PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang ASN nomor 5 tahun 2014
bahwa cita-cita bangsa dan tujuan negara terwujud apabila dibangun Aparatur Sipil
Negara (ASN) memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. ASN sebagai
bagian dari birokrasi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya, wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya serta menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan
manajemen aparatur sipil negara.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola
prakondisi dan sumber daya pembangunan yang ada sehingga dapat mempercepat
peningkatan daya saing bangsa menuju era revolusi Industri 4.0. Sejumlah keputusan-
keputusan strategis mulai dari memformulasi kebijakan sampai pada penetapannya dalam
berbagai sektor pembangunan ditetapkan oleh PNS. Untuk memainkan peran tersebut,
ASN perlu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam setiap kerjanya. Nilai-nilaidasar
ASN yang dimaksud meliputi 7 materi pokok yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif atau yang biasa dikenal dengan
istilah BerAKHLAK> sedangkan kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) diwujudkan dalam materi manajmen ASN dan SMART
ASN .Untuk dapat membentuk sosok tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan
melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
Salah satu fungsi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai pelayan
publik. Fungsi-fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) ini harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Fungsi tersebut
meliputi banyak hal dalam berbagai ruang lingkup kehidupan, seperti pelayanan
administrasi negara, bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya. Setiap
ruang lingkup pelayanan tersebut memiliki unit pelaksana terpadu, mulai dari unit
terkecil hingga unit terbesar dalam lingkup nasional.
Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti Rumah Sakit milik
pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS). Salah satu cara
1
mewujudkan pelayanan yang prima adalah dengan melakukan kegiatan promotif,
preventif dan kuratif seperti pemberian edukasi kesehatan untuk mencegah terjadinya hal
yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Seseorang
dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani
perawatan di rumah sakit. Infeksi nosokomial bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter,
serta pekerja atau pengunjung rumah sakit.
Ratusan juta pasien di seluruh dunia terkena infeksi nosokomial setiap tahun,
menyebabkan kematian dan kerugian finansial yang signifikan pada sistem kesehatan.
Sebuah survei dilakukan di 183 rumah sakit di Amerika Serikat dengan 11.282 pasien
melaporkan bahwa 4% pasien terinfeksi dengan setidaknya satu jenis infeksi. Di negara
berpenghasilan tinggi, sekitar 30% pasien di ICU terinfeksi setidaknya satu jenis infeksi.
Sedangkan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, frekuensi infeksi yang
didapat di ICU minimal 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan di negara berpenghasilan
tinggi. Di negara Asia, kejadian infeksi nosokomial terjadi sebanyak 10%. Sedangkan di
Amerika kejadian infeksi nosokomial terjadi pada ± 5% dari 40 juta pasien yang dirawat
setiap tahun dengan angka kematian mencapai 1% dan beban biaya penanganan mencapai
4,5 milyar rupiah pertahun. Prevalensi infeksi nosokomial pada pasien di negara maju
bervariasi antara 3,5% dan 12%, sedangkan di negara berkembang termasuk Indonesia
prevalensi infeksi nosokomial 9,1% dengan variasi 6,1% -16%. Menurut data
Kementerian Kesehatan, infeksi nosokomial di Indonesia mencapai 15,74%, jauh di atas
negara maju yang berkisar 4-8-15,5%.
Program Pencegahan dan Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan salah
satu standar mutu pelayanan rumah sa
kit, selain itu penerapan pencegahan infeksi yang optimal juga akan meningkatkan
tingkat keselamatan pasien. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan,
serta proses pemantauan dan evaluasi. Upaya tersebut tidak hanya dilakukan oleh petugas
kesehatan di rumah sakit, tetapi diperlukan kerjasama antara rumah sakit, pasien, dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk mencegah pasien, tenaga kesehatan, dan
pengunjung dari infeksi yang tidak terduga.
Salah satu bentuk pencegahan penularan infeksi yang saat ini dilakukan adalah
memperketat anjuran protokol kesehatan. Dari yang semula hanya 3M yaitu mencuci
tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak, kini ditambah menjadi 5M
2
dengan tambahan menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.
Penulis seorang perawat ahli pertama yang bekerja di ruang perawatan inap dewasa
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur, penulis masih mendapati masih
belum optimalnya penerapan protokol kesehatan yang diterapkan pada keluarga pasien
atau pengunjung di ruang rawat inap baik ketika mengantar, menjenguk atau menjaga
pasien, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya keluarga pasien yang berkunjung tidak
menggunakan masker, tidak menjaga jarak, dan tidak mencuci tangan. Dan masih banyak
juga keluarga pasien yang dalam satu ruangan menjaga lebih daripada aturan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit. Berdasarkan masalah tersebut, penulis mengangkat judul
yaitu “Pencegahan Infeksi Penyakit Nosokomial dengan Penerapan Sosialisasi 5M pada
Ruang Perawatan Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan nilai-nilai konsep dasar BerAKHLAK> yang meliputi
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adapif dan
Kolaboratif, serta peran dan kedudukan ASN dalam melaksanakan tugas sebagai
Perawat Ahli Pertama di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur.
2. Tujuan Khusus
Adapun Tujuan khusus dari kegiatan rancangan aktualisasi dan habitualisasi
ini adalah :
a. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial dengan menerapkan sosialisasi 5M
pada Ruang Perawatan Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kolaka Timur;
b. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas resiko
penularan infeksi melalui penerapan sosialisasi 5M pada Ruang Rawat Inap
Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur.
C. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN dan peran kedudukan
PNS dalam NKRI adalah sebagai berikut:
1. Manfaat untuk penulis
Kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis agar mampu
menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK> (Berorientasi Pelayanan,
3
Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adapif dan Kolaboratif) dan peran
kedudukan PNS dalam NKRI, sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya secara berkesinambungan yang telah didapatkan selama mengikuti
Pelatihan Dasar ke dalam lingkup kerja sehari-hari sehingga diharapkan mampu
menjalankan perannya sebagai ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
2. Manfaat untuk Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur dapat meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit dengan adanya optimalisasi penerapan 5M pada Ruang
Perawatan Inap Dewasa Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur.
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Mendapatkan pelayanan informasi kesehatan dan bebas penularan resiko
infeksi melalui penerapan 5M pada Ruang Perawatan Inap Dewasa Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
5
Visi ini perlu ditanamkan pada setiap unsur Rumah Sakit sehingga
menjadi visi bersama yang pada hakekatnya mampu mengarahkan dan
menggerakkan segala komponen dalam Rumah Sakit.
b. Misi Organisasi
Dari visi tersebut diatas dijabarkan kedalam misi sebagai berikut:
1) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dengan Menciptakan Pelayanan
yang Bermutu, Cepat, Tepat Serta Terjangkau;
2) Meningkatkan Kualitas SDM yang Profesional, Sarana Dan Prasarana
Medis dan Non Medis Serta Penunjang Medis;
3) Menciptakan Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat.
Guna Mewujudkan Visi dan Misi tersebut Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kolaka Timur menerapkan Motto yaitu “5S + 1E” :
a. Senyum;
b. Salam;
c. Sapa;
d. Santun;
e. Sabar;
f. Empati Kepada Setiap Pengguna Jasa Rumah Sakit.
3. Nilai-nilai Organisasi
a. Empati terhadap Pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien. Untuk itu
setiap pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur dalam
menangani pasien harus bertekad bahwa: “keselamatan, kesembuhan dan
kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”.
b. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka
serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu
partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu
diketahuinya oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai perumusan
kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.
c. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
6
seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berwenang meminta pertanggung jawaban.
d. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-
sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling
menghormati serta saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga
diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati,
serta memberikan kesejukan bagi orang lain.
e. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada hal
yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari besok harus lebih baik dari hari ini.
7
4. Struktur Organisasi
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kolaka Timur
DIREKTUR
KASUBAG TATA
USAHA
KOORD.UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
8
k. Komiter PPI;
l. Staf Medis Fungsional.
5. Data-Data dan Sumber Daya yang Dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kolaka Timur
Tabel 2.1. Data Sumber Daya Manusia RSUD Kabupaten Kolaka Timur
9
e. S1/D4 Farmasi 1 2 3
f. D3 Rekam Medis 1 1 2
g. D3 Analis Kesehatan 2 3 5
h. D3 Farmasi 2 5 7
i. D3 Kesehatan Lingkungan 1 - 1
j. D3 Perawat Gigi 3 2 5
k. D3 Gizi 3 5 8
l. S1/D4 Gizi 1 - 1
m. D1 Transfusi Darah 1 - 1
4 Tenaga Lainnya:
a. S1 Ekonomi - 1 1
b. D3 ATEM - 1 1
c. D3 Fisiotherapy - 1 1
d. SMA - 24 24
10
6. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna.
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud diatas, rumah sakit memiliki
fungsi :
a. Penyelenggara pelayanan pengobatan dan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. Penyelenggara penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak
pada pelayanan kesehatan;
11
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
tubuh;
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu;
12
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal
bedah;
13
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat; dan
14
untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).
Pelayanan prima penting dilakukan karena memberi kepuasan pelanggan
sebagai sarana untuk menghadapi kompetisi dimasa yang akan datang, kepuasan
pelanggan adalah promosi terbaik, kepuasan pelanggan merupakan aset
terpenting, kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan
organisasi, pelanggan makin kritis dalam memilih produk atau jasa, pelanggan
puas akan kembali (costumer retention), dan pelanggan yang puas mudah
memberikan referensi. Adapun prinsip dalam pelayanan publik, yaitu:
1) Partisipatif: Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2) Transparan: Penyelenggara pelayanan penyelenggara pelayanan public
harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal
yang terkait dengan pelayan public yang diselenggarakan tersebut, seperti
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi
akses yang sebesar-besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan
pengaduan;
3) Responsif; pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan
public yang mereka butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan;
4) Tidak diskriminatif: pelayanan publ;ik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga
negara lainnya;
5) Mudah dan murah; mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan
tersebut masuk akanl dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau
oleh seluruh warga negara;
6) Efektif dan efisien;: penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan
prosedur yang sederhana , tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel: pelayanan public yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
non fisik:
15
8) Akuntabel: penyelenggaraan pelayanan public dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga
negara melalui pajak yang mereka bayar;
9) Berkeadilan: salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga
negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 mengenai pelayanan
public, terdapat strategi peningkatan pelayanan prima, yaitu:
1) Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan;
2) Melaksanakan survey kepuasan masyarakat, minimal 1 tahun sekali;
3) Pengelolaan pengaduan masyarakat;
4) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
5) Pengembangan inovasi;
6) Replikasi best practice;
7) Perbaikan berkelanjutan
Masyarakat memiliki keterlibatan dalam rangka peningkatan pelayanan
prima, meliputi: penyusunan kebijakan, penyusunan standar pelayanan dan
maklumat pelayanan, serta penyampaian dan pengelolaan pengaduan pelayanan
publik. Pelayanan public yang dbiberikan harus berinovasi yang bertujuan
memberikan pelayanan yang bermutu sehingga custumer merasa senang.
b. Akuntabel
Dalam banyak ha, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajibab untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan
zonke, 2017). Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik;
2) Kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
3) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
16
4) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
5) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Adapun pedoman prilaku akuntabilitas, yaitu:
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi;
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Adapun cara menciptakan
lingkungan akuntabel, yaitu:
1) Kepemimpinan : Adanya komitmen yang tinggi falam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen;
2) Transparansi : mendorong komunikasi, memberikan perlindungan, dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan;
3) Integritas: suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua
hukum yan berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku;
4) Tanggung jawab (responsibility): Kewajiban bagi setiap individu dan
lembag bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap Tindakan yang telah
dilakukan;
5) Keadilan: Landasan utama dari akuntabilitas. keadilan harus dipelihara Dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain,
lingkungan akuntabilitas tidak akan lahirdari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya;
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas;
17
8) Kejelasan: Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan
dan mempertahankan akuntabilitas;
9) Konsistensi: Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel,
akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
c. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek penetahyan, keterampilan, dan
sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan prilaku seseorang sesuai
tuntutan pekerjaan. Adapun prinsip pengembangan kompetensi ASN, yaitu:
1) Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu
melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan pegawai;
2) Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi;
3) Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan;
4) Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan
jabatan dan pengembangan karir.
Menurut PP no 11 tahun 2017 pengembangan kompetensi dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pada proses pendidikan dapat
dilakukan dengan pemberian tugas belajar yang bertujuan memenuhi standar
kompetensi jabatan dan pengembangan karir. Sedangkan pelatihan dilakukan
dengan dua metode, yaitu klasikal berupa pembelajaran tatap muka di dalam
kelas seperti pelatihan, seminar, kursus dan penataran. Metode kedua yaitu
dengan non klasikal melalui e-learning bimbingan di tempat kerja, pelatihan
jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS sengan pegawai swasta paling
lama 1 tahun dengan koordinasi LAN dan BKN. Kompeten memiliki tiga aspek
penting, yaitu:
1) Meningkatkan kompetensi diri: Merubah mindset, menembangkan mandiri
secara heutagogik atau "net-centric", memanfaatkan sumber keahlian
pakar/konsultan, dan melakukan jejaring formal/informal;
2) Membantu orang lain belajar: Aktif dalam pasar pengetahuan,
memanfaatkan dokumen kerja, aktif mengakses dan mentransfer
pengetahuan, dan sosialisasi informal;
18
3) Melaksanakan tugas terbaik: pengetahuan menjadi karya, makna hidup dan
bekerja baik, serta tipikal individu semangat berkarya.
d. Harmonis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia harmonis bersangkut paut dengan
harmoni; seia sekata. Harmoni adalah kerjasama antara berbagai factor dengan
sedemikian rupa hingga factor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerjasama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Penegakkan etika ASN terjabarkan dalam
undang-undang non 5 tahun 2014. Upaya mewujudkan keharmonisan dapat
dilakukan dengan memahami tugas seorang ASN, yatu melaksanakan kebijakan
public, memeberikan pelayanan publik yang berkualitas dan professional, dan
mempererat persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Adapun pedoman prilaku harmonis, yaitu:
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2) Suka menolong orang lain;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
"Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu.Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara. Adapun panduan prilaku dari loyal, yaitu:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta
pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara;
3) Menjaga rahasia jabatan da Negara.
f. Adaptif
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan
19
kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003). Adaptif
merupakan proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, penyesuaian
terhadap norma-norma untuk menyalurkan, serta proses perubahan untuk
menyesuaikan dengan situasi yang berubah. Adaptif sebagai nilai ASN dan
budaya ASN, terdiri atas:
1) Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery);
2) Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama
atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan
dicapai bersama (shared vision);
3) Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
4) Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk mewujudkan visinya (team learning);
5) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau
bermental silo (systems thinking).
Penerapan budaya adaptif harus meampu mengantisipasi dan beradaptasi
dengan perubahan lingkungan, mendorong jiwa kewirausahaan, memanfaatkan
peluang-peluang yang berubah-ubah, terkait dengan kinerja instansi, serta
memperlihatkan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri individu adaptif, diantaranya:
eksperimen orang yang beradaptasi, melihat peluang di mana orang lain melihat
kegagalan, memiliki sumberdaya, selau berpikir ke depan, tidak mudah
mengeluh, tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki rasa ingin
tahu, memperhatikan sistem, membuka pikiran,dan memahami apa yang sedang
diperjuangkan.
