Anda di halaman 1dari 16

1

Artikel Ilmiah

Pengaruh Terapi Sentuhan Quantum Terhadap Kecemasan Pada Pasien


Penyakit Jantung Koroner Di Ruang ICCU RSUD Dr. Soedarso Pontianak
Kalimantan Barat
Suhaimi Fauzan*, Suryani**, Imas Rafiyah***
(*Mahasiswa Program Magister Keperawatan, **Staf Pengajar Keperawatan
UNPAD, ***Staf Pengajar Keperawatan UNPAD)

Universitas Padjadjaran Bandung

Abstrak
Penyakit jantung koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri
koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung bila satu atau lebih arteri
koroner tersumbat akibatnya akan terjadi serangan jantung. Kecemasan meningkat
pada pasien penyakit jantung koroner yang akan mempengaruhi penyembuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi terapi sentuhan
quantum terhadap penurunan kecemasan pada pasien penyakit jantung koroner
yang dirawat di ruang ICCU RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Rancangan penelitian menggunakan Quasy Experiment, design with pre-
post test control group, tehnik pengambilan sampel menggunakan Consecutive
Sampling, ukuran sampel 32 orang dibagi menjadi kelompok intervensi dan
kontrol. Kelompok intervensi diberikan terapi sentuhan quantum selama 20 menit.
Sebelum dan sesudah intervensi diukur tingkat kecemasan menggunakan
kuesioner The Self Rating Anxiety Scale of Zung (ZSAS). Data dianalisis
menggunakan Wilcoxon dan Mann-Whitney.
Hasil menunjukan perhitungan p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
α (0,05) maka H0 ditolak artinya ada penurunan kecemasan pada kelompok
intervensi yang diberikan terapi sentuhan quantum dibandingkan kelompok
kontol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
terapi sentuhan quantum terhadap penurunan kecemasan pada pasien penyakit
jantung koroner.
Implikasi penelitian ini bahwa intervensi terapi sentuhan quantum dapat
menurunkan kecemasan sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
intervensi yang dapat dilakukan perawat.
Kata Kunci : Terapi Sentuhan Quantum, Kecemasan, Penyakit Jantung Koroner

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
2

Artikel Ilmiah

1.1 Pendahuluan disebabkan oleh stroke. Diperkirakan

Penyakit jantung koroner pada tahun 2015 sekitar 20 juta

yang timbul akibat adanya penduduk dunia akan meninggal

penyempitan atau penyumbatan disebabkan penyakit-penyakit

arteri koroner, arteri yang kardiovaskuler.

menyalurkan darah ke otot jantung. Di Indonesia dilaporkan bahwa

Bila aliran darah melambat, jantung PJK merupakan penyebab utama dan

tak mendapat cukup oksigen dan zat pertama dari seluruh kematian, yaitu

sebesar 26,4% angka ini empat kali


nutrisi. Hal ini biasanya
lebih tinggi dari angka kematian yang
mengakibatkan nyeri dada yang
disebabkan oleh penyakit kanker yaitu
disebut angina. Bila satu atau lebih
6%. Dengan kata lain, lebih kurang
arteri koroner tersumbat sama sekali,
satu diantara empat orang yang
akibatnya terjadi serangan jantung
meninggal di Indonesia adalah akibat
(Brunner & Suddart, 2001).
PJK. Berbagai faktor resiko yang
Menurut World Health
mempunyai peran penting timbulnya
Organization (WHO) 2006
PJK mulai dari aspek metabolisme,
menyatakan bahwa 17, 5 juta
hemostatis, imunologi, infeksi dan
penduduk dunia meninggal pada tahun
banyak faktor lain yang saling terkait
2005 dikarenakan penyakit
(Depkes RI, 2006).
kardiovaskuler, yang mewakili 30%
Pada saat perawatan ada
dari seluruh kematian di dunia. Dari
beberapa faktor yang mempengaruhi
jumlah kematian tersebut 7,6 juta
terjadinya kekambuhan penyakit
kematian karena penyakit jantung
kardiovaskuler antara lain adalah
koroner (PJK), 5,7 juta kematian

