Oleh
Karolus Ngambut
Noor Edi W. Sukoco
Christina R. Nayoan
Florentianus Tat
Y obana Evayanti J .
Oleh
Karolus Ngambut
Noor Edi W. Sukoco
Christina R. Nayoan
Florentianus Tat
Yohana Evayanti J.
ISBN 978-602-235-253 -2
Diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
ISBN 978-602-235-253-2
9
111 1 1 11 1 111111111 1
786022 352532
SUSUNAN TIM PENELITI
Riset Operasion al Intervensi (ROI) Kesehatan Jbu dan Anak (KIA) Berbasis Budaya
Loka l m erupakan riset dalam rangka meningkatkan Keseh atan lbu dan Anak dengan
"Demanfaakan kearifan lokal yang m erupakan suatu budaya yang telah berkembang di
masyarak at secara turun tem urun. Penelitian ini diselenggarakan untuk m embantu
memecahkan m asalah dan menin gkatkan keseh atan ibu dan an ak m elalui suatu in tervensi
berbasis budaya l okal dengan mengikuti kaidah dan m etode penelitian yang benar, dan dapat
dipertan ggung jawabkan secara etik ilmiah.
Pelaksanaan ROJ merupakan kerjasama peneliti antar institusi, melibatkan peneliti
pen eliti di luar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan peneliti Pusat
Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat - Badan Penelitian dan
Peogemban gan Keseh atan. ROT KIA berbasis budaya lo kal tahun 2012 telah menghasi!kan 13
judul penelitian dan telah dilaksanakan dengan baik. Penelitian ini telah m en guji dan
mengevaluasi manfaat dari kearifan lokal di daerah tertentu, sehingga dapat diketahui n ilai
oilai mana yang relevan dan dapat dikembangkan untuk diadopsi dalam upaya KIA.
Penemuan dalam penelitian ini merupakan h asil yang di tunggu-tunggu Kemen terian
'esehatan sebagai m asukan kebijakan penguatan program KIA. Nilai-nilai budaya yang
posi tif ini merupakan bagian dari upaya kesehatan untuk mendorong program KIA yang telah
diselen ggarakan oleh Kementerian Kesehatan.
Dengan terbitnya Japoran penel itian, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
yang telah berpartisipasi. Kerjasama yang sangat b a i k dan ketekunan peneliti telah
c::anbawa basil. Semoga hasil penelitian intervensi ini bukan hanya sekedar tulisan, tetapi
C!pai menghasi lkan luaran yang memban tu masyarakat menyelesai kan masalah dan
c:mingkatkan keseh atan ibu dan anak melalui pemanfaatan kekayaan budaya berupa
pmgetah uan tradisional (folklore) yan g ada di lingkungan masyarakat itu sendiri.
Surabaya, Desember 2012
ll
.
- - _- �
� '�
- -
--�
-
-- --- -
-- - ------
= _
- =
::;§;:
-- -:- -----=-� �-..... -
-
----
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Mah a Esa, karena han ya at as rahmat dan
karuniaNya, kami dapat melakukan pene litian ini dengan baik dan menyusun laporan
kegiatannya. Penelitian ini berjudul pemberdayaan m asyarakat melalui tradisi Lonto Leak
untuk meningkatkan kunjungan ibu hamil dan neo natus di Kabupaten Manggarai Provinsi
NIT. Pe nelitian in merupakan pe nelitian intervensi budaya m asyarakat yang ada di
Manggarai Pro vinsi NTT yaitu budaya "Lonto Leok" untuk memperbaiki besarnaya maslah
keseh atan ibu dan anak teruatam yeng berhubungan dnegan kunjun pemeriksaan kehamilan
dan neonatus.
Penelitian ini dilakuk an terlaksana berkat dukungan dana dari Pusat Humaniora,
Kebijakan Ke seh atan dan Pemberdayaan Masyarak at b adan L itbangkes Kemenke s R I , serta
dukung an dari dari berbagai pihak. Oleh sebab itu se pantasnya ucapan terim akasih kami
haturkan kepada:
I. Ke pala Pusat H um aniora Badan Litbangkes Kemenkes R l di Surabaya
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mangg arai di Ruteng
3. Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang di Kupang.
4. Tim pe ngumpul data di lapang an
5. Masyarakat adat di Desa Renda Kecam atan Satar Mese Barat Kabupate n Mangg arai
dan.
6, Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam me lakukan pe nelitian ini.
Kiranya h asil penelitian ini dapat di m anfaatkan bagi perbaikan layanan kesehatan
dan anak di Provinsi NTT, khususnya di Kabupate n Mangg arai.
Tim peneliti
111
-
-
- - - - =- -- =-:==-
- -
=---- - -==
�� - --� ":§ - - -
-=- - - =- - - - -=--.-="-��=:-
- - - - -=-- �-
-
_- - __ - -
-- -
RINGKASAN EKSEKUTIF
Oleh
Karolus Ngambut, Noor Edy W. Soekoco, Christina R. Nayoan , Florentianus Tat, Yohana Evayanty
Pordahuluan: Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NIT)
cenderung menurun selama beberapa tahun terakhir, namun masih diatas rata-rata nasional
yaitu 34 / 1 000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Demikian juga dengan Angka Kematian lbu
AKI) juga masih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional yaitu 228/100.000 kelahiran
hidup. Terdapat tiga faktor risiko kematian ibu dan bayi, yaitu pertama risiko pada saat
prenatal dimana ibu hamil tidak memeriksakan diri ke tenaga kesehatan atau fasilitas
kesehatan. Kedua, risiko pada saat persalinan. Faktor risiko yang ketig a adalah pada saat
post natal yaitu pemeriksaan neanatus yang juga relative rendah di NTT.
Pada sisi yang lain, masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan budaya atau tradisi
y.mg ada pada masyarakat. Budaya Lonto Leak yang ada pada orang mangarai merupakan
potensi budaya yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyepakati berbagai persoalan
kesehatan masyarakat termasuk mencari jalan keluar secara adat terhadap masa1ah dalam
bidang Kesehatan lbu dan Anak. Potensi tradisi Lanta Leak belum dimanfaatkan secara
optimal untuk mendukung program kesehatan masyarakat termasuk program Kesehatan Ibu
dm Anak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi norma adat dan persepsi masyarakat
.
tang KIA serta melakukan intervensi dengan menggunakan pendekatan tradisi Lanta Leak
Hasil, beberapa hasil penelitian ini meliputi teridentifikasinya norma masyarakat dan
per.;epsi masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak di Oesa Renda dan
- .::: terbentuknya hasil kesepakatan adat dari proses Lonta Leak yang telah dilakukan.
Gzmbaran hasil penelitian me!iputi.
Tokah masyarakat, beberapa tokoh masyarakat yang teridentifikasi berada d i Desa
E1cJda adalah tu'a panga, tua golo, guru agama, guru SD, kepala desa dan perangkatnya.
Scti:lp tokoh masyarakat mempunya1 fungsi dan peranya masing-masing dalam
�pengaruhi masyarakat dan serta berperan dalam mendorong tetjadinya perubahan
-laku yang positif di tengah masyarakat.
.Vorma yang terkait dengan KIA, beragam norma masyarakat manggarai yang
bungan dengan kehamilan seperti '"le_jong", ''nangki", "sumo ng" semunya berdampak
IV
::;;- ¥--
� -
-
-- y,
�
=- --
-_ - --=-- == - � - = �
pada perilaku masyarakat dalam proses kehamilan. Dalam hal peristiwa persalinan, norma
masyarakat yang teridenti fikasi yaitu '"c ikop le 'as", ''poro p ules", ''entap sibeng" yaitu
beragam perilaku masyarkat yang mengikat warga masya rakat dalam proses persalinan.
Cimana norma tersebut harus dilakukan, jika tidak dilakukan berdampak negative bagi orang
"3Jlg melanggarnya. Selain itu, norma masyarakat yang terkait dengan perneriksaan neonatus,
_
_�itu "Ia 'at" yang wajib dilakukan oleh keluarga untuk mengunjungi sang bayi yang baru
saja di lahirkan. Persepsi tentang pemeriksaan kelwmilan dan neonatus meliputi persepsi
terhadap 'ata mbeko" yang dinilai lebih terampil dibandingkan dengan bidan karena bi dan
ma.sih muda dan bujang. Hal ini diperkuat dengan persepsi "kembeleis" yang menganggap
remeh akan kemampuan bidan yang ada di desa mereka. Selain itu, persepsi masyarkat dalam
pemeriksaan neonatus yaitu "rabo " dimana mereka menngaggab bidan marah karena
tidak melahirkan di pustu tempat bidan melakukan aktifitas.
Intervensi "Lonto Leok", disepakati beberapa pokok kesepakatan adat dari hasil lonto
�k, yaitu 1) Masyarakat mendorong ibu-ibu yang ada di kampungnya masing-masing
lakukan pemeriksaan kehamilannya kepada bidan. 2), Persalinan harus di lakukan oleh
bidan dan didampingi oleh para ata mbeko yang sudah terlanjur di percaya oleh masyarakat
sc:tempat. 3) Bidan harus tinggal menetap di pustu , 4) dilakukan upacara kebaktian agama
. menetap di rumah tersebut dan 5) Semua yang hadir wajib menyampaikan
sebelum bi dan
.::3Sil Lonto Leok kepada seluruh warga di kampung.
Dampak dari kegiatan Lonto Leok terhadap peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil
Desa Renda sangat positif, yaitu sebelum intervensi Lonto Leok hanya 33,3% saja ibu
il yang melakukan pemeriksaan hamil oleh bidan pada kunjungan pertama kehamilan
1), sedangkan setelah dilakukannya Lonto Leok sebanyak 80% ibu hamil yang melakukan
riksaan kehamilan. Pada kunjungan ke empat (K-4) tidak ada satupun ibu hamil yang
lakukan K-4 atau melahirkan kepada bidan, mereka lebih suka melahirkan di dukun.
pak positif Jainnya dari kegiatan !onto leak pada pemeriksan kesehatan neonatus juga
unjukkan hal yang positif yaitu pada kunjungan KN I sebelum acara Lonto Leok, hanya
� dari 6 orang bayi yang lahir tetapi setalah Lonto Leok semua bayi yang lahir dilakukan
�ksaan oleh bidan, meskipun dilakukan di rumah masing-masing. Pada kunjugan KN2
menujukkan hal yang positif 25% sebelum )onto leak menjadi 40% setelah di lakukannya
leak untuk pemeriksan KN2. Selanjutnya pada pemeriksaan KN3, sebelum /onto leok
ada pemeriksaan neonatus, masyarakat baru akan melakukan pemeriksaan neonatus jika
menangis karena sakit. Setelah dilakukannya lvnto leok, terdapat satu dari dua orang
-==--=---
-
----=
- =--
-
--
�- �-,
- --
---=- -�----
:--ang melakukan pemeriksaan neonatus oleh bidan, meskipun tetap eli lakukan di rumab
oasing-masing.
Namun demikian, beberapa keterbay1asan dalam pralaksaaan pene Iit ian i ntervensi ini
� pada saat dilakukannya observasi lapangan, para pembantu lapangan ticlak dilengkapi
amgan buku catatan harian, sehingga berakibat pada kurang detailnya catatan hasil observasi
}ang berdampak pada kurang lengkapnya informasi. Selain itu, keberlanjutan (suslainability)
dart perubahan yang saat ini sudah terwujud pada masyarakat belum cukup kuat karena
vi
-=-
=-
--=--: =-��
- --===-��-�-:=: � - -- -- -_:_- ..:;:;--
-;:::-__ - --
;:--:;
-- ;-: __
,_
--
--
--------=-- - - -- �--- _-_ -==---=--=-=- -- -_ --:::.-= - -- _--
--=-== __
ABSTRAK
Latar Belakang, Rendahnya kunjungan ibu hami I dan neonatus merupakan dua faktor
risiko yang dominan dari kejadian kematian ibu dan anak di Kabupaten Manggarai.
Disamping itu, perilaku tidak terlepa s dari norma yang melekat pada masyarakat. Penelitian
-i merupakan Riset Operasional Jntervensi Kesehatan lbu dan Anak melalui tradisi Lonto
ILok. Tujuan intervensi yait u untuk meningkatkan jumlah kunjungan ibu hamil dan neonatus
petugas kesehatan.
Metode: Penelitian adalah observasi partisipatoris dengan desain penelitian cohort.
D:ua dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam terhadaap tokoh masyarakat
::lengan prinsip snow ball sampling untuk mendapatkan gambaran norma dan perilaku
�syarkat yang berhubungan dengan KIA. Intervensi dilakukan melalui tradisi Lonlo Leok.
Hasil: terdapat banyak norma yang ada dalam masyarakat yang berhubungan dengan
KIA. Selain itu, persepsi masyarkat tentang pemeriksaan kehamilan dan neonatus juga
bcragam. Evaluasi terhadap kesepakatan tradisi Lonto Leok pada kunjungan ibu hamil dan
oeonatu s menunjukkan adanya peningkatan jumlah kunjungan yaitu setelah intervensi lebih
VII
DAFTAR lSI
AITAR TABEL . .... . ...... .. ........... . .................................... . . . . . ... . . .... ................. ..... ..... . . . X
-\B I PENDAHULUAN
4 .Pengaruh Lon to Leok terhadap kematian lbu dan Anak ................... .......... .. ....... I 0
-\B III TUJUAN DAN MANFAA T
I. Tujuan ............................. ................. .................. . . . . . . . . . .......................................... 11
1. Manfaat.................... .... ..... .. .... . .......................... ................ . ............. .... ... . .. ..... ...... 1 1
� IV METODA
6. Popuasi .. ... .............. ...... ...... .. . . .... .. ..... ............... ... ........... . .. .. ......... ... .. .............. .. . 14
Vlll
-
--== -
- -=
=- -==-
-
- - -- --------=-
�- --=--
-
S.Analisis Data........................................................................................................ 15
9.Bahan dan Cara Ketja..... .. . . . . ........ ................... ........... .... ... .. . . . .... .. . . ........ ....... ....... 16
:.. ldentifikasi tokoh masyarakat adat .... .. . .. ..... . ...... .. . ...... .............. ............. . 27
.. .. .. . . . ... .
3. Identifikasi Norma yang berkaitan dengan KIA ... .... .. . .... .................................... 29
a. Kehamilan
. .... ....... ....... ... . .... ... .... ... ....... ... .... . ...... ...... ... .... .... ... .
... .. .. . . . . . .. ... . . 29
b. Persanilan natau kelahiran . ...... . ............. ....... . .. . .. . .... . . . . . .... ..... . . . . . . . .......... .. 31
c. Pen1eriksaan bayi .. . . . ... .. .... . .. .......
. .. ...... .. . .
.. ... ......... .... ... .... ..
. . .. ..... . ... . .. 32
.. .. ..
I. Simpulan . . . .... .
.. ... . . ...... . . . . . . . . . . ...
.. ... ...... ... .... ........... .. .... ... .. ........ ...... ....
