Anda di halaman 1dari 12

WOC (WAY OF CAUTION)

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT


DI RUANG OK IGD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI
SURAKARTA

Di susun oleh :

IMAM 070112b031
LALU MUHAMMA HAIRI 070112b041
SETAP ADIATMA 070112b065
TANGGUH SOFA NURYAT 070112b069

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2014
TINJAUN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
Pre eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan, Eklamsia adalah pre eklamsi yang disertai kejang dan atau koma
yang timbul akibat kelainan neurologi ( mansjoer, Arif. 2001 )

2. PATOFISIOLOGI
Terlampir

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan penurunan fungsi utero
plasenta
b. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan peningkatan
kontraktilitas uterin
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan o2
d. Kelebihan volume cairan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kadar natrium dan air dalam darah

4. PERENCANAAN
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan 1. kaji djj 1. mengetahui keadaan
tindakan asuhan janin salam
keperawatan kandungan
selama 1x24 jam 2. kaji posisi janin 2. menentukan letak
diharapkan tidak janin dalam
terjadi cidera pada mengidentifikasi
janin dengan faktor yang
kriteria hasil : memperberat
a. janin tidak disfungsi pada
cidera persalinan
b. DJJ 120- 3. siapkan metode 3. untuk mengurangi
160x/menit persalinan yang tepat, resiko cedera pada
c. posisi janin sesuai kondisi janin dan ibu
normal 4. persiapkan oksigenasi dan 4. salah satu persiapan
presentasi bedah sesar bila sewaktui- yang tepat apabila
terbawah waktu terjadi kegawatan terjadi kelaianan
adalah kepala janin pada kandungan
d. pertumbuhan (utero plasenta)
janin sesuai 5. cegah aspirasi mikonium 5. mencegah
usia kehamilan dengan segera mengusap terjadinya aspirasi
wajah neonatus dan masuknya cairan
dilanjutkan relositasi mekonium kedalam
saluran pernapasan
neonatus yang
belum matur
2 Setelah dilakukan 1. kaji skala nyeri PQRST 1. untuk menentukan
tindakan asuhan intervensi yang
keperawatan tepat
selama 1x24 jam 2. monitor tanda-tanda vital 2. untuk memonitor
diharapkan klien status kondisi
nyeri hilang atau kesehatan klien
terkontrol dengan 3. ajarkan teknik relaksasi 3. teknik relaksasi
kriteria hasil : napas dalam napas dalam dapat
a. melaporkan memberikan rasa
nyeri hilang nyaman dan
atau terkontrol mengurasi sensasi
b. klien ekspresi nyeri yang
wajah rileks dirasakan
c. tanda-tanda 4. kolaborasi dalam 4. untuk menurunkan
vital dalam pemberian analgesik sensasi nyeri
batas normal sesuai indikasi dengan terapi yang
TD : 110/70 tepat
mmHG
N : 60-
100x/menit
RR : 16-
20x/menit
T : 36-37,5oc

3 Setelah dilakukan 1. kaji aktivitas klien 1. untuk mengetahui


tindakan asuhan sejauh mana tingkat
keperawatan aktivitas klien
selama 1x24 jam 2. bantu klien dalam 2. untuk membantu
diharapkan klien aktivitas/latihan klien dalam
dapat melakukan mobilisasi melakukan aktivitas
aktivitas ringan yang dibutuhkan
dengan kriteria 3. anjurkan klien untuk 3. membantu
hasil : melakukan alih baring mempertahankan
a. klien dapat miring kiri kanan dan aktivitas klien, baik
melakukan terlentang ditempat tidur
aktivitas tanpa sesuai toleransi
gangguan 4. kolaborasi denga tim 4. untuk pemberian
b. kekuatan otot fisioterapi terapi yang tepat
tetap atau kepada klien
meningkat
c. tonus otot tetap
atau meningkat
d. tanda-tanda
vital dalam
batas normal
TD : 110/70
mmHG
N : 60-
100x/menit
RR : 16-
20x/menit
T : 36-37,5oc
4 Setelah dilakukan 1. kaji kebutuhan cairan 1. untuk mengetahui
tindakan asuhan klien seberapa jauh
keperawatan kelebihan cairan
selama 1x24 jam pada klien
diharapkan terjadi 2. kaji tanda-tanda vital 2. untuk mengetahui
keseimbangan perkembangan
cairan dalam tubuh status kesehatan
dengan kriteria klien
hasil : 3. kaji BB 3. untuk mendeteksi
a. tidak ada penurunan atau
edema peningkatan BB
diektremitas klien
b. crt < 3 detik 4. berikan informasi tentang 4. natrium yang tinggi