Terdapat 3 komponen dalam pengembangan kapasitas pemerintah adaptif,
yaitu pengembangan SDM adaptif, penguatan organisasi adaptif, dan
pembaharuan institusional adaptif. Adapun pedoman prilaku, yaitu:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;
3) Bertindak proaktif.
20
g. Kolaboratif
Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang saling
berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, berbagi
informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan bertanggungjawab dalam
pengambilan keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah. Emily
R. Lai menjelaskan, “Collaboration is the mutual engagement of participants in
a coordinated effort to solve a problem together. Collaborative interactions are
characterized by shared goals, symmetry of structure, and a high degree of
negotiation, interactivy, and interdependence.”. Definisi tersebut menjelaskan
bahwa kolaborasi adalah keterlibatan bersama dalam upaya terkoordinasi untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Interaksi kolaboratif ditandai
dengan tujuan bersama, struktur yang simeteris dengan negosiasi tingkat tinggi
melalui intertivitas dan adanya saling ketergantungan. Irawan (2017)
mengungkapkan bahwa collaborative governance sebagai sebuah proses yang
melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor
governance. Hal ini mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik.
Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting untuk
kolaborasi, yaitu, forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga,
peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi public,
forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk
membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai
dalam praktik), dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Ada 3 tahapan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi,
yaitu:
1) Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
2) Merencanakan aksi kolaborasi; dan
3) Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012), Menurutnya
starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses
tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment
to process, pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara. Desain
kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan
21
juga mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan outcome
yang diharapkan. Panduan perilaku kolaboratif organisasi yang memiliki
collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;
7) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), aktivitas
kolaborasi antar organisasi, yaitu:
1) Kerjasama Informal;
2) Perjanjian Bantuan Bersama;
3) Memberikan Pelatihan;
4) Menerima Pelatihan;
5) Perencanaan Bersama;
6) Menyediakan Peralatan;
7) Menerima Peralatan;
8) Memberikan Bantuan Teknis;
9) Menerima Bantuan Teknis;
10) Memberikan Pengelolaan Hibah;
11) Menerima Pengelolaan Hibah.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga
pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan,
strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien
efektif antara entitas public.Sedangkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
22
dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah menurut Custumato (2021), yaitu
ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam
kesepakatan kolaborasi, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. Adapun
panduan prilakunya, yaitu :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
23
Tabel 2.2. Konsepsi Nilai Dasar BerAKHLAK>
24
kualitas terbaik
1. Menghargai setiap orang apapun
1. Peduli
Saling peduli dan latar belakangnya
2. Menghargai perbedaan “Kami saling peduli dan
4 Harmonis menghargai 2. Suka menolong orang lain
3. Selaras menghargai perbedaan”
perbedaan 3. Membangun lingkungan kerja
yang kondusif
1. Memegang teguh ideologi
Pancasila, UUD, dan setipa pada
1. Komitmen
NKRI serta Pemerintahan yang
Berdedikasi dan 2. Dedikasi “Kami berdedikasi dan
sah
mengutamakan 3. Kontribusi mengutamakan
5 Loyal 2. Menjaga nama baik sesama
kepentingan Bangsa 4. Nasionalisme kepentingan Bangsa dan
ASN, Pimpinan, Instansi, dan
dan Negara 5. Pengabdian Negara”
Negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan
Negara
Terus berinovasi dan 1. Cepat menyesuaikan diri
1. Inovasi
antusias dalam “Kami terus berinovasi dan menghadapi perubahan
2. Antusias terhadap
menggerakkan antusias dalam 2. Terus berinovasi dan
6 Adaptif perubahan
ataupun menggerakkan ataupun mengembangkan kreativitas
3. Proaktif
menghadapi menghadapi perubahan” 3. Bertindak proaktif
perubahan
25
1. Memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
1. Kesediaan untuk
berkontribusi
bekerja sama “Kami membangun
Membangun kerjasama 2. Terbuka dalam bekerjasama
7 Kolaboratif 2. Sinergi untuk hasil yang kerjasama yang
yang sinergis untuk menghasilkan nilai tambah
lebih baik sinergis”
3. Menggerakkan pemanfaatan
berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama
26
9. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing
dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0
(Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang
disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class
Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas,
nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing,
berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
27
Adapun 8 (delapan) Profil SMART ASN sebagai berikut :
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong
terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau
keputusan beserta risiko yang menyertainya. (Permenpan RB Nomor 60 tahun
2020)
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya
persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai
suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam
satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai,
memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau
kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan. Dalam implementasinya,
seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.
c. Profesionalisme
Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita
Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi
maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus
menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan
secara profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa
Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar dapat
melaksanakan pekerjaan secara professional harus diperhatikan
dan memperhatikan mengenai profesionalisme. (Mustaqiem : Jurnal
Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010)
d. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi
yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia
bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan
dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
28
e. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni
dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk
dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai
bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.
f. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu,
pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan
memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
g. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas,
inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini
maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
h. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain
atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun
personal.
Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN
yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar
literasi digital, yaitu:
1) Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari meliputi:
29
a) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma,
dan etika berinternet (netiquette);
b) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi,
perundungan, dll;
c) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang
digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang
berlaku;
d) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di
ruang digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut
pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab,
integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata
kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi
elektronik.
2) Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa
Indonesia;
b) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak
sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan,
radikalisme, dll;
c) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar
dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika;
d) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,
menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif
lainnya.
3) Aman bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,
30
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya
adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata
sandi);
b) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari
sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam,
phishing.
c) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform
digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat
konten sosmed;
d) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam
transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode
otentikasi.
4) Cakap bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system
operasi digital dalma kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya
adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital
(Handphone/HP, Personal Computer/PC);
b) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam
mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah
berita benar;
c) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial
untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti
setting;
d) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-
commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara
digital.
31
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
32
2. Deskripsi Isu
Tabel 3.1. Identifikasi Isu Berdasarkan Fungsi
Pelaksanaan Tugas
Isu Deskriptif Keterkaitan dengan
No dan Fungsi yang
Teridentifikasi Agenda III
Belum Optimal
1 2 3 4
1. Melakukan investigasi Rendahnya upaya Manajemen ASN :
dan deteksi dini pencegahan resiko ASN tetap professional dalam
kejadian luar biasa jatuh pada pasien melakukan investigasi dan
yang berdampak pada pada Ruang deteksi dini kejadian luar biasa
pelayanan kesehatan; Perawatan Inap
yang berdampak pada pelayanan
Dewasa Rumah
Sakit Umum kesehatan khususnya pada pasien
Daerah Kabupaten dengan resiko jatuh.
Kolaka Timur
SMART ASN :
ASN inovatif dalam pembuatan
gelang identifikasi pasien dengan
resiko jatuh
Melakukan upaya Kurangnya Manajemen ASN :
2. peningkatan kesadaran ASN tetap professional
kepatuhan masyarakat melakukan upaya peningkatan
kewaspadaan standar khususnya kepatuhan kewaspadaan standar
pada pasien/petugas/ keluarga pasien pada pasien/petugas/ pengunjung
pengunjung sebagai tentang penerapan sebagai upaya pencegahan
upaya pencegahan 5M pada Ruang infeksi khususnya penerapan
infeksi; Perawatan Inap protokol kesehatan 5M
Dewasa Rumah
Sakit Umum SMART ASN :
Daerah Kabupaten ASN memanfaatkankan IT
Kolaka Timur dalam menciptakan media
informasi
Kurangnya Manajemen ASN :
Melakukan
3 kesadaran perawat ASN tetap professional
komunikasi terapeutik melakukan melakukan komunikasi
dalam pemberian komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan; terapeutik dalam asuhan keperawatan
pemberian asuhan keperawatan.
keperawatan pada
pasien Ruang SMART ASN :
Perawatan Inap ASN menerapkan Hospitality
Dewasa Rumah dalam pelayanan sehingga pasien
Sakit Umum akan memiliki kesan baik dan
Daerah Kabupaten terpuaskan dengan pelayanan
Kolaka Timur yang diberikan.