. .. ... ..... ...... .. 51
2. Saran ....... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . ............. . . . . . ......... . . . . . . . . . ............ ......... . . . . . . . . . . ...................... 51
ix
- -
-- -- - -
--=-=- -=-
- -
���--- -_-
-- - --= - -=-=
-
===-
---=- =--=- -==-=--= �-��
___:_-=-- -
-
- -- - --
DAFTAR TABEL
...-:d 1 Prosedur atau Cara Kerja Pel aksanaan ROI KIA Berbasis Budaya Lonto Leok
di Kabupaten Manggarai Tahun 2012 .. . . . . . . . . ... . .. . .. . . . . ..... ......................... 17
1 Jumlah kunj ungan Ibu Hamil untuk p emeriksaan Antenatal Care d i Pustu
Renda..................................................................................................................... 29
..,.,.� 3 Jumlah pemeriksaan kesehatan neonatus bulan Januari sampai Oktober 2012 . .. 33
-1- Persepsi Terk ait Kesehatan lbu dan Anak Pada Masyarak at di Desa R enda
tahun 2012 . . . . . ............ . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... . . . . . . . . . . ... 36
5 Jumlah kunjungan Tbu Hamil untuk pemeriksaan Antenatal Care Sebelum dan
setelah intervensi di Pustu Ren da. .............. .......................................... 45
6 C akupan Kunjungan Neonatus Sebelum dan Setelah Intervensi Lonto Leok di
Pustu R enda Tahun 2012 . . . . . ........ ...................... ..................... ..... ..... 47
=
- = --=-=:
----=. -- ....: :::=: - - ---
:o..
-=
- -- _ -=----- �
::;;:_
_ -===
--;;: :- -- --� �.u.=-- --
-- - - -- - - -
- __:::-
:__ -- - -=- --
-= -= --= - --
---- - -
==--- -�
- --� - ---== - - =-----
=-
DAFTAR GAMBAR
G:!rnbar 1 : Spanduk Promosi Program Revolusi KIA di Pustu Renda . ..... .. .. .... .. . . .. . ...... .. 4
G:nnbar 2: Kerangka operasional penelitian ... ... ....... ... ...... .. .... ..... .. .. ... ...... ... .... .... .. ... . .. ... .. . 13
Gambar 3: Mekanisme alur penelitian .. . . .. ....... ....................... .... .. .... ........ . .... ....... .. . .. . ... . .... 13
G!mbar 4: Peta Lokasi Penelitian ... ..... . ..... ... ...... ..... . .... .. . ........ .. ...... . .... ............. . . .. ... . . ....... 19
Gmtbar 5 : Kehidupan salah satu rumah tangga di Desa Renda......................................... 20
G!mbar 6: Sarana angkutan umum ''Oto Ko/" di Desa Renda ........... ... ... ... ........ . ........ .. .. .. 21
G!mbar 7: Fasili tas sanitasi dasar (air bersih) diKampung Tungga Desa Renda ............ .. 23
6:3mbar 8: Rumah adat (Mbaru Gendang) Lukup .......... ... ....... . ..... .. . ...... ...... .. . .. ..... ........... 24
G:!mbar 9: Ar tefak alat kesenian gong, gendang dan tambur di rumah adat.. ..... ... . ... ... . ..... 24
G!:nbar I 0 : Pustu Renda, Insert: lokasi pustu dekat pekuburan umum ... ....... ... ................ 26
G:!mbar 11: Tokoh masyarakat adat di Desa Renda.. ... .. .. ...... . .. ....... . ... ................ .. .. .. ........ 28
bar 12: Wawancara degan masyarakat dan tokoh masyarakat ... ........... ...................... 30
G.:nbar 13: Bidan (kiri) melakukan kunjungan neonatus di rumah (kanan) ... .. ... . ... ... ....... 34
Gmtbar 14: Pelaksanaan Lonto Leok .... ..... ... . ..... .. ... .... ... ...... ..... .... ..... ....... ..... ....... .... ... .. .. . 38
Gz::::J bar 15: Reis Meka Kapu tuak. .............................................................................. ....... 40
G:!::nbar 16: Bidan sedang mealakukan pemeriksaan bagi ibu hamil di Pustu . .. . . .... ... .... .. . . 44
XI
DAFTAR LAMPIRAN
XII
BAB I
PENDAHULUAN
t:.::un 2004 sebesar6211000 kelahiran hidup dan pada tahun 2007 turun menjadi 57/1000
�ran hidup. Namun angka tersebut masih berada diatas rata-rata nasional yaitu 52 /1000
hiahiran hidup tahun 2004 dan 34 11000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Susenas 2004,
- esdas, 2007). Selain itu, Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi NTT mengalami
�nan dari 554/100.000 kelahiran hidup (Sukemas 2004) menjadi 306/100.00 ke1ahiran
� pada tahun 2007 (SDKI 2007). Walaupun AKI di Provinsi NTT mengalami penurunan
un tetap masih tinggi dibandingkan dengan AKI nasional yaitu 228/100.000 kelahiran
:.:;..::up. Jumlah kasus kematian Ibu di NTT cukup tinggi pada tahun 2009. Beberapa kabupaten
� tinggi adalah dari Timor Tengah Selatan (4 0 kasus, Kabupaten Sumba Barat (31 kasus)
Kabupaten Manggarai sebanyak 22 kasus (Dinkes Prov. NTT. 2009). Jumlah kasus bayi
- mati saja (bukan kasus kematian perinatal dan neonatal) di Provinsi NTT terus
::::g
::J!D.in kat dari 1.159 kasus (tahun 2007) menjadi 1.208 (tahun 2008) dan meningkat menjadi
12-W kasus (tahun 2009) (Dinkes Prov. NTT, 2009).
Beberapa penyebab kematian ibu bersalin di Provinsi NTT secara umum dikategorikan
dua hal, yaitu penyebab langsung (medica/factors) dan penyebab tidak langsung. (non
-fica/ factors). Penyebab langsung kematian ibu dan bayi di NTT ayaitu perdarahan 42%,
.
�ia 13%, infeksi 10%, persainan lama 9%, komplikasi 11%. Penyebab tidak langsung
d::l:a:::mi n ibu dan bayi menyumbang sebesar 15%kematian ibu dan bayi di NTT, seperti
�t malaria, anemia, keadaan geografis yang sulit dijangkau, rendahnya pendidikan
-
-....raa
r kat dan keadaan ekonomi masyarakat yang rendah yaitu 23% dari 4.6 juta jiwa
uk NTT pada tahun 2010 masih berada da1am kategori miskin (BPS, NTT, 2010).
itu, budaya masyarakat yang kurang mendukung norma hidup sehat terutama dalam hal
1
Faktor Risiko Kematian Ibu dan Anak
Selain itu, ada tiga faktor risiko kematian ibu dan bayi di Provinsi NTT, yaitu pcrtama
o pada saat prenatalyaituibu hamil tidak memeriksakan diri ke tenaga kesehatan atau
"Jitas kesehatan dengan berbagai alasan, sepe1ti rumah tempat tinggal relatif jauh dcngan
·esmas atau fasilitas kesehatan dan kurangnya pemahaman dan dukungan dari keluarga
masyarakat kepada ibu hamil agar mau menafaatkan pelayanan antenatal care (ANC).
�tnya terjadi drop outangka kunjungan pcmeriksaan ibu hamil (ANC) satu kali (K-1)
i ANC lengkap (K4) relative tinggi di Provinsi NTT yaitu dari 87% (K l ) ke 62% (K4).
J.:::lilk an halnya dengan Kabupaten Manggarai terjadi penurunan dari 85% untuk K 1 ke 58%
• K4 (Laporan Seksi KIA Dinkes Prov. NIT, 20 I 0). Selain itu, profil Puskesmas Narang
jukkan bahwa persentase kunjungan K l tahun 2010 sebesar 64% dan K4 48.7% .
acaan
• tersebut relative rendah dari target yang ditetapkan dalam ukuran kinerja, yaitu 94%
-::ccanfaatan ANC terhadap kematian bayi baru lahir di Kota Kupang tahun 2010 menemukan
a ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak lengkap mempunyai risiko enam kali untuk
_ !ami kematian bayi baru lahir dibandingkan ibu yang melakukan ANC lengkap
:cmtan, 2011). Dengan demikian, berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya
.
disimpulkan bahwa ANC di Provinsi NTT masih tergolong rendah terutama cakupan
;:eceriksaan lengkap (K4), khususnya di lokasi penelitian. Padahal ANC merupakan bagian
ting dalam kehamilan karena dengan memeriksakan kehamilan secara teratur dapat
teksi Jebih dini keadaan-keadaan yang mengandung resiko kehamilan dan atau
· an, baik bagi ibu maupun bagi janin. Oleh karena ittr perlu adanya kerjasama dari
pihak untuk mendukung dan mendorong ibu agar mau melakukan ANC agar kehamilan
_�lamatkan nyawa ibu dan bayi, persalinan seharusnya di lakukan di fasilitas kesehatan
: memadai dan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil. Akan tetapi di Provinsi
77.1 % persalinan terjadi di rumah (home delivery) dan hanya 36,5% persal.inan yang
g oleh bidan atau nakes lain�ya (Rikesdas 2007). Lebih lanjut riset kesehatan dasar
as) tahun 2007 menjelaskan bawa di Provinsi NTT khususnya di daerah pedesaan,
�g persalinan masih di dominasi oleh dukun (Dinkes Prov. NTT, 2009). Laporan Seksi
Prov. NTT (20 1 0) menujukkan bahwa persalinan yang ditolong oleh Nakes hanya
76%, sedangkan di Kabupaten Manggarai untuk tempat persalinan, ibu yang
-- --::
- - - -� -
-=- ---=
-
--=-
=-
-- �
- -
-�-
ahirkan di bukan tempat pelayanan kesehatan dua kali lebih banyak dari ibu yang
dahirkan di fasilitas kesehatan (Dinkes Prov. NTT, 20 I0). Sebuah peneli tian Case
"llroldi Kabupaten Timor Tengah Selatan menunjukkan bahwa ibu yang bersalin bukan di
:-1aga kesehatan memiliki risiko sampai dengan 23 kali lebih besar dibandingkan ibu yang
·asalin ditolong oleh Nakes (Banamtuan 2011). Salah satu faktor yang mempengaruhi
�san ibu untuk bersalin di bukan tenaga kesehatan adalah keterikatan ibu terhadap
ya setempat. Adoe (20 II) dalam hasil penelitian cross sectionalnya menunjukkan bahwa
ibu yang masih memegang teguh budaya seperti pijat ibu bersalin, tatobik dan
angangan memiliki kecenderungan tujuh kali lebih besar untuk bersalin tidak di tolong
...
3 nakes dibandingkan dengan ibu yang tidak lagi mengikuti budaya setempat. Oleh karena
_._ peran dan dukungan dari masyarakat terutama tokoh-tokoh adat sangat penting dalam
orong dan menjaga ibu agar bersalin di sarana kesehatan dan ditolong oleh tenaga
atan terampil.
Faktor risiko yang ketiga adalahpada saat post natal yaitu pemeriksaan· neonatus yang
_ relative rendah di NTT. Laporan Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
insi NIT menunjukkan bahwa kunjungan neonatus lengkap yaitu minimal 3 kali, di
insi NTT relative masih rendah pada tahun 20 l 0, yaitu 71.06%, kunjungan tertinggi di
�aten Lembata dan Nagekeo masing-masing 97.05% dan 91.12%, Terendah di
�ten Alor dan ITS, yaitu 46.5% dan 56.5%. Sementara Kabupaten Manggarai angka
· gan neonatus yang Jengkap berada di bawah rata-rata Provinsi NTI yaitu 70.6%
es Prov. NTI, 2011). Data Puskesmas Narang Tahun 2010 menunjukkan bahwa
-,;ungan K l sebesar 64% dan K4 48.7% atau dengan kata lain Drop Out (DO) sebesar
-�o. Angka cakupan tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam ukuran
�a puskesmas sesuai Standard Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 94% untuk Kl dan 76%
K4 (Protil Puskesmas Narang, 2010).
"ntah, masyarakat dan para pemerhati masalah kesehatan baik di tingkat nasional dan
�-'""'>.3 ional yang diindikasikan dengan beberapa Non Govermnet Organization (NGO) yang
.,_..,_., k dalam upaya penanganan masalah kesehatan masyarakat di NTT misanya Australia
ia Partnership for Maternal and Neonatal health (AJP-}vfNH). Selain itu, indikator
..:s:l::
nan masyarakat yang demikian rendah di Provinsi NTT seperti tergambar dari Indeks
-HHk-
- �- == -
� -- - " . rw;:-'l<M
- - - �- - - -
- �
- - - - -- - ---= -�
-- -
��mgunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) tahun 20 I 0 yang menunjukkan Kabupaten
�i berada pada peringkat 437 secara nasional (Litbangkes, 20 10) menjadi catatan
l::3l:Ddiri bagi citra keterbelakangan Provinsi NTT sebagai Nusa Tetap Tertinggal dan Nanti
· yang tergambar diatas, telah dilakukan berbagai strategi atau pendekatan yang
�ensif. Pertama, melalui pendekatan kebijakan, yaitu dengan mencanangkan program
:!ls i KIA yang termuat dalam Peraturan Gubernur (Pergub) No. 42 tahun 2009 tentang
i KIA di Provinsi NTT. Intinya adalah setiap ibu yang akan melahirkan harus
-�:u. akan di fasilitas kesehatan yang memadai yaitu di Puskesmas atau Rumah Sakit
- sama antara Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Badan Pemberdayaan Masyarakat
....
��ro;:��an (BPMPD) (Dinkes Provinsi NIT, 2010). Ketiga, pendekatan melalui peningkatan
.
...
-...
... .. as dan jaringannya supaya terjadinya perubahan perilaku masyarakat atau individu.
..
·an ibu dan bayi di NIT belum memuaskan. Kampanye Revolusi KIA secara besar -
�ii!:<m pada hampir di seluruh kampung di NTT nampaknya belum dapat merubah perilaku
1:rrakat. Hal ini terbukti dari persalinan yang dilakukan di dukun, sekalipun dekat dengan
-
-
-= -- --
- --
-==-
_
-__ --- �
-=-
_ -
---����- -- - -- �-
Jbsil komunikasi dengan tokoh masyarkaat pada saat melakukan pelatihan reformasi
--:c:�smas untuk mendukung revolusi KIA terungkap bahwa pada tahun 20 I0 ada istri dari
g ketua pokja Desa Siaga di daerah setempat, melakukan persalinan di rumah dan
.-.......-'-'-""-;:;_ oleh dukun. Selain itu, pada kesempatan yang sama juga terungkap bahwa sesaat
c�::;g::mu· Barat, ada bayi yang meregang nyawa karena terlambat di tolong oleh tenaga
....
.... ..., .....:. . Kedaua kasus tersebut menggambarkan bahwa program kesehatan ibu dan anak
., ..;...
oleb tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya
!I...J:�;zrian ngrat unsur-unsur kebudayaan meliputi sistem religi, sistem dan organisasi
:::taenunjukkan bahwa seluruh perilaku manusia dilatar belakangi oleh budaya atau
)a.ng terdapat pada kelompok masyarakat dimana mereka hidup. Kebudayaanlah yang
-��:t ber'lnacam-macam budaya yang saat ini masih di praktekkan oleh rnasyrakat di
�_,�-en Manggarai terutama masyarakat adat yang berada di kampung. Salah satu contoh
tersebut adalah tradisi "Lonto Leolt'. Tradisi Lonto Leokdi praktekkan oleh
==:::�:t:::w manggarai untuk pengambilan keputusan yang penting bagi kehidupan kelornpok
�,--.-uatnya. Selama ini, intervensi melalui tradisi Lonto Leok sudah mulai di kembangkan
.
-::n:::::;_z::!SI· masalah kesehatan yang Jebih luas seperti penyakit menular, Diare dan masalah
'3Iakat. Pendekatan melalui tradisi Lonto Leok yang merupakan modal sosial dasar
_
-�"�
, --
=-=-
-
---=-
--= -
""
- --�=--- ---,
-=- - - - -
_ -
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dayaLonto Leok
dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari
ia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009). Selain itu, budaya dapat juga diartikan
¥i kepercayaan, nilai-nilai, tingkah laku, atau obyek-obyek material yang dihasilkan oleh
-...