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
3

Artikel Ilmiah

marah, lamanya saat dirawat, isolasi Katekolamin juga dapat

sosial, depresi, kecemasan, stres menyebabkan pelepasan asam lemak

(Januzzi, Stern, Pasternak, & Sanctis, yang berlebihan melebihi kebutuhan

2000). Dari beberapa faktor-faktor metabolisme. Kedua proses ini dapat

ini salah satu yang sangat menyebabkan agregasi platelet,

berpengaruh pada keadaan psikologis proliferasi otot polos, dan deposit

pasien dengan gangguan jantung lipid inti di daerah lesi sehingga

sehingga akan dapat merubah pola terjadi penyumbatan di arteri koroner

koping pasien dalam menghadapi (Orth-Gomér, Schneiderman, Wang,

penyakit maupun menjalani Walldin , Blom & Jernberg, 2009).

hidupnya adalah timbulnya Kecemasan didefinisikan

kecemasan. sebagai perasaan gugup, ketakutan,

Peneliti telah memperkirakan takut, atau khawatir di tandai dengan

adanya hubungan penting antara gejala fisik seperti jantung berdebar,

kecemasan dan terjadinya penyakit berkeringat, dan perasaan stres

melalui stress yang akan (American Academy of Family

menyebabkan peningkatan aktivitas Physicians, 2009). Kecemasan dapat

sistem saraf simpatik dan pelepasan dijadikan salah satu penilaian dalam

katekolamin plasma. Cedera yang prognostik penyakit jantung koroner.

terjadi pada endotelium intimal arteri Hal ini dapat dikaitkan dengan dua

koroner disebabkan oleh proses penelitian terbaru yaitu kecemasan

hemodinamik atau biokimia akibat dapat muncul sebagai penyebab yang

dari pelepasan katekolamin. tidak berdiri sendiri serta memiliki

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
4

Artikel Ilmiah

sifat yang sangat berpengaruh pada juta, sedangkan masyarakat Inggris

penyakit jantung serta kecemasan menghabiskan dana 130

dapat menjadi faktor risiko untuk poundsterling setiap tahunnya untuk

terjadinya prognosis yang lebih pengobatan komplementer dan

buruk dan peningkatan risiko alternatif (Vitale, 2007).

kematian pada pasien dengan Ketertarikan masyarakat

penyakit jantung koroner terhadap energi alternatif dan

(Merswolken, Siebenhuener, Orth- komplementer tampaknya

Gomer, Zimmermann & Cristian dikarenakan dana yang dikeluarkan

Deter, 2011). tidak terlalu mahal untuk dapat

Di Amerika dalam mengatasi menikmati terapi yang berteknologi

penyakit, selain dengan terapi dan tidak memiliki efek samping

modern juga menggunakan terapi (Vitale, 2007). Hal ini merupakan

alternatif dan komplementer. salah satu alasan pasien

Tercatat awal tahun 1991 sebanyak menggunakan terapi yang lebih

36% penduduk Amerika yang telah efektif dan efisien sesuai dengan

dewasa menggunakan CAM kebutuhan mereka dan apa yang

(Complementary and Alternatif mungkin diharapkannya.

Medicine). NCCAM (National Salah satu terapi

Center for Complementary and komplementer yang dapat digunakan

Alternative Medicine), melaporkan adalah terapi sentuhan. Terapi

bahwa penduduk Amerika sentuhan adalah terapi dimana tangan

mengeluarkan dana sekitar $36 - $47 yang digunakan untuk memfasilitasi

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
5

Artikel Ilmiah

proses penyembuhan (Lafreniere, akibat penyakit kanker yang diderita

1999). Terapi tersebut diperkenalkan pasien (Jackson, 2008).

pada awal tahun 1970 oleh Delores Terapi sentuhan dalam

Krieger dan Dora Kuntz sebagai perkembangannya mendapat

intervensi keperawatan noninvasif kemajuan dalam penggunaan tehnik

yang berasal dari penyembuhan salah satunya adalah terapi sentuhan

dunia timur kuno (Kellly, Sullivan, quantum yang dikembangkan oleh

Fawcett, & Samarel, 2004). Richard Gordon pada tahun 2006.

