Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PROPOSAL ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

OLEH
KELOMPOK 8

1. Hermanus R. Palong (20201674)


2. Dorthea I. Lekahena (20201655)
3. Agnes M. Tay (20201632)
4. Kori N. Maru Djuga (20201585)
5. Debriana S. Nomleni (20201689)
6. Franto Y. Maromon (2020 1636)
7. Krisentia S. Ngongo (20201579)
8. Yosefina Un Lais (20201593)
9. Sri H. Wijiati (20201581)

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... i
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Tujuan ............................................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................................3
1.3. Manfaat ..........................................................................................................3
1.3.1 Manfaat Bagi Pasien.............................................................................3
1.3.2 Manfaat Bagi Perawat...........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Definisi...........................................................................................................4
2.2 Tujuan............................................................................................................5
2.3 Manfaat..........................................................................................................6
2.4 Perencanaan Pemulangan Pasien...................................................................6
2.5 Prinsip-prinsip Discharge Planning...............................................................8
2.6 Menetapkan dan Meninjau Discharge Planning............................................9
2.7 Faktor-faktor Discharge Planning.................................................................9
2.8 Penilaian Discharge Planning........................................................................10
2.9 Ringkasan Pemulangan Pasien......................................................................11
2.10 Proses Pelaksanaan Discharge Planning.......................................................11
2.11 Alur Discharge Planning...............................................................................13
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN...........................................................17
3.1 Pelaksanaan kegiatan......................................................................................17
3.2. Metode............................................................................................................17
3.3. Media..............................................................................................................17
3.4. Pengorganisasian............................................................................................17
3.5. Mekanisme Pelaksanaan Discharge Planning................................................18
3.6. Evaluasi..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

i
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1. Mekanisme Pelaksanaan Discharge Planning....................................18

ii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Alur Perencanaan Pulang......................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan pemulangan pasien dari rumah sakit adalah aspek kunci
dari perawatan yang efektif. Banyak pasien yang keluar dari rumah sakit
akan memiliki kebutuhan perawatan berkelanjutan yang harus dipenuhi di
masyarakat. Ini perawatan berkelanjutan datang dalam berbagai bentuk,
termasuk penggunaan peralatan khusus di rumah seperti: tempat tidur tipe
rumah sakit, dukungan harian dari pengasuh untuk menyelesaikan
aktivitas hidup sehari-hari, atau kunjungan rutin dari perawat distrik untuk
memberikan obat. Ada berbagai macam perawatan yang tersedia di
masyarakat, tetapi perlu direncanakan terlebih dahulu pasien kembali ke
rumah, untuk memastikan bahwa tidak ada kesenjangan dalam penyediaan
perawatan antara keluar dari rumah sakit dan inisiasi pelayanan
masyarakat. Selanjutnya, informasi tentang pasien harus diserahkan dari
tim rumah sakit ke tim komunitas sehingga rencana yang diinformasikan
perawatan dapat ditempatkan (NICE, 2018).
Discharge planning yang baik harus mengandung unsur: penilaian
pasien, pengembangan rencana yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien, penyediaan layanan, termasuk pendidikan keluarga dan layanan
rujukan serta tindak lanjut berupa evaluasi atau follow up (Yam, et. al.,
2012). Alasan mengenai pentingnya discharge planning terstruktur dan
terintegrasi perlu untuk dilakukan karena dapat meningkatkan self efficacy
dan self management atas penyakit yang dialami pasien (Horwitz, 2017).
Pelayanan kesehatan merupakan indikator utama penilaian bagi
rumah sakit. Pelayanan kesehatan yang diberikan baik bio-psiko-sosio
dan spiritual atau pelayanan komprehensif sesuai dengan kebutuhan
setiap pasien mulai dari masuk ke rumah sakit sampai perencanaan
pasien pulang atau discharge planning (Joint Commission
Internasional, 2017). Dalam hal ini discharge planning memiliki pengaruh
yang penting dalam pelayanan kesehatan diantaranya mengurangi rawat
inap pasien dengan identifikasi awal dan intervensi yang tepat untuk

1
perawatan berkelanjutan dan kebutuhan pasien lainnya, sehingga
terdapat kesinambungan perawatan antara pengaturan perawatan
kesehatan dan masyarakat berdasarkan kebutuhan individu (Discharge
Planning Association, 2019).
Menurut Pertiwiwati dan Rizany (2017), pelaksanaan discharge
planning dilakukan dengan tahapan pengkajian, penetapan diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi pada pasien mulai masuk rumah
sakit sampai pulang. Discharge planning belum optimal mengakibatkan
adanya pasien batal pulang karena ketidaksiapan untuk perawatan di
rumah dan terjadinya perawatan ulang pelaksanaan discharge planning
lebih banyak kearah pemberian edukasi untuk mempersiapkan pasien
pulang untuk menjalani perawatan di rumah. Peran perawat sebagai
edukator memiliki hubungan dangan pelaksanaan discharge planning.
Pelaksanaan discharge planning dengan tidak optimal dapat
menyebabkan perawatan pasien dirumah menjadi gagal, hal ini
berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan pasien, dan kondisi pasien
saat di rumah, seperti kesalahan saat mengkonsumsi obat, pola makan
yang buruk, aktivitas yang terabaikan (Asmuji dan Handayani, 2018). Hal
ini disebabkan karena pemahaman tentang proses discharge planning
masih kurang, beban kerja perawat, jadwal yang bervariasi di antara
petugas kesehatan, kurangnya tenaga terlatih, komunikasi yang tidak
efektif, peran dan rutinitas yang tidak jelas (Nordmark, 2016).
Sesuai Regulasi SNARS 1.1 Standar ARK. 3. Asesmen awal
termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien. Dalam
melakukan Pelayanan Kesehatan dalam hal Penerapan Perencanaan
Pulang yang salah atau kurang baik dapat berisiko bagi pasien. Dengan
Elemen Penilaian ARK. 3. RS menetapkan proses penyusunan
perencanaan pemulangan pasien (P3), dimulai pada asesmen awal rawat
inap dan menetapkan kriteria pasien yang membutuhkan P3. (R). Proses
P3 dan pelaksanaannya dicatat di Rekam Medis sesuai regulasi RS.
(D,W) (KARS, 2018).
1.2 Tujuan