-:ompok orang tertentu (Macions, 1987 dalam Raho, 2004). Terkait dengan hal budaya,
_"3rakat di Provinsi NTT lebih khususnya di Manggarai memiliki beragam jenis budaya
· budaya dalam bentuk alat music seperti sunding (Seruling) Tambur, gendang, Nggong
sr tarian daerah, seperti tarian Caci. Selain itu terdapat juga sistim sosial (social system)
� dari aktifitas masyarakat yang berinteraksi, berhubungan, dan bergaul diantara sesama
Tradisi Lonto Leok, merupakan suatu tradisi turun temurun atau warisaya budaya nenek
�arai Secara harafiah istilah Lo nto Leak berasalah dari kata Lonto artinya duduk, Leok
. •
_;a berkeliling I melingkar. Sehingga Lo nto Leokdiartikan duduk berkeliling atau duduk
pang olo ngaung musi) untuk bersama-sama membicarakan suatu masalah atau
rlesaikan suatu perkara yang terjadi dalam kampung: Tradisi ini juga digunakan
g. Semua yang hadir dalam musyawarah adat tersebut harus duduk berkeliling atau
-mtuk lingkaran dan tidak boleh ada yang duduk sating membelakangi. Setiap orang
:-radisi Lo nto Leak berbeda dengan kegiatan musyawarah biasa. Kegiatan Lo nto
:::ny a dilakukan di Mbaru Gendang (rumah adat orang manggarai) yang berbentuk
dengan satu tiang utama ditengah-tengah rumah yang disebut "siri bangkok''. Pada
.gkok di gantung juga "Nggo ng dan Gendang' dan berbagai symbol-simbol adat
z:n. Pad a saat kegiatan Lonto Leokseorang "Tu 'a Golo " (kepala kampung) akan
hil tempat duduk persis pada ·'Siri Bangkok" dan seluruh yang hadir mengelilingi
- - -
-==-
- -==-
-
-�
--- ---·
-
--.=- -
-"-
- -= - ---=- - ----=-- ------=--
- - -
' melaksanakan musyawarah. Lonto Leok dapat dilaksanakan sewaktu-waktu sesuat
rr=gan kesepakatan bersama tua-tua adat kampung dan dapat juga diadakan jika ada
· taan tertentu atau ada masalah dalam kampung yang harus dicarikan jalan keluarnya.
�san yang diambil dalam kegiatan Lonto Leok berdasarkan musyawarah dan mufakat
.:D�:CgaD semua orang yang hadir, dan mereka bertanggung jawab terhadap keputusan yang
• i J dan juga bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan dari hasil Lonto Leok. Jika
san Lonto Leok tidak dijalankan dengan baik maka semua orang yang hadir pada saat
Leok saat pengambilan keputusan awal/pertama berkumpul dan bermusyawarah
• li menyampaikan bahwa orang tersebut tidak menjalankan putusan, selanjutnya mereka
�an musyawara kembali untuk membuat kaputusan baru selama satu kali dan bahkan
· adat terhadap pihak yang sengaja tidak menjalankan kesepakatan adat tersebut tersebut
Jika di tinjau dari persepektif kesehatan masyarkat, tradisi Lonto Leok pada masyarakat
:ggarai termasuk dalam kategori budaya yang netral, karena tidak bertentangan dengan
- nilai kesehatan juga tidak secara langsung mendorong norma atau ni1ai kesehatan.
demikian, tradisi Lonto Leok merupakan potensi budaya yang dapat dijadikan sarana
menyepakati berbagai persoalan kesehatan masyarakat termasuk mencari jalan keluar
5: :::a
:<: adat �erhadap masalah dalam bidang Kesehatan lbu dan Anak. Selama ini potensi
· Lonto Leokbelum gunakan sebagai sarana untuk membicarakan berbagai persoalan
�tan masyarakat pada masyarakat adat di Manggarai, termasuk persoalan tingginya AKI
.-\KB.
Tradisi Lonto Leok yang terdapat pada setiap kampung di Manggarai menghasilkan
;..�..al;)a adat yang mengikat seluruh warga adatnya. Mengik'atnya keputusan (norma adat)
u..;n
::: dihasilkan tradisi Lonto Leok pada masyarakat manggarai dapat digunakan untuk
.--.
_...,
. .�
rung program kesehatan masyarakat termasuk program Kesehatan Ibu dan Anak
para tua-tua adat sebelum melakukan Lonto Leok telah memiliki komitmen untuk
�ilkan suatu norma adat uang mendukung kesehatan ibu dan anak.
::lntca pu 'u neka woleng curup (seperti pisang dalam serumpun, selalu menyatu/jangan
-cd>eda kata). Bahwa keputusan yang telah di buat dalam Lonto Leok yang hadir adalah
7
scluruh warga kampung. Terjadi bantang cama reje leleng (kesepakatan dan saling
�;etgandeng an). Hasil dari Lonlo Leok semua warg a seia sekata dan selalu bersepakat.
7:"mca ambo neka woleng lako (s erum pun tebu yang tumbuh lurus dan tidak berbeda jalan
Prinsip ini menunjukan bahwa hasil dari Lonto Leok yang telah diputuskan bersama
E::!rus diikuti clan dijalani.
--,mgca tiwu neka woleng wintuk (seperti ikan sekolam jangan berbeda tindaka n). Prinsip
- - menekankan kesam aan tindakan dimana semua \Varga kampung harus berti ndak
b!rsama-sama.
�ngca wae neka woleng tae uangan berbeda dalam penyampaian). Prinsip ini
.=.;;nek ankan kesamaan kata dalam menya mpaikan basil Lonto Leok kepada
i:ZSYarakat.Neka somor nggara olo sumir nggara musi G angan plin plan Jain k e depan
- ke belakang).
CzJaagu anak neka woleng curup (ayah dan anak jang an berbeda kata). Prinsip 1111
i?rinsip-prinsip ini selalu dipegang oleh masyarakat manggarai seh ingga keputusan
�
.... -
....,. .... yang s udah disepakati dalam forum Lonto Leok, apalagi dibicarakan dalam Mbaru
...em:..::�:org semua warg a berusah a untuk mengikuti. Warga manggarai beranggapan bahwa
mtan dalam Lonto Leok tidak h anya di dengar oleh inanusia juga disaks ika n oleh
=wyang ( ise empo), oleh karena itu jika ada yang tidak menjalankan kesepakatan adat
Lonto Leokpasti ada s�j a bahaya atau kejadian negatif yang akan terjadi pada orang
-,.hidupan masyarakat Indonesia masih terkait erat dengan faktor budaya yang juga
Qml peng aruhi dalam pemanfaata n dukun bersalin baik untuk pemeriksaan kehamilan
� penolong persalinan. Karena terda pat pandangan yang berkembang ditengah
� terhadap konsep kehamilan serta tradis i yang telah mengakar secara turun
dimana terdapat beberapa kelompok atau golongan masyara kat yang telah
--�ap pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bersalin merupakan suatu
-
- -- -- -- - -
- -- - - -
-
=-- - --==-
:::: ::=:: -- --- --
- --
- -- - ==::-
-=-
-=-
-- -
=-_- ==-
= ----
=""'-=- - =
_
-
--==-
-
- - -
--
--=- -
-
�
- -
- -
--- ---=
-==
-
-
-=-
-=-
---=- -
-
--=----=
- ----=-
-
-
yang lebih baik dibandingkan pertolongan persalinan yang di lakukan oleh tenaga
tan (Anggorodi, 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oahniar
bahwa ibu memeriksakan kehamilannya juga kepada dukun bersalin karena menurut
an bahwa dukun bersalin bisa memijat bagian perut untuk menentukan usia kehamilan
_;:pat memperbaiki posisi jan in dalam kandungan.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk
�ah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk
_..ga pertumbuhan dan kesehatan janin. Seperti terlihat dari hasil wawancara, perawatan
"""-..:..-.;J an pada masyarakat di daerah penelitian yaitu dengan memadukan perawatan
·lan
a::z: :::ll secara medis maupun dari segi budaya yang sudah dipercayakan akan manfaatnya.
�ilai yang terkandung dalam kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar
_- .:nanusia, bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan
-=wtya seperti kekuatan alam maupun kekuatan Jain tidak selalu memberikan dampak
= �ik. Kecuali itu, manusia memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupaun
==�·al. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
.:!:rakat itu sendiri (Koentjaraningrat, 1990 dikutip dari Dahniar, 2009).
Masalah keyakinan dan kaitannya dengan budaya setempat atau kebiasaan yang
--'------� didaerah inilah yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan pilihan stapa
g persalinan yang lebih mendapatkan kepercayaan masyarakat. Menurut Kotler dalam
(2002) menggambarkan model kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan
atan) untuk diterima atau tidak tindakan pencegahan dan pengobatan yang diperoleh,
__...
__ ,...,, ya dipengaruhi oleh faktor kepercayaan penerimaan dan penolakan terhadap untung
__ tindakan medis, pengaruh berita dan informasi yang' diperoleh dari media massa,
k masyarakat atau keluarga yang ia percayai, pengalaman orang lain/ternan.
Berbagai budaya masyarakat Indonesia, masalah mengenai pemilihan terhadap
"'"--"-g persalinan tidak selalu ditentukan oleh suami atau istri yang menantikan kelahiran
lainkan oleh anggota kerabat lainnya yang lebih senior dan mempunyai status sosial
ggi. Mereka yang mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan tidak selalu
:::;::....i.ail kerabat perempuan melainkan juga kerabat laki-laki (Swasono, 1998).
Selanjutnya dikatakan bahwa, pusat kekuatan dalam pengambilan keputusan
faktor yang penting untuk diperhatikan semua pihak. Karena sering tet:jadi bahwa
....gan yang sangat rasional dan berguna untuk menetapkan suatu keputusan yang
...eri ng terkalahkan oleh pertimbangan yang tidak rasional, namun sulit dirubah karena
t:=tanam secara mendalam sebagai keyakinan yang bersumber pada faktor budaya.
9
garuh Lonto Leok Terhadap Kesehatan lbu dan Anak
Tradisi Lonto Leak dalam mengambil kep utusan p enting pada masyarakat manggarai
sering dilakukan, misalnya p ada s aat melakukan upacara "penfi " upacara (upacara
� tahunan) uap acara pembagian lahan baru "lingko " . Dalam rangkaian kehidupan
::.a. upacara Lonto Leok sering dipraktekkan oleh masyarakat untuk m engurus
--...a..&;&Ul n dalam ke luarga, mengurus proses kematian dan membangun rumah baru.
-� aan tradisi Lonto Leok sebagai up aya untuk mengatasi petmasalahan kesehatan
.;�kat (kesehatan ibu dan anak) di manggarai masih belum di praktekkan.
10
-
--= _..::.
-�
---: =
: =-_-:' -�- -
- -==-
- - - --=���
-"'
_ ;_
::_-=-
- -
- --�-
- _--=
_ :;: -� - - �
� ·
"-- M
- -
- - - - =---== =- --=
=-=- -
--- -----==-=-
-
- -
BAB III
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian intervensi ini adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan
ibu hamil dan jumlah kunjungan neonates di Desa Renda kabuoaten Manggarai
Tujuan khusus
_
-_ fengidentifikasi
•. persepsi para tua-tua adat mengenai pemeriksaan kehamilan,
persalinan dan neonatus.
- .fem bangun komitmen para tua adat sebagai pelaku intervensi untuk memanfaatkan
budaya/tradisi "Lonto Leo/C' agar dapat dihasilkannya norma adat yang mendukung
.;paya Kesehatan lbu dan Anak, khususnya untuk meningkatkan kunjungan ibu hamil
esehatanneonatus.
Ianfaat Penelitian
mendukung program Revolusi KIA sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi NTT
memperkuat budaya dan ikatan sosial dan rasa persaudaraan antar sesama.
� ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat dijadikan informasi dasar untuk melakukan
.:erbagai penelitian lebih lanjut
11
- --
-
-- - -
-------=-==-- - ---- -:: - =-�
_
--=- - � ---==- _::.
-
-
BAB IV
METODA
erangka Operasio n a l
P enelitian ini dimulai dengan diidentifikasinya norma-norma dalam masyarakat adat
�tan neonatus termasuk norma- norma yang s udah ada di masyarakat yang berkaitan
.:..c::;gan hal-hal tersebut. Proses wawancara mendalam ini direkam dan kemudian
.::...::ms kripkan dan dianalisis. Kesimpulan dari hasil analisis wawancara (tahap kedua) dan
::3iukan dengan hasil obs ervasi partisipatif (tahap pertama) dijadikan dasar untuk
-e:::gembangan media sebagai alat bantu untuk membentuk nilai yang ada di masyarakat yang
!Sla.i d engan norma kesehatan. Intervens i untuk mencapai kesepakatan masyarakat s ecara
lOt. tentang upaya meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil dan neonatus dilakukan
ui tradisi Lonto Leak yang ada di masyarakat. Evaluasi dilakukan s ete!ahLonto Leak,
.:..Au kan dengan menggunakan wawancara mendalam kepada para ibu untuk mengetahui
� mana pengaruh dari norma yang diputuskan dalam Lonto Leok terhadap keputusan ibu
·1 memeriksakan kehamilannya dan juga memeriksakan kesehatan bay i baru lahir
:10011 a tus). Analisis data dilakukan dengan melihat kunjungan ibu hamil dan neonatus di
_.esa R enda Puskesmas Narang. Mekanisme penelitian intervensi ini disajikan pad a hagan 1 .
12
Gambar 2 : Kerangka operas ional penelitian
asi partisipatif, Indepth Interview dengan tua-tua adat. Tahap 2 : pengembangan media
asi untuk kegiatan Lonto Leok. Tahap 3: pelaksanaan kegiatan Lonto Leok dan Tahap
--£S e Barat Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Tim ur yang be1j arak sekitar
1 ke arah selatan dari Kota R uteng, yang ditempuh dengan w aktu sekitar 3 jam
13
. - -
- -=-==-- =-=-
- - - �
- -
=--- _ -�
__
- - __ -
_ =- =
- -
- - =
�- - =---
---===-
= -
---=--===
-- --::::_ -
- --
endaraan. Lama waktu penelitian ini adalah sernbilan bulan rnulai dari pengurusan
.::c.;:lln istrasi pengajuan protokol penelitian. perijinan sampai pada penyusunan laporan ini.
Disain Penelitian
litian ini merupakan penelitian intervensi pada budaya dengan menggunakan pendekatan
ensi diberikan pada kelompok perlakukan melalui penguatan kapasitas masyarakat adat
ui tradisi "Lonto Leok" dengan infonnasi tentang kunjungan kehamilan dan kunjungan
tus.
Jenis Penelitian
litian ini merupakan penelitian intervens i terhadap budaya yang ada pada masyarakat
pat yaitu tradisi "Lonto Leok" sebagai sarana untuk menyampaikan informasi dan
usyawarah untuk menyepakati beberapa hal yang berkaitan dengan upaya meningkatkan
Populasi
sasaran dalam penelitian ini adalah kelompok masyarakat adat di Desa Renda
esmas Narang Kecamatan Satannese Barat Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa
ggara Timur yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat.
dengan kehamilan, persalinan dan sampai ke keseh atan hayi baru lahir.
Subyek/Sampel: Seluruh Masyarakat adat Desa Renda
Cara Pengumpulan data: Primer melalui observasi partisipatif Sekunder melalui
dokumentasi dari norma adat tertulis
Instrumen Penelitian : Pedoman observasi danfield note I catatan harian peneliti
14
Subyek/Sampel: Tua-tua adat yang d itentukan melalui tek nik sno·wball sampling
Cara Pengumpulan data :Jndepth Interview
Defin isi operasional:kunj ungn ibu hamil k e fas ili tas kesehatan untuk memeriksakan
d irinya minimal 4 kali selama h amil, yaitu 1 kali triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ke empat.