33
3. Penetapan Isu
Adapun teknik analisis yang penulis lakukan sebagai pisau pemangkas yang
digunakan untuk menetapkan satu core isu yaitu dengan menggunakan metode analisa
APKL.Dimana metode analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat Aktualitas,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya dan selanjutnya menentukan skala nilai 1-
5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perengkingan merupakan isu prioritas.
a. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat
b. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin
c. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
d. Layak: Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
Keterangan :
APKL :
1. A = Aktual yaitu isu tersebut benar-benar terjadi
2. P = Problematik yaitu isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
3. K = Kekhalayakan yaitu isu tersebut menyangkut hajat hidup banyak orang
4. L = Layak yaitu isi tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
34
Skala nilai :
1 = Tidak aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
2 = Kurang aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
3 = Cukup aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
4 = Tinggi aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
5 = sangat tinggi aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
Melalui proses analisis isu menggunakan metode APKL maka ditentukanlah
core issue yaitu “Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya keluarga pasien
tentang penerapan 5M pada Ruang Perawatan Inap Dewasa Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kolaka Timur”.
35
B. Analisis Isu
Gambar 3.1. Peta Permasalahan
DAMPAK
TERJADINYA INFEKSI
NOSOKOMIAL
Kurangnya Media
Informasi Kurangnya
Kesehatan PENYEBAB
Pengetahuan Masyarakat
36
C. Gagasan Kreatif/Terpilih sebagai Pemecahan Isu
Berikut ini adalah permasalahan/isu yang terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kolaka Timur khususnya Ruang rawat inap dewasa, yang seharusnya
menjadi perhatian lebih, guna tewujudnya visi dan misi RSUD Kabupaten Kolaka
Timur, sebagai berikut :
Tabel 3.3. Gagasan Kreatif
Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kolaka Timur
Identifikasi Isu: Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya keluarga
pasien tentang penerapan 5M pada Ruang Rawat Inap
Dewasa RSUD Kabupaten Kolaka Timur
37
D. Deskripsi / Penjelasan Kegiatan
Tabel 3.4. Matriks Kegiatan Aktualisasi
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Manajemen ASN: Mewujudkan Visi Kegiatan ini
1
konsultasi kepada Saya akan melakukan konsultasi “Rumah Sakit terkait dengan
1
atasan/ mentor dengan profesional. Pilihan Utama nilai organisasi :
Smart Asn:
Masyarakat Akuntabilitas
Saya akan melakukan konsultasi
Kabupaten Kolaka dalam
dengan ramah.
Timur”bagi melaksanakan
1. Menyiapkan Adanya bahan Akuntabel:
masyarakat tugas
bahan konsultasi Dalam menyiapkan bahan
Kabupaten Kolaka
konsultasi konsultasi saya akan melakukan
Timur.
dengan dengan ketelitian dan penuh
atasan/ mentor tanggung jawab.
kompeten:
Dalam menyiapkan bahan
konsultasi saya akan
melaksanakan dengan cermat
untuk menghasilkan kualitas
terbaik.
38
2. Membuat Terjadwalnya Adaptif:
jadwal waktu waktu Ketika membuat jadwal
pertemuan pertemuan pertemuan saya akan
dengan dengan menyesuaikan diri dengan waktu
atasan/mentor atasan/ atasan/ mentor
mentor Kolaboratif:
Dalam membuat jadwal
pertemuan saya akan memohon
kerja sama dengan atasan
Akuntabel: Dalam penetuan
waktu pertemuan saya akan
konsisten terhadap jadwal
pertemuan yang telah disepakati
3. Melakukan Adanya Berorientasi Pelayanan:
konsultasi catatan Dalam melakukan konsultasi saya
dengan konsultasi akan bersikap ramah dan dapat
atasan/ kepada diandalkan kepada atasan/ mentor.
mentor atasan/ Harmonis:
mentor Dalam melakukan konsultasi saya
menghargai pendapat, ide dan
gagasan atasan/ mentor.
39
Adaptif:
Dalam melakukan konsultasi saya
bersikap Proaktif dengan atasan/
mentor..
4. Meminta Adanya Loyal :
persetujuan lembar Pada saat meminta persetujuan
dari atasan persetujuan dari atasan, saya akan
dan penyataan atasan & berkomitmen untuk jujur dan
dukungan dari penyataan bertanggungjawab dalam
mentor. dukungan menyelesaikan kegiatan.
mentor
1. Perkiraan hambatan : atasan/ mentor tidak ada ditempat
Analis Dampak 2. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tertundanya konsultasi
3. Alternatif Solusi : Menyesuaikan waktu konsultasi dengan atasan/mentor
40
Kontribusi
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat Manajemen ASN : Mewujudkan visi Kegiatan ini terkait
2
Media Saya akan menunjukkan sikap “Rumah Sakit dengan nilai
2
Informasi profesionalitas dalam melakukun Pilihan Utama organisasi :
(Leaflet, dan kegiatan sesuai tupoksi. Masyarakat Empati terhadap
Poster) tentang Smart ASN : Kabupaten Kolaka Pasien dalam
penerapan 5M Saya akan bersikap professional Timur” serta melaksanakan
untuk meningkatkan kemampuanya mewujudkan misi tugas
sesuai tupoksi, mengoperasikan IT rumah sakit
dalam mendesign dan “Menciptakan
mengelolahnya. kemandirian
1. Mencari Tersedinya Berorientasi Pelayanan : Saya akan masyarakat untuk
referensi berupa bahan materi. memberikan pelayanan prima dan hidup sehat”.
gambar dan dapat diandalkan dan akan melakukan
materi tentang perbaikan tanpa henti.
penerapan 5M Akuntabel :
Saya akan bertanggung jawab atas
kepercayaan yang telah diberikan dan
41
akan bekerja secara efektif dan
efesien pada saat mencari referensi.
Kompeten :
Saya akan belajar dan meningkatkan
kompetensi diri dalam upaya mencari
referensi dan akan bersikap
professional sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat tanpa
meminta imbalan dari pekerjaan yang
dilaksanakan.
Loyal :
Saya akan berdedikasi untuk rela
mengorbankan tenaga, pikiran, dan
waktu demi keberhasilan penyusunan
rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya akan proaktif dan inovatif
mencari referensi berupa gambar dan
materi.
42
leaflet dan design leaflet memberikan pelayanan prima dan
Poster tentang dan Poster dapat diandalkan pada saat membuat
tentang design dan akan melakukan perbaikan
penerapan 5M tanpa henti.
Akuntabel :
Saya akan bertanggung jawab atas
kepercayaan yang telah diberikan dan
akan bekerja secara efektif dan
efesien .
Harmonis :
Saya akan menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya terkait
dengan pembuatan design media
infoemasi.
Kompeten :
Saya akan belajar dan meningkatkan
kompetensi diri dalam membuat
design dan akan bersikap professional
sesuai dengan perencanaan yang
sudah dibuat tanpa meminta imbalan
dari pekerjaan yang dilaksanakan.
43
Loyal :
Saya akan berdedikasi untuk rela
mengorbankan tenaga, pikiran, dan
waktu demi keberhasilan penyusunan
rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya akan proaktif dan inovatif
dalam membuat design leaflet dan
Banner.
44
Saya akan membangun kerjasama
yang sinergis dengan menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumber yaitu
bekerjasama dengan percetakan
Poster agar tercapainya rencana
kegiatan
1. Perkiraan hambatan :
a. Banyaknya referensi dari internet sehingga penulis sulit memilah materi yang akan diambil dan banyaknya materi
diinternet yang tidak jelas sumbernya
b. Saat membuat desain, penulis bingung saat proses pengeditan untuk membuat desain yang menarik
c. Penulis tidak bisa mencetak Poster secara mandiri, karena ukuran yang besar
Analis Dampak 2. Dampak kegiatan bila tidak terlaksana : Tidak optimalnya pelayanan pemberian informasi penerapan 5M melalui media
3. Alternatif solusi :
a. Mencari referensi yang jelas sumbernya
b. Membuat desain yang menarik dengan membuat tulisan yang terang dan banyak gambar
c. Mencari tempat percetakan sehingga Poster dapat tercetak dan dipasang pada ruang perawatan inap dewasa Rumah
Sakit Umum Daerah kabupaten Kolaka Timur.
45
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
46
1. Konsultasi pada Persetujuan Berorientasi Pelayanan:
atasan/ mentor sosialisasi Dalam melakukan
tentang sosialisasi konsultasi saya akan
bersikap ramah dan dapat
diandalkan kepada
atasan/mentor
Adaptif:
Dalam melakukan
konsultasi saya bersikap
Proaktif dengan
atasan/mentor
Harmonis:
Dalam melakukan
konsultasi saya
menghargai pendapat, ide
dan gagasan atasan/mentor
2. Penyampaian Adanya jadwal Berorientasi Pelayanan:
untuk kegiatan sosialisai Dalam melakukan
sosialisasi di ruang penyampaian kegiatan
perawatan inap saya akan bersikap ramah
dewasa dan dapat diandalkan.
47
Adaptif:
Saya akan bersikap
proaktif dalam
menyampaiakan kegiatan
sosialisasi.
Kolaboratif:
Dalam melakukan
penyampaian kegiatan
sosialisasi saya akan
meminta kesediaan
perawat lain untuk bekerja
sama.
3. Mempersiapkan Adanya media Berorientasi Pelayanan :
bahan sosialisasi informasi untuk Saya akan memberikan
(Masker, Leaflet sosialisasi pelayanan prima dan dapat
dan Poster) diandalkan pada saat
mempersiapkan bahan
sosialisasi.
Akuntabel :
Saya akan bertanggung
jawab atas kepercayaan
yang telah diberikan dan
48
akan bekerja secara efektif
dan efesien .
Kompeten :
Saya akan belajar dan
meningkatkan kompetensi
diri dalam mempersiapkan
bahan sosialisasi dan akan
bersikap professional
sesuai dengan perencanaan
yang sudah dibuat tanpa
meminta imbalan dari
pekerjaan yang
dilaksanakan.
Loyal :
Saya akan berdedikasi
untuk rela mengorbankan
tenaga, pikiran, dan waktu
demi keberhasilan
penyusunan rencana
kegiatan.
Adaptif :
Saya akan proaktif dalam
49
mempersiapkan bahan
sosialisasi.
4. Membagikan Keluarga pasien Berorientasi Pelayanan :
leaflet dan telah mendapat Saya akan memberikan
menjelaskan isi penjelasan tentang pelayanan prima berupa
materi pada penerapan 5M pemberian informasi
keluarga pasien kesehatan kepada keluarga
pasien di rumah sakit dan
akan bersikap ramah pada
saat berdiskusi.
Akuntabel :
Saya akan bertanggung
jawab dalam memberikan
penjelasan mengenai
penerapan 5M dan akan
bekerja secara efektif dan
efesien .
Harmonis :
Saya akan bersikap
toleransi dengan saling
menghargai perbedaan dan
menghormati seluruh
50
peserta diskusi.
Loyal :
Saya akan berdedikasi,
berkontribusi untuk
kepentingan masyarakat
dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan.
Adaptif :
Saya akan berinovasi dan
antusias dalam pemberian
informasi kesehatan
dengan upaya kreatif,
inovatif, serta proaktif
untuk memberikan
pelayanan terbaik pada
masyarakat
Kolaboratif :
Saya akan membangun
kerjasama yang sinergis
dalam upaya memberi
kesempatan kepada
petugas kesehatan lain
51
untuk berkontribusi agar
tercapainya rencana
kegiatan.
1. Perkiraan Hambatan : Keluarga pasien tidak kooperatif dan tidak ingin mendapatkan sosialisasi
2. Dampak kegiatan bila tidak terlaksana :
a. Pasien dan tenaga kesehatan tidak merasa nyaman karena banyak pengunjung yang berkerumun juga tidak
Analis Dampak menggunakan masker dan mencuci tangan.
b. Pengunjung puskesmas tidak akan paham dan sadar untuk menerapkan protokol kesehatan 5M.
3. Alternatif solusi : Memberikan pemahaman kepada keluarga pasien dan pengunjung tentang pentingnya sosialisasi
penerapan 5M ini.
52
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
53
bertanggungjawab dan
berupaya jujur pada saat
dalam dalam
menyiapkan form
evaluasi.
Kompeten :
Saya akan menyiapkan
form dengan
professional sesuai
dengan perencanaan
yang sudah dibuat tanpa
meminta imbalan dari
pekerjaan yang
dilaksanakan.
Loyal :
Saya akan berdedikasi
untuk rela
mengorbankan tenaga,
pikiran, dan waktu demi
keberhasilan rencana
kegiatan.
54
Adaptif :
Saya akan bekerja
proaktif dalam
menyiapkan form
evaluasi.
2. Mengisi form Tersedianya Akuntabel :
evaluasi hasil evaluasi Saya akan
bertanggungjawab dan
berupaya jujur pada saat
dalam dalam mengisi
form evaluasi.
Kompeten :
Saya akan mengisi form
dengan professional
sesuai dengan
perencanaan yang sudah
dibuat tanpa meminta
imbalan dari pekerjaan
yang dilaksanakan.
Loyal :
Saya akan berdedikasi
55
untuk rela
mengorbankan tenaga,
pikiran, dan waktu demi
keberhasilan
penyusunan rencana
kegiatan.
Adaptif :
Saya akan bekerja
proaktif dalam
pengisian form evaluasi
3. Melakukan Tersedianya Harmonis:
konsultasi dengan catatan hasil Dalam melakukan
pimpinan/mentor konsultasi konsultasi saya
menghargai pendapat, ide
dan gagasan atasan.
Loyal :
Saya akan berkomitmen
untuk mengutamakan
kegiatan pelaksanaan
secara konsisten dengan
tetap berkonsultasi
56
terhadap hasil yang
didapatkan dengan
pimpinan/ mentor.
Adaptif :
Saya akan antusias
dalam melakukan
komunikasi dan
konsultasi hasil evaluasi
kepada pimpinan/ mentor
dan akan berupaya
kreatif, inovatif, serta
proaktif.
Kolaboratif :
Saya akan membangun
kerjasama yang sinergis
dengan berupaya
berkomunikasi kepada
pimpinan/ mentor, agar
penerapan kegiatan dapat
menghasilkan nilai yang
baik.
57
Akuntabel :
Saya akan
bertanggungjawab atas
kepercayaan yang telah
diberikan untuk saling
bertukar pendapat dan
akan saling menghargai
antar sesama petugas
kesehatan.
4. Melaporkan hasil Tersedianya Berorientasi pelayanan:
capaian kegiatan laporan Saya akan cekatan dalam
aktualisasi melaporkan hasil capaian
kegiatan.