2
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan discharge planning
dengan baik dan benar.
1.2.2 Tujuan khusus
Mahasiswa mampu memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien yang akan pulang, meliputi:
1. Mahasiwa mampu menjelaskan kepada pasien tentang waktu
dan tempat untuk kontrol ulang.
2. Mahasiwa mampu menjelaskan aturan diet/nutrisi yang sesuai
dengan kondisi terkait penyakit pasien.
3. Mahasiwa mampu menjelaskan tentang aturan minum obat
sesuai dengan resep dokter.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang aktivitas dan istirahat
yang harus dilakukan atau dihindari oleh pasien.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan
perawatan di rumah.
2. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien
3. Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sikap dalam mempertahankan status kesehatan pasien
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen perencanaan
pasien pulang (discharge planning) yang baik dan benar

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian
Discharge planning adalah suatu proses persiapan bagi pasien.
Discharge planning dilaksanakan dalam suatu proses yang kompleks yang
bertujuan untuk menyiapkan pasien dalam masa transisi di rumah sakit
sampai pasien tersebut kembali ke rumahnya (Zurlo dan Zuliani, 2018).
Melalui discharge planning tenaga kesehatan membantu pasien dan
keluarga dalam menetapkan kebutuhan, mengembangkan dan
mengimplementasikan, serta mengkoordinasikan rencana perawatan yang
mungkin dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit sebagai upaya
meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya.
Menurut The Florida Department of Health (DOH), Perencanaan
pemulangan adalah proses yang memfasilitasi perpindahan seseorang dari
satu tingkat perawatan atau pengaturan perawatan kesehatan kelain, atau
dari pengaturan sementara atau tempat penampungan kembali ke
masyarakat untuk penempatan yang lebih permanen (DOH, 2012).
Perencanaan pulang adalah pendekatan interdisipliner untuk kesinambungan
perawatan dan proses yang mencakup identifikasi, penilaian, penetapan
tujuan, perencanaan, implementasi, koordinasi, dan evaluasi (Chin et al.,
2012).
Pelaksanaan discharge planning oleh profesional pemberi asuhan
menunjukkan sebagian besar dilaksanakan. Pelaksanaan discharge planning
yang dilaksanakan dengan baik perlu pemantauan dan pengawasan dari
manajer keperawatan sehingga pelayanan keperawatan, kepemimpinan dan
pelaksanaan perencanaan pulang oleh perawat terlaksana dengan optimal
dan dapat memberikan kepuasan pada pasien (Noviyanti, 2019). discharge
planning yang optimal dapat mengurangi readmisi dan mencegah masalah
setelah meninggalkan rumah sakit. Pasien menjadi lebih nyaman, puas,
kualitas hidupnya baik, dan mengurangi lama perawatan. peningkatan
kesehatan pasien salah satunya ditentukan dari discharge planning dan

4
perawatan lanjutan yang baik, mengurangi penerimaan kembali, dan
mengurangi biaya perawatan kesehatan (Hegarty, 2016).
Sesuai regulasi SNARS 1.1 Standar ARK.4, Rumah sakit
menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien
(discharge) dari rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien
dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan. Memulangkan
pasien ke rumah atau keluarga, didasarkan atas kondisi kesehatan pasien dan
kebutuhannya untuk memperoleh kesinambungan asuhan. Diperlukan
proses yang terorganisir dengan baik untuk memastikan bahwa
kesinambungan asuhan dikelola oleh praktisi kesehatan atau oleh sebuah
organisasi di luar RS. Pasien yang memerlukan perencanaan pemulangan
pasien (Discharge Planning), maka RS mulai merencanakan hal tersebut
sedini mungkin yang sebaiknya untuk menjaga kesinambungan asuhan
dilakukan secara terintegrasi melibatkan semua PPA terkait/relevan serta
difasilitasi oleh MPP (KARS, 2018).
2.2. Tujuan perencanaan pulang
Tujuan dari perencanaan pemulangan yang memadai dan efisien
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memastikan
kesinambungan perawatan dan mengurangi tingkat penerimaan kembali
yang tidak direncanakan dan/atau komplikasi, yang dapat mengurangi beban
keuangan sistem perawatan kesehatan (Paula & Samuel, 2021).
Menurut Spath (2003) Pasien memerlukan discharge planning untuk
menjamin kelancaran proses perpindahan pasien dari rumah sakit ke
lingkungan lainnya agar perawatan yang telah diberikan selama di rumah
sakit dapat berkelanjutan. Adapun tujuan discharge planning, adalah sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
pulang dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
2. Mempersiapkan keluarga secara emosional dan psikologis terhadap
perubahan kondisi pasien
3. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga sesuai kebutuhan
mereka baik secara tertulis maupun secara verbal