c. tidak ada diet rendah garam dan dalam darah da[at


sianosis pembatasan cairan memperberat
keadaan kelebihan
cairan dalam tubuh

5. DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E.M. (2000). Rencana asuhan keperawatan, pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC.
Kumala, R. (2000). Buku ajar keperawatan maternitas, edisi -4. Jakarta :
EGC.
Obstetri fisiologi. Bagian obstetri & ginekologi. Bandung : Fakultas
Kedokteran. Universitas Padjajaran.
Parwirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu kedokteran Sarwono Parwirohardjo,
edisi-4. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Wilkinson, Judith. M. (2011). Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta :
EGC.
3. PATOFISIOLOGI (Pathway)
1. FAKTOR RESIKO PRE EKLAMSIA (HIPERTENSI
2. TEORI TEORI DALAM KEHAMILAN)

1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

arteria uteria & arteria ovarika

aliran darah menuju rahim dan plasenta

menembus miometrium

arteri arkuarta

arteri radialis

endometrium

arteri basalis

arteri spiralis diameter rata-rata arteri spiralis hamil normal 500 mikron
dan pada preeklamsia 200 mikron

lapisan otot arteri spiralis lapisan otot arteria spiralis sebab yang belum jelas pada kehamilan normal
degeneralisasi lapisan otot terjadi invasi trofoblas pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-
sel trofoblas
dilatasi arteri spiralis lapisan otot arteria spiralis
& jaringan sekitar arteria spiralis lapisan otot arteri spiralis & jaringan matrik sekitar

jaringan matriks menjadi gempur tetap kaku dan lemas

memuidahkan lumen arteri spiralis lumen arteri spiralis tidak terjadi distensi & vasodilatasi
mengalami distensi & dilatasi

distensi & vasodilatasi lumen arteri vasokontriksi arteria spiralis


spiralis

pe tekanan darah& resistansi vaskuler kegagalan remodeling arteri spiralis


penignaktan tekanan darah pada daerah
utero plasenta
aliran darah arteri plasenta menurun

aliran darah kejanin menjadi cukup banyak


& penignkatan perfusi jaringan meningkat hipoksia dan iskemia plasenta

pertumbuhan janin menjadi baik


(remodeling arteria spiralis) resiko cidera pada janin
2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, Dan 3. Disfungsi Sel Endotel
Disfungsi Endotel terpapar terhadap peroksida lemak
hipertensi dalam kehamilan
(terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis) kerusakan sel endotel

plasenta mengalami hipoksia dan iskemia membran sel endotel

oksidan (radikal bebas) terganggunya fungsi sel endotel

penerima elektron dan atom mempunyai disfungsi endotel


elektron tidak berpasangan
1. gangguan metabolisme protaglandin, menurunnya prostasiklin (pGE2)
menghasilkan radikal hidroksil yang yaitu suatu vasodilator yang kuat
sangat toksik 2. agregasi sel-sel trombosit pada endotel, memproduksi tromboxan
(TXA2) suatu vasokontriktor kuat, dalam keadaan normal kadar
membran sel endotel pembuluh darah prostasiklin/tromboxan lebih tinggi kadar prostasiklin. pada preeklamsia
kadar tromboxan lebih tinggi dari prostasiklin sehingga terjadi
merusak membran sel yang banyak mengandung vasokontriksi dengan kenaikan tekanan darah
banyak asam lemak tidak jenuh 3. peningkatan permeabilitas kapiler
4. peningkatan faktor koagulasi
peroksida lemak 5. perubahan khas pada sel endotel glomerulus (glomerulus endoteliasis)
6. peningkatan produksi bahan-bahan vasopressor yaitu endotelin,
merusak nukleus membran sel dan protein sel endotel kadar HO (vasodilator) menurun sedangkan endotelin meningkat
(vasokontriktor)
kematian jaringan plasenta

resiko cidera janin


4. Teori Intoleransi Imonologik Antara Ibu Dan Janin 5. Teori Adaptasi Kardiovaskuler
pada hamil normal pada refrakter (tidak peka terhadap ransangan)

respon imun tidak menolak adanya hasil bahan-bahan vasopresor


konsepsi yang bersifat asing (plasenta)
peningkatan vasopressor menimbulkan vasokontriksi
human leucocyte antigen protein G (HLA-G)
pada kehamilan normal, refrakter pembuluh darah
melindungi trofoblas janin dari lisis dapat dihambat dengan inhibitor

sel natural killer (NK) ibu sintesis prostaglandin (prostasiklin)

mempermudah invasi sel trofoblas pada hipertensi dalam kehamilan

pada hipertensi dalam kehamilan peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopressor


(pada kehamilan 20 minggu) dan trimester pertama
menurunnya ekspresi HLA-G di desidua daerah plasenta

menghambat infasi trofoblas kehamilan selanjutnya beresiko hipertensi

merandang produksi sitikon

mempermudah reaksi inflamasi

immun C – maladaptation in pre eklamsia


6. Teori Genetik 8. Teori Stimulus Inflamasi
7. Teori Defisiensi Gizi
konsumsi minyak ikan, hati halibat pada kehamilan normal plasenta

asam lemak tak jenuh sisa apoptosis, nekrotik trofoblas, stress oksidatif

menghambat debris trofoblas didalam sirkulasi darah


produksi tromboxan
aktivasi trombosis peningkatan proses inflamasi
mencegah vasokontriksi pembuluh darah
peningkatan sel trofoblas plasenta
mengurangi resiko preeklamsia
pada plasenta besar pada hamil ganda

reaksi stress oksidatif meningkat

sisa debris trofoblas meningkat

bahan reaksi inflamasi dalam darah ibu meningkat

respon inflamasi

mengaktivasi sel endotel, sel-sel makrofag/granulosit

sistemik inflamasi

resiko cidera pada ibu


PREEKLAMSIA teori-teori preeklamsia pada ibu hamil
faktor-faktor resiko
preeklamsia ringan
1. primi gravida atau primi paternitas
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
2. umur yang ekstrim
edema total
3. obesitas
proteinuria 300 mg/24 jam
4. riwayat keluarga yang pernah preeklamsia/eklamsia
5. penyakit-penyakit ginjal, hipertensi yang sudah ada sebelum
preeklamsia berat
hamil
tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
6. hiperplasentosis misalnya mola hidatidosa, kehamilan multipel,
edema paru-paru dan sianosis
diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar
proteinuria 5 gram/24 jam
oliguria dan urine kurang dari 500cc/24 jam
hiperdinamik
vaskularisasi plasma menurun
peningkatan sensitivitas tekanan darah peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi
hemokonsentrasi glomerulus
angiotensin II/tidak seimbang prostasiklin
peningkatan hematokrit maternal prostaglandin, tromboxan A2 peningkatan perfusi pembuluh darah ke ginjal

perfusi organ maternal menurun vasospasme pembuluh darah mekanisme protektif

perfusi unit janin (utero plasenta) menurun kerusakan endotel pembuluh darah vasospasme pembuluh darah ginjal

penurunan perfusi plasenta ginjal tidak dapat mempertahankan fungsinya


resiko cedera pada janin
produksi plasenta endotelin proteinuria
(zat toksik pada sel endotelium)
vasospasme dan kerusakan sel endotel

koagulasi intravaskuler peningkatan cairan ruang intravaskuler peningkatan tromboxan pada prostasiklin
ke intra seluler dan peningkatan sensitivitas terhadap
hemolisis sel darah merah (SDM tura) angiotensin II
penurunan volume plasma
penurunan hemoglobin peningkatan hematokrit vasokontriksi umum ateriol plasenta
hiperbilirubinemia maternal
edema umum hipetensi lesi ateriol/utero
mikro emboli hepatik plasenta
terlihat diwajah, tangan, dan abdomen perfusi ginjal
kerusakan hati pitting edema selama 12 jam tirah baring IUGR, abrupsio plasenta
laju glomerulus kontraktilitas uterin
peningkatan enzim hati (SGOT dan LDH) jaringan otak
muntah-muntah tidak dapat mempertahankan ransangan area sensorik
nyeri ulu hati spasme korteks otak fungsi uteri
nyeri di kuadran atas kanan
penurunan glukosa darah nyeri kepala, hiperfleksia kerusakan glomerulus
ruptur hati
jaringan paru paru proteinuria gangguan rasa nyaman nyeri
agregasi trombosit dan deposisi fibrin asam urat
alveolus kreatinin plasma
jumlah trombosit rendah oliguria
(trombositopenia) edema pulmuner retensi Na dan air
intoleransi tidak dapat melakukan dispnea
aktivitas aktivitas kelebihan volume cairan

Anda mungkin juga menyukai