Subyek/Sampel: Ibu-ibu hamil yang ditentukan melalui teknik snowball sampling
Cara Pengumpulan data: Primer melalui Indepth lnterviewS ekunder melalui Japoran
c akupan pemeriks aan kehamilan dari puskesmas pembantu (Pustu) Renda.
Instrumen Penelitian: Pedoman wawancara
Definsi
i operasional: jumlah kun jungan pemeriksaan neonatus di Desa R ende yang
lengkap minimal 3 kali yang terd iri dari satu kali pada 6 -48 jam, satu kali pad a 3 -7
hari dan satu kali pada 8 - 28 hari ke fas ilitas puskesmas atau posk esdes.
Subyek!Sampel: Tbu-ibu nifas dengan bayi berusia 0 - 28 hari yang ditentukan melalui
teknik snowball sampling.
Cara Pengumpulan data: Primer melalui lndepth lnterviewS ekunder melalui laporan
cakupan kunjungan neonatus dari Puskesmas Pembantu (Pustu) Renda.
Instrumen Penelitian: Pedoman wawancara
Analisis Data
- Analisis data kuantitatif (jumlah kunjungan ibu hamil dan jumlah kunjungan neonatus
::::ska p) dilakukan dengan memband ingkan jumlah kunjungansebelum dan setelah di
.:3\' ens i. Data ini di peroleh dari data sekunder yang ad a di Pustu Renda.
_ Analis is data kualitatif dilakukan dengan content analysis : berbagai data kualitatif yang
�tkan berupa hasil observasi, catatan harian peneliti, dan transk rip indepth interview di
ikan atau d ideskripsikan. S etelah itu data disusun (dapat juga mengalami red uksi· data),
ing dan dikategoris asikan berdasarkan isu-isu penting yang berk aitan. Setelah itu d itarik
� pulan dan d iberikan penafsiran. Data kualitatif juga ditriangulasikan dengan data
.:J..:!:lti tatifberupa c ak upan pemeriksaan ibu hamil dan kunjungan neonatus.
15
Bahan dan Cara Kerja
n Penclitian , berupa instrumen pedoman observasi dan ·'field note" atau catatan harian
Jiti untuk menuntun dan mendokumentasikan pengamatan terhadap kehidupan
'3rakat sehari-hari mengenai norma atau kebiasaan pendudukyang mempengaruhi
•
ilan, persalinan dan sampai ke kesehatan bayi baru lahir. Selain itu, pedoman
':lncara juga digunakan untuk mengetahui dan memahami persepsi para tua-tua adat
h interview).
16
- �. --=
--
-=---
-
- - -==== _
===--- =-=c --=
-
=-
--=
- =--=
- - - -
- Ca
-- -=--
-=-- -
- -
I itt I l l !II
I'Hi tiH I , i.:rtfti i'crlrt P1Jifii,8Hilflutt l� t l l l�. l /\ 1,\ijil_iH�i� l l wlu.)'li l,illliii LC•tlk di l·.rthllfllllllt tvirtllljjjht'fll l ulttut 2 U I 2
Tahap Jcnis kcgiatan Target/kip. Tujuat! I output yang diharaplum Metode Wa <tu/
l PJ
sasaran Tempat
Persia pan Persiapan tim pelaksana Sel uruh Adanya persiapan masing-masing - Dis��i Tirn Bulan Tim
Intervensi penelitian (local dan ti111 anggota tim . anggota tim untuk pelaksanaan . �err��iti ' .:·: ': , _ pertama/ pelaks
• ·;, �jf... ,·· \ '0 t
'i �"' 'll)<,upang
.
, fi?
�Ji
litbangkes) peneliti lapangan. or; •. ana
:l
)l!
P�nggurusan Ijin penelitian dan
'
Kru!t'l,[ B�paij • Penelitian dise tuj ui dengan ndanrA �
••
��
. \
zy �
. .···· ·
)��· ii
�'lt
' ·· ·
i ··
it'.t � g;n •· B1dan Tim
perekrutan tim pembantu peneliti_
lokal manggarai
Manggar�i dan surat ijin
tim :pene11ti Direkrutnya 2 orang pembantu penel'(t�· x u � \ ·1
'� tt! ,
.
� ;fl:M<mggarai
R:
·
pertama/
Manggarai
pelaks
ana
:,
Jok�_t: Mangarai lokal Manggarai
Identifikasi tokoh kunci (key Ma.Syarakat. ,z. Teddentifikasinya tokoh kunci (key koordinasi dgn Bulan Tim
.
informant) di masyarakat yang ad<!-! pi lokasi informant) di masyarakat yang dapat peneliti daerah pertama/ pelaks
dapat dijadikan informan untuk perieJitian dijadikan informan untuk indepth Kupang ana
indepth interview intervensi interview
ldentifikasi norma masyarakat Ma�yarakat Teridentifikasinya norma masyarakat ObeJ:Vasi partsipali
i f Bulan Tim
adat melalui observasi adat di Lokasi
� adat yang berkaitan dengan kehamilan, ked ua! pelaks
partisipatif penelitian persalinan dan kesehatan neonatus \ Lokasi ana
.
intei-vensi penelitian
Jndepth Interview dengan Tua-tua TokToh adat di Diketahuinya dan dipahaminya Indepth Interview Bulan Tim
adat Desa Renda persepsi para tua-tua adat mengenai kedua! pelaks
II'
17
I !It
hilt I !111
lrlljJII Jlll.ll
Kupung UllU
Pelal<sanaan • Pclaksanaan tradisi Lonto Masyarakat • Tcrbcntuknya kesepakatan adat Kegiatan Lonto Leok Bulan kc Tim
intervensi Leuk dengan masyarakat adat di lokas da11 terdokumentasinya di Mbaru Gendang tiga/Loka.si pelaks
adat di lokasi penelitian yang penelitian kesepakatan tentang upaya penelitian ana
dii kuti atau difasilitasi oleh meningkatkan cakupan kunjungan
LocalKey persondan ANC dan Neonatus
ditambahkan informasi
kesehatan dengan
menggunakan media lembar
batik
Evaluasi • Evaluasi akhir dan • lbu hamil • Diperolehnya data tentang dampak •
Bulan Tim
penyusunan laporan akhir dan Ibu intervensi padajumlah kunjungan kedelapan penelliti
kegiiHan peneliti�m nifas ibu hamil dan kunjungan neonatus dan
• Penggandaan laporan, • Tim • Teridentifikasinya hambatan dalan1 • sernbilan
pengiriman laporan, peneliti pelaksanana kesepakatan adat yang /Lokasi
penulisan persiapan telah dibuat kunjungan penelitian
publikasi. •
Diperolehnya data tentangjumlah neonatus dari dan
kunjungan ANC dan neonatus faskes Kupang
• Tersusunya dokumen Japoran • penyusunan
akhir penelitian dan persiapan laporan akhir dan
publikasi ilmiah publikasi
18
BAB V
Geograjis,Desa Renda t erletak d i bagian selatan Kota Ruteng ibu kota Kabupaten
-�i P rovinsi NTT d engan ketinggian s ekitar l 000 meter di atas permukaan l aut. Untuk
��:;JW· Desa R enda d apat di tempuh selama kuran g lebih 3 jam dengan menggun akan
..n::-;�:tan umum dalam bahasa lokal di s ebut "Oto Kol" dari Kota R uteng. Ada dua alternatif
::1enuj u desa tersebut yait u jalur ut ara melewati Kampunng Ad at Todo d an j alur s el atan
::uraD Pus at Pembangkit Listrik Tenaga Uap " Ul umbu". Desa R enda t erdiri atas tiga buah
� pung yaitu Lukup, Tungga dan L edang. Ketiga anak kampung t ers ebut t erletak di
:::::o perbukitan "Poco Rutang".
:..eta k ant ar ketiga kampung t ersebut relatif t erpisah ant ara kampung satu dengan yang
Kampung Tungga misalnya t erpisah o l eh s ebuah kali mati dengan kampung L ukup
.....ed an g, sementara Kampung L edang dan Lukup relatif tidak ada pemisahan yang jelas,
terletak di s at u perbukitan. (dis ebut kali mati oleh masy ar akatsetempat karena kali
- � relatif kering pada musim kemarau dan b aru ad a air pada musim hujan ti ba). Sel ain
..: lih at dari s arana dan pras aran a kampung berupa jalan penghubung antar kampun g
..::t beragam, jalan utama d i Kampung Lukup sudah beraspal kasar, hal serupa juga
..... �-� di K ampung L edang. Sementara , j alan utama d i Kampung Tungga masih dalam
19
- tah untuk pemasangan batu). Jalan tersebut juga yang menyulitkan akses pelayanan
� ....
-.- n dilakukan oleh petugas kesehatan. Fasilitas lainnya yang ada di kampung tersebut
sarana pendidikan yaitu satu buah sckolah dasar (SO) dan satu unit rumah ibadah
). tempat ibadah umat Katolik.
Demogruji, Menurut kepala sekolah SD Lukup, jumlah murid SD yang belajar di
�--· tersebut relatif banyak setiap tahunnya. pada umunnya anak-anak tersebut berasal dari
pung yang ada di Desa Renda. Lebih Janjut kepala SO tersebut mengatakan bahwa
�-a setiap rumah tangga di desa tersebut memiliki satu atau dua orang anak yang masih
SD. Daslam satu keluarga rata-rata memiliki empat sampai enam orang anak. Hasil
_,.
_ . _.._ ra
_.....,. dengan para ibu yang masih berusia produktif teruangkap bahwa banyaknya
anak ·terse but terkait dengan adanya perasaan malu (ritak) di sindir oleh orang lain
�gga bahwa kalau anak sedikit nanti di anggap keluarga tersebut miskin dan tidak
- memberi makan pada anak.
foro di atas mau memperlihatkan bahwa. banyaknya jumlah anak yang di miliki oleh
.Jarga. Sebelah kiri adalah kepala keluarga, dan ibu rumah tangga sebelah kanan
:nenyusui, anak mereka tiga oran g yang kecil sedang menyusui pada ibunya, yang
sedang duduk dan yang berdiri dekat meja adalah anak yang kedua. Menurut data dari
enda, jumlah penduduk Desa Rendapada saat penelitian ini d ilakukan 9 bulan
20
r 2012) Desa Renda di huni oleh sebanyak 1 549 jiwa ya ng terdiri a tas terdiri a tas
g laki-laki dan 855 orang pere mp uan.
-elatif subur, di tunjang juga dengan suhu udara yang relatif dingin sehingga
::::gk i nkan un tuk tubu hnya beberapa jeni s tanaman dan pohon. H ija unya daun tumbuhan
oonyak terlihat pada musim penghujan. Menurut tok oh masyarakat adat sete mpat,
- .,__.__
.... pada lima ta hun silam di Desa Renda lebih hijau dan rimbun dengan pepohonan di
,
=> dengan kondisi yang te rdapa t pada saat i n i (saat peneli tian di lakukan). Akses jalan
-:mg relatif muda h laksana "pembuluh darah" yang membawa gula-gula ekonomi
_
basil kebun ke Kota R uteng atau Kota Cancar ibu kaota Kecamatan Ruteng yang
:ebih ramai. Satu-satunya angkutan um um yang d i gunakan oleh masyarkaat adalah
�I" mil i salah seorang tokoh masyaraka t di desa renda.
Namun demikian, keadaan alam yang subur tersebut ternyata tidak semuanya
�a n dampak yang pos itif bagi generasi muda yang ada di ka mpung tersebut.
,_
, __. ...ya
_. akses jalan raya di manfaa tkan oleh anak muda untuk me njadi "ojek" sepeda
-. untuk me ngangkut warga ke l okasi yang dilalui oleh kendaraan umum. Akibatnya
_ ,_.. tidak lagi menggarap kebun, atau lahan pertanian, sebagian tanah kebun mereka tidak
dan tandus. Menurut warga masyarakat sete mpa t, beberapa orang laki-laki de wasa
_ ada di desa terse but mera ntau sampai ke Malaysia, me lalui jasa tenaga ketja legal juga
.: ilegal. Laki-laki tersebut ada ya ng sudah beristri dan ada juga yang belum beristri.
21
�11ng sudah bersitri, terkadang menimbulkan persoalan tersendiri bagi keluarga (istri)
�::ereka tinggalkan, karena ada sebagian yang sudah te1:jerumus dalam praktek yang
s...-hat. masyarakat setempat menyebutnya sebagai }mna/" alias "janda Malaysia".
- sangat rentan terhadap risiko penularan penyakit seksual, beruntung saat ini ada
-;:r::JS:ISi keagamaan (yang dipimpin oeh seorang suster) yang menghimpun dan
....
-'-"""
._ .... - itasi mereka dengan pelatihan keterampi Ian untuk membebaskan mereka dari jeratan
....
_ ._ _...
- .._ Bagi para perantau yang malaysia yang sudah pulang, terkadang menjadi "host "
)1lkit menular seksual. Menurut Kepala Pustu Todo, saat ini sudah ada beberapa
_ masyarakat yang teridentifikasi menderita penyakit HIV terutama yang baru datang
.1!!!: 2-aysia. Ada juga para perantau ke Malaysia yang berasal dari Desa Renda mempunyai
'"' . Menurut tokoh masyarakat di Todo, (tetangga kampung dengan Desa Renda),
n:::::=;;::= besar rumah tembok yang ada di Lukup maupun di Ledang dan Tungga berasal dari
erjaan mereka di Malaysia. Hal itu yang memotifasi masyarakat berangkat merantau.
S::rw1a Sanitasi Dasar, keadaan sumber air bersih masyarakat pada ketiga anak
=> tersebut berasal dari mata air yang dialirkan melalui jaringan perpipaan yang
oleh pemerintah., namun tampaknya jalur perpipaan tersebut tidak terawat dengan
:-eberapa titik perpipaan mengalami kebocoran karena pipanya patah, dan pada Hidran
HU). kran airnya juga patah menyebabkan air mengalir tidak terurus. Selain air bersih,
�=:::� sanitasi dasar (jamban keluarga) di Desa Renda relatif masih rendah. Kalaupun ada
-��� bentuknya sangat sederhana yaitu berjenis jamban cemplung tanpa penutup lubang,
!5nding bilah bambu (wancang) seadanya serta beratap daun alang-alang(ri'(L Selain
�ga rumah tangga yang belum memiliki jamban sama sekali, mereka pada umumnya
,
rr-
.... --.
....g pada jamban tetangga dan bahkan ada yang merhbuang kotoran pada hutan di
-.:mahnya.
22
sanitasi dasar (air
(Foto, Karolus, dkk. 201 2).