Beberapa penelitian Terapi sentuhan quantum sama

menemukan adanya pengaruh terapi prinsipnya dengan terapi sentuhan

sentuhan terhadap penyakit kanker lain yang dengan menggunakan

dengan didapatkannya hasil positif tangan serta pendekatan melalui

atau lebih baik bagi pasien kanker spiritual kepada Tuhan. Terapi

hal ini menunjukkan adanya sentuhan quantum merupakan

kebutuhan untuk mengeksplorasi metode penyembuhan dengan

terapi non tradisional modalitas. menggunakan tangan yang telah

Terapi sentuhan sebagai pilihan yang terbukti keampuhannya. Hanya

layak untuk melengkapi terapi melakukan sentuhan yang amat

kanker standar. Terapi sentuhan ringan pada tubuh anda atau orang

dalam penelitian ini menggambarkan lain. Terapi sentuhan quantum dipilih

bahwa dengan sentuhan dapat oleh peneliti dikarenkan merupakan

mengurangi nyeri dan kecemasan terapi yang tidak memiliki efek

samping dan lebih efisien, dengan

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
6

Artikel Ilmiah

hanya cukup memusatkan energi kondisi penyakit yang dialami serta

pada tangan kemudian melakukan karena kondisi dirawat di ICCU.

sentuhan yang akan mentaransfer Meskipun kecemasan telah

energi terapis yang berenergi positif lama dijadikan sebagai potensi faktor

sehingga pasien yang diberikan risiko untuk penyakit jantung

terapi akan membaik karena koroner (PJK) akan tetapi sangat

terpengaruh oleh energi dari terapis sedikit mendapat perhatian untuk

tersebut (Richard Gordon, 2006). menangani kecemasan. Hal ini yang

Fenomena ini juga didapat membuat ketertarikan peneliti untuk

oleh peneliti selama melakukan studi melakukan penelitian pada kelompok

pendahuluan di ruang Intensive pasien penyakit jantung koroner

Cardio Care Unit (ICCU) RSUD Dr. (PJK) dengan adanya kecemasan.

Soedarso Pontianak, peneliti Oleh karena itu, tujuan utama dari

melakukan pengkajian dan penelitian ini adalah untuk

melakukan wawancara terhadap menyelidiki apakah tindakan terapi

pasien yang mendapat perawatan di sentuhan quantum akan mengurangi

ruangan tersebut. Saat dilakukan tingkat kecemasan pada pasien

pengkajian terlihat pasien tampak penyakit jantung koroner (PJK).

gelisah dan pada saat wawancara Tujuan umum penelitian ini

pasien mendapat pertanyaan adalah: untuk menguji pengaruh

mengapa anda gelisah salah satunya terapi sentuhan quantum terhadap

pasien menjawab adanya cemas pasien dengan penyakit jantung

dalam fikiran pasien diakibatkan koroner (PJK) dan tujuan khusus

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
7

Artikel Ilmiah

adalah mengidentifikasi tingkat ini adalah pasien yang memiliki

kecemasan sebelum dan sesudah penyakit jantung koroner (PJK).

terapi umum pada kelompok control, Pada kelompok intervensi diberikan

mengidentifikasi tingkat kecemasan terapi sentuhan quantum sedangkan

sebelum dan sesudah terapi umum kelompok kontrol diberikan terapi

pada kelompok intervensi, menguji umum.

perbedaan tingkat kecemasan Responden yang dipilih

sebelum dan sesudah terapi umum sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

(medikasi) pada kelompok control, akan dinilai tingkat kecemasannya

menguji perbedaan tingkat sebelum dan sesudah terapi, terapi

kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan selama 4 hari berturut-

pemberian terapi sentuhan quantum turut. Instrument untuk mengukur

pada kelompok intervensi, menguji kecemasan adalah The Self Rating

perbedaan tingkat kecemasan pada Anxiety Scale of Zung (ZSAS)

kelompok kontrol dan intervensi dengan skala yang digolongkan

setelah diberikan terapi. kedalam tingkat kecemasan yaitu

1.2 Metode normal (20-44), kecemasan ringan

Penelitian ini merupakan sampai sedang (45-59), kecemasan

penelitian kuantitatif, menggunakan berat (60-74), dan kecemasan panik

desain penelitian Quasy Experiment, (75-80) (William W.K Zung, 1971).

design with pre-post test control

group (Notoatmodjo, 2005).