5
4. Memfasilitasi kelancaran perpindahan dan meyakinkan bahwa semua
fasilitas kesehatan dan lingkungan pasien telah siap menerima kondisi
pasien
5. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga untuk meningkatkan
derajat kesehatan pasien
6. Memberikan kontinuitas perawatan antara rumah sakit dengan
lingkungan baru pasien dengan menjalin komunikasi yang efektif
2.3. Manfaat
National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menyimpulkan
dari 3.271 penelitian terkait Benefit Discharge Planning terdapat 8 manfaat
yaitu :
1. Mengurangi pelayanan yang tidak terencana (unplanned admission)
2. Mengantisipasi terjadinya kegawatdaruratan setelah kembali ke
rumah
3. Mengurangi LOS (Length Of Stay) pasien di rumah sakit
4. Meningkatkan kepuasan individu dan pemberi layanan
5. Menghemat biaya selama proses perawatan
6. Mengurangi penerimaan kembali
7. Menghemat biaya ketika pelaksanaan perawatan di luar rumah sakit
atau di masyarakat karena perencanaan yang matang
8. Hasil kesehatan yang dicapai menjadi optimal
(NICE, 2018)

2.4. Perencanaan Pemulangan Pasien


1. Menurunkan lama rawat dirumah sakit
2. Mengurangi risiko readmission
3. Meningkatan kepuasan kesehatan bagi pasien dan profesional.
4. Sedikit bukti bahwa perencanaan pulang mengurangi biaya untuk
pelayanan kesehatan.
(Gonçalves et al., 2016)

6
1. Redmission
a. Kurang efektifnya program pemulangan pasien (discharge
planning)
b. Kegagalan petugas kesehatan saat menentukan apakah pasien
tersebut memiliki resikon tinggi atau tidak
c. Kurangnya informasi/pendidikan kesehatan yang pasien
dapatkan.
(Gonçalves et al., 2016)
Menurut The Scottish Government (SG), Hasil dari perencanaan
yang buruk, komunikasi dan kesalahan sinkronisasi tugas, karena:
1) Perencanaan pengobatan yang tidak jelas (apa, bagaimana,
untuk berapa lama)
2) Ketergantungan yang tidak jelas (kapan terapi harus
dimulai/selesai ketidakmampuan)
3) Titik akhir perawatan tidak jelas (merencanakan tugas-tugas lain
dalam kebutuhan perawatan)
4) Perencanaan menit terakhir tugas non-klinis (paralel, perumahan,
penempatan jangka panjang)
5) Komunikasi perubahan yang buruk (perubahan tanggal
pemulihan/pembuangan untuk diajukan atau diperpanjang)
6) Salah sinkronisasi (tim multi-disiplin yang terputus-putus,
subjektivitas)
(SG, 2016)
2. Siapa yang dapat membantu perencanaan pemulangan
Menurut The Department of Veterans’ Affairs (DVA),
Perencanaan pemulangan memerlukan pendekatan multidisiplin dan
dapat melibatkan sejumlah profesional kesehatan. Jika sesuai, ini
mungkin termasuk:

7
Klinisi Spesialis Medis
Layanan keperawatan komunitas Manajer unit perawat
Perencana pemulanga (NUM) Terapis okupasi
Dokter Umum Perawat Penghubung Fisioterapis praktisi kesehatan
Rumah
Sakit dan Apoteker Komunitas Praktisi sekutu lainnya
Medis
(Umum dan Rumah Sakit) Perawat penghubung pedesaan
(DVA, 2020)

2.5. Prinsip-prinsip discharge planning


Menurut Department of Health (DH), Prinsip utama Perencanaan Pulang,
yaitu :
1. Mulai merencanakan pemulangan atau pemindahan sebelum atau saat
masuk.
2. Identifikasi apakah pasien mengalami simple atau kebutuhan
perencanaan pemulangan dan pemindahan yang kompleks, yang
melibatkan pasien dan perawat dalam keputusan Anda.
3. Mengembangkan rencana manajemen klinis untuk setiap pasien dalam
waktu 24 jam setelah masuk.
4. Mengkoordinasikan pelepasan atau pemindahan proses perawatan
melalui kepemimpinan yang efektif dan penyerahan tanggung jawab di
tingkat lingkungan.
5. Tetapkan tanggal pemulangan yang diharapkan atau transfer dalam
waktu 24-48 jam setelah masuk, dan diskusikan dengan pasien dan
perawat.
6. Tinjau manajemen klinis rencanakan dengan pasien setiap hari, ambil
tindakan yang diperlukan dan perbarui kemajuan menuju tanggal
pemulangan atau transfer.
7. Libatkan pasien dan perawat sehingga mereka dapat membuat
keputusan dan pilihan berdasarkan informasi yang memberikan jalur
perawatan yang dipersonalisasi dan memaksimalkan kemandirian
mereka.