�ampak dalam gambar enam di atas fasilitas air bersih yang ada di Kampung Tungga
Renda masih sangat sederhana. Air bersih disalurkan dengan bambu dan tanpa ada bak
�g (gambar 7a). Namun di kampung ukup ada bak penampung air (Hidarn Umum)
tidak. terawat dengan baik, sehingga airnya masih terbuang dan tidak di manfaatkan
baik oleh masyarakat. Bahkan ada juga jaringan perpipaan yang rusak dan tidak
dengan baik oleh warga masyarakat (gambar 7b)
m;pj:cl!!tn .Di tengah perkampungan terdapat "compang " yang difungsikan sebagai altar
persembahan kepada para leluhur. Pola pemukiman ya'ng berbentuk lingkaran seperti
11 �dikaskan kuatnya ikatan kekaluargaan orang manggarai. Orang yang tinggal dalam
pung juga terlibat dalam kawin-mawin dalam satu kampung. Kebiasaan kawain
dalam satu suku dalam satu garis keturunan di kalangan orang manggarai biasa di
--ungku Cu". "Tungku Cu" di artikan sebagai kawin mawin antara anak perempuan
i:::dara laki-laki dari ibu (Anak Rona) dengan anak laki-laki dari saudari perempuan
-!na). Beberapa keluarga di Kampung Lukup, Ledang dan Tungga juga melakukan
� dengan Tungku Cu. Menurut tokoh masyarakat di Kampung Lukup, kawin mawin
dilakukan supaya hubungan kduarga tidak pustus atau masih ada ikatan yang kuat,
=� �-ang mengatakan bahwa tungku cu tersebut, dilakkan supaya hewan belis yang di
___ci: keluarga laki-laki (anak wina) tidak jatuh pada kelaurga lainnya. Konon, besarnya
-g harus di bayarkan keluarga laki-laki (anak wina) kepada keluarga perempuan (anak
23
---·-·=-- - � -- - - - -
- - -=- -
-- �� -
----
= -=- =
=-
== =
--= = -
=- =
--=--=
-- --
-==- -- -
-
-- -=-
- -
----
yaitu hewa n kerbau dan kuda yang j um la hnya bervariasi. Ka dang sampai berjumla h
� ekor kerbau dan lima ekor kuda. Besarnya belis tersebut juga menunjukka n harga diri
-..3Stl k jika ada warga masyarakat yang melanggar norma perilaku yang rn erupakan
.!pikatan warga masyarakat setempat.
Bentuk dan jenis rumah orang rnanggarai juga bervariasi , ada bentuk rumah panggung
beratap seng, dan beberapa rumah s aja yang beratap ijuk yang merupakan bentuk rumah
masyarakat manggarai ada yang berd inding tembok, papan 'da n ada yang berdinding bilah
u. Di dala m rumah adat tersebut tersimpan art£!fakberupa aat musik tradisional yang di
-agu nakan warga pada saat acara-acara tertentu.
24
Beberapa artefak terse buit di atas di pergunakan warga pada waa t acara besar di
pung, misalnya pada saat menerima tamu yang besar, acara wagal (sukuran pemikahan)
fttllli " (syukuran tahunan) di ka mpung dan acara lainnya yang di anggap penting oleh
- _·arakat. Para ibu-ibu dan bapak-bapak yang biasanya pandai me mainka n beberapa alat
� tersebut secara bersamaan. Jenis m usik yang dapat dimainkan adalah Mbata, Ndudu
�e, da n lai n-lain. Nama tersebut sesuai denga n bunyi i rama alat mus i k ya ng di mainkan.
Khusus untuk rumah adat (mbaru gendang)bentuk rumahnya adalah panggung.
.:oerapa a tap rumah adat terbuat dari ijuk sedangkan yang lainnya terbuat dari seng karena
ya untuk rnendapatkan bahan ba ku itjuk untuk atap, seiring dengan p unahnya pohon
"raping" akibat penebangan liar. Setiap anak kampung memiliki satu rumah ada tnya
-.Eng-masing yai tu Mbaru Gendang", karena berdasarkan pada keturunan nene k moyang
"
-�ka ''panga" Setiap rumah di Desa Renda di huni oleh lebih dari satu keluarga yang
::::y
:sm a berasal dari satu garis keturunan keluarga. "Mbaru Gendang"di huni oleh
rakilan suku atau ''panga " yang ada di kampung tersebut. Mbaru Gedang di Karnpung
.
. ,..gga di huni oleh tiga ke luarga ya ng merupakan perwakilan dari tiga kle n "Telu Panga "
- "pangaDese", "Panga Rejeng" dan "Panga Lelak". Ketiga keluarga yang me nghuni
-.::ru Gendangtersebut merupakan perwakilan dari telu panga yang ada di kampung tersebut
_g di tuak;m dalam satu garis keturunan. Perwakilan ke luarga yang mendiami Afbaru
""';1/ang tersebut mempunyai peranan penting dalm hal pengambilan keputusan hila terdapat
-...san keluarga seperti urusan menikah, sekolah, kematian, pembagian hak atas tanah atau
.:-soalan lainnya yang ada dalam satu panga terse but. Setiap panga memiliki seorang ya ng di
.:;.woan. ya itu "Tu 'a Panga". Dari ketiga panga dala m kampung tersebut terdapat satu orang
""'=" }'-ang di tuakan dala m ka mpung yaitu "Tu 'a Colo". (Kepala kampung).Peranan "Tu 'a
" sangat penting dalam hal pengabi Jan ke putusan untuk seluruh masyarakat yang ada di
g tersebut .
.z:n salah satu wilayah kerja P us kesmas Narang. U ntuk melayani masyarakat dalam bidang
m ula nya bangunan pustu tersebut di bangun secara darurat oleh mas yarakat, namun
ya dengan bantuan dana dari pemerintah kabupate n manggarai bangunan pustu tersebut
-:!llg un se car·a permanen. Terdapat tiga unbit banguna n p ustu Renda. Satu bangunan
es yang saat i n i di te mpati oleh B idan Desa, dan Satu lagi bang una n Polindes lama
:: bentuknya darurat. Pada tahun 2 0 I l, bangunan polindes yang darurat tersebut di tem pati
25
eh seorang bidan desa yang kebetulan berasal dari luar di darah yaitu dari daerah Timor.
aelah Bidan tersebut pndah, bangunan tersebut praktis tidak di tempati dan akhirnya
gunan pustu tersebut roboh di terjang badai angin yang melanda kecamatan satar mese
"'3fat awal tahun 201 1 .
Kini bangunan Pustu Renda di bangun di atas tanah hibah dari suatu keluarga. Letak
"';!Jlgunan Pustu Renda persis di dekat lokasi pekuburan umum Kampung Lukup dan Ledang,
mg berbatasan dengan jalan raya. Saat ini di Pustu Renda telah di huni oleh seorang bidan
kelaurganya.
Fasilitas penunjang, Sumber penerangan utama pada malam hari di setiap rumah
gga yang ada berupa lampu pelita, beberapa rumah tangga yang tergolong mampu secara
nomi, memiliki generator pembangkit listrik berukuran kecil. Ada juga yang
-.mggunakan solar sei yang dibagikan pemerintah, namun terbatas jumlahnya. Untuk
-:anasak makanan, masyarakat umumnya menggunakan kayu bakar (biomas).Bentuk dapur
-g tidak terpisah dari rumah induknya dan menggunakan kayu bakar membuat asap masuk
� dalam rumah pada saat mereka memasak sehingga terkadang masyarakat juga banyak yang
-mderita ispa yang menurut data dari pustu renda menduduki urutan teratas dari sepuluh
:::fak semua masyarakat dapat berbahasa Indonesia dengan baik. Tidak hanya bahasa
gaulan di masyarakat, menurut Bapak K.J yang merupakan guru di Sekolah Dasar lnpres
26
Lukup, penggunaan Bahasa Manggarai juga di gunakan sebagai bahasa pengantar bagi murud
SO di sekolahnya. Bapak KJ mengungkapkan bahwa jika murid di ajarkan dengan bahasa
indonesia, terkadang ada yang mereka tidak mengerti. Hal ituterjadi karena dalam
esehariannya pergaulan di tengah masyarakat selalu menggunakan Bahasa Manggarai
sebagai bahasa pengantar. Penggunaan Bahasa Manggarai dalam pergaulan sehari-hari terasa
ebih akrab dibandingkan jika komunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Sehingga
.:alam penelitian ini para peneliti selalu menggunakan Bahasa Manggarai, bagi tim peneliti
'311g tidak bisa menggunakan Bahasa Manggarai di terjemah oleh pembantu lapangan.
.....edang dan Tungga. Profil dari tokoh adat yang ada di Desa Renda yaitu umunya Jatar
-lakang pendidikan tidak tamat SO dan Bahasa Indonesia adalah bahasa kedua bagi mereka,
...
.
::
!U dengan kata lain, mereka biasanya menggunakan bahasa lokal yaitu Bahasa Manggarai.
dain tokoh· masyarakat adat, tokoh masyarakat lainnya yang juga teridentifikasi dari
-01elitin ini di Desa Renda adalah anggota masyarakat yang mempunyai kedudukan dalam
.:hidupan beragama, yaitu "guru agama ". Dalam masyarakat guru agama bertugas sebagai
cmimpin do'a mingguan di kapela atau do'a giliran di setiap rumah pada musim do'a giliran
-..Jan Mei dan Bulan Oktober, sehingga posisi guru agana menjadi strategis dalam
�
-::mpengaruhi warga masyarakatnya. Diketahui bahwa mayoritas warga masyarkat d i
pung tungga adalah beragama kristen katolik.Setiap kampung di Desa Renda memiliki
:!1l agamanya sendiri-sendiri. Guru agama tidak mengajarkan sembahnyang, tetapi fungsi
m:ka lebih pada memimpin do'a, dan menyurus administrasi yang berkaitan dengan gereja,
";)e'rti mengurus surat permandian bagi anak-anak, mengurus surat pengantar untuk menikah
· pasangan yang mau menikah.
27
Gambar 1 1 : Tokoh masyarakat adat di Desa Renda.
(Foto: karolus, dkk.2012)
Tokoh masyarakat lainnya yang teridentifikasi adalah para guru yang kebetulan tinggal
:kampung tersebut. D i kampung lukup ada seorang guru yang dapat dijadikan panutuan
::::syarakat Y.aitu KJ, demikian juga di kampung tungga, yaitu bapak NT. Tidak semua guru
:l dapat menjadi tokoh bagi masyarkaat setempat. Guru yang berasal dari luar kampung
•..:san ya tidak berperan sebagai tokoh masyarakat setempat. Beberapa orang guru melakukan
-er2Il ganda, yaitu sebagai guru agarna di karnpuung dan juga rnenjadi guru di sekolahnya
� kebetulan berada di wilayah Desa Renda seperti yang dilakukan oleh Bapak KJ di
..::npung Lukup.Tokoh rnasyarkat dalam struktur pemerintahan, kepala desa dan sekretaris
.:::sa menjadi tokoh bagi masyarakat setempat. Di Kampung Tungga, Sekretaris Desa
-:=an gkap tugasnya rnenjadi guru agama di kampung tersebut, dan adiknya menjadi kader
�atan. Petugas kesehatan yaitu bidan dan perawat yang saat ini bertugas di Pustu Renda
� terlalu di anggap tokoh oleh masyaraat setempat, karena kedua tenaga kesehatan
-.:sebut dalam melaksankaan tugasnya datang dari luar wilayah, perawat kesehatan tinggal di
:sru Todo demikian juga halnya dengan bidan. Secara ringkas keberadaan dan peran tokoh
�arakat di Desa Renda terlihat pada tabel berikut ini:
28
Tabel 2. Jdentifikasi Tokoh Masyarakat, Peran Fungsi dan Level Perannya
Di Desa Renda
.mda adalah perempuan. Namun demikian, di beberapa tempat di manggarai terkadang ata
29
�ko adalah laki-l aki. Ata mbeko adalah sebutan umum untuk semua dukun namun untuk
:mg menolong persalinan (loas) di sebut dengan ata cikeng loas (or ang yang melakukan
:--a tolongan persalinan). Dalam kesehariannya, ata mbeko biasanya melakukkan kunj ungan ke
-::ma h perempuan yang hamil dan kadang sebaliknya, perempuan yang hamil tersebut
.:sekali berkunj ung ke rumah ata mbeko. Kegiatan saling mengunj ungi tersebut dalam bahasa
....:cal di sebut "lejong". Rutinitas kegiatan lejong cli antara kedu a belah p ihak intensif
::!laku kan dan tidak dij adwalkan secara berkala namun berdasarkan pada keinginan untuk
.l'jong dan sesekali jika terdapat keluhan p ada saat kehamilan. Pada saat le_jong, ata mbeko
.:sekali melakukan p emeriksaan pada p erempuan yang hamil tersebut dan jika ada keluhan
gutkan dengan melakukan pemij atan pada perut ataup un p unggung si perempuan tersebut.
;.}tifit as tersebut dapat dilakukan di rumah ala mbeko j uga dilakukan el i rumah perempuann
'!:!2D terkadang rumah orang tua dari perempuan yang hamil tersebut. Aktifitas ata mbeko
� menolong p ersalinan cukup luas, ada ala mbeko yang aktifitasnya lintas kampung dan
an lint as desa. Ata mbeko bisa m enolong dan perempuan yang berada eli kampung
r.=.mya, sepanj ang el i p anggil oleh pihak keluarga yang hendak di tolong. Aktifitas
:eJSaingan antar ata mbeko dalam menolong persainan di Desa Renda tidak dapat
Clbindarkan, meskipun konfi ik tersebut tidak terlihat secara terang-terangan, namun dari hasil
:wancara n_:�endalam dengan warga masyarakat terunngkap bahwa ada persaingan ant a ata
ko.
H amil oleh masyarakat setempat di sebut ''nang weki" ada j uga yang menyebutny a
Jmgan "weki mendo '. "Nang weki " terkait dengan persepsi m asyarakat bahwa dalam perut
- yang sedang hamil terdapat "isi" berup a manusia atau bayi. Perempuan hamil disebut j uga
30
egan istilah "weki mendo " oleh masyarakat karendi asumsik an oleh mereka bahw a
- puan yang sedang hamil badanny a berat dan tidak dapat melaukan aktifitas dengan
atau akt ifit asny a lamban. J arang sekali keadaan "nang weki" l angsung di k etahui oleh
·- atau perempuan yang sudah kawin. Perempuan yang telah kawain baru dapat mengetahu i
::wa mereka telah hamil set elah mereka merasa tidak d atang bulan(hemo ng wulang). Pada
.=.:mnya "hemong wulang " sampai dengan tiga bulan sampai empat bulan kemudian.
�udian barulah perempuan yang hemong wulang menemui ata mbeko untuk sekedar
eriterakan keadaan hemong wulang. Pergi ke ata mbeko biasanya dilakukan sendiri oleh
':l:mlpuan yang bersangkutan. Merek a bisa pergi sampai ke kebun tempat ata mbeko tinggal.
- sana terkadang bisa menginap satu sampai dua malam. Yang dilakukan adalah berceritera
:eaang kondisi hemong wulang tersebut. Sejak saat itu ata mbeko dengan perempuan
:=::sebut terbangun hubungan emosional baik.
Pada saat hamil, keluarga dekat dari ibu yang sedang hamil atau suaminya ti dak boleh
:::dalruk an kegiatan pembunuhan terhadap binatang seperti ular, biawak dan hewan melata
..z=:nay dan bahkan tidak boleh membunuh ayam. Masyarakat percaya, bahw a jika melakukan
lersebut di atas tidak sempurna yang dapat menimbulkan kesengsaraan pada hewan at au
::=tang tersbeut dapat berakibat pada cacatnya anak yang akan dilahirkannya "nangki "
3n itu, b�gi perempuan yang sedang h amil, tidak diperkenankan untuk keluar pada saat
rintik di sore hari. Masyarakat meyakini bahwa j ika hal ini di lakuk an kadang bisa
-::::gsan tiba-tiba k arena bertemu dengan setan "sumang". Masyarakat percaya
Bagi masyarakat di Desa Renda, persal inan merupakan peristiwa yang dianggap biasa
sehingga tidak perlu di l akukan upay a khusus untuk menjaga agar persainan dapat
=.:!kukan secara aman sebagaimana yang di harapkan. Hal ini diungk apkan oleh seorang ibu
"Biasan /ami ga, loas ho 'o, ai nenggitu muing danong main tae data tu 'a".