Kelompok intervensi pada penelitian

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
8

Artikel Ilmiah

1.3 Hasil dan Pembahasan dapat diindikasikan bahwa pengaruh

1.3.1 Karateristik Responden jenis kelamin telah dapat dikontrol.

Berikut ini adalah gambaran Dari data tersebut dapat

karateristik responden berdasarkan disimpulkan bahwa laki-laki banyak

jenis kelamin dan umur pasien menderita Penyakit Jantung Koroner

penyakit jantung (PJK) yang dirawat (PJK) dibandingkan dengan

di ruang ICCU RSUD Dr. Soedarso perempuan. Hal ini sesuai dengan

Pontianak. literatur yang mengatakan bahwa

Tabel 4.1 Jenis Kelamin dan Umur Pasien penyakit jantung koroner lebih sering
Kelompok
Total
Kontrol Intervensi menyerang laki-laki dibandingkan
F % F % f %
Jenis Kelamin dengan perempuan dikarenakan jenis
Laki-laki 11 34,38 12 37,50 23 71,88
Perempuan 5 15,63 4 12,50 9 28,13 kelamin laki-laki memiliki faktor
Umur
40-50 tahun 4 12,50 5 15,63 9 28,13 resiko yang lebih tinggi disebabkan
51-60 tahun 4 12,50 6 18,75 10 31,25
> 60 tahun 8 25,00 5 15,63 13 40,63 oleh gaya hidup menjadi faktor
Total 16 50,00 16 50,00 32 100,00
prepitasi seperti kebiasaan merokok,

Dari tabel 4.1 didapatkan budaya dalam meminum alkohol,

hasil bahwa baik pasien pada serta mengkonsumsi makanan tinggi

kelompok kontrol maupun kelompok lemak (Corwin, 2009).

intervensi umumnya adalah laki-laki. 1.3.2 Gambaran Tingkat


Kecemasan Pasien Penyakit
Dapat dilihat bahwa jenis kelamin
Jantung Koroner pada Kelompok
antara kelompok intervensi dan non
Kontrol dan Kelompok Intervensi
intervensi adalah homogen, sehingga Diagram 4.1 Tingkat Kecemasan Sebelum
Perlakuan Berdasarkan The Self
Rating Anxiety Scale of Zung
(ZSAS)

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
9

Artikel Ilmiah

Pengukuran tingkat
Sebelum Perlakuan
Tingkat Kecemasan
100% 18,75 18,75
Panik kecemasan dilakukan pada sebelum
81,25 81,25
Berat
0% dan setelah diberikan terapi. Pada
Sedang
Normal hari pertama, tingkat kecemasan dari
Kelompok
16 pasien sebelum dilakukan terapi

umum (medis) memiliki rata-rata


Diagram 4.2 Tingkat Kecemasan Setelah
Perlakuan Berdasarkan The Self 57,88. Rata-rata tingkat kecemasan
Rating Anxiety Scale of Zung
(ZSAS)
ini berada dalam kecemasan ringan
Tingkat Kecemasan
Setelah Perlakuan

100% 0,00 0,00 sampai sedang (45-59). Untuk hari


31,25
Panik
100,00
68,75
0,00 Berat kedua dan ketiga hampir sama
0%
Sedang
dengan hari pertama dimana setelah
Normal

Kelompok dilakukan terapi umum terjadi

peningkatan kecemasan.
Berikut adalah hasil pengukuran
Berbeda dengan tiga hari
kecemasan kepada 16 pasien
sebelumnya, pada hari keempat
kelompok kontrol (kontrol) sebelum
didapatkan penurunan tingkat
dan sesudah terapi umum:
kecemasan, yaitu dari 55,69 menjadi

60,00 58,69
57,88 54,06. Walaupun terdapat penurunan,
58,00 55,69
56,00 54,56 54,06
53,81
53,38
52,94 Sebelum tingkat kecemasan sebesar 54,06
54,00
52,00 Setelah
masih dikategorikan pada tingkat
50,00
Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 yang ringan hingga sedang (45-59).

Sama halnya pada kelompok


Diagram 4.3 Tingkat Kecemasan Sebelum dan
Setelah Terapi Umum (Medis)
pada Kelompok Kontrol kontrol, pada kelompok intervensi

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
10

Artikel Ilmiah

juga diukur tingkat kecemasan sentuhan quantum, tingkat

sebelum dan setelah dilakukan terapi. kecemasan menjadi 46,38. Namun

Berikut adalah hasil pengukuran terlihat bahwa, setelah dilakukan

kepada 16 pasien kelompok terapi sentuhan quantum tingkat

intervensi : kecemasan menjadi semakin

57,75 54,56 menurun dibandingkan sebelum


60,00 52,56 50,38
46,38 45,50 43,94 42,25
terapi. untuk hari kedua, ketiga dan
40,00
Sebelum
20,00 keempat hampir sama dengan hari
Setelah
0,00
pertama dimana setelah diberikan
Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4
terapi sentuhan quantum terjadi

