Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

REALITAS GENDER DALAM MEDIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sosiologi Gender

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Endah Ratnawaty Chotim, Dra., M.Ag., M.Si

Oleh:

Aditya Pramudisyah (1218030003)

Choirunnisa Diningrum (1218030035)

Daffa Fadhillah Firmansyah (1218030036)

Dean Ferdiansyah (1218030037)

Deki Derisna (1218030039)

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt., karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Sosiologi Gender dengan judul “Realitas Gender dalam Media”. Terima
kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Gender, Ibu Prof. Dr.
Endah Ratnawaty Chotim, Dra., M.Ag., M.Si. karena telah memberikan tugas ini kepada kami.
Dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena terbatasnya
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan
saran yang membangun. Selanjutnya, kami berharap makalah ini bisa menjadi manfaat bagi
perkembangan pendidikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, 24 November 2023

Kelompok 8,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 Definisi Gender Dan Media ................................................................................ 3
2.2 Peran Media Dalam Membentuk Realitas Gender ............................................. 3
2.3 Tantangan Dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender Dalam Media.................... 5
2.4 Solusi Dari Keseteraan Gender Dalam Media .................................................... 6
2.5 Contoh Kesetaraan Gender Dalam Media .......................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2 Saran .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media merupakan salah satu sarana yang sangat berpengaruh dalam membentuk
opini dan pandangan masyarakat. Namun, kenyataannya, media seringkali memperlihatkan
realitas gender yang tidak seimbang. Hal ini terlihat dari minimnya peran perempuan dalam
media, baik sebagai narasumber maupun tokoh utama dalam berbagai program atau acara
televisi. Selain itu, media seringkali memperlihatkan stereotip gender yang merugikan
perempuan. Misalnya, dalam iklan produk kecantikan, perempuan selalu diposisikan
sebagai objek yang harus selalu cantik dan sempurna. Padahal, hal ini dapat memperkuat
pandangan bahwa perempuan hanya dianggap sebagai objek seksual belaka.
Selain itu, media juga seringkali memperlihatkan kekerasan terhadap perempuan.
Hal ini terlihat dari berbagai tayangan televisi yang memperlihatkan adegan kekerasan
terhadap perempuan, baik dalam drama maupun film. Padahal, hal ini dapat memperkuat
pandangan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah hal yang biasa dan dapat diterima
dalam masyarakat. Media juga seringkali memperlihatkan peran gender yang tidak
seimbang. Misalnya, dalam berita, perempuan seringkali hanya dianggap sebagai korban
atau objek yang harus dilindungi, sementara laki-laki dianggap sebagai pelaku atau tokoh
utama yang harus dihormati. Hal ini dapat memperkuat pandangan bahwa perempuan
lemah dan tidak mampu, sementara laki-laki kuat dan berkuasa.
Jadi, realitas gender dalam media masih sangat tidak seimbang. Hal ini dapat
memperkuat pandangan-pandangan yang merugikan perempuan dan menghambat
terciptanya kesetaraan gender dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya
untuk memperbaiki realitas gender dalam media agar dapat menciptakan masyarakat yang
lebih adil dan merata bagi semua gender.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dari gender dan media?
2. Bagaimana peran media dalam membentuk realitas gender?
3. Apa saja tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam media?
4. Apa solusi dari keseteraan gender dalam media?
5. Apa contoh kesetaraan gender dalam media?

1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari gender dan media.
2. Untuk mengetahui peran media dalam membentuk realitas gender
3. Untuk mengetahui tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam media.
4. Untuk mengetahui solusi dari keseteraan gender dalam media.
5. Untuk mengetahui contoh kesetaraan gender dalam media.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Mengetahui definisi dari gender dan media.
2. Mengetahui peran media dalam membentuk realitas gender
3. Mengetahui tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam media.
4. Mengetahui solusi dari keseteraan gender dalam media.
5. Mengetahui contoh kesetaraan gender dalam media.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gender dan Media
Gender adalah konsep sosial dan budaya yang mengacu pada peran-peran, perilaku,
dan atribut-atribut yang dianggap sesuai dengan laki-laki dan perempuan dalam suatu
masyarakat tertentu. Sedangkan Media adalah sarana komunikasi massal yang melibatkan
penyampaian informasi, berita, dan hiburan kepada khalayak luas.
Media memiliki peran penting dalam membentuk opini, mempengaruhi persepsi,
dan membagikan informasi kepada Masyarakat.1 Pentingnya jurnalis dan institusi media
mempunyai sensitif yang tinggi dalam permasalahan perempuan, dan untuk menghasilkan
jurnalisme yang berperspektif gender, sepertinya profesional media massa harus bekerja
keras. Mereka perlu memastikan bahwa liputan mereka tidak hanya memperkuat stereotip
gender, tetapi juga memberikan ruang bagi narasi perempuan dan menggali isu-isu yang
relevan dengan kehidupan perempuan. Dengan demikian, jurnalisme yang berperspektif
gender dapat menjadi alat yang kuat dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan
memberikan suara kepada perempuan yang seringkali terpinggirkan dalam media massa.

