
N Indikator A T Akhir
o
1 Saturasi oksigen 3 5 4
ketika beraktivitas
2 Frekuensi nadi 3 5 4
ketika beraktivitas
3 Frekuensi 3 5 4
pernafasan ketika
beraktivitas
4 Hasil EKG 3 5 4

P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor oksigenasi
- Motivasi pasien untuk makan minum yang
cukup
- Batasi jumlah pengunjung

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasien Ny.T dengan diagnosa medis NSTEMI dengan diagnosa
keperawatan utama penurunan curah jantung belum teratasi. Untuk tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan meliputi monitoring tanda-tanda vital dan
irama EKG, mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri, dan
memposisikan pasien semi fowler, monitor oksigensi, dan batasi jumlah
kunjungan pasien, Tindakan keperawtaan tersebut masih kurang efektif
untuk mengatasi masalah keperawatan penurunan curah jantung di karenakan
pada pasien dengan gangguan jantung harus kolaborasi terkait terapi obat
yang di gunakan untuk mengurangi tanda dan gejala pasien.
B. Saran
Perawat di harapakan dapat memantau kondisi klinis pasien dan
melaporkan dengan segera kepada DPJP jika terjadi perubahan kondisi klinis
pasien.
Datar Pustaka

Malayu, & Malayu S, H. P. (2016). Mnajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah


Edisi Revisi . Jakarta: Bumi Aksara.

Mugianti, S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Manajemen dan


Kepemimpinan dalam Praktik Keperawatan. Jakarta Selatan : Pusdik
SDM Kesehatan.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keerawtaan


Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai