Anda di halaman 1dari 22

Analisis Strategi Pemberitaan Media Alternatif Pada Isu-Isu Perempuan

(studi kasus Konde.co Sebagai Media Online )

Proposal Skripsi

Diajukan untuk Menenmpuh Seminar Proposal Skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Muhammadiyah Malang

LINDA TRI ULAN SARI SINAGA


NIM. 201910040311267

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MALANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…i

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..7

1.3 Tujuan……………………………………………………………….….…...8

1.4 Kontribusi Penelitian……………………………………………………......8

1.5 Sistematika Penelitian………………………………………………...…….8

BAB II KAJIAN TEORITIS…..…………………………………………………10

2.1 Tinjauan Empiris…...………….…………………………………..………10

2.2 Tinjauan Pustaka………………………………………………………..…16

2.3 Kerangka Pemikiran………………………………………………...……..39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………...………………………...….41

3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………….41

3.2 Fokus Penelitian…………………………………………………………...42

3.3 Lokasi dan Situs Penelitian………………………………………………..43

3.4 Sumber Data………………………………………………………………44

3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………..44

3.6 Instrumen Penelitian………………………………………………………46

3.7 Analisis Data………………………………………………………………47

3.8 Keabsahan Data…………………………………………………………...49

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………51

i
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media merupakan alat atau sarana menyampaikan sebuah pesan kepada

seseorang juga khalayak, media massa adalah saluran komunikasi massa yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dimana media massa berperan penting

sebagai sarana informasi, Pendidikan, hiburan serta control sosial bagi

masyarakat.

Munculnya internet menurut catatan Mc Millan (2004) Masyarakat waktu

itu masih mengidentikkanya sebagai “tools” alias alat semata dan bukan sebagai

media tersendiri yang memeiliki kemampuan interaktif. Namun, berbeda dengan

saat ini. Internet menjadi sangat berpengaruh terhadap bagi kehidupan sehari-hari.

Media massa juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

kehidupan bermayarakat, dimana kekuatan media massa dalam membentuk

framing terhadap sebuah isu sosial tidak diragukan lagi. Pesan sebuah media tidak

bisa dipisahkan dari institusi media itu sendiri, peran media sangat berpengaruh

terhadap opini public, bagaimana media menginformasikan sebuah pesan sangat

berpotensi mengubah dan mempengaruhi opini public, media masa dalam

prakteknya seringkali berada pada kepentingan negara pesar, elite tertntu atau

pemilik media itu sendiri.

Media sering kali dianggap berpihak terhadap kelompok tertentu dan

mengabaikan kelompok lainya, dalam hal ini media seringkali mengabaikan isu

kelompok kecil seperti kelompok marginal, media seperti itu bertentangan dengan
2

fungsi ideal media yang seharusnya bisa menyediakan ruang public untuk

memantau kekuasaan rezim dan menyumbang lidah mereka yang tertindas

(Kovach, Rossentiels dalam Andreas, 2010:26). Sebagai pilar keempat dalam

demokrasi (Carley, 1840:392; Schultz, 1998:49), media juga harus andil dalam

menjembatani antara yang privat dan public, termasuk menyediakan ruang di

mana public dapat bebas berinteraksi dan menyampaikan gagasan di tempat

umum- res publica. Dalam konteks ini juga, warga negara memiliki kesempatan

luas untuk berpartisipasi aktif menciptakan opini public demi mempengaruhi

kebijakan dan menciptakan situasi demokratis (Graber dkk.,1998)

Berita acap kali diangkap sebagai suatu yang tidak netral dan menjadi

lotus pertarungan berbagai kekuatan di masyarakat. Celakanya, pertarungan ini

biasanya dimenangkan olehkelompok dominan di masyarakat (Sumarjo,2010).

Tak hanya menjadi ruang pertarungan wacana, sehingga berakhir pada

ketidaknetralan, media juga dipengarungi oleh ideologi, lingkungan, pengalaman

wartawan, tingkan pndidikan, serta orientasi sosial dan politik masing-masing.