(melahirkan merupakan hal yang biasa bagi k ami, karena diwariskan oleh orang
tua sejak dahulu)
�linan yang di tolong oleh ata mbeko juga merupak an suatu kebiasaan yang di t urunkan
• orang tua mereka secat·a turun temurun. Hal i ni di perkuat jug a dengan tidak adany a
l!:!ga keschatan (bidan) di kampung mereka. Bidan di Desa Renda baru di tempatkan di desa
-=eka pada tiga tahun terakhir ini, demikian ungkapan seo rang ibu di Kampung Lukup. Pada
31
- proses kelahiran di rumah terkadang rnemasang tali yang diikatkan di atas balok rumah
-= menjadi pegangan oleh ibu yang akan berusaha melahirkan bayinya. Pada saat
· kan ibu tersebut bisa melahirkan dalam posisi duduk jongkok sambil kedua tangan
.,.._'"a""""-=> ng tali sebagai penyanggah. Posisi melahirkan duduk dilakukan karena menurut
.,-......,i masyarakat, dengan posisi jongkok bayi dapat keluar dari pentt sang ibu. Pada saat
· an terjadi aktifitas ala mbeko biasanya melakukan pemijatan pada pinggang ibu dan
pa anggota keluarga lain yang menemani peristiwa tersebut juga dapat membantu
tersebut dengan menjaga dan memberikan motivasi. Ketika sang bayi lahir, kegiatan
_,_.,..,nngan tali pusat dilakukan masyarakat dengan "lampek " (sebilah bambu yang telah
.::t:plallk n, seperti pisau), dilanjutkan dengan melakukan perawatan tali pusat seadanya.
mbau(ari-ari) bayi tersebut dipercaya juga oleh masyarakat dapat menyembuhkan luka
_ lerbelah pada telapak kaki, sehingga bila ada yang luka atau terbelah pada telapak
- ya, maka dapat menginjak ari-ari tersebut sebelum di tanam dalam tanah.
Sesaat setelah bayi keluar dari proses persalinan, bapak atau keluarga dekat dari bayi
langsung pergi keluar rumah sambil memukul pada dinding luar rumah dengan
:::::pn, sambil menanyakan ata peang ko ata one ? (orang dalam atau orang luar) dan dijawab
- orang (biasanya perempuan yang berada dalam kamar bisa di lakukan secara bersama
) yaitu qta peang bila jenis kelamin bayi tersebut adalah perempuan dan ata one bila
kelamin bayi yang d ilahirkan adalah laki-laki. Jawaban tersebut berkaitan dengan
#-a orang manggarai yang menganut system patrilinear m�nngikuti jalur keturunan ayah,
peristiwa kawin mengawin pada kalangan orang manggarai. Anak laki-laki biasanya akan
..,.._
-· _. ..
..,.wa
.. istrinya ke dalam rumah untuk tinggal bersama dengan orang tuanya sebelum
� memiliki rumah sendiri, dan anak perempuan akan keluar dari rumah bergabung
-e:::gikuti keluarga suaminya. Persalinan oleh dukun seringkali dibayar dengan hewan bila
ada uang tunai, di Desa Renda biasanya keluarga membayar dengan seekor ayam yang
dipasar senilai seratus ribu rupiah, dan bahkan terkadang bisa dicicil bayarnya.
Pemeriksaan bayi
Bayi yang di lahirkan di kunjung oleh keluarga (Ia 'at), biasanyadilakukan oleh keluarga
::ek.at dari sang ibu atau sang bapak yang berasal dari kampung lainnya. Pemeriksaan bayi
:a di lakukan oleh ata mbekomelalui kegiatan "lejong" kepada ibu yang baru saja
.Q!:lbjrkan untuk melihat bayi tersebur. Setelah melahirkan, dilanjutkan dengan acara
�ri nama kampung bagi anak yang baru di!ahirkan. Acara ini disebut sebagai acara
lop Ie 'as "atau "cear cumpeng". Acara cikop !e'as dilakukan satu m inggu sampai satu
setelah proses persalinan. Setelah acara cikop le 'as selesai sang bayi sudah dapat di
keluar rumah. Secara ringkas, norma adat yang berkaitan dengan pemeriksaan
..:!D3.I11 ilan di Desa Renda adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Nilai dan makna nilai terkait Kesehatan Ibu dan Anak pada masyarakat
di Desa Renda
· belag)
4. entap sibeng Memukul dinding rumah dari luar oleh anggota keluarga
(suminya) sesaat setelah bayi lahir menanyakan jenis
kelamin sang bayi.
�orma yang terkait dengan Pemeriksaan bayi
33
Persepsi masyarakat tentang pemeriksaan kehamilan dan neonatus
la::betulan berasal dari kabupaten lain dan menempati bangunan pustu sebagai tempat
=::ggalnya, lalu kemudian dipindah dan kemudian sejak tahun 2012, bidan tersebut diganti
leb bidan yang berasal dari desa lain di wilayah kecamatan Satarmese Barat. Bidan tersebut
:oak menempati pustu dan dia berangkat ke pustu dari rumahnya. Hal tersebut berdampak
::=da aktifitas warga masyarakat (ibu hamil) untuk memeriksakan dirinya di tenaga kesehatan
.;n lagi yang terkait dengan persalinan (loas). Anggapan masyarakat akan kemampuan bidan
.:.esa yangjarang berada di lokasijuga teruangkap dari pernyataan ibu HY di bawah ini:
"Ole ite, ami toe ngoeng ngo pereksa one bidan, ai toe manga cee hoon. Cewen
kale hia gan cekoe kaut hia manga one pustu hoo. Agu ami toe manga imbin
lami hia, ai hia ala molas kin, toe rli manga do pengalaman diha latang te
campe ata kudut loas " ami weli ga, dian keto /ami eme agu ata peeing (ala
mebko)ema campe ami"
34
(pak, kami tidak datang periksa ke bidan, karena bidan tidak ada di sini. Lagi
pula dia hanya sebentar soja berada di puslu ini. Dan kami kurang percaya
karena bidan kami masih bzljang dan muda, dia belum banyak pengnalaman
untukmenolong orang me!ahirkan.... Kami lebih suka kalcw dukun yang
menolong komi saat melahirkan).
sebabkan karenakondisi bidan desa yang juga jarang berada di tempat dan juga mereka
.:nenganggap bahwa bidan desa tersebut tidak atau belum mempunyai pengalaman di
.)3J'ldingkan dengan ata mbeko.
(Pak, apa gunanya pergi periksa di bidan, apa lagi kami tidak melahirkan di
to long oleh bidan, karena bidan juga bisa marah dengan kami . . . )
::emeriksaan neonatus pada tenaga kesehatan bel urn menjadi budaya. Hal ini di benarkan juga
..eh bidan bahwa masyarakat baru akan memeriksakan bayinya jika bayinya terdapat
klainan misalnya sakit, tetapi jika tidak mereka lebih merasa nyaman jika di rumah saja.
35
Tabel 4. Persepsi Terkait Kesehatan lbu dan Anak Pada Masyarakat
di Desa Renda tahun 20 1 2
Pada pelaksanaan Lonto Leok, dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang di dahului
dengan penyampaian pesan oleh tim peneliti dengan menggunakan media lembar balik.
Pengembangan media dilakukan oleh tim peneliti setelah dilakukannya identifikasi awal
;;erhadap norma yang ada di masyarakat yang belum sesuai dengan norma kesehatan.
?engembangan media yang dilakukan oleh tim peneliti mengacu pada media lembar balik
_,"3Jlg telah di kembangkan sebelumnya oleh Kementerian Kesehatan. Namun demikian tim
_."Vga melakukan modifikasi terhadap beberapa gambar atau foto yang ditampilkan. Media
mbar balik yang telah d i susun oleh tim peneliti di terjemahkan ke dalam bahasa lokal yaitu
Bahasa Manggarai selain itu juga di tampilkan kedalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan
::Tang lain yang bukan orang manggarai menggunakannya. Media lembar batik d i gunakan
Jeh tim peneliti pada saat sebelum di lakukanya kegiatan Lonto L eok. Tujuan penjelasn
�ngan menggunakan media lembar balik adalah membuka c'akrawala berpikir masyarakat
::lbwa mereka mempunyai masalah yang serius terkait dengan upaya kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan Lonto Leok yang merupakan kebiasan masyarakat dalam melakukan
-;xmecahan masalah termasuk masalah kesehatan ibu dan bayi yang baru Jahir di Desa Renda
51akukan pada bulan Juli tahun dua ribu dua belas. Kegiatan Lonto Leok di Jakukan di
-:'Jbaru Gendang Tungga di Desa Renda. Kegiatan L onto Leok diikuti oleh tokoh masyarkat
Desa Renda, ibu hamil, para tu 'a panga, Tua Golo, wakil pemerintah, wakil dari
-;:uskesmas. Dari pihak masyarakat, diikuti oleh ata mbeko. Acara Lonto Leak di awali dengan
-;;enyampaian pesan kesehatan ibu dan anak oleh salah seorang tim peneliti dengan
-:erpedoman pada Iembar balik yang telah di buat. Kemudian di lanjutkan dengan acara Lonto
a..eokyang dipimpin langsung oleh Tu 'a Golo Tungga. Acara Lonto Leok begitu terharu karena
36
pada saat tersebut disampaikan semua permasalahan yang masyarakat hadapi terkait dengan
pengalaman persalinan yang mereka hadapi sebelumnya. Hal itu terlihat dari penyataan
seorang bapak yang menyesali peristiwa kematian cucunya karena tidak di tolong oleh bidan
dan hanya di tolong oleh ata mbeko:
Ole mori ho 'o keta di laku baen ga. ai fete hoo. ami mesen kera /ami imbi
,
keta ata mbeko one beo hoo, wiga ami toe manga imbin !ami ata mori
kesehatan !au mai pustu ko puskesmas. Landing lehitu empo daku ole pisa rowa
Iaing, aku mengaku sala latang le pande dami ole pisa . . . . ,
(Pak, baru sekarang saya tau, babarapa waktu yang lalu, kami sangat besar
sekali percaya pada dukun di kampung ini, makanya kami tidak percaya bidan
sebagai tenaga kesehatan dari pustu atau puskesmas. karena ini cucu saya
waktu itu meninggal dunia, saya mangaku salah atas perbuatan kami waktu
itu ..)
Acara Lonto Leak menghasilkan beberapa pokok kesepakatan adat yaitu: Masyarakat
sepakat untuk mendorong ibu-ibu yang ada di kampungnya masing-masing melakukan
pemeriksaan kehamilannya di petugas kesehatan (bidan), melakukan persalinan juga di
lak:ukan oleh bidan dan didampingi oleh para ata mbeko yang sudah terlanjur di percaya oleh
masyarakat setempat. Selain itu, untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan pada ibu
::mmil, bidan harus tinggal menetap d i pustu. Sehingga ibu hamil dapat memeriksakan
ehamilannya d i pustu renda. Karena pustu sudah lama tidak dihuni oleh bidan, maka perlu
:iilakukan upacara kebaktian agama sebelum bidan menetap di rumah tersebut.
Warisan budaya Lonto Leok yang mencermikan nilai-nilai musyawarah dan demokrasi
Ini telah diturunkan dari nenek moyang hingga terpatri dalam benak orang Manggarai. Goet
goet (pantun-pantun) merupakan warisan budaya Manggarai yang sedikit banyak
:nengajarkan cara hidup. Goet yang berbunyi "nai ca anggit Luka ca leleng, bantang cama
reje leleng; muku ca pu 'u neka woleng curup, leu ca ambo neka l-iJO/eng lako" sudah cukup
:neneteskan nilai-nilai musyawara dalam realitas kehidupan orang Manggarai. Nilai-nilai itu
.:literjemahkan dalam kesamaan hak, mufakat dan keadilan Nilai-nilai ini cukup kuat
:nempengaruhi dalam kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.
37
Lonto.Leok merupakan rnusyawara adat terun tenurun yang merupakan tradisi yang
:,iasa di lakukan dalam rnengambil suatu keputusan adat dalam satu wilayah kampung.
•ampung (atau Beo dalam bahasa lokal) bagi orang Manggarai umumnya berbentuk
:rtgkaran dan di tengah perkampungan ada "compang" (tempat sesajian yang di buat dalam
.:Jentuk tugu batu). Mbaru Gendang ( rumah adat ) terletak di salah satu sisi pada lingkaran
itu. Mbaru Gendang di huni oleh Tua Golo (tua adat) dan" tua teno serta beberapa tua
"J3Jlga.Tradisi Lonto Leok merupakan tradisi turun temurun yang di wariskan nenek moyang
:rang manggarai yang sampai sekarang ini masih di pertahankan dan dilakukan. Lontok leok
;:1erupakan kegiatan rnusyawara adat untuk rnengambil keputusan bersama dan hasil
putusan itu akan mengikat seluruh komponen warga yang berada dalam satu karnpung.
_egiatan Lonto Leok dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahappertama adalah tahapan persiapan, pada tahap ini biasanya suatu ide atau
-:mcana kegiatan ( ataupun masala h ) yang akan dilakukan oleh seseorang I sekelompok orang
keluarga disampaikan kepada tokoh adat ( Tua Golo I kepala ka mpung ) yang tinggal d i
Jbaru Gendang (ru mah adat). Maksud yang disampaikan didiskusikan bersama oleh ·'Tua
JiJio dan tua panga " yang ada dalam A1baru Gendang ( rumah adat). Para tua adat
-:lenyepakati waktu pelaksanaan Lonto Leok. Setela h didiskusikan dengan Tua Gofo, maka
38
.elanjutnya Tua Colo memerintahkan warga yang tinggal di rumah adat untuk "sira weki
mengundang warga secara lisan ke rumah-rumah warga). Orang yang di tugaskan untuk
'""Jengundang semua warga kembali melapor kepada Tua Colojika undangan sudah
:J.Sampaikan kepada semua warga kampung. Persiapan lain yang laksanakan adalah
-enyangkut konsumsi dan tempat yaitu persiapan tikar dan kebutuhan lain dalam Mbaru
'Jendang untuk kegiatan Lonto Leok.Ta h ap pelaksanaan di bagi dalam enam tahapan yaitu
;-cnama tahapan luke mbaruMemasuki lvfbaru Gendangwarga yang diundang disambut oleh
� rumah yang mendiami 1\rfbaru Gendang dengan cara tiba peang redang (diterima di
:Jilgga rumah). Hal ini di lakukan karena Mbaru Gendangada!ah rumah adat milik
-=asyarakat.
Tahap kedua ·dalam kegiatan Lonto Leok adalah Refs meka, kapu le tuak bakok
rcapan selamat datang dari tu'a golo dengan tuak putih). Kegiatan ini dalam bentuk
�yambutan oleh Tua Colo terhadap para warga yang sudah datang. Warga yang diundang
� berdatangan dengan menggunakan pakaian adat yang rapih. Warga yang di undang akan
-:::JSuk ke Afbaru Gendang dan mengambil posisi duduk melingkari tiang utama ("siri
gkok"). Setelah semua sudah hadir maka Tua Go/o mengambil tempat duduk pada "siri
71gkok" (tiang utama) lalu beliau bertanya " asa ca!a cai taung weki ga " ( bagaimana
ah semu<;t yang diundang sudah hadir). Jika sebagian besar yang diudang sudah datang
"a warga yang sudah hadir menjawab " ma 'u ta lte one taung ga " (semua sudah hadir).
