Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Keperawatan merupakaan hasil proses kerjasama manusia dengan manusia
lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat. Dalam perkembangan ilmu 
keperawatan saat ini perawat dituntut untuk lebih professional dalam melakukan
tindakan keperawatan yaitu pelayanan yang memuaskan dan meyakinkan.

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh


manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun
psikologi.Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia


atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007). Pemberian terapi oksigen
adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang
mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru yang melalui saluran pernapasan
dengan menggunakan alat khusus.

Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat


intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan,
pemantauan hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan
ginjal.Pemberian cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian
sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui jarum , ke dalam pembuluh vena
( pembuluh balik ) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh

1 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
Pemberian cairan/obat intravena, selain bisa langsung memasukannya ke
vena, bisa juga secara tidak langsung yaitu dengan memasukan obat intravena
melaui selang infus.

Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan
luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi
penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi
tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan
yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pemberian oksigen ?


2. Bagaimana prosedur kerja dari pemberian oksigen ?
3. Apa pengertian dari pemberian caiaran/obat intravena?
4. Bagaimana prosedur kerja dari pemberian caiaran/obat intravena?
5. Apa pengertian dari pemberian caiaran/obat intravena melalui selang
infus ?
6. Bagaimana prosedur kerja dari pemberian caiaran/obat intravena melalui
selang infus ?
7. Apa pengertian dari perawatan luka ?
8. Bagaimana prosedur kerja dari perawatan luka ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian oksigen.

2 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
2. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemberian oksigen.
3. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian caiaran/obat intravena.
4. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemberian caiaran/obat intravena.
5. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian caiaran/obat intravena
melalui selang infus.
6. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemberian caiaran/obat intravena
melalui selang infus.
7. Untuk mengetahui pengertian dari perawatan luka.
8. Untuk mengetahui prosedur kerja dari perawatan luka.

BAB II PEMBAHSAN

3 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
A.PEMASANGAN OKSIGENASI

KONSEP OKSIGENASI

         PENGERTIAN
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
Oksigen (O2) ke dalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2)
sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematologi.

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI


a.      Faktor Fisiologi
ü   Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia
ü  Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas
bagian atas
ü  Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2
terganggu
ü  Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dan
lain-lain.
ü  Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru
b.      Faktor Perkembangan
ü  Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
ü  Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
ü  Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok
ü  Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru

4 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
ü  Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
c.       Faktor Perilaku
ü  Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis, konsumsi makanan
mengandung CO (carbon monoksida)
ü  Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
ü  Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
ü  Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi
pusat pernafasan
ü  Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
d.      Faktor Lingkungan
ü  Tempat kerja (polusi)
ü  Suhu lingkungan
ü  Ketinggian tempat dari permukaan laut

 
MACAM-MACAM ALAT TERAPI OKSIGEN

   1. Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul


      Pengertian   

5 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
    Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu dengan
kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan cara
memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan mengaitkannya
di belakang telinga. Panjang selang yang dimasukan ke dalam lubang dihidung
hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm. Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang
paling mudah, sederhana, murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk
segala umur, cocok untuk pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan
efektif dalam mengirimkan  oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak
mengganggu  klien untuk melakukan aktivitas, seperti berbicara atau makan.
(Aryani, 2009:54)

Tujuan
a.    Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan
oksigen minimal.
b.    Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
(Aryani, 2009:54)

Indikasi
Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk
memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi,
2008:67)
 Prinsip
    a.  Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
     b.    Membutuhkan pernapasan hidung
     c.    Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %.
(Suparmi, 2008:67)

6 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
  
    2. Pemberian Oksigen Melalui Masker Oksigen
Pengertian 
              Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang
dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien.Masker oksigen
umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat
mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask bermacam-macam. Perbedaan
antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada adanya vulve yang
mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani, 2009:54)
Macam Bentuk Masker :
a.  Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60% dengan
kecepatan aliran 5-8 liter/menit. 

 
      b.    Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan
kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang baik,
saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup
melalui lubang antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari
kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian
tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada
simple face mask. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)

7 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah. (Asmadi,
2009:33)

 c.    Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-


100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi
tidak bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup
terbuka pada saat inspirasi dan tertutup saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang
fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka
pada saat ekspirasi. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37). Indikasi : klien dengan kadar
tekanan CO2  yang tinggi. (Asmadi, 2009:34)