Akuntabel :
Saya akan
bertanggungjawab atas
kepercayaan yang
diberikan untuk
melaporkan hasil capaian
kegiatan.
Kompeten :
Saya akan meningkatkan
58
kompetensi diri dalam
upaya melaporkan hasil
capaian dan akan
berorientasi hasil untuk
keberhasilan kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Kolaboratif :
Saya akan berkomunikasi
dengan pimpinan/ mentor
untuk melaporkan hasil
capaian dalam bentuk
aktualisasi.
5. Meminta Disetujuinya Berorientasi pelayanan:
persetujuan laporan Saya akan cekatan dalam
laporan aktualisasi aktualisasi meminta persetujuan
kepada laporan aktualisasi
atasan/mentor Akuntabel :
Saya akan bertanggung
jawab atas kepercayaan
yang diberikan dalam
meminta persetujuan
59
laporan aktualisasi
Kolaboratif :
Saya akan berkomunikasi
dengan pimpinan/ mentor
untuk meminta
persetujuan laporan
aktualisasi.
60
E. Estimasi Biaya Kegiatan
Adapun estimasi biaya selama aktualisasi dan habituasi sebagai berikut :
61
F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan selama masa off campus dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 3.6. Jadwal kegiatan aktualisasi
B u l a n
Tahapan
No Kegiatan Juni Juli
Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Menyiapkan bahan
konsultasi dengan
atasan/mentor
Membuat jadwal
waktu pertemuan
dengan atasan/mentor
1. Melakukan Konsultasi dengan
atasan Melakukan konsultasi
dengan atasan/mentor
Meminta persetujuan
atasan dan pernyataan
dukungan mentor
Mencari referensi
berupa gambar dan
materi tentang
penerapan 5M
Membuat Media Informasi
Membuat design
(Leaflet, dan Poster) leaflet dan Poster
2.
tentang penerapan 5M; tentang tentang
penerapan 5M
62
Konsultasi pada
atasan/ mentor tentang
sosialisasi
Meminta persetujuan
laporan aktualisasi
kepada atasan/ mentor
Keterangan :
63
G. Rencana Habituasi /Aktualisasi Nilai Dasar
64
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Realisasi Kegiatan
Tabel 4.1. Realisasi kegiatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Realisasi Keterangan
1. Melakukan konsultasi a. Menyiapkan Sesuai Rancangan Terlaksana/
kepada atasan/mentor bahan konsultasi foto
dengan atasan/
mentor
b. Membuat jadwal
waktu pertemuan
dengan atasan/
mentor
c. Melakukan
konsultasi
dengan atasan/
mentor
d. Meminta
persetujuan dari
atasan dan
pernyataan
dukungan mentor
2. Membuat Media a. Mencari referensi Sesuai Rancangan Terlaksana/
Informasi (Leaflet, berupa gambar foto
dan Poster) tentang dan materi
penerapan 5M tentang
penerapan 5M
b. Membuat design
leaflet dan Poster
tentang tentang
penerapan 5M
c. Mencetak Leaflet
dan Poster
penerapan 5M
sebagai media
informasi
3. Melakukan a. Konsultasi pada Sesuai Rancangan Terlaksana/
Sosialisasi pada atasan/ mentor foto
masyarakat tentang sosialisasi Ter
66
B. Capaian Aktualisasi
Dalam pelaksanaan aktualisasi, penulis merancang 4 kegiatan, dimana setiap kegiatan
terdiri dari beberapa sub kegiatan. Kegiatan ini menerapkan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK> serta kedudukan dan peran PNS. Tujuan dari kegiatan aktualisasi ini adalah
Mencegah terjadinya infeksi nosokomial dengan menerapkan sosialisasi 5M pada Ruang
Perawatan Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur. Kegiatan
ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Juni 2022 – 9 Juli 2022 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kolaka Timur.
Tanggal Pelaksanaan
13 Juni - 16 Juni 2022
Kegiatan
67
B. Uraian kegiatan yang memuat kedudukan dan peran PNS serta nilai dasar yang
melandasi kegiatan
Pada kegiatan melakukan konsultasi kepada pimpinan ini berkaitan dengan kedudukan dan
peran PNS yaitu Manajemen ASN dan SMART ASN:
Saya telah melakukan konsultasi kepada atasan/ mentor dengan profesional; dan saya telah
melakukan konsultasi kepada atasan / mentor dengan ramah.
68
2. Membuat jadwal waktu pertemuan dengan atasan/ mentor
Adaptif:
Ketika membuat jadwal pertemuan saya telah menyesuaikan diri dengan waktu atasan/mentor.
Kolaboratif:
Dalam membuat jadwal pertemuan saya telah memohon kerja sama dengan atasan/mentor.
Akuntabel:
Dalam penetuan waktu pertemuan saya telah konsisten terhadap jadwal pertemuan yang
telah disepakati.
69
3. Melakukan konsultasi dengan atasan/ mentor
70
4. Meminta persetujuan dari atasan dan pernyataan dukungan mentor
Gambar 4.7. surat persetujuan pelaksanaan Gambar 4.8. Surat penyataan dukungan
aktualisasi
Loyal :
Pada saat meminta persetujuan dari atasan/ mentor, saya telah berkomitmen untuk jujur dan
bertanggungjawab dalam menyelesaikan kegiatan.
71
1. Dokumentasi mencari referensi
Daftar Lampiran Bukti
2. Dokumentasi design leaflet dan poster 5M
Kegiatan/Evidence
3. Dokumentasi leaflet dan poster 5M yang telah dicetak
B. Uraian kegiatan yang memuat kedudukan dan peran PNS serta nilai dasar yang
melandasi kegiatan
Pada kegiatan membuat media informasi ini berkaitan dengan kedudukan dan peran PNS
yaitu Manajemen ASN dan SMART ASN:
Saya telah menunjukkan sikap profesionalitas dalam melakukun kegiatan sesuai tupoksi;
dan Saya telah bersikap professional untuk meningkatkan kemampuanya sesuai tupoksi,
mengoperasikan IT dalam mendesign dan mengelolahnya.
72
efektif dan efesien pada saat mencari referensi.
Kompeten :
Saya telah belajar dan meningkatkan kompetensi diri dalam upaya mencari referensi dan akan
bersikap professional sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat tanpa meminta imbalan dari
pekerjaan yang dilaksanakan.
Loyal :
Saya telah berdedikasi untuk rela mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
penyusunan rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya telah proaktif dan inovatif mencari referensi berupa gambar dan materi.
73
Berorientasi Pelayanan :
Saya telah memberikan pelayanan prima dan dapat diandalkan pada saat membuat design dan
akan melakukan perbaikan tanpa henti.
Akuntabel :
Saya telah bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan dan akan bekerja secara
efektif dan efesien .
Harmonis :
Saya menghargai setiap orang apapun latar belakangnya terkait dengan pembuatan design media
infoemasi.
Kompeten :
Saya telah belajar dan meningkatkan kompetensi diri dalam membuat design dan akan bersikap
professional sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat tanpa meminta imbalan dari pekerjaan
yang dilaksanakan.
Loyal :
Saya telah berdedikasi untuk rela mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
penyusunan rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya telah proaktif dan inovatif dalam membuat design leaflet dan Poster.
Berorientasi Pelayanan :
Saya telah memberikan pelayanan prima dan dapat diandalkan dan akan melakukan perbaikan
tanpa henti.
74
Loyal :
Saya telah berdedikasi, berkontribusi dan akan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara
untuk rela mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu demi keberhasilan rencana pelaksanaan
kegiatan.
Kolaboratif :
Saya telah membangun kerjasama yang sinergis dengan menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumber yaitu bekerjasama dengan percetakan poster agar tercapainya rencana kegiatan.