Alhasil, kata Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang dikutip Nanang

Mizwar (2016: 3-4) realitas baru yang terbentuk merupakan hasil konstruksi dan

bukan sesuatu yang alami.

Lembaga riset dan studi media , Remotivi pernah merilis laporan indeks

Media Inklusif pada 2020, penelitian dilakukan terhadap sepuluh media marginal

sepanjang 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 1.938 berita. Adapun empat

kelompok marginal tersebut adalah disabilitas, komunitas religious, perempuan

dalam kekerasan dan keragaman gender dan seksualitas (LGBTQ).

Hasil dari penilitian tersebut bahwa secara umum, kesepuluh media yang

diteliti masih belum cukup berupaya menghadirkan suara kelompok marginal


3

yang diberitakan. Hal ini dibuktikan melalui presentase ruang antara informasi

non-marginal yang diberikan mencapai 80,8% sedangkan ruang bagi informasi

hanya 18,7% dan ada 0,5% informasi yang profilnya tidak teridentifikasi.

Dalam hal ini media mengambil peran yang cukup besar dalam

membangun opini public terhadap kelompok marginal, media selain menjadi alat

untuk menyampaikan informasi juga menjadi sarana perjuangan bagi kelompok

atau organisasi tertentu, seperti yang peneliti temukan dalam kanal media online

Instagram Konde.co yang senantiasa mambahas tentang isu-isu marginalitas.

Saat ini banyak kelompok yang menyuarakan isu perempuan

menggunakan media alternatif. Media alternatif berbeda dengan bentuk media

dari segi konten, cara produksi, ataupun cara distribusi. Media alternatif yang

menyuarakan isu perempuan di Indonesia saat ini mulai banyak dijumpai, seperti,

Marsinah yang menyuarakan kaum buruh perempuan, SEJUK membehas

mengenai keberagaman, Magdalene yang berfokus pada keberagaman terutama

berkaitan dengan isu-isu perempuan, dan Konde.co yang berfokus pada isu-isu

perempuan dan minoritas dengan corak khas konde.co yang tidak hanya

membahas isu yang melekat pada perempuan tetapi juga representasi atas

identitas keberagaman di Indonesia.

Salah satu kelompok masyarakat marginal yang kerap diabaikan atau

mendapatkan dekriminasi adalah kelompok perempuan. Dalam banyak bidang

kehidupan, kepentingan perempuan belum cukup diakomodir oleh pemangku

kepentingan, termasuk media.

Media alternatif ini memiliki tujuan, diantaranya menyuarakan suara

kaum minoritas, tidak popular dan berbeda dengan pendapat kebanyakan orang

juga mendapatkan banyak pembaca dengan tujuan edukasi dan informasi.


4

Penggunaan media sebagai alat untuk mensuaraka isu-isu perempuan dan

pemberdayaan perempuan memiliki persaingan yang sangat ketat media online

yang membahas isu-isu perempuan. juga tidak dapat dilepaskan dari

ketidaksetaraan gender yang terjadi di Indonesia. Sepanjang sejarah Indonesia,

perempuan ditempatkan hanya sebagai objek dari kekuasaan, termasuk dalam

bentuk berbagi kebijakan negara sehingga media online yang membehas isu

perempuan tidak popular di masyarakat. Selanjutnya, apa yang menjadi kebijakan

negara, tercermin pula dalam bentuk penggambaran perempuan dalam media.

Perilaku diskriminasi terhadap perempuan tidak muncul begitu saja.

Perbedaan gender dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi

secara sosial atau kultur, melalui ajaran keagamaan maupun negara (fakih,

2019 :9). Nilai-nilai patriarkis tersebut terinstitusionalisasikan, tertanam dalam

jejaring perangkat kehidupan, sekaligus juga sebagai ideologi dan control sosial

yang sangat kuat (Giddens, 1993:173).