2.2 Peran Media Dalam Membentuk Realitas Gender


Media dapat memengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku tentang
gender. Hal ini terjadi karena media memainkan peran penting dalam membentuk persepsi
kita tentang apa yang dianggap normal dan tidak normal dalam hubungan gender.
A. Streotipe Gender
Streotipe gender dalam media seringkali memengaruhi pandangan dan persepsi
masyarakat terhadap peran dan karakteristik gender. Media seringkali menggambarkan
perempuan sebagai sosok yang lemah, tergantung, dan hanya cocok untuk peran
domestik, sementara pria digambarkan sebagai sosok yang kuat, berkuasa, dan
dominan. Selain itu, media juga seringkali memperkuat citra seksualisasi perempuan,
menekankan penampilan fisik daripada prestasi atau kepribadian mereka. Hal ini
menciptakan ekspektasi yang tidak realistis terhadap perempuan dan pria, serta
memperkuat ketidaksetaraan gender dalam masyarakat. Streotipe gender dalam media
juga dapat membatasi pilihan dan aspirasi individu, serta memengaruhi cara kita
memandang perempuan dan pria dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting

1
Hariyanto. (2009). Gender dalam Konstruksi Media. KOMUNIKA Vol.3(2) hl.168

3
bagi media untuk memerangi streotipe gender dan memberikan ruang bagi
narasi yang beragam dan inklusif tentang peran gender dalam masyarakat. Dengan
demikian, media memiliki kekuatan untuk menjadi agen perubahan dalam
menanggulangi stereotipe gender. Dengan memainkan peran yang proaktif dalam
mempromosikan kesetaraan gender dan mendukung representasi yang inklusif, media
dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih adil dan merata bagi perempuan
dan pria di masyarakat.
B. Kekerasan Terhadap Perempuan
Media memiliki peran penting dalam mengangkat isu kekerasan terhadap
perempuan dan memberikan ruang bagi suara korban. Dengan memberikan liputan
yang sensitif dan mendalam, media dapat membantu menciptakan kesadaran
masyarakat tentang masalah kekerasan terhadap perempuan, serta memobilisasi
dukungan untuk langkah-langkah perlindungan dan perubahan sosial yang lebih
inklusif.
Dengan demikian, peran media dalam memerangi kekerasan terhadap
perempuan tidak hanya sebatas penyampai informasi, tetapi juga sebagai pembentuk
opini dan pemimpin opini publik. Tanggung jawab media untuk menyuarakan keadilan
dan menyuarakan hak-hak perempuan menjadi semakin penting dalam upaya
menciptakan masyarakat yang aman, adil, dan berkeadilan gender.
C. Pencitraan Seksual
Pencitraan seksual dalam media telah menjadi topik yang kompleks dan
kontroversial, memainkan peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat
tentang seksualitas dan mengakar dalam dinamika kebudayaan modern. Media, baik itu
melalui iklan, film, televisi, atau platform digital, sering kali memiliki pengaruh besar
dalam membentuk norma-norma seksual, dan memengaruhi persepsi tubuh.
Seperti, Pencitraan seksual dalam iklan sering kali dikritik karena menggunakan
gambar dan pesan yang dapat merangsang secara seksual untuk menjual produk,
terutama dengan mengeksploitasi citra tubuh manusia. Hal ini dapat menciptakan
standar kecantikan yang tidak realistis dan memberikan tekanan pada individu untuk
memenuhi ekspektasi yang tidak realistis tersebut. Pada gilirannya, hal ini dapat
berdampak negatif terhadap citra diri dan harga diri individu.
Meskipun media seringkali dikritik karena pencitraan seksual yang negatif, kita
juga perlu mengenali potensi positif media dalam memberikan kontribusi pada
pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang seksualitas manusia. Ini
4
menciptakan panggung di mana media dapat berfungsi sebagai alat untuk mendidik dan
memberdayakan masyarakat, bukan hanya sebagai sumber pengaruh negatif terhadap
persepsi seksualitas.