Diagram 4.4 Tingkat Kecemasan Sebelum penurunan kecemasan bahkan hari


dan Setelah Terapi pada
Kelompok Intervensi (Terapi
Sentuhan Quantum) ketiga tingkat kecemasan sudah
Pada hari pertama, tingkat
terjadi normal pada beberapa pasien.
kecemasan dari 16 pasien sebelum
1.3.3 Pengaruh Terapi Umum
dilakukan terapi sentuhan quantum
(Medis) pada Tingkat Kecemasan
dengan rata-rata 57,75. Nilai ini tidak
Pasien Penyakit Jantung Koroner
begitu jauh jika dibandingkan dengan
Tabel 4.4 Hasil Uji Wilcoxon untuk Melihat
Perbedaan Tingkat Kecemasan
tingkat kecemasan sebelum Sebelum dan Setelah Terapi Umum
(Medis)
Z p-
dilakukan terapi pada kelompok Kelompok
hitung value
Keterangan
Sebelum
Tidak
kontrol (57,88). Walaupun berbeda Perlakuan
-0,412 0,681 Terdapat
Setelah
perbedaan
Perlakuan
satu satuan, rata-rata tingkat
Perhitungan uji wilcoxon
kecemasan ini masih berada dalam
mendasarkan perhitungan data
kecemasan ringan sampai sedang
berdasarkan hasil rangking.
(45-59). Setelah dilakukan terapi

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
11

Artikel Ilmiah

Pengujian dinyatakan signifikan penyakit jantung koroner sering

(menolak Ho) jika p-value < α memiliki kecemasan, dimana

(0,05). Hasil perhitungan didapat p- kecemasan ini akan mengganggu

value sebesar 0,681yang lebih pasien bahkan akan dapat

besardari α (0,05) sehingga H0 memperparah.

diterima. Dapat disimpulkan bahwa


Hasil ini sesuai dengan
tidak terdapat perbedaan tingkat
penelitian Shen Demin (1997) yang
kecemasan sebelum dan setelah
menyatakan bahwa salah satu faktor
dilakukan terapi umum (medis), atau
yang mempengaruhi penyakit atau
tidak ada pengaruh terapi umum
kekambuhan pada pasien jantung
(medis) pada penurunan tingkat
koroner adalah stres psikologi yang
kecemasan.
akan menimbulkan kecemasan.
Hasil nilai statistik diatas
Kecemasan yang dialami oleh
menunjukkan bahwa terdapat
individu berperan terhadap
kecemasan baik yang sebelum
timbulnya serangan PJK dan terjadi
dilakukan terapi umum (medikasi)
peningkatan kejadian miokard infark.
dan yang sudah mendapatkan terapi
Mekanisme pengaruh kecemasan
umum. Untuk tingkat kecemasan
terhadap timbulnya serangan PJK
kedua kelompok kontrol dan
menurut (Kaplan, Saddock & Greb,
intervensi sebelum diberikan terapi
1997) bahwa kecemasan akan
juga didapatkan hasil bahwa terdapat
mempengaruhi terjadinya perubahan
kecemasan yang sama. Hal ini
dalam tonus autonomik jantung yang
menunjukkan bahwa pada pasien
selanjutnya meningkatkan stimulus

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
12

Artikel Ilmiah

system saraf simpatis. Stimulus value sebesar 0,000 yang

system saraf simpatis akan lebihkecildari α (0,05) sehingga H0

menyebabkan peningkatan denyut ditolak. Dapat disimpulkan bahwa

jantung, peningkatan tekanan darah, terdapat perbedaan tingkat

vasokonstriksi, penurunan fungsi kecemasan sebelum dan setelah

endoteal, aktivasi platelet, perubahan dilakukan terapi sentuhan quantum,

hemostatik dan hemokonsentrasi. atau terdapat pengaruh terapi

Kondisi inilah yang menjadi faktor sentuhan quantum pada penurunan

risiko munculnya serangan PJK. tingkat kecemasan.

