Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KONSEP PASIEN SEPTI DALAM PEMBERIAN OBAT

DISUSUN OLEH :

ANDISRIWAHYUNI NINGRAT

NIM: PO7120122001

POLTEKES KEMENKES PALU


Daftar Isi
Latar Belakang..............................................................................................................................................3
Tujuan..........................................................................................................................................................3
Metode......................................................................................................................................................... 3
Pembahasan..................................................................................................................................................... 3
12 langkah benar dalam pemberian obat.......................................................................................................... 3
PENUTUP....................................................................................................................................................... 4
Referensi..........................................................................................................................................................4
Latar Belakang
Keselamatan pasien berdasarkan JCI berkaitan dengan pemberian obat merupakan salah satu bentuk pelayanan yang bertujuan
agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup, mutu terjamin dan harga yang terjangkau
untuk mendukung pelayanan. yang bermutu serta memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas keselamatan
pasien. Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi (Dep Kes RI, 2005). Berdasarkan analisis kejadian beresiko dalam proses kefarmasian, kejadian obat yang
merugikan, kesalahan pengobatan dan reaksi obat yang merugikan menempati kelompok urutan utama dalam keselamatan pasien.
Hal ini memerlukan pendekatan ke sistem untuk mengelola, mengingat kompleksitas keterkaitan kejadian antara kesalahan
merupakan hal yang manusiawi dan proses farmakoterapi yang sangat kompleks. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya resiko
obat terebut adalah multifaktor dan multiprofesi yang kompleks jenis pelayanan medik, banyaknya jenis dan jumlah obat per
pasien, faktor lingkungan, beban kerja, kompetensi karyawan, kepemimpinan dan sebagainya (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2008). Penggunaan yang salah terhadap obat dapat menimbulkan kecacatan bahkan
kematian pada manusia. Kesalahan dalam pemberian obat sering ditemukan meliputi kekeliruan dalam mengidentifikasi pasien,
menetapkan jenis obat, order dosis yang salah, rute yang tidak tepat, waktu pemberian yang tidak tepat, obat yang menimbulkan
alergi atau kombinasi yang bertentangan sehingga menimbulkan akibat berupa kematian (Syamsuni, 2006; 36)

Tujuan
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam menerapkan langkah-langkah dalam pemberian obat kepada pasien
karena keselamatan pasien merupakan prioritas utama yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit.

Metode
Kajian ini menggunakan literature review berdasarkan buku teks, buku referensi, jurnal e-book (10 tahun terakhir)
denganmenganalisis, eksplorasi, dan kajian bebas. Hasil Perawat diharapkan dapat mengimplementasikan keselamatan pasien
menurut standart operasional prosedur(SOP) dan dapat menerapkan 12 langkah benar dengan baik. Dengan begitu dapat
meminimalisiri adanya kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan(pemberian obat) yang mana jika seluruh perawat
menerapkan seperti itu, maka nama instansi nya akan naik dan memperbaikin pelayanan kesehatan indonesia.

Pembahasan
12 langkah benar dalam pemberian obat
1. Benar Pasien: Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mencocokkan
Program pengobatan pada pasien, nama, nomor register, alamat untuk mengidentifikasi kebenaran obat.

2. Benar Obat: Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus mendapatkan informasi tersebut atau menghubungi
apoteker untuk menanyakan nama generik dari nama dagang obat yang asing. Jika pasien meragukan obatnya, maka perawat harus
memeriksanya lagi dan perawat harus mengingat nama dan obat kerja dari obat yang diberikan.

3. Benar Dosis: Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti alat untuk membelah tablet, spuit atau sendok khusus,
gelas ukur, obat cair harus dilengkapi alat tetes.

4. Benar Cara Pemberian: Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang diberikan diantaranya inhalasi,
rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral.
5. Benar Waktu: Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan kerja obat itu sendiri, maka pemberian obat
harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan.

6. Benar Dokumentasi: Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Perawat harus selalu
mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.

7. Benar Evaluasi :Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek kerja obat kerja tersebut

8. Benar Pengkajian: Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tandatanda vital (TTV).

9. Benar Reaksi dengan Obat Lain: Pada penyakit kritis, penggunaan obat seperti omeprazol diberikan dengan chloramphenicol.

10. Benar Reaksi Terhadap Makanan: Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan mempengaruhi efektivitas
obat tersebut.

11. Hak Klien Untuk Menolak: Perawat harus memberikan “inform consent” dalam pemberian obat dan klien memiliki hak untuk
menolak pemberian obat tersebut

12. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien: Perawat memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan pendidikan kesehatan
khususnya yang berkaitan dengan obat kepada pasien, keluarga pasien, dan masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan-
perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari

PENUTUP
Peran perawat dalam pemberian obat harus didasari dengan pengetahuan yang professional untuk mengurangi resiko kesalahan kerja ,
sehingga dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit

Referensi
Adisasmito, W. (2012). Sistem kesehatan (Cetakan ke-4). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Harmiady, Rauf (2014). Faktor–faktor
yang berhubungan dengan pelaksanaan prinsip 6 benar dalam pemberian obat oleh perawat pelaksana di ruang interna dan bedah
Rumah Sakit Haji Makassar.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721. Hidayat. A Aziz Alimul. (2010). Riset
keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemb Medika. Kee, J.L dan Evelyn R Hayes. (2009). Farmakologi: Pendekatan
Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. Kuncoro, T. (2012). Hubungan antara pengetahuan, sikap dan kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat dalam penerapan system keselamatan pasien di Rumah Sakit XY. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Program
Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Depok. Lexi Moleong. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung :
Remaja Rosdakarya Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A & Hall, A. (2011). Basic nursing (Seventh edition). Canada: Mosby
Elsevier. R.H Simamora. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan Indentifikasi Pasien. Uwais Inspirasi Indonesia R.H Simamora. (2019).
Documentation of Patient Identification into The Electronic System to Improve The Quality of Nursing Services. Internasional Journal
of Scientific & Technology Research

Anda mungkin juga menyukai