8 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
INSTRUKSI KERJA
PEMBERIAN TERAPI OKSIGENASI

1. Persiapan alat 
  Menyiapkan alat antara lain :
        1.       Nasal kanul / masker sederhana / masker NRBM, sesuai ukuran pasien
        2.       Selang oksigen
        3.       Tabung oksigen dengan manometernya
        4.       Humidifier
        5.       Water steril (aquadest) / air matang / air mineral
        6.       Flowmeter (pengukur aliran)
        7.       Plester
        8.       Gunting plester
        9.       Alat tulis

2. Persiapan pasien

    Pembukaan 
        a.    Memberikan salam dan memperkenalkan diri
        b.   Menempatkan pasien / keluarga dalam kondisi nyaman dan kondusif

3. Mengonfirmasikan tujuan dan prosedur pemberian terapi oksigenasi 

          Menjelaskan tujuan dan proses pemberian terapi oksigenasi pada keluarga
pasien

4.  Menilai kesiapan pasien 

        Petugas menyiapkan inform concent untuk ditandatangani

5. Prosedur Pemasangan

     Mengorganisasikan tindakan pemberian terapi oksigenasi


      Cara Pemasangan :

9 | Page
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
              1.      Alat-alat didekatkan pasien
              2.      Cuci tangan
              3.      Pasang manometer pada tabung oksigen
              4.      Pasang flowmeter dan pastikan alirannya mati terlebih dahulu
              5.      Pasang botol humidifier
              6.      Sambung selang oksigenasi dengan humidifier
               7.      Buka aliran flowmeter untuk mengecek aliran oksigen
              8.      Atur aliran oksigen sesuai indikasi
               9.      Pasang alat terapi oksigen pada pasien
              10.  Amati respon pasien
              11.  Pasang plester untuk fiksasi
              12.  Rapikan pasien dan alat-alat
              13.  Dokumentasikan prosedur dan respon pasien
 

10 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
B.PROSEDUR KERJA MENGGANTI PERBAN

1. Pengertian

Mengganti balutan / perban adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti


balutan dalam perawatan luka untuk mencegah infeksi silang dengan cara
menjaga agar luka tetap dalam keadaan bersih.

2. Tujuan

- untuk membersihkan luka

- memberi rasa aman dan nyaman

- untuk membersihkan obat luka

3. Indikasi

-pada balutan yang sudah kotor

- pada penderita yang luka nya akan di periksa oleh dokter atau di beri obat
kompres yang baru.
4. Persiapan Alat

Alat-alat yang steril:

11 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
- pinset anatomi 2 buah

- pinset chirugi 1 buah

- gunting runcing bila ingin mengangkat jahitan

- mangkok kecil 2 buah masing-masing berisi: sublimate submencurothroom /


alcohol atau kompres yang baru ( menurut kebutuhan )

- kapas beberapa gelintir

- kain kasa secukup nya s

- bengkok/ kapas bersih di dalam bengkok

- potongan plastik ( bila luka di kompres )

- duk penutup

Alat-alat yang tidak steril:

- gunting perban

- plester

- pembalut

5. Prosedur Tindakan

- alat- alat diletakkan di meja dekat pasien

- perawat mencuci tangan

- pasien di beritahukan

- kalau luka dibalut, balutan digunting dengan gunting perban kalau memakai
plester dengan tangan perawat di lepaskan dari lekatan nya

- duk penutup di buka letakkan di dekat penderita ( duk diletakkan terbalik )

- bengkok di letakkan di atas duk tadi

12 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
- ambil satu pinset pembalut kain kasa , pembalut di buka di angkat dan di
masukkan dalam bengkok

- ambil kapas bersih dengan pinset tadi,bersihkan bekas-bekas plester bila ada
kemudian buang ke dalam bengkok dengan pinset nya ( pinset nya tidak boleh
dipakai lagi )

- ambil pinset yang lain, satu ditangan kiri dan satu lagi ditangan kanan ( pinset
ditangan kiri hanya digunakan untuk mengambil kain kasa,kapas dan lain-lain
yang dipergunakan sedangkan pinset ditangan kanan langsung berhubungan
dengan luka )

- tangan kiri mengambil kapas, celupkan kedalam sublimate, pindahkan ke tangan


kanan ( ujung pinset tidak boleh bersentuhan )kemudian bersihkan luka itu hanya
dengan satu kali jalan saja untuk setiap gelintir kapas

- kalau luka perlu di kompres tangan kiri mengambil kasa celupkan kedalam
kompres bila diperlukan , peras dengan tangan kanan,kompres di letakkan di atas
luka sampai secukup nya

- tangan kiri mengambil pot plastic , pindahkan tangan kanan letakkan di atas
kompres tadi hingga kompres tertutup ( plastic sedikit lebih besar dari pada
kompres)
- tutup dengan kain kasa kering ( steril )

- kompres( luka ) di plester / perban menurut kenutuhan dengan rapi

- pinset kiri masukkan kedalam bengkok

- dengan pinset masukkan kotoran-kotoran ke dalam kantong plastik


- setelah selesai pasien ( penderita ) di rapikan dan alat-aat di bersihkan
- perawat mencuci tangan bahaya penularan.

6. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

- tekhnik aseptic harus di perhatikan

- jangan menyinggung perasaan pasien

13 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
- ila perlu pasang tabir

- ruangan dalam keadaan bersih

- memoerhatikan apakah ada pendarahan / otoran lain

- sebelum dan sesudah menolong pasien,perawat harus mencuci tangan


mengingat 

14 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
C.PEMBERIAN OBAT MEMALUI INTRAVENA

.    Pengertian Obat


Obat adalah obat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien
yang memiliki masalah kesehatan. (Potter &Perry :991)
B.     Pengertian Pemberian Obat Melalui Intravena
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh
darah yang menghantarkan darah ke jantung.

2.2.Tujuan
Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :
a.       Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi
perenteral lain . Sehingga sering digunakan pada pasien yang sedang gawat
darurat.
b.      Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
c.       Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

2.3.Indikasi dan Kontraindikasi


A.    Indikasi
1.      Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan dengan
cepat.
2.      Pasien yang terus menerus muntah – muntah.
3.      Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat mulutnya.
4.      Pasien yang tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral dan steril.
5.      Typoid.
6.      Sesak nafas .
7.      Epilepsi atau kejang – kejang.

15 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
B.     Kontraindikasi
Tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.

2.4.Lokasi Pemberian

1. Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika).


2. Pada Tungkai (v. Spahenous).
3. Pada Leher (v. Jugularis).
4. Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak –
anak.

2.5.Macam-macam Cara Pemberian Obat Melalui Intravena


1.      Secara langsung, dan
2.      Tidak langsung :
       Dengan pelantaraan Infus Intravena, maka cairan atau darah dapat
dimasukaan ke dalam pembuluh vena. Cairan yang di masukkan dengan cara
demikian ini harus di alirkan perlahan – lahan masuk ke dalam pembuluh vena
bersangkutan.
( Bouwhuizen M. : 9 )
          Pasien yang terpasang infus mendapat order obat yang dimasukkan secara
intravena. Maka perawat tidak perlu membuat tusukan baru tetapi memasukan
obat melaui karet pada pipa infus yang di ranacang untuk memasukan obat atau
melalui botol infus. Dalam tindakaan ini, perawat harus memperhatikan teknik
aseptik yaitu dengan mengusap tempat yang akan di tusuk dengan kapas
antiseptik. Klem infus di matikan selama obat di masukn dan apabila sudah
selesai, kecepatan tetesan di atur krmbali.
( Priharjo Robert : 69 )

16 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
Pemberian Obat  Melalui infus ( secara tidak langsung ) ada dua cara,
yaitu :
1)      Pemberian obat intravena melalui wadah,dan
2)      Pemberian obat intravena melalui selang.

A.     Pemberian Obat melalui Intravena (Secara Langsung).


Merupakan pemberian obat dengan cara memasukkan obat melalui
pembuluh darah vena secara langsung. Pembuluh darah vena yang dapat
digunakan diantaranya vena mediana cubiti/cephalika/basilica (lengan), vena
saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala).
Tujuan :
a.       Agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah dibanding cara
parentral lainnya, dan
b.      Menghindari kerusakan jaringan lebih besar dan umumnya memasukkan obat
dalam jumlah yang lebih besar.

B.     Pemberian Obat Intravena Melalui Wadah (Tidak Langsung).


Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat
dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena.
Tujuannya : Untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar
terapeutik dalam darah.

C.     Pemberian Obat Intravena melalui selang (Tidak Langsung).

2.6.Keuntungan dan Kerugian


A.    Keuntungan :
Tidak mengalami tahap absorbsi, maka kadar obat dalam darah diperoleh
secara cepat, tepat dan dapat disesuaikam langsung dengan respon penderita.
Larutan tertentu yang iriatif  hanya dapat diberikan dengan cara ini karena dinding
pembuluh darah relative tidak sensitive dan bila di suntikkan perlahan – lahan
obat segera di encerkan oleh darah.

17 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
B.     Kerugian :
Efek toksik mudah terjadi karena keadaan obat yang tinggi segera
mencapai darah dan jaringan. Disamping itu, obat yang di suntikkan tidak dapat di
tarik kembali. Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah
dan yang menyebakan hemolisis. Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi
di lokasi pemasangan infuse.

2.7.Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

1)      Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.
2)      Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan
yang ada dalam catatan medic atau status pasien, yaitu nama obat, dosis, waktu
dan cara pemberiannya.
3)      Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.
4)      Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.
5)      Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang lain
sebelum disterilkan .
6)      Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat, atau
ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.
7)      Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melikai
tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.
8)      Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu sebab
ada kemungkinan timbul reaksi alergi.

18 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
3.1.Pemberian Obat Melalui Intravena (Secara Langsung)
A.    Persiapan alat dan bahan :
1.      Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
2.      Kapas alkohol dalam tempatnya.
3.      Sarung tangan.
4.      Cairan pelarut.
5.      Obat yang sesuai.
6.      Spuit 2ml – 5 ml.
7.      Bak spuit/bak instrumen.
8.      Bengkok.
9.      Plester.
10.  Gunting.
11.  Perlak pengalas.
12.  Karet pembendung ( tourniquet ).
13.  Kasa steril ( bila perlu ).

B.     Cara kerja :


1.      Cuci tangan.
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3.      Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan dengan cara membebaskan
daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup, buka
atau keataskan.
4.      Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat dalam sediaan bubuk makan larutkan dengan pelarut
(aquades steril).
5.      Pasang perlak atau pengalas dibawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
6.      Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak spuit/bak instrument.
7.      Lakukan pegikatan dengan karet pembendung (torniket) pada bagian atas
didaerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tagangkan dengan
tangan/minta banuan klien dengan cara mengepalkan tangannya.
8.      Pasang sarung tangan.

19 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
9.      Desinfeksi dengan kapas alcohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam
keluar denagn diameter kurang lebih 5 cm.
10.  Ambil spuit yang berisi obat dan pegang kapas alcohol pada tangan yang tidak
dominan.
11.  Tarik kulit kebawah dengan tangan yang tidak dominan agar kulit menjadi
kencang kemudian lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah, dengan sudut 300 sejajar dengan vena yang
ditusuk.
12.  Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis.
13.  Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah
penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakkan letakkan
kedalam bengkok.
14.  Tutup area penuskkan dengan kapas alkohol kemudian fiksasi atau dengan
menggunakkan kasa steril bila perlu.
15.  Buka sarung tangan.
16.  Cuci tangan.

3.2.Pemberian Obat Intravena Melalui Wadah (Tidak Langsung)


A.    Persiapan alat dan bahan :
1.      Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.
2.      Obat dalam tempatnnya.
3.      Wadah cairan ( kantong atau botol ).
4.      Kapas alcohol.
5.      Sarung tangan.

B.     Cara kerja :


1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.      Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4.      Pasang sarung tangan.
5.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.

20 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
6.      Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
7.      Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat berlahan – lahan ke dalam kantong atau wadah cairan.
8.      Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong
cairan secara perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
9.      Perikasa kecepatan infus.
10.  Buka sarung tangan.
11.  Cuci tangan.
12.  Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.

3.3.Pemberian Obat Intravena Melalui Selang (Tidak Langsung)


A.    Persiapan alat dan bahan :
1.      Spuit dan jarum yang sesui dengan ukuran.
2.      Obat dalam tempatnya.
3.      Selang intravena.
4.      Kapas alkohol.
5.      Sarung tangan.

B.     Cara kerja :


1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.
3.      Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.
4.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5.      Pasang sarung tangan.
6.      Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.
7.      Lakukan penyuntikan denagn memasukan jarum spuit hinnga menembus bagian
tengah dan masukan obat secara perlahan – lahan ke dalam selang intravena.
8.      Setelah selesai, tarik spuit.
9.      Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat.
10.  Buka sarung tangan.
11.  Cuci tangan
12.  Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya.

21 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas
oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada klien dapat melalui 3 cara, yaitu melalui kateter nasal , kanula nasal,
dan masker oksigen.

Pemberian obat intravena adalah cara memberikan obat pada vena secara
langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena cephalika (lengan), vena
sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala),
yang bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung dan masuk ke dalam pembuluh
darah.

Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau


memasukkan obat ke selang infus yang bertujuan untuk meminimalkan efek
samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.

Mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih yang bertujuan
untuk Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorpsi cairan dan dapat
menjaga kebersihan luka, Melindungi luka dari kontaminasi, Dapat menolong
hemostatis (bila menggunakan elastic verband), Menurunkan pergerakan dan
trauma,Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan.

22 | P a g e
MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai