PENDAHULUAN
1 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
Pemberian cairan/obat intravena, selain bisa langsung memasukannya ke
vena, bisa juga secara tidak langsung yaitu dengan memasukan obat intravena
melaui selang infus.
Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan
luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi
penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi
tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan
yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
2. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemberian oksigen.
3. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian caiaran/obat intravena.
4. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemberian caiaran/obat intravena.
5. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian caiaran/obat intravena
melalui selang infus.
6. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemberian caiaran/obat intravena
melalui selang infus.
7. Untuk mengetahui pengertian dari perawatan luka.
8. Untuk mengetahui prosedur kerja dari perawatan luka.
BAB II PEMBAHSAN
3 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
A.PEMASANGAN OKSIGENASI
KONSEP OKSIGENASI
PENGERTIAN
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
Oksigen (O2) ke dalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2)
sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematologi.
4 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
ü Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
c. Faktor Perilaku
ü Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis, konsumsi makanan
mengandung CO (carbon monoksida)
ü Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
ü Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
ü Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi
pusat pernafasan
ü Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
d. Faktor Lingkungan
ü Tempat kerja (polusi)
ü Suhu lingkungan
ü Ketinggian tempat dari permukaan laut
MACAM-MACAM ALAT TERAPI OKSIGEN
5 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu dengan
kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan cara
memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan mengaitkannya
di belakang telinga. Panjang selang yang dimasukan ke dalam lubang dihidung
hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm. Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang
paling mudah, sederhana, murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk
segala umur, cocok untuk pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan
efektif dalam mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak
mengganggu klien untuk melakukan aktivitas, seperti berbicara atau makan.
(Aryani, 2009:54)
Tujuan
a. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan
oksigen minimal.
b. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
(Aryani, 2009:54)
Indikasi
Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk
memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi,
2008:67)
Prinsip
a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
b. Membutuhkan pernapasan hidung
c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %.
(Suparmi, 2008:67)
6 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
2. Pemberian Oksigen Melalui Masker Oksigen
Pengertian
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang
dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien.Masker oksigen
umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat
mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask bermacam-macam. Perbedaan
antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada adanya vulve yang
mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani, 2009:54)
Macam Bentuk Masker :
a. Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60% dengan
kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
b. Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan
kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang baik,
saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup
melalui lubang antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari
kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian
tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada
simple face mask. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
7 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah. (Asmadi,
2009:33)
8 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
INSTRUKSI KERJA
PEMBERIAN TERAPI OKSIGENASI
1. Persiapan alat
Menyiapkan alat antara lain :
1. Nasal kanul / masker sederhana / masker NRBM, sesuai ukuran pasien
2. Selang oksigen
3. Tabung oksigen dengan manometernya
4. Humidifier
5. Water steril (aquadest) / air matang / air mineral
6. Flowmeter (pengukur aliran)
7. Plester
8. Gunting plester
9. Alat tulis
2. Persiapan pasien
Pembukaan
a. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b. Menempatkan pasien / keluarga dalam kondisi nyaman dan kondusif
Menjelaskan tujuan dan proses pemberian terapi oksigenasi pada keluarga
pasien
5. Prosedur Pemasangan
9 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Alat-alat didekatkan pasien
2. Cuci tangan
3. Pasang manometer pada tabung oksigen
4. Pasang flowmeter dan pastikan alirannya mati terlebih dahulu
5. Pasang botol humidifier
6. Sambung selang oksigenasi dengan humidifier
7. Buka aliran flowmeter untuk mengecek aliran oksigen
8. Atur aliran oksigen sesuai indikasi
9. Pasang alat terapi oksigen pada pasien
10. Amati respon pasien
11. Pasang plester untuk fiksasi
12. Rapikan pasien dan alat-alat
13. Dokumentasikan prosedur dan respon pasien
10 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
B.PROSEDUR KERJA MENGGANTI PERBAN
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Indikasi
- pada penderita yang luka nya akan di periksa oleh dokter atau di beri obat
kompres yang baru.