�jutnyaTua Golo segera melaksanakan acara "kapu agu ris"(acara menyapa dan
-enyambut warga yang sudah hadir dalam Mbaru Gendang I rumah adat ). Peserta yang hadir
::wm pertemuan ini adalah Tua Golo dari tiga kampung yaitu kampung renda, kampung
p dan kampung ledang, para tu�a adat dari tiga kampung yang ada, para tokoh
39
Gambar 1 5 : Reis j\;feka Kapu tuak (menyampaikan ucapan selamat datang
pada tamu)(foto Karolus, dkk. 20 12)
Para warga, sesuai dengan undangan kami, bahwa hari ini kita akan musyawara bersama
idam Lonto Leok, agar nenak moyang dan para leluhur tidak kaget dengan pertemuan kita
::Jaka kami menyambut kedantangan bapak ibu sekalian dengan tuak putih yang akan kita
.
=inurn bersama) Tuak putih yang di gunakan adalah tuak yang baru di ambit dari pohon enau
'rap ing), tuak putih melambangkan keputihan hati menerima tamu yang datang.
Soorang dari wakil warga menjawab :
!yo Ite, terima kasih latang te kapu agu naka dite, toe manga celan... ho o kole
tuak dami, te suan kole boto babang agu bentang lese paang bien, ho o wae lu
u dami latang ite ......... .
(Baik Bapak, terima kasih karena sudah menerima kami dengan baik, apa yang bapak
sampaikan baik dan benar adanya...... ini tuak putih sebagai simbol penyambutan
kami, ... sambil memberi tuak putih ), kedua supaya mereka yang sudah meninggal tidak
kaget dan heran dengan pertemuan ini maka kami membrikan uang duka untuk mereka
...........(beri uang Rp. 50.000.)
Setelah pembicaraan selesai, maka para pelayanan mengatar gelas dan menuangkan tuak lalu
semua warga yang hadir minum bersama, para ibu-ibu menghantarkan siri pinang untuk
- an bersama.
Tahap ketiga dalah pa 'u reweng· Cako .Tombo ( ungkapan hati terhadap situasi
pung oleh tu'a golo). Tahap ini warga yang hadir diberi kesempatan menyampaikan
...
� ·ran atau pendapatnya tentang masalah yang akan di bahas dalam Lon!o Leok .
.!.lab seorang warga dalam Lonto Leokmengatakan :
..... Mori, ai do,d ala poli ngo be p,ang bele ami ata tu 'a agu ata koe,cewen
··
kale ende ko anak wua tuka damr ... ami toe mannga peeing co 'o keta ata dian
kaegn go/a .... , ... .porong le mai dite , ngances cacas salangn da 't kudut molorn
kaeng golo dami.. Toingh keto kali ami lite ga... Kudut nggalas koe naig
ga1ni......
"
(bapa.... Sudah banyak yang meninggal di kampung kami. yang tua maupun
yang muda ...juga ibu dan anak-anak yang kami sayangi ... kami tidak tau ..
Bagaimana cara menghentikannya di kampung ini ...... kiranya dengan kehadiran
bapak di sini bisa mengatasi masalah kami ... Tolong ajar kami ... Supaya kami
bisa mengerti...) (Tu'a Golo).
Gendang. Masyarakat manggarai pada umumnya percaya dan menganggap bahwa semua
yang dibicarakan dalam Mbaru Gendang dan pembicaraan yang dipimpin oleh Tua Golo (tua
�t) mempunyai sifat sakral artinya bahwa jika suatu masalah itu dibicarakan dalam Mbaru
Gendang setiap warga mempunyai kewajiban untuk melaksanakannya, jika seorang tidak
;:)engikuti keputusan dalam Lonto Leok orang tersebut akan mendapat hukuman dari nenek
,
.::x>yang (empo).
Tahap kern pat yaitu "tae agu toing latang tesangged Ca/ang One Beo " (penyampaian
:cl"ormasi masalah kesehatan yang teridentifikasi di kampung ). Tim peneliti menyampaikan
cmuan awal dan besarnya maslah kesehatan di kampung. Tujuannya membuka pikiran
=msyarakat akan besamya masalah kesehatan di kampung tungga, lukup dan ledang.
?enyampaian pesan dengan berpedoman pada media lembar balik yang telah di buat.
?enjelasan tentang kesehatan ibu dan Anak meliputi masalah- masalah yang berkaitan dengan
lahamilan, persalinan dan nifas. Peneliti bersama dengan petugas kesehatan yaitu ibu Bidan
:.:m kepala puskesmas memberikan penyuluhan atau penjelasan tentang kesehatan ibu dan
:!:lak. menggunakan media yang sudah di rancang. Media yang digunakan disampaikan dalam
xntuk gambar dan bahasa lokal sehingga mudah di pahami oleh masyarakat atau warga yang
.=3dir dalam Lonto Leok. Juga disampaikan tentang pemeriksaan kehamilan, penggunanaan
- ilitas kesehatan, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan perawatan masa nifas.
{epala puskesmas dan lbu Bidan Koordinator pada puskesmas Narang menyampaikan hal-hal
'.IDg penting berkaitan dengan kesehatan lbu dan anak.
Tahap kelima adalah Wewa ....N;pu Wintuk ca nai. tuka ca /eleng kudut moras raja
'at one beo (bentukan kesepakatan adat).Tu 'a Golo menyampaikan kepada warganya
untuk bersama mencari solusi terbaik bagi permasa lahan yang dihadapi. Warga yang had ir
menyam paikan pertanyaannya dan berbagai masalah yang berkaitan dengan pe1tolongan
persalinan dan mas ala h-masalah yang ada d i d esa I kapung tersebut. WargaL onto Leok
m enyampaikan beberapa saran dan solusi sebagai ja lan keluar dan kesepakakan bersama
antara lain s emua ibu melahirkan harus melahirkan di Pustu I polindes yang telah d is iapkan,
bidan harus tinggal di Polinden I pustu, Bidan tidak melayani pertolongan persaRinan yang
dilakukan di rumah, perawatan nifas dan neonatus dilaksanakan di Puskesmas I Polindes I
pustu. Selanjutnya Tua Colo menyampaikan kesimpulan sebagai bentuk kesepakatan dalam
Lonto Leok yaitu :
1 . Masyarakat sepakat untuk mendorong ibu-ibu yang ada di kampungnya masing-masing
3. Bidan harus tinggal menetap di pustu. Sehingga ibu hamil dapat memeriksakan
kehamilannya d i Pustu R enda.
-t Perlu dilakukan upacara kebaktian agama sebelum bidan menetap di rumah tersebut.
5. Semua y;;mg hadir berkewajiban untuk menyampaikan hasil Lonto Leok kepada seluruh
warga di kampung"
Semua keputusan yang telah d isepakati di tetapkan dalam upaca adat dengan tuak
putih.Selanjutnya oleh Tua Colo (kepala kampung) menyampaikan bahwa semua yang hadir
dalam pertemuan Lonto Leok in i mempunyai kewajiban untuk menyampaikan hasil Lonto
Leok(hasil keputusan) kepada seluruh warga desa I kampun'g, serta segera melaksanakan
keputusan-keputusan Lonto Leokyang telah di buat.
Renda tidak enggan lagi melakukan pemeriksaan kehamila pada tenaga kesehatan (bidan).
Hal ters ebut s etidaknya teruangka p clari hasil '0iawacara berikut ini:
42
. . . . ata nang wekl ngo pereksa ham il one bidan, du sang poli ngo Lonto Leok ...
landing aku toe ngo Lonto Leok du sang hitu.... (ibu hamil melakukan
pemeriksaan bersama ibu Bidan.setelah melakukan kegiatan Lonto Leok . . . ..
teapi saya tidak ikut kegiatan Lonto Leok waktu itu. (Theofilis, kader
kesehatan) .
Hal senada juga di ungkapan oleh dukun beranak yang sebelumnya melakukan praktek
pemet·iksaan kesehatan dan juga pertolongan persalinan sebagaimana di ungkapkan oleh lbu
ES. berikut ini pada saat di Tanya tentang Apa aktifitas ibu selama ini yang terkait dengan
pemeriksaan kesehatan dan pertolonngan persalinan?:
... Bo danong sampe wulang ofo e ite, .. aku donde keta benta lata kudut campe
agu kedur ise... wajol poli Lonto L eok one pisa ga... toe manga benta kole
gaku lise ga.. ai hitu muing tombo dise olo agu sangan taung weki eta
beo...... ( . . . Beberapa bulan lalau saya sering di paggil warga untuk menolong
dan mengurut mereka. Tapi setelah kegiatan Lonto Leok tempohari, mereka
tidak lagi memanggil saya karea sudah disepakati bersama warga pada saat
Lonto Leok di kampung tempo hari . . . ) (ES, dukun beranak).
Kunjungan pemeriksaan kehamilan juga dilakukan oleh ibu yang telah melahirkan, namun
bayinya mati, seperti terungkap dari hasil wawancara berikut ini di Kampung Tungga.
Ende Sofi, nganceng tomb o lite one aku co 'o tara rowan mantar koe dite one
.
prsa....?
... Du nang weki anak hot te suan, loe manga ata da 'atn. Aku kole ngo pereksa
one ibu bidan du sang posyandu do poli ngo L onto Leok. Landing ....du sang
loas meka weru ... mbaru dami tadang one mau ata do.. noing laku kudut loas le
wie mese .... landing dusang hitu .... du sang loas.. toe manga ata nganceng poro
putes... poli hitu mbaun ga konng kaut ces ... hae kilo daku benta ata kudut
campe poro putes ... landing toe mannga ata gorin ... tae 'dise toe manga baeg
ami ... du sang kut benta bidan.. wie hitu kole langsung rowa mantar ko e
hitu .... ai ka 'eng tadang bail bidan.. sale luku p..mantar koe daku hitu telu
mpulu menik kaut manga nain.. manlar daku hitu ole ata rona ... (Ibu Sofi ibu
melahirkan).
Jbu sofi, bisa menceritarakan kepada saya, bagaimana bayi ibu bisa
meni nggal ?
. . . .waktu saya hamil anak yang ke dua ini tidak ada keluhan pak, saya juga
periksa di ibu bidan pada saat posyandu setelah suami saya mengikuti kegiatan
Lonto Leok.. tetapi . . . pada saat melahirkan, .. kami rumahnya sendiri dan cukup
jauh dengan tetangga.: saya rasa mau melahirkan tengah malam . . . tetapi waktu
itu, . . . begitu melahirkan, tidak ada yang berani memotong tali pusat.. lalu orok
bayi tersebut di biarkan kedinginan . . . suami saya meminta orang untuk potong
tali pusat, tap i mereka menolak karena mereka bilang takut karena tidak
berpengalaman . . . pada waktu mau panggil bidan, . . . malam itu, anak tersebut
langsung meninggal. .... Karena bidan tinggalnya jauh, bidan tinggal di lukup.
43
Bayi saya scmpat be11ahan hidup sekitar 30 menit lamanya . . . bayi saya adalah
laku-laki ... (Ibu Sofi ibu melahirkan).
Demikian juga ungkapan hati dari seorang ibu yang baru saja melahirkan, sebagai berikut:
... ... bo eme kudut pereksa nang weki, aku donde ngo posyandu one mbaru de
kader, dusanng nang ·weki mantar daku hot le telun, toe donde ngo
pereksa ... hamil..aku ngo one ala mbeko lau ende ES" .. . (lbu Ros, lbu
.
Ketiga cuplikan pemyataan wawancara tersebut di atas menunjukkan bahwa ada niat
yang baik dari ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan hamil pada fasilitas kesehatan.
Bahkan ada ibu hamil yang sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pada petugas kesehatan.
Namun demikian, masih ada niat baik ibu hamil tersebut yang belum sampai di ikuti oleh
perilaku.
Pemeriksaan kehamilan yang di lakukan lebih banyak di lakukan oleh bidan pada saat
dilakukannya posyandu pada setiap kampung. Namun demikian, data sekunder yang tercatat
di fasilitas kesehatan (Pustu Renda) tentang kunjungan pemeriksaan ANC yang murni di
lakukan di Pustu Renda untuk K l sampai dengan K4 selama bulan Jamnuari sampai dengan
44
Tabel 5. Jumlah kunjungan Ibu Hamil untuk pemeriksaan Antenatal Care
Sebelum dan setelah intervensi di Pustu Renda
.. Jumlah Jum.lah
.. ..... .
u@.j.i;;;'*
(%)
�,: ..�:;,.:.;_,, _'Hv� ...
kuiijungan hamil
K1 9 3 (33,3) 10 8 (80)
K2 7 2 (28,5) 10
•
4 (40)
•sJ
K3 4 1 (25) 9 3 (33,3)
I
4k
K4 17 0(0) 9 2(22,2)
]
Sumber : Laporan KIA Pustu Renda, 2012
Tabel 5 di atas memperlihatkan dampak dari intervensi Lonto Leok terhadap perubahan
cakupan (persentase) kunjungan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Pustu Renda pada
tahun 2012. Dari tabel tersebut terlihat bahwa bahwa proporsi kunjungan K l relatif lebih
dilakukannya Lonto Leok. Seperti halnya pada pegumpulan data tahap awal, beberapa ibu
tidak melakukan pemeriksaan K l dikarenakan ibu tidak menyadari kondisi kehamilannya dan
juga mereka tinggal di kebun jauh dari rumah sehingga untuk memungkinkan mengakses
K3 terdapat 7 dan 4 ibu hamil yang tidak melakukan pemerik'saan K2 dan K3 dikarenakan
pada saat tersebut ibu bidan megalami sakit sehingga pulang ke rumah orang tuanya.
Akibatnya desa tidak memiliki bidan, jadi para ibu yang harus memeriksa K2 ataupun K3nya
harus ke puskesmas narang ataupun pustu desa Todo yang jaraknya cukup jauh. Ketika hal ini
kepada Perawat (kepala pustu Renda), beliau menyatakan bahwa sudah memberitahu kepala
puskesmas Narang untuk mengirimkan bidan pengganti sementara, tetapi hal tersebut tidak
sekalipun tersedia tidak ada bidan yang bersedia ditempatkan d i Desa Renda. Sehingga pada
waktu kurang lebih I bulan, pemcriksaan ibu hamil tidak tercatat pada buku register yang
45
6.2.Cakupan Kunjungan Neonatus
Aktifitas kunjugan neonatus di Desa Renda juga mengalami perubahan yang cukup baik, jika
dibandingkan dengan sebelum dilakukannya kegiatan Lonto Leak. Perubahan tersbeut secara
... du sang kudut noing loas, pas wie mese, poli hitu loas mantar koe hitu ga. .
nennggitu ko/e anak daku hot te telun. . cewen kole pustu dami tadang bailn, bo
manga ibu bidan ... landing lehitu toe kong ngo /au pustu ... du sang hitu )era
hae kilog aku kudut benta hae wa 'u ... agu hae wa 'u mai le wie hitu campe aku"'
dusang mai ise . . . kudut ba aku lise ngger sale pustu ... landing gelang ne loas
mantar hitu, toe kong ngo !au pustu ga.. nuhu diang gulan di hae kilo daku sms
one bidan.. poli hitu mai ce 'e bidan.. poli kole ban laku mantar koe ho 'o one
bidan du sang ngo lela lata tu 'a daku sale ledang... (Ros, ibu balita, Kampung
Tungga).
Mengapa kali ini ibu melahirkan di rumah saja, tidak di lakukan di pustu ?