8
8. Rencanakan pemulangan dan transfer yang akan diambil tempat selama
tujuh hari untuk memberikan kesinambungan perawatan untuk pasien.
9. Gunakan daftar periksa debit 24-48 jam sebelum dipindahkan.
10. Membuat keputusan untuk memulangkan dan memindahkan pasien
setiap hari.
(DH, 2010)
2.6. Menetapkan dan Meninjau Perkiraan Tanggal Discharge (Estimated
Date of Discharge)
Menurut The Scottish Government (SG), kunci untuk mengatur EDD yang
akurat adalah:
1. Proses klinis untuk memperkirakan dan mendokumentasikan tanggal
perkiraan kebugaran medis (yaitu ketika pasien tidak lagi
membutuhkan perawatan medis di rumah sakit)
2. Diikuti dengan proses komunikasi untuk mendokumentasikan
perkiraan tanggal pemulangan berdasarkan pandangan holistik/MDT
3. Diubah untuk mencerminkan pandangan terbaru tentang tingkat
pemulihan pasien (apakah ini masih tanggal yang kami harapkan
pasien ini cukup sehat untuk meninggalkan perawatan kami?)
(SG, 2016)
2.7. Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam discharge planning
Menurut (Gielen, 2015) ada beberapa komponen sebelum dilakukannya
discharge planning, yaitu:
a. Identifikasi dan kaji kebutuhan pasien apa yang harus dibantu pada
discharge planning
b. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
untuk memfasilitasi dilakukannya discharge planning
c. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan
agar tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi
d. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada
pasien dengan penyakit kronis
e. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang
langkah atau rencana dari discharge planning yang akan dilakukan

9
2.8. Penilaian orang yang berhak mengasuh pasien
Menurut The Department of Veterans’ Affairs (DVA) Penyedia dan staf
perencanaan pemulangan harus menggunakan rawat inap di rumah sakit
untuk menilai bagaimana orang yang berhak akan mengelola dengan aman
di masyarakat setelah pulang. Cara pemberitahuan kepada orang yang
berhak mengasuh pasien setelah pulang dari rumah sakit yaitu :
1. Apa yang diharapkan selama masa pemulihan, termasuk apa yang akan
terjadi di rumah sakit dan memberikan informasi tertulis untuk referensi
selama dan setelah rawat inap
2. Kerangka waktu dan jalur pemulihan yang realistis, dan garis besar
harapan yang jelas untuk perubahan jangka pendek dan berkelanjutan
terhadap kesehatan dan gaya hidup;
3. Apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu pemulihan setelah
kembali ke rumah.
4. Masalah umum yang diangkat oleh Orang yang Berhak Pertanyaan
umum yang diajukan cenderung berhubungan dengan:
a. Tanggal pelepasan yang diharapkan;
b. Manajemen obat di rumah;
c. Prognosa;
d. Peran pengasuh dalam jangka pendek dan panjang;
e. Kemungkinan berdampak pada kesehatan fisik, mental atau
emosional dan status sosial;
5. Peralatan dan dukungan fisik lainnya di rumah dan masyarakat untuk
membantu kemampuan fisik yang berubah;
6. Layanan berbasis rumah tambahan yang mungkin diperlukan untuk
dikelola di rumah;
7. Dukungan komunitas untuk membantu perubahan status kesehatan
sosial, mental atau emosional.
(DVA, 2020)

2.9. Ringkasan pelepasan

10
Ringkasan Pelepasan menurut The Department of Veterans’ Affairs (DVA),
yaitu :

Diagnosis dan prognosis Laporan obat termasuk frekuensi,


pemulangan lama kursus, perubahan dosis yang
direncanakan

Obat-obatan dan skrip memberikan Masalah medis atau sosial yang luar
instruksi untuk minum obat. biasa di memulangkan.
Informasi tentang kemungkinan rumah sakit (dan kapan
komplikasi dan nomor kontak menggunakannya).
darurat untuk ambulans dan tanda
peringatan lainnya.
Sejarah masa lalu yang relevan. Kemampuan fungsional.
Kondisi sekunder. Penilaian diatur misalnya ACAT.
Rincian layanan perawatan setelah Rumah Orang yang Berhak dan untuk
diatur termasuk pengaturan janji perawatan.
Transportasi dari rumah sakit ke
janji tindak lanjut yang
dijadwalkan.
Modifikasi rumah diatur Layanan masyarakat diatur.
Persyaratan diet. Prosedur terapi dan istirahat.
(DVA, 2020)
2.10. Proses Pelaksanaan discharge planning
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis,
sosial budaya dan ekonomi. Perry dan Potter (2005) membagi proses
discharge planning atas tiga fase yaitu: akut, transisional dan pelayanan
berkelanjutan.. Kebutuhan pelayanan fase transisional pada akut selalu
terlihat, tetapi tingkat kepentingannya semakin berkurang dan pasien mulai
dipersiapkan untuk pulang dan merencanakan perawatan berkelanjutan,
kebutuhan perawatan masa depan, berbeda dengan fase pelayanan pasien
mampu untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas
berkelanjutan yang dibutuhkan setelah pemulangan. Penyusunan format
dischage palnning, sebagai berikut:
1. Pengkajian