1.3.5 Perbedaan Penurunan


1.3.4 Pengaruh Terapi Sentuhan
Tingkat Kecemasan Kelompok
Quantum pada Tingkat
Intervensi dan Kontrol Setelah
Kecemasan Pasien Penyakit
Diberikan Perlakuan
Jantung Koroner
Tabel 4.4 Hasil Uji Mann-Whitney untuk
Tabel 4.4 Hasil Uji Wilcoxon untuk Melihat Melihat Perbedaan Tingkat
Perbedaan Tingkat Kecemasan Kecemasan Kelompok Intervensi dan
Sebelum dan Setelah Terapi Sentuhan Kontrol Setelah Perlakuan
Quantum Mann-
Jumlah p-
Z p- Kelompok n Whitney Keterangan
Kelompok Intervensi Keterangan Rangking
(uji Z)
value
hitung value
Sebelum Perlakuan Terdapat Kontrol 16 24,5
-3,517 0,000 Terdapat
Setelah Perlakuan perbedaan -4,84 0,00
Perbedaan
Intervensi 16 8,5

Perhitungan uji wilcoxon


Pengujian dinyatakan
mendasarkan perhitungan data
signifikan (menolak Ho) jika p-value
berdasarkan hasil rangking.
< α (0,05). Terlihat bahwa hasil
Pengujian dinyatakan signifikan
perhitungan p-value sebesar 0,000
(menolak Ho) jika p-value < α
yang lebih kecil dari α (0,05) maka
(0,05). Hasil perhitungan didapat p-

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
13

Artikel Ilmiah

H0 ditolak. Dengan demikian dapat medan energi yang kompleks. Pada

disimpulkan bahwa terdapat kondisi sehat medan energi akan

perbedaan tingkat kecemasan pada menjadi seimbang sedangkan pada

kelompok intervensi dan kelompok keadaan sakit terjadi ke tidak

kontrol. seimbangan medan energi.

Hasil penelitian ini


Pada penelitian lain yang
menunjukkan bahwa adanya
dilakukan oleh Hjersted & Jones
penurunan yang cukup bermakna
(2008) terapi sentuhan merupakan
dimana pasien penyakit jantung
terapi integratif yang dapat
koroner yang sebelum diberikan
digunakan sebagai nonfarmakologi
terapi sentuhan quantum dinilai
dalam intervensi keperawatan untuk
tingkat kecemasannya dan setelah
membantu pasien yang mengalami
diberi terapi dinilai lagi kecemasan
masalah kecemasan. Dari penelitian
di dapatkan penurunan dalam nilai
ini didapatkan bahwa setelah
skala kecemasannya.
dilakukan terapi sentuhan kecemasan

Hal ini sesuai dengan pasien berkurang.

literatur yang menjelaskan bahwa


1.4 Simpulan dan Saran
terapi sentuhan berpengaruh
1.4.1 Simpulan Umum
terhadapa penurunan kecemasan.
Terdapat pengaruh sentuhan
Menurut lembaga Bassett Healthcare
quantum terhadap kecemasan pada
(2002) terapi sentuhan
pasien penyakit jantung koroner.
mempengaruhi tubuh, pikiran, dan

emosi yang bergabung membentuk

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
14

Artikel Ilmiah

1.4.2 Simpulan Khusus serta terdapat pengaruh dari terapi

1) Kecemasan pada kelompok sentuhan quantum dalam

kontrol sebelum dan sesudah menurunkan tingkat kecemasan.

terapi umum terdapat kecemasan 5) Adanya perbedaan tingkat

bahkan setelah diberikan terapi kecemasan pada kelompok

semakin meningkat intervensi dan kelompok kontrol

kecemasannya. hal ini ditunjukkan dengan setelah

2) Kecemasan kelompok intervensi dilakukan perlakuan tingkat

sebelum dan sesudah terapi kecemasan pada kelompok

sentuhan quantum terdapat intervensi lebih rendah

penurunan kecemasan pada pasien dibandingkan pada kelompok

yang diberikan terapi. kontrol.