Kelompok marginal identic dengan kelompok yang terpinggirkan yang tak

jarang mendapatkan dekriminasi dan eksploitasi di masyarakat, kelompok

marginal di Indonesia sendiri kesulitan menyuarakan dan mendapatkan ruang

public untuk menyuarakan suara dan aspirasi dalam hal ini melalui media,

kelompok marginal sering kali mendapatkan penolakan bahkan keberadaanya

acapkali dianggap tak penting dan merugikan masyarakat. Media dalam hal ini

sudah seharusnya bisa memberikan ruang bagi kelompok marginal sehingga

dapat bersuara dan masyarakatpun teredukasi tentang keberadaan kelompok-

kelompok yang acapkali terasingkan.

Salah satu dari kelompok masyarkat yang terpinggirkan dan memerlukan

alat untuk mencapai tujuanya adalah perempuan. Penggunaan media sebagai


5

sarana perjuangan dan pemberdayaan perempuan muncul karena kelompok

perempuan seringkali tersingkirkan dari pemberitaan media arus utama, media

jarang bahkan tidak pernah memberitakan isu mereka bahkan aspirasi kelompok

perempuan seringkali diputar-balikan hingga dibungkam.

Masalah dalam media yang berdimensi gender masih dianggap sebagai

komoditi yang tidak menarik dan tidak bernilai jual ( Priyo SM dalam Siregar,

Pasaribu, dan Prihastuti, 2000:207). Pembingkaian perempuan dalam media

seringkali dibingkai sebagai kelompok yang lemah dan irasional yang menjadikan

perempuan dibentuk dalam media sesuai dengan kebutuhan media untuk

mendapatkan keuntungan.

Oleh sebab itu, media baru diapresiasi sebagai saluran alternatif agar suara

perempuan muncul diruang public. Media memiliki peranan sebagai alat

komunikasi massa baik untuk menyampaikan informasi, edukasi juga sebagai

sarana perjuangan bagi kelompok marginal, dalam hal ini peneliti menemukan

media konde.co dalam kanal instagramnya yang seringkali membahas isu-isu

kelompok marginalitas. Penggunaan jejaring sosial Instagram sebagai alat

komunikasi dan penyampaian informasi dianggap sebagai media alternatif untuk

memenuhi kebutuhan bermedia

Konde.co hadir sebagai angin sejuk bagi kelompok marginal di Indonesia,

konde.co membangun serta memberikan ruang bagi kelompok marginal untuk

dapat menyampikan serta berekspresi melalui media massa. Konde.co sendiri

dijadikan sarana perjuangan dan pemberdayaan kelompok marginal dan

perempuan untuk mendapatkan hak sebagai manusia dan hak sebagai warga

negara.
6

Konde.co sebagai media alternatif berharap agar memebrikan pemahaman

kepada masyarakat mengenai perbedaan. Di tengah masyarakat Indonesia yang

semakin bersikap intoleran, Konde.co ingin menyuarakan kepda para pembacca

agar bersikap toleransi terutaman pada kaum perempuan meihat salah satu isu

perempuan pada tingginya angka kekerasan pada kaum perempuan tercatat

sebanyak 19.593 kasus kekerasan pada perempuan oleh data Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) dalam periode

1 januari-27 september 2023.

Konde.co adalah salah satu media yang mengusung perspektif perempuan

dan minoritas yang hadir secara bilingual, cakupan kerja konde.co meliputi

penerbitan artikel di website, produksi video/film, dan informasi/pengetahuan

public.

Konde.co lahir sejak 8 maret 2016 untuk mengelola ruang public dari

sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya

kritis. Konde identik dengan properti yang melekat pada perempuan di Indonesia.

Konde mempunyai model dan corak yang berbeda-beda sesuai dengan karakter

dan kultur budaya Indonesia, sebab itu konde merepresentasikan atas identitas

keberagaman di Indonesia.