11
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari
pengumpulan,verifikasi, dan komunikasi tentang klien. Pengkajian
discharge palnning berfokus pada 4 area yang potensial, yaitu
pengkajian fisik dan psikososial, status fungsional, kebutuhan health
education dan konseling
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian dischargeplanning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga, yaitu
mengetahui problem (masalah), etiologi (penyebab), support sistem (hal
yang mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning)
3. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
pasien. Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik
untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan method yaitu:
a. Medication (obat): pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus
dilanjukan setelah pulang
b. Environment (lingkungan): lingkungan tempat pasien akan pulang
dari rumah sakit sebaik nyaaman dan memiliki fasilitas pelayanan
yang dibutuhkan untuk kelanjutan perawatannya
c. Treatment (pengobatan): perawat harus memastikan bahwa
pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang, yang dilakukan
oleh pasien dan anggota keluarga
d. Health teaching (pengajaran kesehatan): pasien yang akan pulang
sebaiknya diberitahukan bagaimana mempertahankan kesehatan,
termasuk tanda dan gejala yang mengidentifikasi kebutuhan
perawatan kesehatan tambahan pada pasien.
e. Outpatient referral: klien sebaiknya mengenal pelayanan dari
rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan
perawatan yang berklanjutan.
f. Diet: sebaiknya pasien dan keluarga diberitahukan tentang
pembatasan pada dietnya dan pasien mampu memilih diet yang
sesuai untuk kondisinya.

12
4. Implementasi
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana
pengajaran referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus
didokumentasikan pada catatan perawatan dan ringkasan pulang
(discharge summary). Insturksi tertulis diberikan kepada pasien.
Demonstrasi ulang harus memiliki keterbukaan dan melakukannya
dengan alat yang digunakan di rumah
5. Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam proses discharge palanning. Perencanaan
dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas
dan pelayanan yang sesuai. Keberhasilan program rencana pemulangan
tergantung pada enam evariabe, yaitu:
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan

2.11. Alur Perencanaan Pulang (Flow Discharge Planning)


Alur Perencanaan Pulang sesuai Regulasi SNARS 1.1 KARS, (2018), yaitu :
1. ARK 3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan
pemulangan pasien
2. ARK 3 EP 1
Rumah sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan
pasien (P3), dimulai pada Asesmen Awal Rawat Inap dan menetapkan
kriteria pasien yang membutuhkan P3

3. ARK 3 EP 2
Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat di rekam medis sesuai regulasi
RS

13
4. ARK4
RS menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien
( discharge) dari rumah sakit berdasarkan atas kondisi kesehatan
pasien dan kebutuhan kesesinambungan asuhan atau tindakan
5. ARK4 EP 1
Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan
pasien dan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge
palanning) untuk kesianmbungan asuhan sesuai dengan kondisi
kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien
6. ARK 4 EP 2
Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan
pasien
7. ARK 4 EP 3
Ada regulasi yg menetapkan kriteria ttg pasien yg diizinkan keluar
meninggalkan RS selama periode waktu tertentu
8. ARK 4.1
Rumah sakit bekerjasama dengan praktisi kesehatan diluar rumah
sakit tentang tindak lanjut pemulangan
9. ARK 4.1 EP 1
Ada bukti pemulangan pasien yang rencana pemulangannya kompleks
(discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap
melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, untuk
kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan
kebutuhan pelayanan pasien
10. ARK4.1 EP 2
Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan
kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusiyang
berada di komunitas dimana pasien berada yang bertujuan untuk
memberikan bantuan pelayanan.
Discharge Planning Flow Chart

14
Gambar2. 1 Discharge Planning Flow Chart (Mauro Mennuni et al., 2017)

Tim multidisiplin
Tim multidisiplin (MD) bekerja untuk menghasilkan rekomendasi
dalam pendekatan klinis pasien, dengan fokus pada kebutuhan fisik,
psikologis dan sosial seseorang, meningkatkan hasil dan kepuasan pasien
dan anggota tim. Pasien siap untuk dipulangkan ketika indikator klinis,
fungsional, psikologis dan sosial telah dipertimbangkan dengan cermat
dalam penilaian MD.
Pekerjaan yang dilakukan Tim Multidisiplin diwaktu yang berbeda adalah:
1. Pasien dengan kebutuhan sederhana (80% kasus): membutuhkan
hubungan interprofesional dengan instruksi dan umpan balik yang
tepat. Salah satu contohnya adalah konsultan spesialis.
2. Pasien dengan kebutuhan yang cukup kompleks (10-15%):
membutuhkan lebih dari satu profesional atau layanan, dengan
pertemuan dan koordinasi terjadwal. Salah satu contohnya adalah tim
jantung.