4. Persiapan Alat
11 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
- pinset anatomi 2 buah
- duk penutup
- gunting perban
- plester
- pembalut
5. Prosedur Tindakan
- pasien di beritahukan
- kalau luka dibalut, balutan digunting dengan gunting perban kalau memakai
plester dengan tangan perawat di lepaskan dari lekatan nya
12 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
- ambil satu pinset pembalut kain kasa , pembalut di buka di angkat dan di
masukkan dalam bengkok
- ambil kapas bersih dengan pinset tadi,bersihkan bekas-bekas plester bila ada
kemudian buang ke dalam bengkok dengan pinset nya ( pinset nya tidak boleh
dipakai lagi )
- ambil pinset yang lain, satu ditangan kiri dan satu lagi ditangan kanan ( pinset
ditangan kiri hanya digunakan untuk mengambil kain kasa,kapas dan lain-lain
yang dipergunakan sedangkan pinset ditangan kanan langsung berhubungan
dengan luka )
- kalau luka perlu di kompres tangan kiri mengambil kasa celupkan kedalam
kompres bila diperlukan , peras dengan tangan kanan,kompres di letakkan di atas
luka sampai secukup nya
- tangan kiri mengambil pot plastic , pindahkan tangan kanan letakkan di atas
kompres tadi hingga kompres tertutup ( plastic sedikit lebih besar dari pada
kompres)
- tutup dengan kain kasa kering ( steril )
13 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
- ila perlu pasang tabir
14 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
C.PEMBERIAN OBAT MEMALUI INTRAVENA
2.2.Tujuan
Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :
a. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi
perenteral lain . Sehingga sering digunakan pada pasien yang sedang gawat
darurat.
b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
15 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
B. Kontraindikasi
Tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
2.4.Lokasi Pemberian
16 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
Pemberian Obat Melalui infus ( secara tidak langsung ) ada dua cara,
yaitu :
1) Pemberian obat intravena melalui wadah,dan
2) Pemberian obat intravena melalui selang.
17 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
B. Kerugian :
Efek toksik mudah terjadi karena keadaan obat yang tinggi segera
mencapai darah dan jaringan. Disamping itu, obat yang di suntikkan tidak dapat di
tarik kembali. Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah
dan yang menyebakan hemolisis. Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi
di lokasi pemasangan infuse.
1) Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.
2) Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan
yang ada dalam catatan medic atau status pasien, yaitu nama obat, dosis, waktu
dan cara pemberiannya.
3) Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.
4) Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.
5) Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang lain
sebelum disterilkan .
6) Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat, atau
ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.
7) Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melikai
tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.
8) Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu sebab
ada kemungkinan timbul reaksi alergi.
18 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
3.1.Pemberian Obat Melalui Intravena (Secara Langsung)
A. Persiapan alat dan bahan :
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
2. Kapas alkohol dalam tempatnya.
3. Sarung tangan.
4. Cairan pelarut.
5. Obat yang sesuai.
6. Spuit 2ml – 5 ml.
7. Bak spuit/bak instrumen.
8. Bengkok.
9. Plester.
10. Gunting.
11. Perlak pengalas.
12. Karet pembendung ( tourniquet ).
13. Kasa steril ( bila perlu ).
19 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
9. Desinfeksi dengan kapas alcohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam
keluar denagn diameter kurang lebih 5 cm.
10. Ambil spuit yang berisi obat dan pegang kapas alcohol pada tangan yang tidak
dominan.
11. Tarik kulit kebawah dengan tangan yang tidak dominan agar kulit menjadi
kencang kemudian lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah, dengan sudut 300 sejajar dengan vena yang
ditusuk.
12. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis.
13. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah
penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakkan letakkan
kedalam bengkok.
14. Tutup area penuskkan dengan kapas alkohol kemudian fiksasi atau dengan
menggunakkan kasa steril bila perlu.
15. Buka sarung tangan.
16. Cuci tangan.
20 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
6. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
7. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat berlahan – lahan ke dalam kantong atau wadah cairan.
8. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong
cairan secara perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
9. Perikasa kecepatan infus.
10. Buka sarung tangan.
11. Cuci tangan.
12. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
21 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas
oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada klien dapat melalui 3 cara, yaitu melalui kateter nasal , kanula nasal,
dan masker oksigen.
Pemberian obat intravena adalah cara memberikan obat pada vena secara
langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena cephalika (lengan), vena
sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala),
yang bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung dan masuk ke dalam pembuluh
darah.
Mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih yang bertujuan
untuk Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorpsi cairan dan dapat
menjaga kebersihan luka, Melindungi luka dari kontaminasi, Dapat menolong
hemostatis (bila menggunakan elastic verband), Menurunkan pergerakan dan
trauma,Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan.
22 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN