Dosen Pengampu : Prof. Dr. Endah Ratnawaty Chotim, Dra., M.Ag., M.Si
Oleh:
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt., karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Sosiologi Gender dengan judul “Realitas Gender dalam Media”. Terima
kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Gender, Ibu Prof. Dr.
Endah Ratnawaty Chotim, Dra., M.Ag., M.Si. karena telah memberikan tugas ini kepada kami.
Dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena terbatasnya
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan
saran yang membangun. Selanjutnya, kami berharap makalah ini bisa menjadi manfaat bagi
perkembangan pendidikan.
Kelompok 8,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media merupakan salah satu sarana yang sangat berpengaruh dalam membentuk
opini dan pandangan masyarakat. Namun, kenyataannya, media seringkali memperlihatkan
realitas gender yang tidak seimbang. Hal ini terlihat dari minimnya peran perempuan dalam
media, baik sebagai narasumber maupun tokoh utama dalam berbagai program atau acara
televisi. Selain itu, media seringkali memperlihatkan stereotip gender yang merugikan
perempuan. Misalnya, dalam iklan produk kecantikan, perempuan selalu diposisikan
sebagai objek yang harus selalu cantik dan sempurna. Padahal, hal ini dapat memperkuat
pandangan bahwa perempuan hanya dianggap sebagai objek seksual belaka.
Selain itu, media juga seringkali memperlihatkan kekerasan terhadap perempuan.
Hal ini terlihat dari berbagai tayangan televisi yang memperlihatkan adegan kekerasan
terhadap perempuan, baik dalam drama maupun film. Padahal, hal ini dapat memperkuat
pandangan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah hal yang biasa dan dapat diterima
dalam masyarakat. Media juga seringkali memperlihatkan peran gender yang tidak
seimbang. Misalnya, dalam berita, perempuan seringkali hanya dianggap sebagai korban
atau objek yang harus dilindungi, sementara laki-laki dianggap sebagai pelaku atau tokoh
utama yang harus dihormati. Hal ini dapat memperkuat pandangan bahwa perempuan
lemah dan tidak mampu, sementara laki-laki kuat dan berkuasa.
Jadi, realitas gender dalam media masih sangat tidak seimbang. Hal ini dapat
memperkuat pandangan-pandangan yang merugikan perempuan dan menghambat
terciptanya kesetaraan gender dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya
untuk memperbaiki realitas gender dalam media agar dapat menciptakan masyarakat yang
lebih adil dan merata bagi semua gender.
1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari gender dan media.
2. Untuk mengetahui peran media dalam membentuk realitas gender
3. Untuk mengetahui tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam media.
4. Untuk mengetahui solusi dari keseteraan gender dalam media.
5. Untuk mengetahui contoh kesetaraan gender dalam media.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gender dan Media
Gender adalah konsep sosial dan budaya yang mengacu pada peran-peran, perilaku,
dan atribut-atribut yang dianggap sesuai dengan laki-laki dan perempuan dalam suatu
masyarakat tertentu. Sedangkan Media adalah sarana komunikasi massal yang melibatkan
penyampaian informasi, berita, dan hiburan kepada khalayak luas.
Media memiliki peran penting dalam membentuk opini, mempengaruhi persepsi,
dan membagikan informasi kepada Masyarakat.1 Pentingnya jurnalis dan institusi media
mempunyai sensitif yang tinggi dalam permasalahan perempuan, dan untuk menghasilkan
jurnalisme yang berperspektif gender, sepertinya profesional media massa harus bekerja
keras. Mereka perlu memastikan bahwa liputan mereka tidak hanya memperkuat stereotip
gender, tetapi juga memberikan ruang bagi narasi perempuan dan menggali isu-isu yang
relevan dengan kehidupan perempuan. Dengan demikian, jurnalisme yang berperspektif
gender dapat menjadi alat yang kuat dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan
memberikan suara kepada perempuan yang seringkali terpinggirkan dalam media massa.
1
Hariyanto. (2009). Gender dalam Konstruksi Media. KOMUNIKA Vol.3(2) hl.168
3
bagi media untuk memerangi streotipe gender dan memberikan ruang bagi
narasi yang beragam dan inklusif tentang peran gender dalam masyarakat. Dengan
demikian, media memiliki kekuatan untuk menjadi agen perubahan dalam
menanggulangi stereotipe gender. Dengan memainkan peran yang proaktif dalam
mempromosikan kesetaraan gender dan mendukung representasi yang inklusif, media
dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih adil dan merata bagi perempuan
dan pria di masyarakat.