15
3. Pasien dengan kebutuhan yang sangat kompleks (2-5%): memerlukan
penilaian MD dan perencanaan terpadu. Ini memerlukan komunikasi
'tatap muka' dari para profesional dan perwakilan dari layanan rumah
sakit dan pasca-rumah sakit, mengambil keputusan melalui konsensus.
Tim MD memastikan bahwa :
a. Keputusan mengenai pemulangan pasien diambil pada tahap awal
rawat inap.
b. Rencana perawatan dan tanggal pemulangan yang diharapkan
dicatat dalam bagan medis.
c. Tes dan prosedur diagnostik direncanakan untuk menghindari
penundaan.
d. Kondisi pasien dievaluasi ulang setiap hari dan perkiraan tanggal
pemulangan diubah.
e. Tim perawat secara proaktif mengatur baik proses pemulangan
dan aktivasi layanan pasca-rumah sakit.
(Mauro Mennuni et al., 2017)

16
BAB III
RENCANA KEGIATAN

3.1. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Kamis, 26 agustus 2021
Pukul : 10.00 Wita
Topik : Discharge Planning pada pasien ..
Tempat : Di Ruang Laboratorium Citra Husada
3.2. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3.3. Media
1. Status pasien
2. Leaflet
3.4. Pengorganisasian
1. Pembimbing : Petrus K. Siga Tage, S.Kep, Ns., M.Kep
2. Kepala ruangan : Sri Hanna Wijiati
3. Ketua Tim : Franto Y. Maromon
4. Perawat pelaksana :
a. Agnes Monica Tay
b. Dorthea I. Lekahena
c. Debriana S. Nomleni
d. Kori N. Maru Djuga
e. Krisentias. C. Ngongo
f. Yosefina Un Lais

17
3.5. Mekanisme Pelaksanaan Discharge Planning

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


(menit)
Persiapan 1. Ketua Tim sudah siap dengan status 10 Nurse Ketua Tim
pasien dan format Discharge Station
Planning
2. Menyebutkan masalah pasien
3. Menyebutkan hal-hal yang perlu Kepala
diajarkan pada pasien dan keluarga Ruangan
4. Kepala ruangan memeriksa
kelengkapan administrasi
Pelaksanaan 1. Ketua tim menyampaikan 30 Kamar Ketua Tim
pendidikan kesehatan melakukan Pasien
demonstrasi dan redemontrasi:
a. Diet
b. Aktivitas dan istirahat
c. Minum obat teratur
d. Menjaga kebersihan diri
2. Ketua tim menanyakan kembali
kepada pasien tentang materi yang
telah disampaikan.
3. Perawat pelaksana membagikan
leaflet
4. Ketua tim mengucapkan terima
kasih
5. Pendokumentasian

3.6. Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan dilakukan pada pasien masuk rumah sakit
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Penyusunan proposal
d. Menetapkan kasus
2. Proses
a. Kelancaran kegiatan
b. Peran serta keperawatan yang bertugas
3. Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga

18
RM.45

RSUD CITRA BANGSA KUPANG


Jl. Manafe No. 17 Kota Baru Oebufu Kupang
Tlp/Faks. (62-0380) 8553961/8553590
Kupang-NTT Indonesia e-mail :………………………….

CHEKLIST PEMULANGAN PASIEN (DISCHARGE PLANNING )


:
NO RM :
:
NAMA

TTL
PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN YA TDK TTD
A INFORMASI KESEHATAN
1 Informasi tentang hasil pengkajian medis,
diagnosa, tata laksana, prognosis
2 Rencana pemulangan pasien didiskusikan dengan
keluarga
3 Pemberitahuan tanggal rencana pemulangan
pasien
4 Tanda dan gejala yang dilaporkan
5 Tindakan / pengobatan yang dapatdiberikan
sebelum ke rumah sakit
6 Pemberian no telpon yang bisa dihubungi
B EDUKASI KESEHATAN
1 Pemberian edukasi kesehatan sesuai dengan
diagnosa
2 Pemberian leaflet sesuai dengan edukasi kesehatan
3 Pemberian informasi tentang aktivitas yang boleh
dilakukan
4 Pemberian informasi tentang diet dan batasan
makanan
5 Pelatihan cara penggunaan alat bantu
6 Edukasi tentang pola makan
7 Pelatihan tentang cara pemberian makan melalui
NGT
8 Edukasi dan melatih tentang personal hygene
(mandi, BAB dan BAK)
9 Edukasi dan melatih tentang perawatan
NGT/Cateter
1 Edukasi dan melatih tentang perawatan luka
0
1 Edukasi tentang cara pencegahan infeksi

19
1
1 Edukasi tentang nama obat yang harus dikonsumsi
2
1 Edukasi tentang cara pemberian obat
3
1 Edukasi tentang tujuan pemberian obat
4
1 Edukasi tentang efek samping obat.
5
1 Edkasi tentang dosis, dan waktu pemberian obat.
6
C PERSIAPAN PEMULANGAN PASIEN
1 Tempat perawatan selanjutnya setelah pulang
2 Hasil pemeriksaan yang dibawa pulang
3 Alat bantu untuk dirumah
4 Rencana control
5 Kelengkapan rekam medis
6 Kesiapan alat transportasi pulang
7 Kelengkapan administrasi

20
RM.46
RSUD CITRA BANGSA KUPANG
Jl. Manafe No. 17 Kota Baru Oebufu Kupang
Tlp/Faks. (62-0380) 8553961/8553590
Kupang-NTT Indonesia e-mail :………………………….