. . . .waktu saya rasa mau melahirkan, saya rasa tengah malam, tidak lama
kemudian anak saya lahir... begitu juga yang anak yang ketiga
tempohari ... apalagi pustu kami agak jauh, memang ibu bidan ada.. sehingga
saya tidak sempat berangkat ke pustu. Waktu itu saya suruh suami saya untuk
panggil tetangga saja dan tetangga datang membantu saya. Waktu tetangga
datang, mereka mau bawa saya ke pustu, tapi karena tiba-tiba anak saya lahir,
saya tidak jadi ke pustu ... besok panginya baru suami sms ke bidan, dan bidan
datang untuk suntik... saya juga sudah bawa anak ini periksa ke bidan, waktu itu
saya pergi ke orang tua saya di Ledang. .... (Ros, ibu balita, Kampung Tungga)
... landing ise ngo pereksa nang weki du sang posyandu le bidan, Iandin ata bae
dakun weli ga, mango cengata /eng weki mendo manta rte patn ole pisa ibu ros
hot poli loasn ga, ngo kin lejong one ata mbeko, ES, dusang hitu ende ES pas
mai lejong ce 'e beo ho 'o, bo pereksa one bidan ngo kid. . NT, tokoh masyqrakat
Kampung Lukup). . . .
. Data dari .Pustu Renda manunjukkan bahwa dari Bulan Januari sampai awal November
1012 terdapat 28 kelahiran (persalinan) dari 28 persalinan tersebut tidak ada satupun yang
ditolong oleh bidan dan dilahirkan di pustu. Dan dari 28 kelahiran tersebut terdapat 3
•ematian, 1 bayi lahir mati karena prematur 33 minggu dan 2 kematian neonatal akibat
:lSfiksia. Jumlah kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan Neonatus dari bulan Januari sampai
Oktober disajikan pada Tabel 6
Tabel 6 : Cakupan Kunjungan Neonatus Sebelum dan Setelah lntervensi Lonto Leokdi Pustu
Renda Tahun 20 1 2
6 ...
- �·>=
"" ·
--
KN 1 1 (16,7) 10 1 0 ( 1 00)
. KN2 4 5) 5 2 (40)
----
KN3 0(0) 2 1 ((50)
... dusanng hitu aku loas le wie mese, agu using mese pe 'ang, salang da 'at kole
toe nganceng hae kilo daku ngo benta bidan, landing le hitu hae kilo daku ngo
ben/a ata mbeko ata ka 'eng ce 'e beo ho 'o ... dusangn poli loas, campe aku di
ata mbeko, .. du sang hitu mantar koe hitu kong kaut wa tanan liha naan..poli
campe aku, ala mbeko campe mantar koe daku, landing hia retang terus sampe
mantar koe ala mbeko, mantar hitu retang terus, sangge agu bete nain ...
( . . . saya melahirkan tengah mal am, dan pada waktu itu hujan lebat dengan
kondisi jalan tidak memungkinkan suami memanggil bidan, sehingga akhirnya
suami saya memanggil dukun yang tinggal di kampung kami. Waktu itu sehabis
bayi dilahirkan dukun masih menolong saya sehingga anak diletakkan dibawah
(di tanah) belum dibersihkan, tetapi selesai menolong saya ibu dukun
menggurus anak saya tetapi dia menanggis terus sampai ibu dukun pulang,
anak saya masih menanggis dan kemudian tidak bemafas lagi ...)
Ketika hal ini ditanyakan kembali pada ibu bidan dan kepala desa, ibu bidan
:nenyatakan bahwa pada keesokan harinya, keluarga ibu tersebut memanggil ibu bidan.
47
Ketika ibu bidan sampai dan be11anya barulah keluarga menceritakan kembali dan ketika
ditanyakan mengenai bayi yang meninggal keluarga menyatakan bahawa bayi langsung
dikuburkan pada saat itu juga. Hal ini merupakan kebiasaan masyarakat yang menguburkan
bayi baru lahir yang meninggal sesaat setelah kematiannya, mereka menyebutnya dengan
istilah dikeluarkan" Jewat jendela". Ketika ditanyakan maksudnya m1inya keluarga tidak in gin
memperpanjang kisah kematian bayi tersebut karena bagi mereka hidup mati ada di tangan
Tuhan. Selain itu Bapak desa juga menambahkan bahwa pada hari itu juga, ibu dukun yang
menolong persalinan juga di tegur dan di larang untuk menolong persal inan, bapak desa juga
menuturkan bahwa ada juga kepercayaan di masyarakat bahwa antar dukun juga ada
persaingan sehingga dukun yang satu bisa "mengancing" dukun yang lain. Dalam artian
bahwa dukun yang satu dapat membuat perkerjaan dukun yang lain berantakan salah satunya
tua-tua adat termasuk kepala desa dan sekretaris desa serta para kader kesehatan mulai bergiat
untuk bersama-sama meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui kunjungan ke rumah
rumah ibu hamil dan ibu nifas. Seperti hasil wawancara dengan para kader kesehatan, salah
Aku tae terus agu ata nang weki reme posyandukudut ngo pereksa one
posyandu ague me loas ngo one polindes agu bidan. Aku kole ngo tae one
mbaru dise kudut nggo loas one polinde..
(Saya selalu mengingatkan Ibu hamil dalam setiap posyandu untuk
memeriksakan kesehatannya dipustu ataupun pada saat posyandu juga agar
ibu melahirkan di polindes bersama Ibu Bidan. JJJga saya melakukan
kunjungan rumah untuk mengingatkan lbu Hamil agar melahirkan di
polindes..)
Para kader kesehatan juga menambahkan jika sampaikan sekarang para ibu masih
melahirkan dengan ditolong oleh dukun terjadi karena masyarakat percaya bahwa hidup dan
mati di tangan Tuhan, dimanapun persalinan dilakukan kalau Tuhan memanggil kembali pasti
:mak I ibu meninggai.Menurut kader penyebab utama tidak melahirkan di polindes yaitu
masih banyak masyarakat yang tidak mengerti pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan
dan masyarakat masih takut karena letak polindes persis di depan kuburan dan persalinan
Selain itu berkaitan dengan kesepakatan yang dibuat dalam Lonto Leok, Ibu bidan sejak
=>ulan September mulai menempati Polindes yang telah disediakan. Hal ini merupakan bagian
48
dari kesepakatan bersama dalam Lonto Leak, karena pada saat pengambilan data awal banyak
keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat mengenai ibu Bidan yang tidak tinggal didesa
sehingga banyak ibu-ibu yang memilih untuk melahirkan dengan ditolong oleh dukun. Akan
tetapi sejak bulan september telah ada sekitar 7 orang ibu yang melahirkan di Desa Renda
namun semua persalinan di tolong oleh dukun karena penduduk enggan harus melahirkan di
polindes. Hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara den gan ibu RO berikut i n i .
... du sang kudut noing loas, pas wie mese, poli hitu loas mantar koe hitu ga..
nennggitu kole anak daku hot te telun.. cewen kale pustu dami tadang bailn, bo
manga ibu bidan ... landing lehitu toe kong ngo !au pustu... du sang hitu }era
hae kilog aku kudut benta hae wa 'u ... agu hae wa 'u mai le wie hitu campe aku,,
dusang mai ise ... kudut ba aku lise ngger sale pustu ... landing gelang ne loas
mantar hitu, toe kong ngo !au pustu ga.. nuhu diang gulan di hae kilo daku sms
one bidan.. poli hitu mai ce 'e bidan.. poli kale ban laku mantar koe ho 'o one
bidan du sang ngo lela lata tu'a daku sale ledang... (Ros, ibu balita, Kampung
Tungga).
Waktu saya rasa mau melahirkan, saya rasa tengah malam, tidak lama
kemudian anak saya lahir... begitu juga yang anak yang ketiga
tempohari... apalagi pustu kami agak jauh, memang ibu bidan ada.. sehingga
saya tidak sempat berangkat ke pustu. Waktu itu saya suruh suami saya untuk
panggil tetangga saja dan tetangga datang membantu saya. Waktu tetangga
datang, mereka mau bawa saya ke pustu, tapi karena tiba-tiba anak saya lahir,
saya tidpkjadi ke pustu... besok panginya baru suami sms ke bidan, dan bidan
datang untuk suntik. .. saya juga sudah bawa anak ini periksa ke bidan, waktu
itu saya pergi ke orang tua saya di Ledang ... (Ros, ibu balita, Kampung
Tungga).
Bidan Desa Renda juga memiliki pendapat yang sama bahkan menambahkan tentang
kisah seorang ibu yang sudah ada kontraksi pada saat dia mengunjungi polindes untuk periksa
'
K-4 namun karena takut akan disuruh tinggal di pustu dan menunggu persalinan si ibu
berbohong dan menyatakan belum rasa sakit dan nanti akan memanggil ibu Bidan jika sudah
ada kontraksi. Sorenya si ibu melahirkan dengan pertolongan dukun di kampungnya dan
keesokan paginya baru memanggil Bidan untuk pemeriksaan neonatus. Selain itu dari hasil
wanwancara ditemukan bahwa para ibu juga memilih bersalin ditolong oleh dukun karena
"1idak mau repot" dalam artian ibu-ibu tersebut sudah biasa melahirkan di dukun sehingga
ketika harus melahirkan di fasilitas kesehatan mereka merasa ke repotan. Seperti pernyataan
ibu OM
. . . ai woko ruis pe, hia kale ata campe loas sangged taung ami ce mbaru agu
do 'd kale pengalaman hia ge . . .'' (karen a rumahnya dekat. dia juga (dukun)
yang membantu kami yang ada dirumah ini dalam persalinan dan karena dia
memang sudah berpengalaman)
49
Kebiasaan tidak mau repot" ini dapat dipahami karena ibu yang mau melahirkan di
fasil itas kesehatan biasanya harus menyediakan baju ganti bagi di rinya dan bayinya yang
.:xrsih juga harus mencari keluarga untuk menjaga atau menggurus keluarganya selama dia di
f3\\·at di fasilitas kesehatan bahkan kendala pembalut nifas juga dapat membuat ibu
menggurungkan niatnya untuk melahirkan di fasilitas kesehatan. Bahkan ada suatu peristiv.ia
dimana ibu bidan menyarankan agat· seorang ibu melahirkan di rumah sakit Ruteng karena ibu
risti dan sudah memiliki 5 orang anak, sehingga Bidan menyarankan untuk melahirkan di RS
Ruteng (yang berjarak 70 KM dari desa) agar ibu tersebut bisa di seksio cesarean dan
sekaligus di vasektomi. Bidan sudah menjelaskan bahwa untuk semua prosedur tersebut ibu
lidak akan membayar karena ditanggung oleh jamkesmas dan selain itu akan dijemput dengan
mobil puskesmas kelil ing. Tapi ibu dan suaminya menolak dengan alasan bahwa hal tersebut
terlalu merepotkan. Dan memilih untuk melahirkan ditolong oleh dukun. Kesepakatan Lonto
Leok yang lainnya adalah agar ibu memeriksakan kesehetan bayi baru lahirnya di pustu
ataupun pada saat hari posyandu. Seluruh informan menyatakan sudah memeriksakan
:maknya dari sejak dilahirkan. Dan pendapat senada dikemukan oleh bidan dan para kader
kesehatan yang menyatakan bahwa untuk pemeriksaan neonatus ibu-ibu biasanya rajin
melakukannya karena bersamaan dengan pemeriksaan ibu nifas.
Beberapa kelemahan dalam pralaksaaan tradisi Lonto Leokyaitu pada saat dilakukannya
observasi lapangan, pembantu lapangan tidak dilengkapi dengan buku catatan harian,
sehingga berdampak pada kurang detaiJnya catatan hasil observasi yang berakibat kurang
lengkapnya informasi. Selain itu, keberlanjutan (sustainability)dari perubahan yang saat ini
sudah terwujud pada masyarakat belum cukup kuat karena intervensi ini baru dilakukan satu
kali.
50
BAB VI
1. Simpulan
1 . 1 . Terdapat beberapa norma adat yang berkaitan erat dengan pemeriksaan kehamilan dan
2. Saran
2.1 . Kepada pemerintah daerah Kabupaten Manggarai , intervensi melalui kegiatan Lonto
Leok diharapkan dapat di ujii caobakan lagi pada kampung lainnya.
2.2. Perlunya kerja sama lintas sektor untuk mempertahankan tradisi Lonto Leok yang
merupakan asset budaya di Kabupaten Manggarai.
51
UCAPAN TERIMAKASIH
4. Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang atas dukungan berupa ijin yang diberikan kepada
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa membalas segala jasa dan budi baik dan
Bapak dan Ibu semua.
52
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Nasional Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) (201 0). Badan penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Rl, Jakarta 20 I 0.
Laporan Nasional Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) (2007). Badan penelitian Dan
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2009. Profil Kesehatan NTT 2009. Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2010. Laporan Seksi KIA 2 0 1 0. Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. 2010. Profil Puskemas Narang 2010. Dinas
Kesehatan Kabupaten Manggara i, Ruteng.
Peraturan Gubernur No. 42 Tahun 2009 tentang Revolusi KJA di Provinsi NTT. Kupang.
Banamtuan, S. 201 1 . Faktor resiko kematian maternal di Kabllpaten Timor Tengah Selatan
Tahun 20 1 1 . Fakultas Kesehatan Masyarakat Undana: Skripsi. Kupang
53
Chu, Cordia., 2008. Health Promoting Settings Short Course. From Needs Assessment to
Program Planning and Evaluation. Centre for Environment and Population Health
Presents. GrifJith University, Australia.
Pemerintah Provinsi Nusa tenggara Timur.,m 2009. Peraturan Gubernur No. 42 Tahun 2009
tentang Revolusi KIA di Provinsi NIT; Kupang.
Koentjaraningrat., 2009. Pengantar llmu Antropologi; edisi Revisi. Pt. Rineka Cipta. Jakarta.
Raho, Bernard., 2004. Sosiologi. Sebuah Pengantar. Penerbit Ledalero; Maumere., Flores.
Dor., 20 1 1. Wawancara telephon dengan Tua Adat Kampung Woang, Kelurahan Pitak,
Kecamatan Langkerembong. Manggarai-Flores. .
G., Alo., 20 1 1 . Wawancara telephon dengan Tua adat kampung Wae Mbeleng, Desa Kakor,
Kecamatan Rahong. Mannggarai-Fiores.
54
JH� \1 trfrt::RfA1'l i�E'S EHArA�
li·\DJ\�\ J'Effi:LJ l l '\ "; DAN �lft[M[MJ!{��\N Kf:.:'if l1,\ I \\
MLtn�rt!V£�101 ' q;:n"¥ \lf ;OJ "' 'I K<.'i� � � 12:
J��"fl W�!P)i!•:t::l r.ttiH:H. ,. :· i 1::mH,
iW:iliHHl.t!Jth� rki�¥' w.l I! ;,.,� i;.r, , ''""'"'' Ll!t :,. •\ ,
• r> !1C" :ll
� - -J�
I� Ign� � ·�i!!i j)!Jift_, .�lUI .:itt<:Th"W � �·
� -· · .ID·n �!Jt� d�f r.IWJ �!'P� ��m h!'h-m �
)�- �-�J. , im 11J.! � jtit::;QM�M pllli.t!.¥�
·, .
Jll6. � "tml2i1i2
.
55
FOTO-FOTO PENELITIAN
Foto I : Tim
peneliti :
Karol us
Ngambut,
Florentianus
Tat, Noor
Edy W;
Sukoco
Foto 2 : Tim
peneliti :
Menuju
lokasi /onto
leok
56
Foto 3 : Para
Tua Adat di
Desa Renda
Kabupaten
Manggarai
Foto 4 : Para
Tua Adat
dan
masyarakat
setelah acara
Lonto Leok
di Tungga
57
Foto 5 : Para
Tua Adat
pada acara
Lonto Leok
di Tungga
Foto 5: Tim
peneliti
bersama
masyarakat
di kampung
Lukup
58