RASIONAL
( Dosen Pengampu : Dra. Herdini,.M.Si )
KELOMPOK 2
KELAS C REGULER
TOPIK PEMBAHASAN
1 5
3 Pengertian resep
Pendahuluan
Berbagai bentuk dan peresepan
intervensi rasional
terapeutik
4
2 Berbagai penyebab
problem terapi
Tahapan dalam dengan obat
Pengobatan
rasional
1. PENDAHULUAN
Penggunaan obat dikatakan rasional bila (WHO, 1985) bila pasien menerima
obat yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat
dan dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat.
1. Manfaat (efecacy)
4. Kesesuaian/suittability (cost)
Upaya Implementasi
Pengobatan Rasional
1. Upaya Regulasi
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
berperan dalam pengaturan yang dapat mendukung
penggunaan obat yang rasional
2. Upaya pendidikan
Bagi para dokter dapat diberikan post service training
melalui berbagai program pelatihan dan penyegaran
mengenai penggunaan obat rasional. Pendidikan dan
pelatihan juga diberikan bagi petugas pelayanan
kesehatan lain serta masyarakat.
3. Upaya manajerial
Dalam upaya ini termasuk pembentukan Komisi farmasi
dan Terapi (KFT) di RS, Penetapan daftar Obat Essensial,
penyusunan pedoman pengobatan.
02. Tahapan dalam Pengobatan
rasional
A. Tepat Diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat. Jika
diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan obat akan terpaksa meng
acu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak a
kan sesuai dengan indikasi yang seharusnya.
B. Tepat Indikasi Penyakit
praktis, agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian
obat per hari (misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minu
m obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat
obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan
darah di wajah.
obat esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat esensial didahulukan dengan memperti
mbangkan efektivitas, keamanan dan harganya oleh para pakar di bidang pengobatan d
an klinis engan mutu terjamin serta tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau
J. Tepat penilaian kondisi pasien
Beberapa kondisi berikut harus dipertimbangkan sebelum memutuskan
pemberian obat:
rita asma, karena obat golongan ini terbukti dapat terjadi serangan asma.
Contoh:
- Pemberian antibiotik pada ISPA non pneumonia (umumnya disebabkan
oleh virus)
- Pemberian obat dengan dosis yang lebih besar daripada yang dianjurkan.
B. Peresepan kurang (underprescribing)
Contoh :
-Pemberian antibiotik selama 3 hari untuk ISPA pneumonia.
-Tidak memberikan oralit pada anak yang jelas menderita diare.
-Tidak memberikan tablet Zn selama 10 hari pada balita yang diare
C. Peresepan Majemuk (Multiple Prescribing)
Yaitu jika memberikan beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang
sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat
untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
Contoh :
Pemberian puyer pada anak dengan batuk pilek berisi :
- Amoksisilin, - Parasetamol, - Gliseril guaiakolat, - Deksametason, - CTM,
dan - Luminal.
D. Peresepan Salah (Incorrect Prescribing)
Mencakup pemberian obat untuk indikasi yang keliru, untuk kondisi yang
sebenarnya merupakan kontraindikasi pemberian obat, memberikan
kemungkinan resiko efek samping yang lebih besar, pemberian informasi
yang keliru mengenai obat yang diberikan kepada pasien, dan sebagainya.
Contoh :
- Pemberian antibiotik golongan kuinolon (misalnya siprofl oksasin dan
ofloksasin) untuk anak.
- Meresepkan asam mefenamat untuk demam.bukannya parasetamol
yang lebih aman
05 Pengertian Resep Dan Peresepan
Rasional
PENGERTIAN RESEP