2.3 Tantangan Dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender Dalam Media


A. Kesenjangan Gender dalam Industri Media
Kesenjangan gender dalam industri media merupakan realitas kompleks yang
terus mempengaruhi dinamika profesi ini. Terdapat ketidaksetaraan yang jelas dalam
representasi gender, baik di depan layar maupun di belakang layar. Perempuan
seringkali menghadapi tantangan dalam menduduki posisi kepemimpinan, termasuk
menjadi produser, penyiar berita, atau sutradara, sementara laki-laki masih
mendominasi dalam peran-peran tersebut. Selain itu, citra stereotip gender dalam
representasi karakter di media sering kali merugikan perempuan, menggambarkan
mereka dalam peran-peran yang terbatas atau melekat pada norma-norma tradisional
yang tidak memajukan kesetaraan. Untuk mencapai kesetaraan gender dalam industri
media, perlu adanya perubahan budaya, kebijakan yang mendukung, dan kesadaran
kolektif untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dan menciptakan lingkungan yang
inklusif dan setara bagi semua individu.
B. Kebijakan Dan Regulasi Yang Belum Memadai
Kebijakan dan regulasi yang belum memadai dalam sektor media dapat
menjadi pendorong utama terjadinya kesenjangan gender yang berkelanjutan. Kendati
banyak kemajuan yang telah dicapai dalam hal representasi perempuan di media, masih
terdapat kelemahan dalam kerangka regulasi yang seharusnya memberikan
perlindungan dan mendukung kesetaraan gender. Regulasi yang belum memadai dapat
meninggalkan celah bagi praktik-praktik diskriminatif atau stereotip gender dalam
konten media, memperkuat norma-norma yang merugikan dan membatasi peran
perempuan dalam ranah profesional.
Tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memperbarui dan menguatkan
kebijakan serta regulasi di bidang media guna mengatasi kesenjangan gender. Perlu
adanya perhatian khusus terhadap aspek-aspek seperti transparansi gaji, promosi
kesetaraan dalam peluang karir, dan pengawasan terhadap konten media yang mungkin
merugikan. Regulasi yang memadai juga harus mendorong inklusi dan representasi
yang lebih baik, menekankan keberagaman dalam cerita dan karakter yang disajikan
oleh media. Dengan memperkuat kerangka regulasi ini, industri media dapat menjadi
5
kekuatan positif dalam membentuk persepsi masyarakat tentang kesetaraan gender,
menciptakan lingkungan yang mendukung dan adil bagi semua individu, tanpa
memandang jenis kelamin.

2.4 Solusi Dari Ketidakseteraan Gender Dalam Media


A. Pemberdayaan Perempuan dalam Industri Media
Pemberdayaan perempuan dalam industri media mencakup memberikan
kesempatan yang setara, mendukung perkembangan karir, dan memastikan keterlibatan
aktif perempuan di berbagai aspek industri ini. Ini melibatkan pengakuan atas
kontribusi perempuan, peningkatan akses terhadap posisi kepemimpinan, serta
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja dan
kehidupan pribadi.
B. Pendidikan Publik tentang Gender
Pendidikan publik tentang gender bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap isu-isu gender, memberikan pengetahuan yang benar, dan
mengatasi stereotip. Ini melibatkan kampanye penyuluhan, kurikulum sekolah yang
inklusif gender, dan pendekatan yang bertujuan untuk mengubah norma sosial yang
mendasari ketidaksetaraan gender.
C. Menerapkan Kode Etik Media
Menerapkan kode etik media melibatkan pembuatan dan penerapan aturan-
aturan yang mendukung representasi yang etis, menghindari diskriminasi, dan
memastikan akurasi informasi. Ini juga melibatkan tanggung jawab terhadap dampak
sosial dan psikologis dari konten yang dihasilkan, serta perlindungan terhadap
kepentingan individu, terutama terkait dengan isu-isu gender.
D. Representasi Gender yang Seimbang dan Tidak Bias
Representasi gender yang seimbang dan tidak bias dalam media mengacu
pada penggambaran perempuan dan laki-laki dengan cara yang setara, menghormati
keberagaman identitas gender, dan menghindari pembingkaian yang stereotip. Ini
menciptakan citra yang lebih realistis dan positif tentang peran gender, mendukung
perubahan norma sosial, dan memajukan pemahaman masyarakat tentang kesetaraan.
E. Gender dalam Setiap Tayangan atau Konten
Memasukkan gender dalam setiap tayangan atau konten artinya
memperhatikan bagaimana cerita, karakter, dan situasi yang disajikan
memperhitungkan aspek gender. Ini mencakup pengembangan naratif yang sensitif
6
terhadap isu-isu gender, mengeksplorasi keberagaman pengalaman gender, dan
menghindari stereotip yang dapat memperkuat ketidaksetaraan atau bias gender dalam
representasi media. Hal ini dapat mencakup berbagai genre, mulai dari iklan hingga
program hiburan dan berita.

