Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PROPOSAL ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT

OLEH

KELOMPOK 8

1. Hermanus R. Palong (20201674)


2. Dorothea I. Lekahena (20201655)
3. Agnes M. Tay (20201632)
4. Kori N. Maru Djuga (20201585)
5. Debriana S. Nomleni (20201689)
6. Franto Y. Maromon (2020 1636)
7. Krisentia S. Ngongo (20201579)
8. Yosefina Un Lais (20201593)
9. Sri H. Wijiati (20201581)

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorgaisasian, pengaturan staf, kepemimpinan dan pengendalian
aktivitas-aktivitas upaya keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu, kualitas
dan kuantitas pelayanan dibidang kesehatan secara komprehensif sesuai dengan
standar kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah. Selain itu manajemen
keperawatan ini sebagai struktur kegiatan operasional dalam melakukan pelayanan
keperawatan yang akan mendukung proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan
pasien yang dirawat (Sumarna, 2019).
Tuntutan masyarakat pada kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
berupa kondusif dengan belajar langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya.
Salah satunya adalah pengelolaan sentralisasi obat. Pengecekan terhadap
penggunaan dan fungsi obat sebagai salah satu peran perawat perlu dilakukan
dalam suatu pola atau alur yang sistematis
Kesalahan pemberian obat (medication error) masih menjadi salah satu tren
isu keselamatan pasien. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian obat
yaitu faktor organisasi, manajemen unit dan faktor individu (WHO 2013). Ketiga
faktor tersebut mempengaruhi perilaku perawat dalam pemberian obat pada
akhirnya akan memberikan dampak pada outcomes keslamatan pasien.
Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa sekitar 44.000-98.00 orang
meninggal karena medical eror yang banyak terjadi (WHO 2013). Hasil penelitian
Tajudin et al (2012) menyatakan bahwa terdapat medication error di Instalasi
Gawat Darurat RSWS Makasar salah satunya adalah pemberian obat kepada pasien
(administration error). Kesalahan pemberian oleh perawat yaitu waktum
pemberian yang tidak tepat, obat tertukar pada pasien dengan nama yang sama.
Berbagai penyebab individual (pasien dan tenaga kesehatan) maupun sistem
ditemukan, salah satunya terkait karakter individual perawat, kesibukan kerja,
keluarga pasien yang tidak kooperatif, pemahaman keluarga pasien mengenai
prosedur pengambilan obat, dan faktor kelalaian serta ketidakteletian petugas.
Hasil penelitian Aprilia (2018) menyatakan sentralisasi obat dilaksanakan dengan
oleh hampir seluruh perawat, tahap pemberian obat dilaksanakan dengan baik dan
tahap pembagian obat juga dilakukan dengan baik oleh hampir seluruh perawat.