B. Kekerasan Terhadap Perempuan
Media memiliki peran penting dalam mengangkat isu kekerasan terhadap
perempuan dan memberikan ruang bagi suara korban. Dengan memberikan liputan
yang sensitif dan mendalam, media dapat membantu menciptakan kesadaran
masyarakat tentang masalah kekerasan terhadap perempuan, serta memobilisasi
dukungan untuk langkah-langkah perlindungan dan perubahan sosial yang lebih
inklusif.
Dengan demikian, peran media dalam memerangi kekerasan terhadap
perempuan tidak hanya sebatas penyampai informasi, tetapi juga sebagai pembentuk
opini dan pemimpin opini publik. Tanggung jawab media untuk menyuarakan keadilan
dan menyuarakan hak-hak perempuan menjadi semakin penting dalam upaya
menciptakan masyarakat yang aman, adil, dan berkeadilan gender.
C. Pencitraan Seksual
Pencitraan seksual dalam media telah menjadi topik yang kompleks dan
kontroversial, memainkan peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat
tentang seksualitas dan mengakar dalam dinamika kebudayaan modern. Media, baik itu
melalui iklan, film, televisi, atau platform digital, sering kali memiliki pengaruh besar
dalam membentuk norma-norma seksual, dan memengaruhi persepsi tubuh.
Seperti, Pencitraan seksual dalam iklan sering kali dikritik karena menggunakan
gambar dan pesan yang dapat merangsang secara seksual untuk menjual produk,
terutama dengan mengeksploitasi citra tubuh manusia. Hal ini dapat menciptakan
standar kecantikan yang tidak realistis dan memberikan tekanan pada individu untuk
memenuhi ekspektasi yang tidak realistis tersebut. Pada gilirannya, hal ini dapat
berdampak negatif terhadap citra diri dan harga diri individu.
Meskipun media seringkali dikritik karena pencitraan seksual yang negatif, kita
juga perlu mengenali potensi positif media dalam memberikan kontribusi pada
pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang seksualitas manusia. Ini
4
menciptakan panggung di mana media dapat berfungsi sebagai alat untuk mendidik dan
memberdayakan masyarakat, bukan hanya sebagai sumber pengaruh negatif terhadap
persepsi seksualitas.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gender adalah konsep sosial dan budaya yang mengacu pada peran-peran, perilaku, dan
atribut-atribut yang dianggap sesuai dengan laki-laki dan perempuan dalam suatu
masyarakat tertentu. Sedangkan Media adalah sarana komunikasi massal yang
melibatkan penyampaian informasi, berita, dan hiburan kepada khalayak luas.
2. Media dapat memengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku tentang gender.
Hal ini terjadi karena media memainkan peran penting dalam membentuk persepsi kita
tentang apa yang dianggap normal dan tidak normal dalam hubungan gender.
3. Tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam media yaitu kesenjangan
gender dalam industri media dan Kebijakan dan regulasi yang belum memadai. Solusi
dari tantangan tersebut bisa melalui: Pemberdayaan perempuan dalam industri media,
Pendidikan publik tentang gender, menerapkan kode etik media, representasi gender
yang seimbang dan tidak bias, gender dalam setiap tayangan atau konten.
3.2 Saran
Setelah mengetahui realitas gender dalam media maka hendaknya kita untuk
mengevaluasi dan memberikan solusi yang lebih baik bagi media dalam mengatasi
kesetaraan gender yang ada di Indonesia.
Dalam pembuatan makalah ini pun, kami penulis mengaku masih banyak
kekurangan yang kami lakukan. Maka dari itu kritik dan saran akan kami terima dari
pembaca untu menilai makalah yang kami buat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Y. D. (2016). MEDIA DAN GENDER (Studi Deskriptif Representasi Stereotipe Perempuan
dalam Iklan di Televisi Swasta). Profetik Jurnal Komunikasi Vol.9(2), 25-32.
Suhra, S. (2019). Kekerasan Perempuan dan Anak dalam Media dan Upaya Penanggulangannya.
Sipakalebbi, Vol 3(2), 227-242.
Sutarso, J. (2012). Perempuan, Kekuasaan dan Media Massa. KomuniTi Vol.14(1), 1-17.
Watie, E. D. (2010). Representasi Wanita Dalam Media Massa Masa Kini. The Messenger Vol.2(2), 1-
10.