Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT

Dosen Pengampu : Aat Agustini,SKM,M.KM

Disusun Oleh :

Sisca Ariani.S (19482011013)

PRODI S1 FARMASI

STIKES YPIB MAJALENGKA

Jl.Gerakan Koperasi No.003 Majalengka Wetan, Jawa Barat

45411
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang......................................................................................1.1

B. Rumusan masalah................................................................................2.1

C. Tujuan...................................................................................................2.1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian ............................................................................................3

2. Karakteristik Umum.............................................................................

3. Filglogeni umum ..................................................................................

4. Contoh Spesies-spesies dan klasifikasinya.........................................

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat,Inayah Taufik dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk apapun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mempeajari dan memahami tentang
‘’EVALUASI PENGGUNAAN OBAT”

Harapan Kami Semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Majalengka,12 Mei 2020

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi penggunaan obat merupakan suatu program jaminan mutu yang


terstruktur dan terus menerus dilakukan, serta secara organisatoris di rumah sakit
untuk memberikan jaminan bahwa obat digunakan secara tepat, aman, dan efektif

(1). Evaluasi penggunaan obat dapat memainkan peran kunci dalam membantu
sistemperawatan kesehatan untuk memahami, menafsirkan dan meningkatkan
administrasi peresepan dan untuk mempertahankan penggunaan obat secara
rasional

(2).Penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima pengobatan yang


sesuai dengan kebutuhannya secara klinik, dalam dosis yang sesuai dengan
kebutuhan individunya, selama waktu sesuai. Penggunaan obat yang rasional
harus memenuhi beberapa kriteria berikut, yaitu pemilihan obat yang tepat, tepat
indikasi, tepat dosis, tepat pemberian dan tepat pasien. Ketidakrasionalan
penggunaan obat pada penderita asma membuat penderita tidak mendapatkan
pengobatan yang tepat sehingga kondisi memburuk, derajat asma meningkat,
menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan resiko kematian

(3).Dalam melakukan evaluasi penggunan obat melalui proses yang sistematis


direncanakan berbasis kriteria untuk pemantauan, evaluasi, dan terus
meningkatkan penggunaan obat, dengantujuan akhir meningkatkan hasil terapi
obat untuk sekelompok pasien. Proses perbaikan evaluasi obat memiliki aplikasi
dalam penyediaan pelayanan farmasi. Apoteker menjadi peran penting dalam
proses keseluruhan dari program evaluasi penggunaan obat ini karena sesuai
pengalaman dibidang pelayanan farmasi. Atas dorongan tersebut, apoteker
memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi dalam penyiapan resep pada pasien
seperti keadaan asma, diabetes, atau tekanan darah tinggi. Kemudian Apoteker
dengan dokter dan tim pelayanan kesehatan lainnya mengambil tindakan yang
diperlukan untuk meningkatkan terapi obat

(4).Dalam laporan yang diterima oleh World Helath Organization (WHO) masih
terdapat penggunaan obat yang tidak rasional dimana terdapat lebih dari 50% dari
seluruh penggunaan obat-obatan tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, ataupun
penjualannya, sedangkan 50% lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien.
Selain itu, sekitar sepertiga dari penduduk dunia tidak memiliki akses obat
esensial. Hal initerjadi karena polifarmasi, penggunaan obat non-esensial,

2
penggunaan antimikroba yang tidak tepat, penggunaan injeksi secara berlebihan,
penulisan resep yang tidak sesuai dengan pedoman klinis

(5,6)Evaluasi penggunaan obat dapat menilai proses pemberian pengobatan (tepat


indikasi, pemilihan obat, dosis dan rute pemberian, lama dari pengobatan dan
interaksi obat) dan hasil dari pengobatan penyakit atau penurunan level parameter
klinik

(7,8).Obat asma merupakan salah satu contoh obat yang termasuk kedalam skala
prioritas EPO yaitu obat yang paling mungkin berbahaya pada pasien jika salah
dalam penggunaanya. Contoh obat asma tersebut adalah kortikosteroid,
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka lama akan dapat menimbulkan efek
samping akibat khasiat glukokortikoid maupun khasiat mineralokortikoidnya.
Efek samping glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang terutama
berbahaya bagi usia lanjut. Pemberian dosis tinggi dapat menyebabkan nekrosis
vaskular, Sindrom Cushing yang sifatnya riversibel, gangguan mental, euforia dan
miopati. Pada anak kortikosteroid dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan

(9).Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan


banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau
dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan

B. Rumusan masalah
A. Apa pengertian Evaluasi Penggunaan obat?
B. Sebutkan sasaran evaluasi Penggunaan Obat?
C. Sebutkan unsur dasar Evaluasi penggunaan obat?
D. Sebutkan standar untuk melakukan Evaluasi Penggunaan Obat?
E. Sebutkan kerangka Evaluasi Penggunaan Obat?

C. Tujuan
1. Pengertian Evaluasi Penggunaan Obat
2. Sasaran evaluasi Penggunaan Obat
3. Unsur dasar Evaluasi Penggunaan Obat
4. Standar untuk melakukan Evaluasi Penggunaan Obat
5. Kerangka Evaluasi Penggunaan Obat

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian evaluasi penggunaan obat

suatu proses jaminan mutu yang terstruktur,dilaksanakan terus menerus dan diotorisasi
rumah sakit, ditujukan untuk memastikan bahwa obat-obatan digunakan dengan
tepat, aman dan efektif.