3) Tingkat kecemasan pada 1.5 Saran

kelompok kontrol sebelum dan 1) Bagi Pendidikan

setelah dilakukan terapi medis Diharapkan hasil penelitian ini

(umum) tidak terdapat perbedaan dapat menambah wawasan dan

serta tidak adanya pengaruh terapi pengetahuan bagi mahasiswa

medis (umum) pada penurunan keperawatan serta dapat dijadikan

tingkat kecemasan. sebagai salah satu materi mata

4) Tingkat kecemasan sebelum dan ajar bagi terapi komplementer.

setelah dilakukan terapi sentuhan 2) Bagi Pelayanan Kesehatan

quantum terdapat perbedaan Hal ini diharapkan dapat menjadi

dimana keceman semakin turun bahan pertimbangan bagi tenaga

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
15

Artikel Ilmiah

kesehatan dalam menurunkan intervensi terapi sentuhan

kecemasan pasien tanpa quantum.

menggunakan obat karena dengan Pasien yang dijadikan sebaiknya

megggunakan sentuhan quantum kriteria harus sama apakah pasien

terbukti dapat menurunkan yang baru pertama kali masuk

kecemasan. rumah sakit atau pasien berulang

3) Bagi Penelitian Selanjutnya yang menderita penyakit jantung

Direkomendasikan untuk koroner sehingga pengalaman

melakukan penelitian selanjutnya kecemasan akan lebih sama.

dengan jumlah responden yang

lebih banyak serta waktu

penelitian yang lebih lama dalam

memberikan intervensi antara

kelompok intervensi dan non

1.6 Daftar Pustaka

American Academy of Family Brunner and Suddart. (2001). Buku


Physicians, (2009). Ajar Keperawatan Medikal
Generalized Anxiety Disorder: Bedah. Edisi 8 , Volume 2.
Practical Assessment and Jakarta: EGC
Management. American
Family Physician. Corwin, E.J. (2009). Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: EGC
Basset Healthcare. (2002).
Alternative Medicine diambil Depkes RI, (2006). Pharmaceutical
pada tanggal 25 September care untuk pasien penyakit
2013,http://www.basset.org/ph jantung koroner fokus sindrom
armacy/altMedicine/altMedicin koroner akut. Direktorat Bina
e.aspx Farmasi Komunitas dan Klinik.

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com
16

Artikel Ilmiah

Ditjen Bina Kefarmasian dan viehoff, F., Cristian Deter, H.,


Alat Kesehatan. (2011). Treating anxiety in
patients with coronary heart
Hjersted-Smith, C., & Jones, S. disease: A Randomized
(2006). The effects of healing Controlled Trial, Department
touch on pain and anxiety of Psychosomatic Medicine
and Psychotherapy.New York:
Jackson, E. D (2008). Does
Prentice Hall.
Therapeutic Touch Help
Reduce Pain and Anxiety. Notoatmodjo, S.(2005). Metodologi
Clinical Journal of Oncology penelitian kesehatan. Cetakan
Nursing. Ketiga. Jakarta : PT Rineka
Januzzi J.L, Jr., Stern T.A., Pasternak Cipta.
R. C., & Sanctis R.W. (2000). Orth-Gomér K, Schneiderman N,
The influence of anxiety and Wang HX, Walldin C, Blom
depression on outcomes of M, Jernberg T (2009). Stress
patients with coronary artey reduction prolongs life in
disease, American Medical women with coronary disease:
Association. Vol 160. the Stockholm Women’s
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., & Greb . Intervention Trial for Coronary
J.A (1997). Sinopsis psikiatri, Heart Disease (SWITCHD).
edisi 7, Jakarta: Binarupa Circ Cardiovasc Qual
Aksara. Outcomes.

Kellly, A.E., Sullivan, P., Fawcett, J., Richard, G. (2012). Quantum Touch.
& Samarel, N. (2004). Jakarta: Ufuk Press
Therapeutic touch, qiuet time, Shen, D. (1997). Penyakit jantung
and dialoque: Perceptions of koroner. RS. Rajawali Yayasan
women with breast cancer. Kemanusiaan Bandung
Oncology Nursing Forum,
31(3), 625-631. Vitale, A. (2007). An integrative
review of Reiki touch therapy
Krieger, D. (1979). The therapeutic research. Holistic Nursing
touch: How to use your hands
to help or to heal. William, W.K. Z. (1971). A rating
instrument for anxiety
Lafreiner, K.D. (1999) . Effect of disorders. Psychosomatics.
therapeutic touch on
biochemical and mood
indicators in women. Journal
of Alternative and
Complementary Medicine, 367-
370

Merswolken, M., Siebenhuener, S.,


Orth-Gomer, K., Zimmermann-

Program Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan


suhaimifauzan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai