Diajukan Guna Memenuhi Tugas Program Magang Industri (PMI) Praktek Klinik
Keperawatan Komperehensif Stase Keperawatan Dasar di Ruang Golek RSUD
Kabupaten Indramayu Tahun 2022
Disusun oleh :
Zakiyahtul Miskiyah
2006030
D3KP3A
2022
A. Pengertian
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses kehidupan
karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan
pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian Proses
pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian
oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang
menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar
berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013).
B. Penyebab
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi, dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur
dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan napas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan menyebabkan ketidakefektifas pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, kontraktilitas miokard juga
dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddaarth, 2002)
1) Lingkungan
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut mengakibatkan
panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian menyebabkan curah jantung
meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat. Sebaliknya pada lingkungan yang
dingin, pembuluh darah mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga
menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen. Pengaruh lingkungan terhadap
oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat. Pada tempat tinggi tekanan barometer
akan turun, sehingga tekanan oksigen juga turun. Implikasinya, apabila seseorang
berada pada tempat yang tinggi, misalnya pada ketinggian 3000 meter diatas permukaan
laut, maka tekanan oksigen alveoli berkurang. Ini mengindikasikan kandungan oksigen
dalam paru-paru sedikit. Dengan demikian, pada tempat yang tinggi kandungan
oksigennya berkurang. Semakin tinggi suatu tempat maka makin sedikit kandungan
oksigennya, sehingga seseorang yang berada pada tempat yang tinggi akan mengalami
kekurangan oksigen. Selain itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi
udara. Udara yang dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara, konsentrasi
oksigennya rendah. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak
terpenuhi secara optimal. Respon tubuh terhadap lingkungan polusi udara diantaranya
mata perih, sakit kepala, pusing, batuk dan merasa tercekik.
2) Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan
respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
3) Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan
oksigen meningkat.
4) Gaya Hidup
5) Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang
yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan.
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terapi oksigen adalah tindakan pemberian
oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atau FiO2 > 21 %. Tujuan
terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah respirasi
respiratorik, mencegah hipoksia jaringa, menurunkan kerja napas dan kerja otot
jantung, serta mempertahankan PaO2 > 60 % mmHg atau SaO2 > 90 %.
Indikasi pemberian oksigen dapat dilakukan pada :
1) Perubahan frekuensi atau pola napas
2) Perubahan atau gangguan pertukaran gas
3) Hipoksemia
4) Menurunnya kerja napas
5) Menurunnya kerja miokard
6) Trauma berat
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapa metode,
diantaranya adalah inhalasi oksigen (pemberian oksigen), fisiotrapi dada, napas dalam
dan batuk efektif, dan penghisapan lender atau subtioning (Abdullah ,2014).
a. Inhalasi oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan
oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernapsan dengan menggunakan alat bantu
oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan
mencega terjadinya hipoksia (Hidayat, 2009).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terdapat dua sistem inhalasi oksigen yaitu
sistem aliran rendah dan sistem aliran tinggi.
b. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara
postural drainase, clapping, dan vibrating, pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola
pernapasan dan membersihkan jalan napas (Hidayat, 2009).
1) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan menepuk-nepuk kulit tangan pada punggung pasien
yang menyerupai mangkok dengan kekuatan penuh yang dilakukan secara bergantian
dengan tujuan melepaskan sekret pada dinding bronkus sehingga pernapasan menjadi
lancar.
2) Vibrasi
Vibrasi merupakan suatu tindakan keperawatan dengan cara memberikan getaran yang
kuat dengan menggunakan kedua tangan yang diletakkan pada dada pasien secara
mendatar, tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan turbulensi udara yang
dihembuskan sehingga sputum yang ada dalam bronkus terlepas.
2) Postural drainase
Postural drainase merupakan tindakan keperawatan pengeluaran sekret dari berbagai
segmen paru dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi dan dalam pengeluaran sekret
tersebut dibutuhkan posisi berbeda pada stiap segmen paru.
3) Napas dalam dan batuk efektif
Latihan napas dalam merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveolus
atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk,
dan mengurangi stress. Latihan batuk efektif merupakan cara yang dilakukan untuk
melatih pasien untuk memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk
membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus, dari sekret atau benda asing di jalan
napas (Hidayat, 2009).
4) Penghisapan lendir
Penghisapan lender (suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lender sendiri. Tindakan ini
memiliki tujuan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigen
(Hidayat, 2009).
G. Pengkajian Keperawatan
1) Data subjektif
2) Data objektif
1) Data subjektif
2) Data objektif
1) Data subjektif
2) Data objektif
H. Diagnosis Keperawatan
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Pola Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan selama Pemantauan Respirasi (I.01014)
Efektif 3x24 jam diharapakan pola napas Tindakan
membaik dengan kriteria hasil : Observasi :
-monitor frekuensi, irama,
Pola Napas (L.01004) kedalaman, dan upaya napas
Frekuensi napas - monitor pola napas (seperti
1 ---> 3 bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kedalaman napas kussmaul, cheyne-stokes, biot,
1 ---> 3 ataksik)
Ekskursi dada - monitor kemampuan batuk efektif
1 ---> 3 - monitor adanya produksi sputum
- monitor adanya sumbatan jalan
napas
- palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
- auskultasi bunyi napas
- monitor saturasi oksigen
- monitor nilai AGD
- monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik :
-atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
-jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Terapeutik :
-bersihkan sekret pada mulut,
hidung dan trakea, jika perlu
- pertahankan kepatenan jalan
napas
- siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
- berikan oksigen tambahan, jika
perlu
- tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
- gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
Edukasi :
-ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi :
-kolaborasi penentuan dosis
oksigen
- kolaborasi penggunaan oksigen
saat aktivitas dan/atau tidur
J. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/19848014/LP_OKSIGENASI
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7593/8/Lampiran-Lampiran.pdf
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/
Eki_KTI_DIII_Keperawatan_Padang_2017.pdf