Konde.co sebagai media alternatif bertujuan memebrikan pemahaman

kepada para audiens (pembaca) mengenai isu Perempuan, bahwasanya isu

Perempuan tidak hanya sekedar hari pereyaan Hari Kartini, hari Ibu atau masalah

lain yang menyangkut Perempuan seperti fasion, konde.co hadir ingin

memberikan edukasi mengenai kesamaan/ kesetaraan antara Perempuan dan laki-

laki sehingga para pembaca mengerti maksut dan tujuan yang ingin disampaikan

oleh media alternatif Konde.co


7

Konten berita konde.co menarik untuk menjadi penelitian, karena

mangangankan konten mengenai isu Marginalitas dan minoritas, yang mana dapat

menimbulkan pro dan kontra pada para membaca dan penonton mengingat

Masyarakat Indonedia ialah Masyarakat Multikultural, serta mengetahui

bagaimana konde.co mengelola strategi media agar tetap bertahan dan bersaingin.

Peneliti berasumsi untuk melakukan penelitian menganai strategi media

konde.co dalam mengelolah media dengan topik kelompok marginal, penelitian

yang dilakukan hanya dalam lingkup media Konde.co dan hanya focus pada

pembahasan isu terkait isu Perempuan.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana strategi pemberitaan media konde sebagai media alaternatif

yang memberitakan mengenai isu Perempuan?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian

yang ingin dicapai adalah sebagai berikut

Mengetahui strategi yang digunakan media konde.co dalam proses

produksi pemberitaan tentang isu marginalitas di Indonesia.

1.3 Kontribusi Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif yang dapat berguma bagi pembaca maupun bagi pihak - pihak yang

berkaitan dengan penelitian ini. Kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian

ini sebagai berrikut:


8

1. Kontribusi akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perkembangan ilmu

komunikasi khususnya ilmu jurnalistik yang berkaitan dengan

perkembangan media informasi dan fenomena terkait isu-isu marginalitas

yang ada di media massa.

2. Kontribusi Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat bertambahnya wawansan

akademik kahususnya bagi Mahasiswa Jurnalistik Universitas

Muhammadiyah Malang, selain itu juga peneliti berharap Konde.co sebagai

sarana informasi dapat menjadi control social di Masyarakat dalam hal ini

kaitanya dengan isu marginalitas.

1.4 Sistematika Penelitian

Sistematika pembahasan merupakan gambaran umum yang berisikan bab -

bab yang ditulis dalam penelitian. Penelitian ini terdiri 5 (lima) bab yang

disusun secara sistematis yang terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang dilakukannya penelitian ini, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari teori - teori yang akan digunakan untuk mendukung

penelitian dan juga terdiri dari penelitian terdahulu yang dapat menjadi acuan.

Pada bab ini juga terdapat kerangka pemikiran dari konsep - konsep dalam

tinjauan pustaka.
9

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian. Pada bab ini juga peneliti menjelaskan mengenai

sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan cara menganalisis data

seperti apa yang akan digunakan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjaun Empiris

Untuk mendukung penelitian, maka dibutuhkan penelitian terdahulu. Beberapa

penelitian terdahulu yang dijadikan acuan antara lain:

1. Mutiara Hatika (2015)

Penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Hantika mengangkat judul “

Strategi Pemberitaan (LKBN) Antara Biro dalam Menghadapi Persaingan dengan

Media Online”. Penelitian ini bertujuan Tujuan dalam penelitian yaitu sebagai

berikut untuk mengetahui strategi pemberitaan dan menguraikan apa saja yang

menjadi factor tantangan dan penghambat pemberitaan sehingga kurang berjalan

lancar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan

pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di wilayah Riau. Subjek


10

dalam penelitian ini adalah media Antara Biro Riaut. Adapun objek dalam

penelitian ini adalah mengetahui strategi pemberitaan yang dilihat mengenai kiat-

kiat LKBN Antara Biro Riau, dan melihat kelemahan serta kelebihan LKBN

Antara Riau dalam menyajikan berita. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

model analisis data menurut Miles dan Huberman. Hasil dalam penelitian ini

untuk meningkatkan strategi dalam promosi media agar dapat tetap bersaing

dengan media lain untuk menyasar lebih banyak pembaca.