RENCANA PEMULANGAN PASIEN

Identitas Pasien
Nama Pasien : Ruang :
TTL/ JK : Tanggal :
No. RM : Jam :
Alamat :

SAAT MASUK RUMAH SAKIT


Tanggal Masuk rumah sakit : Jam :
Alasan masuk rumah sakit :
Diagnose medik :
Estimasi/rencana tanggal pemulangan pasien :
KETERANGAN RENCANA PEMULANGAN
1. Pengaruh rawat inap terhadap :
 Pasien dan keluarga pasien Tidak Ya
 Pekerjaan/sekolah Tidak Ya
 Keuangan Tidak Ya

2. Antisipasi terhadap masalah saat pulang :


Tidak Ya Jelaskan :

3. Bantuan diperlukan dalam hal :


BAB/BAK Makan/minum Menyiapkan dan
minum obat
Mandi Berpakaian Transportasi

4. Apakah pasien tinggal sendiri setelah keluar dari rumah sakit ?


Tidak Ya

5. Apakah pasien menggunakan peralatan medis dirumah setelah keluar rumah


sakit ?

21
(Kateter,NGT,Double Lumen,Oksigen,Dll)
Tidak Ya Jelaskan :

6. Apakah pasien memerlukan alat bantu setelah keluar dari rumah sakit ?
(Tongkat,Kursi Roda,Walker,Dll)
Ya Tidak Jelaskan :

7. Apakah pasien memiliki nyeri kronis dan kelelahan setelah keluar dari rumah
sakit ?
Tidak Ya Jelaskan :

8. Apakah pasien dan keluarga memerlukan edukasi kesehatan setelah keluar


dari rumah sakit ?
(obat-obatan,efek samping obat, nyeri,diet,mencari pertolongan,folow
up,dll)
Tidak Ya Jelaskan :

9. Apakah pasien dan keluarga memerlukan ketrampilan khusus setelah keluar


dari rumah sakit ?
(perawatan luka,injeksi,)
Tidak Ya Jelaskan :

10. Pembiayaan pasca pemulangan :


Menggunakan asuransi Tanggungan Perusaaan Bayar Sendiri
Dll

11. Pelayanan kesehatan lanjutan :


Puskesmas RS Tenaga Kesehatan Lain-Lain

Kupang jam

Perawat

( )
Tanda Tangan Dan Nama Terang

22
RM.47

RSUD CITRA BANGSA KUPANG


Jl. Manafe No. 17 Kota Baru Oebufu Kupang
Tlp/Faks. (62-0380) 8553961/8553590
Kupang-NTT Indonesia e-mail :………………………….

RESUME PASIEN PULANG RAWAT INAP

Nama :
Tanggal :
Lahir
No RM :
DPJP :
Tanggal :
MRS
Tanggal :
KRS
Ruang :

Keluhan utama saat masuk :

Alasan dirawat :

Riwayat alergi :

Pemeriksaan fisik :

Prosedur diagnostic dan


terapautik investigasi :
Diagnosis
Diagnosis utama :
Diagnosis sekunder :
termasuk komplikasi
Operasi/tindakan/anastesi :

23
Hasil konsultasi :
Therapy :

Perkembangan penyakit : Membaik


Memburuk
Komplikasi
Kondisi saat keluar : Sembuh
Membaik
Tidak sembuh
Meninggal < 48 jam
Meninggal >48 jam
Cara keluar : Di ijinkan pulang
Pulang sendiri
Kabur
Dirujuk
Transfusi darah : Ya Tidak
Bila ya,reaksi transfusi: Ya Tidak
Transfusi albumin : Ya Tidak
Infeksi nosocomial : Ya Tidak Penyebab infeksi:
Penyebab dasar kematian :
Masalah yang masih ada : Fisik Mental
Edukasi/ Instruksi untuk
di rumah
Perawatan luka :
Aktivitas & istirahat :
Diet :
Komtrol kembali :
Kupang, 2021

DPJP

( )

24
RM.59
RSUD CITRA BANGSA KUPANG
Jl. Manafe No. 17 Kota Baru Oebufu Kupang
Tlp/Faks. (62-0380) 8553961/8553590
Kupang-NTT Indonesia e-mail :………………………….

No. RM :
Nama :
RUMAH SAKIT Jenis :
Kelamin
Tanggal :
Lahir
PERMINTAAN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Tanggal lahir/umur :
Selaku diri sendiri/istri/suami/anak/ayah/ibu/kakak/adik/teman/kerabat ( ) dari
pasien
Nama :
Nomor RM :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Dengan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun meminta kepada pihak
Rumah Sakit (................) untuk PULANG ATAS PERMINTAAN
SENDIRI yang merupakan hak saya/pasien dengan alasan.....................
2. Saya telah memahami sepenuhnya penjelasan yang diberikan dari pihak
Rumah Sakit mengenai:
1) Hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
2) Penyakit dan kemungkinan dari konsekuensi terbaik sampai
terburuk atas keputusan yang saya ambil
2. Apabila terjadi suatu hal yang berkaitan dengan keputusan yang telah
diaambil, maka hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab pasien atau
keluarga sepenuhnya dan tidak akan menyangkutpautkan atau menuntut
pihak Rumah Sakit ini
3. Atas keputusan saya ini Rumah Sakit................telah memberikan
penjelasan mengenai alternatif pengobatan selanjutnya
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk diketahui dan
digunakan sebagaimana mestinya.