B. Uraian kegiatan yang memuat kedudukan dan peran PNS serta nilai dasar yang
melandasi kegiatan
Pada kegiatan melakukan sosialisasi penerapan 5M ini berkaitan dengan kedudukan dan peran
PNS yaitu Manajemen ASN dan SMART ASN:
Saya telah menunjukkan sikap keterbukaan dalam melaksanakan pemberian informasi
kesehatan dengan keluarga pasien; dan saya telah menggunakan teknologi IT untuk
menghasilkan materi yang menarik tentang penerapan 5M.
1. Konsultasi pada atasan/ mentor tentang sosialisasi
Berorientasi Pelayanan:
Dalam melakukan konsultasi saya telah bersikap ramah dan dapat diandalkan kepada
atasan/mentor.
Adaptif:
Dalam melakukan konsultasi saya bersikap Proaktif dengan atasan/mentor.
Harmonis:
Dalam melakukan konsultasi saya menghargai pendapat, ide dan gagasan atasan/mentor.
76
2. Penyampaian untuk kegiatan sosialisasi di ruang perawatan inap dewasa
Berorientasi Pelayanan:
Dalam melakukan penyampaian kegiatan saya telah bersikap ramah dan dapat diandalkan.
Adaptif:
Saya telah bersikap proaktif dalam menyampaiakan kegiatan sosialisasi.
Kolaboratif:
Dalam melakukan penyampaian kegiatan sosialisasi saya telah meminta kesediaan perawat lain
untuk bekerja sama.
77
Gambar 4.20. Bahan sosialisasi Masker dan Leaflet
Berorientasi Pelayanan :
Saya telah memberikan pelayanan prima dan dapat diandalkan pada saat mempersiapkan bahan
sosialisasi.
Akuntabel :
Saya telah bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan dan akan bekerja secara
efektif dan efesien .
Kompeten :
Saya telah belajar dan meningkatkan kompetensi diri dalam mempersiapkan bahan sosialisasi
dan akan bersikap professional sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat tanpa meminta
imbalan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Loyal :
Saya telah berdedikasi untuk rela mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
penyusunan rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya telah proaktif dalam mempersiapkan bahan sosialisasi.
78
4. Membagikan leaflet dan menjelaskan isi materi pada keluarga pasien
Berorientasi Pelayanan :
Saya telah memberikan pelayanan prima berupa pemberian informasi kesehatan kepada keluarga
pasien di rumah sakit dan akan bersikap ramah pada saat berdiskusi.
Akuntabel :
Saya telah bertanggung jawab dalam memberikan penjelasan mengenai penerapan 5M dan akan
bekerja secara efektif dan efesien .
Harmonis :
Saya telah bersikap toleransi dengan saling menghargai perbedaan dan menghormati seluruh
peserta diskusi.
Loyal :
Saya telah berdedikasi, berkontribusi untuk kepentingan masyarakat dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan.
Adaptif :
Saya telah berinovasi dan antusias dalam pemberian informasi kesehatan dengan upaya kreatif,
inovatif, serta proaktif untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat
Kolaboratif :
Saya telah membangun kerjasama yang sinergis dalam upaya memberi kesempatan kepada
petugas kesehatan lain untuk berkontribusi agar tercapainya rencana kegiatan.
79
Judul Kegiatan 4
Melakukan evaluasi kegiatan
Tanggal Pelaksanaan
20 Juni – 1 Juli 2022
Kegiatan
Akuntabel :
Saya telah bertanggungjawab dan berupaya jujur pada saat dalam dalam menyiapkan form
evaluasi.
Kompeten :
Saya telah menyiapkan form dengan professional sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat
tanpa meminta imbalan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Loyal :
Saya telah berdedikasi untuk rela mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya telah bekerja proaktif dalam menyiapkan form evaluasi.
2. Mengisi form evaluasi
81
Pre Test
8
7
Jumlah Responden
6
5 Mengetahui
4 Tidak mengetahui
3
2 Menerapkan
1 Tidak menerapkan
0
Pemahaman Penerapan
Responden Protokol 5M
Post Test
10
Mudah memahami
Jumlah Responden
8
6 Cukup Memahami
4
Sulit Memahami
2
0 Mematuhi protokol
Pemahaman Penerapan 5M
Responden Protokol 5M
Akuntabel :
Saya telah bertanggungjawab dan berupaya jujur pada saat dalam dalam mengisi form evaluasi.
Kompeten :
Saya telah mengisi form dengan professional sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat
tanpa meminta imbalan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Loyal :
Saya telah berdedikasi untuk rela mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
penyusunan rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya telah bekerja proaktif dalam pengisian form evaluasi.
82
2. Melakukan konsultasi dengan pimpinan/mentor
83
Harmonis:
Dalam melakukan konsultasi saya menghargai pendapat, ide dan gagasan atasan.
Loyal :
Saya telah berkomitmen untuk mengutamakan kegiatan pelaksanaan secara konsisten dengan
tetap berkonsultasi terhadap hasil yang didapatkan dengan pimpinan/ mentor.
Adaptif :
Saya telah antusias dalam melakukan komunikasi dan konsultasi hasil evaluasi kepada pimpinan/
mentor dan akan berupaya kreatif, inovatif, serta proaktif.
Kolaboratif :
Saya telah membangun kerjasama yang sinergis dengan berupaya berkomunikasi kepada
pimpinan/ mentor, agar penerapan kegiatan dapat menghasilkan nilai yang baik.
Akuntabel :
Saya telah bertanggungjawab atas kepercayaan yang telah diberikan untuk saling bertukar
pendapat dan akan saling menghargai antar sesama petugas kesehatan.
84
Gambar 4.32. Tersedianya Laporan Aktualisasi
Berorientasi pelayanan:
Saya telah cekatan dalam melaporkan hasil capaian kegiatan.
Akuntabel :
Saya telah bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan untuk melaporkan hasil capaian
kegiatan.
Kompeten :
Saya telah meningkatkan kompetensi diri dalam upaya melaporkan hasil capaian dan akan
berorientasi hasil untuk keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kolaboratif :
Saya telah berkomunikasi dengan pimpinan/ mentor untuk melaporkan hasil capaian dalam
bentuk aktualisasi.
4. Meminta persetujuan laporan aktualisasi kepada atasan/mentor
Gambar 4.33. Surat Persetujuan Laporan Aktualisasi Gambar 4.34. Surat Pernyataan Mentor
85
Berorientasi pelayanan:
Saya akan cekatan dalam meminta persetujuan laporan aktualisasi
Akuntabel :
Saya akan bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan dalam meminta persetujuan
laporan aktualisasi
Kolaboratif :
Saya akan berkomunikasi dengan pimpinan/ mentor untuk meminta persetujuan laporan
aktualisasi.
86
C. Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK)
87
D. Capaian Penyelesaian Core Isu
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan pada Ruang Perawatan Dewasa
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur berupa penerapan sosialisasi 5M
dengan media informasi leaflet dan poster pada 10 responden (keluarga pasien)
didapatkan capaian data sebagai berikut :
Tabel 4.4. Capaian Penyelesaian Core Isu
No Aspek Kondisi sebelum Kondisi Sesudah
Pemahaman tentang 5M Mengetahui = 30% Mudah Memahami = 30%
1 Tidak Mengetahui = 70% Cukup Memahami = 60%
Sulit Memahami = 10%
Penerapan Protokol 5M Menerapkan = 40% Mematuhi = 80%
2 Tidak Menerapkan = 60% Tidak Mematuhi = 20%
Nilai diatas menunjukkan bahwa dari 10 responden yang telah diberikan informasi
melalui sosialisasi dengan media leaflet dan poster, 30% keluarga pasien mudah
memahami terhadap informasi yang telah diberikan oleh perawat, 60% cukup memahami
informasi yang diberikan, dan 10% sulit memahami informasi yang diberikan karena
faktor latar belakang kurangnya pendidikan. Sedangkan untuk penerapan protokol
kesehatan 5M, dari 10 responden yang telah diberikan informasi mengenai pentingnya
penerapan 5M, 80% mematuhi protokol 5M dan 20% tidak mematuhi karena kurangnya
kesadaran diri dan disiplin dari responden tersebut.