2. Risya Fakhrana Nasution (2022)

Penelitian yang dilakukan Risya Fakhrana Nasution mengangkat judul

“Strategi Pemberitaan Tribun.com dalam Menghadapi Persaingan Media Online”.

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji bagaimana strategi pemberitaan

TribunMedan.com”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. hasil

penelitian menyimpulkan bahwa Tribunmedan.com dalam menentukan strategi

lebih dahulu menentukan manajemen redaksi untuk strategi pemberitaan

Tribunmedan.com terdiri atas tiga bentuk strategi 1. Konsep khas multi angel

konsep ini menjadikakn portal berita Tribunmedan.com dapat menghasilkan berita

yang banyak dan beragam setiap hariinya, dan lebih memperdalam mengenai

informasi yang disajikan. 2. Pemanfaatan media social yang baik 3. Strategi

penulisan berita Tribunmedan.com yaitu isi berita yang memuat harus

menyertakan banyak data agar berita dinilai factual.

2.2 Tinjauan Pustaka

Peneliti menggunaka teori untuk menganalisis masalah dalam penelitian yang


11

berjudul “Analisis Strategi Pemberitaan Media konde.co Pada Isu-Isu Perempuan


(studi kasus Konde.co Sebagai Media Online )

Adapun teori yang digunaka peneliti untuk menjawab perumusan masalah di atas

sebagai analisis dalam penelitian ini ialah :

1. Media Massa

Media Massa adalah salura, ataupun alat yang digunakan komunikator

guna menyampaikan pesan/informasi kepada komunikan agar informasi dapat

tersampaikan dengan baik. Dalam ilmu komunikasi, media dapat berbentuk

apapun, media massa sebagai industry dinamis, media berperan dalam menciptakan

lapangan pekerjaan bagi barang juga jasa. Media massa ialah sumber kekuasaan,

kendali, serta inovasi di Masyarakat dimana menggantikan kekuatan sumber daya

yang lain (McQuai,2000 : 102)

Media massa ialah industry dimana ia berperan sebagai agen of change,

yaitu instri pelopor perubahan, dalam implementasinya media massa berfungsi

sebagai Lembaga penyadaran Masyarakat, yakni media Pendidikan. Media massa

sebagai alat untuk mendidik/mengedukasi Masyarakat secara bijaksana serta

membentuk pikiranya menjadi Masyarakat yang canggih (Budi, 2006: 85)

Adanya efektivitas di harapkan dapat melihat pembenahan sign system

yang telah ada untuk menarik minat pengunjung. Efektivitas menurut Mahmudi

adalah hubungan antar output dengan tujuan, semakin besar kontribusi output

terhadap pencapai tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.

Maka dari pada itu efektivitas lebih dari sekedar menjamin terjadinya standar

sesuatu kegiatan, atau prganiisasi, maupun instansi di dalam berkerja dan


12

beraktivitas tetapi menjadi budaya untuk dapat di lestarikan.

2. New Media

New media seringkali dikaitkan dengan form ataupun format isi media dimana

dikombinasikan pada kesatuan data seperti teks, audio, serta gambar, juga dikaitkan

dengan bentuk atau format konten media yang disebarluaskan di internet. Ciri untuk

membedakan new media dengan media lainya adalah penggunaan jaringan internet,

komunikasi interaktif, kemampuan penerima untuk menentukan berita serta informasi

yang diminati, berbagi informasi dan tetrhubung langsung dengan penerima lain,

fleksibel bentuk, isi maupun pengguna (Mc Quail, 2000:16)

3. Kelompok Marginal

Menurut Kamus Besar Indonesia kata “Marginal” diartikan sebagai penghalang. Dalam

kamus sosiologi dan kependudukan, kata marginal memiliki dua arti yaitu, pertama,

kelompok yang terasimilasi tidak senpurna. Kedua, sekelompok orang dengan status

rendah.

Menurut istilah, sarana marginal adalah sarana yang tidak dapat beraptasi dan

berpartisipasi dalam prosen Pembangunan. Mereka masih berjuang dengan kesengsaraan,

kelaparan, ketidakadilan, keterasingan dan dekriminasi. Dengan kata lain pernyataan

dapat dirumuskan, yaitu mereka yang diklasifikasikan sebagai budaya marginal

ditempatkan diluar system. Bila dikaitkan dengan dan berdasarkan perspektif

perkembangan modern atau budaya modern.

David Berry mengartikan marginal sebagai suati situasi di mana orang

bercita-cita atau berkeinginan pindah dari kelompok social yang sat uke

kelompok social yang lain. Akan tetapi, keduanya ditolak, secara singkat
13

definisi ini menggambarkan permasalahan relasi social dan budaya yang

ditanggung oleh kaum marginal, sedangkan menurut Wini Septriarti,

pengertian marginal menunjukan status seseorang atau sekelompok orang

yang berbeda kebudayaan.

Jadi, kelompok marginal adalah kelompok yang ada di masyrakat atau

komunitas elemen social yang memiiki Batasan-batasan ekonomi, social,

politik dan busaya serta terpinggirkan dalam system social.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menurut Sugiyono (2019) merupakan “model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

didefinisikan sebagai masalah yang penting.” (h.95). Kerangka konseptual yang

baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan alur kerangka berpikir diatas, dapat diketahui bahwa

penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan yang peneliti dapatkan,

yaitu strategi yang digunakan media konde.co dalam pemberitaanya mengenai

isu kelompok marginal. Fokus penelitian dalam penelitian ini mencari

kelemahan dan tantangan yang dihadapi media konde.co untuk melakukan

tetap melakukan kegiatan jurnalistik.


14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Menurut Bungin (2013) jenis penelitian tergantung dari permasalahan

serta tujuan penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan model penelitian, peneliti

diharapkan dapat menggambarkan objek penelitian secara utuh dan

menguraikan keadaan yang terjadi sebenarnya, serta dapat mencari solusi

untuk permasalahan yang terjadi di lapangan. Sehingga dapat menjabarkan

fokus penelitian yang dituju, menjawab permasalahan yang dirumuskan, dan

memenuhi tujuan penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

Bogdan & Taylor dalam Moleong (2007) menjelaskan bahwa metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari lapangan ataupun perilaku orang-orang yang

diamati. Oleh sebab itu, pendekatan ini merupakan suatu instrumen yang

digunakan untuk menjabarkan kejadian baik secara tertulis maupun lisan dari

perilaku orang-orang yang diamati saat penelitian dilakukan. Kemudian,

melakukan analisis dan menginterpretasikan data tersebut.

Tujuan dari penelitian ini yaitu maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
15

adalah sebagai berikut

Mengetahui strategi yang digunakan media konde.co dalam proses

produksi pemberitaan tentang isu marginalitas di Indonesia.

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan pembahasan dalam penelitian

kualitatif yang berisikan pokok masalah dan bersifat relatif umum. Menurut

Sugiyono (2012: 207) bahwa salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian

kualitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu bersifat holistik

(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak

akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi

keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place),

pelaku (aktor), dan aktivitas (activity). Yang berinteraksi secara sinergis.

Fokus penelitian menurut Moleong (2007) memiliki dua tujuan, yaitu

penentuan fokus pembatas studi dan penentuan fokus penelitian secara efektif

menetapkan kriteria suatu informasi yang diperoleh di lapangan.

Adapun fokus penelitian ini adalah strategi media konde.co dalam

menjalankan media massa dengan topik permasalahan terkait isu Perempuan.