(1). Evaluasi penggunaan obat dapat memainkan peran kunci dalam membantu
sistemperawatan kesehatan untuk memahami, menafsirkan dan meningkatkan
administrasi peresepan dan untuk mempertahankan penggunaan obat secara
rasional

(2).Penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima pengobatan yang


sesuai dengan kebutuhannya secara klinik, dalam dosis yang sesuai dengan
kebutuhan individunya, selama waktu sesuai. Penggunaan obat yang rasional
harus memenuhi beberapa kriteria berikut, yaitu pemilihan obat yang tepat, tepat
indikasi, tepat dosis, tepat pemberian dan tepat pasien. Ketidakrasionalan
penggunaan obat pada penderita asma membuat penderita tidak mendapatkan
pengobatan yang tepat sehingga kondisi memburuk, derajat asma meningkat,
menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan resiko kematian

(3).Dalam melakukan evaluasi penggunan obat melalui proses yang sistematis


direncanakan berbasis kriteria untuk pemantauan, evaluasi, dan terus
meningkatkan penggunaan obat, dengantujuan akhir meningkatkan hasil terapi
obat untuk sekelompok pasien. Proses perbaikan evaluasi obat memiliki aplikasi
dalam penyediaan pelayanan farmasi. Apoteker menjadi peran penting dalam
proses keseluruhan dari program evaluasi penggunaan obat ini karena sesuai
pengalaman dibidang pelayanan farmasi. Atas dorongan tersebut, apoteker
memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi dalam penyiapan resep pada pasien
seperti keadaan asma, diabetes, atau tekanan darah tinggi. Kemudian Apoteker
dengan dokter dan tim pelayanan kesehatan lainnya mengambil tindakan yang
diperlukan untuk meningkatkan terapi obat

(4).Dalam laporan yang diterima oleh World Helath Organization (WHO) masih
terdapat penggunaan obat yang tidak rasional dimana terdapat lebih dari 50% dari
seluruh penggunaan obat-obatan tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, ataupun
penjualannya, sedangkan 50% lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien.
Selain itu, sekitar sepertiga dari penduduk dunia tidak memiliki akses obat

4
esensial. Hal initerjadi karena polifarmasi, penggunaan obat non-esensial,
penggunaan antimikroba yang tidak tepat, penggunaan injeksi secara berlebihan,
penulisan resep yang tidak sesuai dengan pedoman klinis

(5,6)Evaluasi penggunaan obat dapat menilai proses pemberian pengobatan (tepat


indikasi, pemilihan obat, dosis dan rute pemberian, lama dari pengobatan dan
interaksi obat) dan hasil dari pengobatan penyakit atau penurunan level parameter
klinik

(7,8).Obat asma merupakan salah satu contoh obat yang termasuk kedalam skala
prioritas EPO yaitu obat yang paling mungkin berbahaya pada pasien jika salah
dalam penggunaanya. Contoh obat asma tersebut adalah kortikosteroid,
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka lama akan dapat menimbulkan efek
samping akibat khasiat glukokortikoid maupun khasiat mineralokortikoidnya.
Efek samping glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang terutama
berbahaya bagi usia lanjut. Pemberian dosis tinggi dapat menyebabkan nekrosis
vaskular, Sindrom Cushing yang sifatnya riversibel, gangguan mental, euforia dan
miopati. Pada anak kortikosteroid dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan

(9).Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan


banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau
dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan

2. Sasaran evaluasi Penggunaan Obat

 Mengadakan pengkajian penggunaan obat yang efisien dan terus menerus


 Meningkatkan pengembangan standar penggunaan terapi obat
 Mengidentifikasi bidang yang perlu untuk materi edukasi berkelanjutan
 Meningkatkan kemitraan antar pribadi profesional pelayan kesehatan
 Menyempurnakan pelayanan pasien yang diberikan
 Mengurangi resiko tuntutan hukum pada rumah sakit
 Mengurangi biaya rumah sakit dan perawatan pasien

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama


fungi,yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain.(Bagian
Farmakologi,1995 ),Penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada beberapa
kasus dapat menyebabkan kekebalan bakteri terhadap agen
antimikroba,yaitu munculnya bakteri – bakteri yang resisten terhadap
suatu jenis agen mikroba atau peningkatan biaya pengobatan ditambah lagi
biaya terapi efek samping dari beberapa obat (Juwono dan
Prayitno,2003).Cara kerja terpenting dari antibiotik adalah perintangan
sintesis protein,sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi
seperti antibiotik bekerja terhadap dinding sel (penisilin,sefalosporin
ataupun aminoglikosida).antibiotik tidak aktif teradap kebanyakan virus
kecil,mungkin karena virus tidak memiliki proses metabolisme
sesungguhnya,melainkan tergantung seluruhnya dari proses hospes

Hubungan antara kadar dan potensi antibiotik


Prinsip penetapan potensi antibiotik dalam sediaan obat adalah
membandingkan dosis larutan sediaan uji terhadap dosis larutan baku
pembanding yang menghasilkan derajat hambatan yang sama pada
mikroorganisme uji.
Prinsip penetapan kadar antibiotik dalam sediaan obat adalah
Penggunaan antibiotik dalam jumlah yang banyak dan penggunaannya
yang salah diduga sebagai penyebab utama tingginya jumlah patogen dan
bakteri komensal resisten di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan
peningkatan kebutuhan akan antibiotik-antibiotik baru. Pengurangan
jumlah kejadian penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan cara
terbaik untuk melakukan kontrol terjadinya resistensi bakteri.Konsep
mengontrol penggunaan obat ini sering disebut dengan pengobatan yang
rasional.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29905965/Evaluasi_Penggunaan_Obat_EPO
http://scholar.unand.ac.id/48885/2/BAB%20I%20.pdf

7
8

Anda mungkin juga menyukai