88
penyelenggaraan pelayanan publik ke depan.
3. Masyarakat
Masyarakat sebagai penerima pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kolaka Timur telah mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas. Dari
capaian aktualisasi penulis, masyarakat telah mendapatkan pelayanan informasi
kesehatan dan bebas penularan resiko infeksi melalui penerapan 5M pada Ruang
Perawatan Inap Dewasa Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aktualisasi/Habituasi Mata Pelatihan
a. Kegiatan 1 : Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif
b. Kegiatan 2 : Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif
c. Kegiatan 3 : Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif
d. Kegiatan 4 : Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif
2. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Dari isu yang diangkat bahwa kurangnya kesadaran masyarakat khususnya
keluarga pasien tentang penerapan 5M pada Ruang Perawatan Inap Dewasa Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur, sehingga untuk penyelesaian dari isu
ini ditemukan gagasan kreatif yaitu dengan membuat media leaflet dan poster sebagai
media informasi pelayanan kesehatan dan sosialisai penerapan 5M pada keluarga
pasien di Ruang Perawatan Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kolaka Timur.
3. Capaian Hasil Penyelesaian Core Isu
Kegiatan hasil aktualisasi penulis dalam pemberian media informasi dan
penerapan sosialisasi 5M dengan menggunakan leaflet dan poster didapatkan 80%
keluarga pasien mematuhi protokol kesehatan 5M dan 20% tidak mematuhi karena
kurangnya kesadaran diri dan disiplin dari responden tersebut.
B. Saran
1. Untuk Masyarakat
Penulis mengharapkan agar masyarakat khususnya keluarga pasien di RSUD
Kabupaten Kolaka Timur lebih memahami tentang pentingnya penerapan 5M untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
90
2. Untuk Instansi Asal Peserta
Penulis mengharapkan agar seluruh staff RSUD Kabupaten Kolaka Timur selalu
melakukan sosialisasi dan monitoring penerapan 5M pada masyarakaat khususnya
keluarga pasien.
91
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Golongan III:
Aktualisasi. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kader PNS, 2016. Manajemen Aparatur Sipil Negara.
Jakarta:LANRI
Lembaga Administrasi Negara..2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III:. Akuntabilitas. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara..2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III: Berorientasi pelayanan. Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara..2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III: Akuntabel. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara.2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III: Kompeten. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
92
Lembaga Administrasi Negara..2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III: Harmonis. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara.2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III: Loyal. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara.2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III:Adaptif. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara.2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III: Kolaboratif. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Unair News. 2021. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
http://www.news.unair.ac.id/2021/05/01/program-pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-
di-rumah-sakit/, diakses pada tanggal 2 Juni 2022.
93
LAMPIRAN
Lampiran 1.
LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI
Rencana aksi/
Keterkaitan dengan Nilai Rencana
Kegiatan yang
Dasar BerAKHLAK dan Mata Pelatihan Waktu
No Akan
Agenda III Pelaksanaan
Dilanjutkan
1. Melakukan Manajemen ASN Setiap hari
monitoring Saya akan menunjukkan sikap keterbukaan (saat jam dinas)
penerapan 5M pada dalam melaksanakan pemberian informasi Setelah
keluarga pasien di kesehatan. kegiatan
Ruang rawat inap Smart ASN aktualisasi.
RSUD Kabupaten Penulis membangun networking agar
Kolaka Timur mewujudkan keberhasilan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
(BerAKHLAK)
Berorientasi Pelayanan
Saya akan berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
dan meningkatkan responsivitas serta kualitas
pelayanan.
Akuntabel
Saya akan bertanggungjawab atas
kepercayaan yang diberikan, melaksanakan
tugas dengan jujur, bertanggungjawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Kompeten
Saya akan melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
Harmonis
Saya akan membangun lingkungan kerja
yang kondusif.
Loyal
Saya akan berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara.
Adaptif
Dalam melaksanakan tugas saya akan
berindak proaktif.
Kolaboratif
Saya akan memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi.
2. Melakukan Manajemen ASN : Setiap hari
sosialisasi Penulis menunjukkan sikap keterbukaan (saat jam dinas)
penerapan 5M pada dalam melaksanakan pemberian informasi Setelah
keluarga pasien di kesehatan dengan keluarga pasien. kegiatan
Ruang rawat inap Smart ASN: aktualisasi.
RSUD Kabupaten Penulis menggunakan teknologi IT untuk
Kolaka Timur menghasilkan materi yang menarik tentang
penerapan 5M.
(BerAKHLAK)
Berorientasi Pelayanan
Saya akan memberikan pelayanan prima
berupa pemberian informasi kesehatan
kepada keluarga pasien di rumah sakit dan
akan bersikap ramah pada saat berdiskusi.
Akuntabel
Saya akan bertanggung jawab dalam
memberikan penjelasan mengenai penerapan
5M dan akan bekerja secara efektif dan
efesien .
Kompeten
Saya akan melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
Harmonis
Saya akan bersikap toleransi dengan saling
menghargai perbedaan dan menghormati
seluruh peserta diskusi.
Loyal
Saya akan berdedikasi, berkontribusi untuk
kepentingan masyarakat dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan.
Adaptif :
Saya akan berinovasi dan antusias dalam
pemberian informasi kesehatan dengan upaya
kreatif, inovatif, serta proaktif untuk
memberikan pelayanan terbaik pada
masyarakat.
Kolaboratif :
Saya akan membangun kerjasama yang
sinergis dalam upaya memberi kesempatan
kepada petugas kesehatan lain untuk
berkontribusi agar tercapainya rencana
kegiatan.
3. Melakukan Manajemen ASN Seminggu
pemeliharaan Saya akan menunjukkan sikap keterbukaan sekali
poster penerapan dan tanggung jawab dalam melaksanakan Setelah
5M pemeliharaan poster penerapan 5M kegiatan
Smart ASN aktualisasi.
Penulis membangun networking agar
mewujudkan keberhasilan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
(BerAKHLAK)
Berorientasi Pelayanan
Saya akan bersikap ramah, cekatan, solutif,
dan dapat diandalkan, serta melakukan
perbaikan tiada henti.
Akuntabel
Dalam melaksanakan tugas saya akan jujur,
bertanggungjawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
Kompeten
Saya akan meningkatkan kapabilitas dan
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis
Saya akan membangun lingkungan kerja
yang kondusif.
Loyal
Saya akan berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara.
Adaptif
Dalam melaksanakan tugas saya akan
berindak proaktif.
Kolaboratif
Saya akan memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal, 26 Agustus 2022.
MENTOR PESERTA
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal1 26 Agustus 2022.
COACH PESERTA
Pre Test
8
6
Jumlah Responden
5 Mengetahui
4 Tidak mengetahui
Menerapkan
3
Tidak menerapkan
2
0
Pemahaman Responden Penerapan Protokol 5M
Post Test
9
7
Jumlah Responden
6 Mudah memahami
5 Cukup Memahami
4 Sulit Memahami
Mematuhi protokol 5M
3
Tidak mematuhi Protokol 5M
2
0
Pemahaman Responden Penerapan Protokol 5M
Lampiran 14
Leaflet Penerapan 5m
Lampiran 15
Poster Penerapan 5m