2.5 Contoh Kesetaraan Gender Dalam Media


A. Representasi Perempuan Dalam Berbagai Peran
Sebuah acara berita televisi dapat menunjukkan keseimbangan gender
dengan menempatkan perempuan sebagai pembawa berita, reporter lapangan, dan ahli
di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Dengan cara ini,
pemirsa dapat melihat bahwa perempuan tidak hanya terlibat dalam berita yang
berkaitan dengan isu-isu perempuan, tetapi juga memiliki peran penting dalam
melaporkan dan menganalisis berita secara luas.
B. Pencitraan Perempuan Yang Positif
Sebuah iklan produk teknologi dapat menciptakan keseimbangan gender
dengan menggambarkan seorang perempuan yang ahli dalam menggunakan teknologi
tinggi, menghapus stereotip bahwa hanya laki-laki yang terampil di bidang tersebut.
Pencitraan positif ini tidak hanya menciptakan keberimbangan dalam representasi
kemampuan, tetapi juga membantu mengubah persepsi masyarakat tentang peran
perempuan dalam industri yang sering dianggap sebagai domain laki-laki.
C. Representasi Perempuan Dari Berbagai Latar Belakang
Sebuah drama televisi dapat menciptakan keseimbangan gender dengan
memasukkan karakter perempuan dari berbagai latar belakang. Misalnya, cerita dapat
melibatkan karakter perempuan yang berasal dari berbagai kelompok etnis, kelas sosial,
dan lingkungan geografis. Dengan cara ini, penggambaran kehidupan perempuan
mencerminkan keberagaman masyarakat dan menunjukkan bahwa pengalaman
perempuan tidak dapat dikecualikan atau disederhanakan menjadi satu naratif tunggal.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gender adalah konsep sosial dan budaya yang mengacu pada peran-peran, perilaku, dan
atribut-atribut yang dianggap sesuai dengan laki-laki dan perempuan dalam suatu
masyarakat tertentu. Sedangkan Media adalah sarana komunikasi massal yang
melibatkan penyampaian informasi, berita, dan hiburan kepada khalayak luas.
2. Media dapat memengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku tentang gender.
Hal ini terjadi karena media memainkan peran penting dalam membentuk persepsi kita
tentang apa yang dianggap normal dan tidak normal dalam hubungan gender.
3. Tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam media yaitu kesenjangan
gender dalam industri media dan Kebijakan dan regulasi yang belum memadai. Solusi
dari tantangan tersebut bisa melalui: Pemberdayaan perempuan dalam industri media,
Pendidikan publik tentang gender, menerapkan kode etik media, representasi gender
yang seimbang dan tidak bias, gender dalam setiap tayangan atau konten.

3.2 Saran
Setelah mengetahui realitas gender dalam media maka hendaknya kita untuk
mengevaluasi dan memberikan solusi yang lebih baik bagi media dalam mengatasi
kesetaraan gender yang ada di Indonesia.
Dalam pembuatan makalah ini pun, kami penulis mengaku masih banyak
kekurangan yang kami lakukan. Maka dari itu kritik dan saran akan kami terima dari
pembaca untu menilai makalah yang kami buat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Y. D. (2016). MEDIA DAN GENDER (Studi Deskriptif Representasi Stereotipe Perempuan
dalam Iklan di Televisi Swasta). Profetik Jurnal Komunikasi Vol.9(2), 25-32.

Hariyanto. (2009). Gender dalam Konstruksi Media. KOMUNIKA Vol.3(2) , 167-183.

Suhra, S. (2019). Kekerasan Perempuan dan Anak dalam Media dan Upaya Penanggulangannya.
Sipakalebbi, Vol 3(2), 227-242.

Sutarso, J. (2012). Perempuan, Kekuasaan dan Media Massa. KomuniTi Vol.14(1), 1-17.

Watie, E. D. (2010). Representasi Wanita Dalam Media Massa Masa Kini. The Messenger Vol.2(2), 1-
10.

Anda mungkin juga menyukai