Kupang/........./08./2021
Saksi 3 Saksi 2 Pemberi Pernyataan

( ) ( )
Dokter/Perawat

25
26
B. INFORMASI & EDUKASI
MATERI
TGL TTD & NAMA JELAS
TGL & INFORMASI DAN KODE LAMA
HASIL REEDUKASI/
JAM EDUKASI LEAFLE EDUKASI
VERIFIKASI REDEMONSTRAS PEMBERI EDUKASI PASIEN & KELUARGA
EDUKASI BERDASARKAN T (MENIT)
I
KEBUTUHAN
o Sudah mengerti
o Re-edukasi
o Re-demonstrasi

o Sudah mengerti
o Re-edukasi
o Re-demonstrasi

o Sudah mengerti
o Re-edukasi
o Re-demonstrasi

o Sudah mengerti
o Re-edukasi
o Re-demonstrasi

27
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji, A., Faridah, F., dan Handayani, L. T. (2018). Implementation of discharge


planning in hospital inpatient room by nurses.
Https://doi.org/10.20473/jn.v13i1.5942.
Audai A. Hayajneh, Issa M. Hweidi, Milian W. Abu Dieh. (2020). Nurses’
knowledge, perception and practice toward discharge planning in acute
care settings : A systematic review. Jordan University of Science and
Technology. Grant/Award Number :20190380.E-mail Address
:aahayajneh@just.edu.jo. https://doi.org/10.1002/nop2.547.
Chin. J. L., Shih. J. S., Shou. S. C., Cheng, H. C, Jin. J. T. (2021). Discharge
Planning.International Journal of Gerontology, Volume 6, Issue 4.
https://doi.org/10.1016/j.ijge.2012.05.001
Department of Health. (2010). Ready to go? : Planning The Discharge And The
Transfer Of Patients From Hospital And Intermediate Care. Quarry Hill
(Australia) : DH
Gonçalves-Bradley DC, Lannin NA, Clemson LM, Cameron ID,Shepperd S.
Discharge planning from hospital. Cochrane Data base of Systematic
Reviews 2016, Issue 1. Art. No.: CD000313. DOI:
10.1002/14651858.CD000313.pub5.
Hegarty, C., Buckley, C., Forrest, R., dan Marshall, B. (2016). Discharge planning:
screening older patients for multidisciplinary team referral. International
journal of integrated care. https://doi.org/10.5334/ijic.2252.
Horwitz, L. I. (2017). Self-care afterhospital discharge: knowledge is
notenough.
Joint Commission Internasional. (2017). Joint commission international
accreditation standards for hospitals (6th ed.)
Llywodraeth Cymru Wels Goverment. (2020). Covid-19 Hospital Discharge
Service Requiments. Wales : LCWG

28
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2018). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit.
Jakarta Selatan: KARS
Mauro M, Michele M. G.,Gianfranco A, AntonioF. A., Francesco M. B., (2017).
Hospital Discharge Planning:Recommendations And Standards. European
Heart Journal Supplements , D244–D255, The Heart of the Matter. Italia :
Association of Hospital Cardiologists (ANMCO).
doi:10.1093/eurheartj/sux011
National Institute for Health and Care Excellence. (2018). Chapter 35 Discharge
planning Emergency and acute medical care in over 16s: service delivery
and organisation. UK : NICE
Nordmark, S., Zingmark, K., dan Lindberg, I. (2016). Process evaluation of discharge
planning implementation in healthcare using normalization process theory.
BMC medical informatics and decision making,
Noviyanti, S., Noprianty, R., dan Hafsa. (2019). Pelaksanaan discharge planning oleh
profesional pemberi asuhan (PPA) di Ruang Rawat Inap. Jurnal kesehatan
vokasional, https://doi.org/10.22146/jkesvo.48638
Pertiwiwati, E., dan Rizany, I. (2017). Peran educator perawat dengan pelaksanaan
discharge planning pada pasien di ruang tulip 1CU RSUD Ulin
Banjarmasin. Dunia keperawatan, https://doi.org/10.20527/dk.v4i2.2509.
Petrus Kanisius Siga Tage, Enie Novieastari dan Ade Suhendri. (2018). Optimalisasi
pelaksanaan discharge planning terstruktur dan terintegrasi.
Paula R. P., Samuel. B. (2021). Discharge Planning. NCBI Bookshelf: A service of
the National Library of Medicine: National Institutes of Health.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Buku Fundamental Keperawatan. Salemba
Medika.
Supratti dan Ashriady. (2016). Pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan.
The Department of Veterans’ Affairs. (2020). Discharge Planning Resource
Guide : Planning a sustainable discharge from hospital. Australia :
Autralian Goverment.

29
The Scottish Government. (2016). The Daily Dynamic Discharge Approach :
Improving the timeliness and quality of patient care by planning and
synchronising the day’s activities. ISBN: 978-1-78652-298-6. London
(Edinburgh) : Open Government Licence
The Florida Department of Health. (2012). Discharge Planning Resource Guide.
USA : DOH
Yam, C. H., Wong, E. L., Cheung, A. W., Chan, F. W., Wong, F. Y., dan Yeoh, E.
K. (2012). Framework and components for effective discharge planning
system: a delphi methodology. BMC health services research,
Zurlo, A., dan Zuliani, G. (2018). Management of care transition and hospital
discharge. Aging clinical and experimental research.

30

Anda mungkin juga menyukai