Sistem sentralisasi obat oleh perawat diharapkan dapat memberikan solusi


dari permasalahan yang ada. Yaitu dengan melibatkan perawat dalam mengelola
pendistribusian obat dari farmasi ke pasien, tentunya tetap berkoordinasi dengan
dokter dan apoteker. Pengelolaan sentralisasi obat yang optimal merupakan salah
satu usaha untuk menngkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kontroling terhadap
penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat, perlu dilakukan
dengan suatu pola atau alur yang sistemmatis sehingga penggunaan obat benar-
benar dapat dikontrol oleh perawat dan resiko kerugian baik secara material
maupun non material dapat dieliminir. Pengelolaan sentralisasi yang optimal
merupakan salah satu usaha yang meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
1.2. Tujuan
a. Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
b. Tujuan khusus
1. Mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar dengan
prinsip 6 benar dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2. Meningkatkan pengetajuan dan pemahaman perawat primer dan perawat
asosiet dalam penerapan prinsip 6 benar
3. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang
diberikan.
4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat
5. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Sentralisasi adalah reservasi otoritas yang sistemmatis dan konsisten pada
titik-titik sentral dalam organisasi. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di
mana seluruh obat yang akan di distribusikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Distribusi obat didefenisikan sebagai
pemindahan fisik obat dari tempat penyimpanan di rumah sakit ke tempat tidur
pasien. Proses distribusi dan pemanfaatan obat secara keseluruhan di rumah sakit
melibatkan prosedur, departemen, peralatan, dan fasilitis penyimpanan dalam
jumlah tak terbatas. Bagian farmasi rumah sakit menetapkan SOP untuk
pendistribusian obat dengan rumah sakit dan melakukan verifikasi untuk
memastikan pendistribusian obat yang berkualitas kepada semua pasien dengan
aman (Rafflae et al, 2014)
2.2 Tujuan Pengelolaan Obat
Membantu meningkatkan efesiensi dengan menggunakan obat secara bijaksana
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi dan meningkatkan
keslamatan pasien serta meningkatkan perawatan pasien (Giacomelli, 2016).
Berikut adalah alasan yang paling sering dilakukan sentralisasi obat:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk 1 pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek
3. Meresepkan obat sebelum diagnose pasti
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari yang diperlukan
5. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan
6. Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena atau panas
7. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak sehingga dipakai
berlebihan atau dicuri
2.3 Teknik Pelaksanaan Sentralisasi
Elliott & Liu, (2010) Proses sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi
persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, membuat teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat, dan pendokumentasian hasil pelaksanaan.
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah
sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan diorganisir untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Elemen penilaian pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat (PKPO) dalam SNARS 1.1, menyatakan ada regulasi dan
organisasi yang mengelola pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang
menyeluruh atau mengarahkan semua tahapan pelayanan kefarmasian serta
penggunaan obat yang aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Proses sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi pembuatan sentralisasi
obat, persiapan sarana yang dibutuhkan dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan, sentralisasi obat secara pendokumentasian hasil pelaksanaan
sentralisasi obat.
1. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
2. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
3. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
4. Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang
telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima
lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan
(bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (ditandatangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut
akan habis. Serta penjelasan tentang prinsip 6 benar (benar pasien, benar
dosis, benar rute, benar waktu dan benar dokumentasi) (Kusmarjathi,
2013)
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat
5. Pembagian Obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi
dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping. Usahakan tempat/ wadah obat
kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi (Goyal et al, 2015)
2.4 Alur Sentralisasi
Peresepan obat oleh dokter

Terima Resep

Screening & proses

Validasi & cek


ketersediaan dari stok

Pengaturan dan pengelolaan


oleh petugas farmasi

Lembar serah terima obat,


buku serah terima obat

Penerimaan, pendistribusian,
penyimpanan oleh perawat

Memberikan obat kepada


pasien

Finish

Gambar 2.1 Alur Proses Sentralisasi Obat (Pharmaceutical Services Division


MHM, 2016)
BAB III

RENCANA KEGIATAN

3.1. Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat akan dilaksanakan pada saat praktik manajemen untuk di
uji coba dan aplikasi selama praktik. Ruangan yang digunakan dalam sentralisasi
obat adalah ruang laboratorium UCB. Metode yang digunakan adalah
menggunakan format pengelolaan sentralisasi obat.
3.2. Pengorganisasian Peran
1) KARU
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2) PP
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
d. Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat kepada PA.
3) PA
a. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana.
b. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
c. Melaksanakan program medis pemberian obat dengan penuh tanggung
jawab.
d. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien
dirawat.
4) Instrumen dalam pelaksanaan sentralisasi obat
a. Lemari/kotak sentralisasi obat.
b. Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat.
3.3. Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah rencana pemakaian, penerima dan pemberi
obat sesuai dengan identitas pasien dan di catat dalam buku serah terima
pasien.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi sesuai dengan identitas
pasien pada format control dan pemakaian obat.
3.4. Instrument
1. Informed consen pengelolaan sentralisasi obat
2. Format control dan pemakaian obat
3. Buku sentralisasi obat
4. Lemari obat dan kotak sentralisasi obat
3.5. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer :
Perawat asosiet :
3.6. Kriteria Evaluasi
1. Struktur (input)
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang laboratorium UCB
b. Persiapan dilakukan sebelumnya
c. Perawat yang bertugas
2. Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentukan dan pasien yang telah menyetujui lembar pesetujuan untuk
dilakukan sentralisasi obat
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan
3. Output
a. Puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6 benar
c. Perawat mudah mengontrol pemberian obat
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SENTRALISASI OBAT

PENGERTIAN Sentralisasi Obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolahan sepenuhnya oleh
perawat.