3.3. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana peneliti mengadakan penelitian

untuk mencari data valid, sah, dan akurat yang diperlukan dalam penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Kota
16

Malang, Jawa Timur

Adapun situs yang dimaksud dengan situs penelitian adalah objek yang

digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi guna menjawab

permasalahan yang sesuai dengan fokus penelitian. Berdasarkan hal tersebut,

situs yang digunakan dalam penelitian ini yakni Media Konde.co

3.4. Sumber Data

Adapun penelitian ini menggunakan duam jenis data yang terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer menurut Arikunto (2013) adalah data dalam bentuk verbal

atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek

penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Data ini

didapat dari wawancara dan observasi langsung di lapangan. Adapun

wawancara dan observasi ini dilakukan dengan pegawai (jurnalis) konde.co

2. Data Sekunder

Data sekunder menurut Sugiyono (2016) adalah sumber data yang tidak

langsung diterima oleh pengumpul data, bisa melalui orang lain atau lewat

dokumen. Sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang

berfungsi melengkapi data yang diperlukan data primer.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, data yang dihasilkan harus valid agar dapat

menjawab dan memecahkan suatu permasalahan yang akan diteliti. Data


17

tersebut didapatkan melalui teknik pengumpulan data. Menurut Sugiyono

(2019) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data.

Agar memperoleh data yang valid dan relevan maka peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara lisan. Teknik pengumpulan data ini dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung dengan narasumber yang

dapat memberikan informasi terkait penelitian. Menurut Esterberg dalam

Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua

orang untuk bertukar informasi mupun suatu ide dengan cara tanya jawab,

sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam

topik tertentu.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

semi terstruktur, yaitu wawancara ini dimulai dari isu yang dicakup dalam

pedoman wawancara. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling atau teknik pemilihan

informan dengan menentukan syarat-syarat dan pertimbangan tertentu. Syarat

informan yang sesuai dalam penelitian ini, yaitu informan yang bertugas di

media konde.co

Dalam wawancara terdapat tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh

peneliti untuk melakukan pengumpulan data yaitu:

a. Membuat pedoman pertanyaan wawancara, sehingga pertanyaan yang

diberikan sesuai dengan tujuan wawancara tersebut.


18

b. Menentukan narasumber wawancara.

c. Menentukan lokasi dan waktu wawancara.

d. Melakukan proses wawancara

e. Dokumentasi

f. Memastikan hasil wawancara telah sesuai dengan informasi yang dibutuhkan

oleh peneliti.

g. Merekap hasil wawancara.

2. Observasi

Menurut Bungin (2013) teknik pengumpulan data observasi ini digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian melalui pengamatan peneliti

menggunakan panca indranya. Jenis observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi non partisipan di mana peneliti tidak terlibat

dalam seluruh kegiatan objek yang diteliti. Sumber data yang diperoleh

melalui teknik observasi ini yakni pengamatan pada media massa dan online

konde.co .

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menelusuri data historis

berupa buku catatan, surat-surat, autobiografi, dokumen swasta atau

pemerintah, dan hasil gambar lainnya yang dapat menunjang hasil penelitian

(Bungin, 2013).

3.6. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2019) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif,

instrumen penelitian utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun dapat

dikembangkan menjadi instrumen penelitian sederhana yang ditemukan


19

melalui wawancara dan observasi yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan data tersebut ketika fokus penelitian menjadi lebih jelas.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Peneliti Sendiri

Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian kualitatif karena

seorang peneliti merupakan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data,

analisis data yang telah diperoleh, penafsiran data, dan pembuat laporan hasil

penelitian tersebut.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dengan

membuat kerangka dan garis-garis besar pokok permasalahan yang akan

ditanyakan selama proses wawancara berlangsung.

3. Catatan Lapangan

Selain peneliti sendiri dan pedoman wawancara, peneliti mendapatkan

data dari buku catatan, kamera, recorder, dan dokumen-dokumen tertulis

lainnya dari instansi yang menjadi lokasi penelitian yang kemudian dapat

mendukung penelitian ini.


20

DAFTAR PUSTAKA
Argo Trikomo, pemulung jalanan ypgyakarta: konstruksi dan perjuangan

hidup dalam budaya-budaya dominan (Yogyakarta: media pressindo, 1999) h,7

David Berry, pokok-pokok pikiran dalam sosiologi (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1995), h.14.

internet

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/06/17/153126682/survei-reuters-

68-persen-masyarakat-indonesia-mengakses-berita-dari?page=all

Anda mungkin juga menyukai