TUJUAN 1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam hal


pemberian obat.
2. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan: tepat pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara pemberian.
PROSEDUR Prosedur Penerimaan Dan Pencatatan Obat:

a. Nama, bentuk dan jumlah obat yang diresepkan dokter dicatat oleh
perawat di dalam buku serah terima obat  
b. Resep diberikan kepada keluarga setelah dilengkapi identitas  pasien.
c. Obat diantar oleh Instalasi Farmasi ke nurse station dengan
membubuhkan tanda tangan telah pengecekan bersama pada Kartu
Pengobatan Pasien
d. Obat yang diterima oleh perawat selanjutnya dijelaskan oleh  perawat
kepada keluarga pasien “ kapan obat tersebut akan diberikan kepada
pasien(jadwal pemberian), bagaimana cara  pemberian (injeksi /oral )
dan kapan obat tersebut akan habis
e. Kelurga mengerti dan menandatangani Kartu Pengobatan Pasien
setelah mendapat penjelasan
f. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat.
LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama               :                                               L/P *)
Umur               :
Alamat             :

Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :


Nama               :
Umur               :
Alamat             :
Ruang              :
No. Reg.          :
Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah
mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang
diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1.      Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
2.      Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk dilakukan
pengadaan obat.
3.      Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya
4.      Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.
5.      Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6.      Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan pada
pasien.
7.      Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada
pasien/keluarga.
     Kupang,……...……………2021

                 Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan


sebagaimana mestinya.

            Katim                                                               Yang membuat persetujuan

Saksi-saksi
1. ……………………………..                                     2.. ……………………………
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
DI RUANGAN
Nama Pasien  :                                                                             No. Kamar :
Umur              :                                                                             No. Reg.      :
No. Tanggal Nama Obat Jumlah TTD / TTD/ Keterangan
nama terang  nama
perawat terang
keluarga
pasien

FORMULIR PEMBERIAN OBAT


Nama Pasien :                               Umur :                         Ruang :                        No. Reg :
Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)
Penerim
a
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
Dosis : f f

Cara
Pemberian
Sisa
(rute) :
Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)
Penerim
a
Dosis : rina Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
f f

Cara
Pemberian
(rute) :
Sisa
Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)
Penerim
a
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
Dosis : f f
Sisa

Cara
Pemberian Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)
Penerim
a
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
f f

Dosis :

Sisa

Cara
Pemberian
(rute) :
           
Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)
Penerim
a
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
f f

Dosis :

Sisa
Cara
Pemberian
(rute) :
Daftar Pustaka

Elliott & Liu. (2010). Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. JAKARTA: EGC.
Giacomelli, Barbara. (2016). Centralizing Drug Distribution for Health System
Pharmacies. Denver: Colorado University

Goyal RK, Parikh & Patel, MM. (2015). A Text book of Hospital Pharmacy.13th edition.
Ahmedabad: BS Shah Prakashan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2019). Instrumen Survei Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1. Jakarta: KARS

Kusmarjathi, Ni Ketut. (2013). Penerapan Prinsip Enam Benar Dalam Pemberian Obat
oleh Perawat. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/15209114119.pdf.

Raffaele, I, Alfredo, L, Salvatore, M, Stefano, R, & Debora, S. (2014). Pulling Drugs


Along the Supply Chain: Centralization of Hospitals’ Inventero. DOI:
10.5772/58939

Sumana, Andi. (2019). Konsep Dasar Dan Proses Manajemen Keperawatan. Sukabumi:
Poltekes

Pharmaceutical Services Division Ministri Of Health Malasysia. (2016). Giude To Good


Dispensing Practice

WHO. (2013). Improving HealthSystem and Service for Mental Health: WHO Library
Cataloguing-inpublication data

Anda mungkin juga menyukai