Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GENDER DAN FEMINISME

Ditulis untuk memenuhi tugas ujian akhir semester


mata kuliah Isu-Isu Komunikasi Kontemporer
Yang diampu oleh Dr. Andiwi Meifilina, S.Sos., MM., M.I.Kom.

Disusun oleh :
Fitriana Fatihatul Hasanah 19105540013

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR BLITAR
JULI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gender dan Feminisme”
ini tepat waktu.

Makalah “Gender dan Feminisme” disusun guna memenuhi tugas ujian akhir
semester pada mata kuliah Isu-Isu Komunikasi Kontemporer di Universitas Islam
Balitar. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang topik komunikasi kontemporer sejenis gender, feminisme, dan
fenomena nya.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Andiwi


Meifilina, S.Sos., MM., M.I.Kom. selaku dosen mata kuliah Isu-Isu Komunikasi
Kontemporer. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 30 Juli 2022

Fitriana Fatihatul Hasanah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................ 3


B. Rumusan .................................................................................................. 4
C. Tujuan ...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5

A. Pengertian Gender dan Feminisme ................................................................. 5


B. Sejarah Feminisme ............................................................................................ 6
C. Jenis-Jenis Feminisme Saat ini ........................................................................ 7

D. Hubungan Antara Gender dan Feminisme ................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

Kesimpulan ............................................................................................. 10

Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jelas sekali bahwa semakin kehidupan berjalan selagi dunia terus


bergerak maju dan berkembang akan muncullah hal-hal baru baik itu inovasi,
budaya, konflik dan masalah atau isu. Isu-isu kontemporer adalah suatu pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada
saat ini jadi solusi penyelesaian nya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu
masa modern. Isu kontemporer adalah isu yang lahir pada akhir peperangan
pada tahun 90-an isu ini sebagai ancaman keamanan seperti terorisme, kejahatan
transnasional, kemiskinan, degradasi lingkungan serta sebuah konflik
ketuhanan yang berdimensi internasional. Dan yang saat ini sedang terjadi
adalah isu-isu seperti : Cybercommunity, Hyperreality, LGBT, dan Kesetaraan
gender. Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang Gender dan
Feminisme.

Pada faktanya manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan yang hidup
secara bersama-sama dan bekerja sama baik dalam sebuah keluarga, masyarakat
maupun dalam instansi pemerintah. Keberadaan keduanya berkiprah dalam
memerankan dirinya pada kegiatan/aktivitas keluarga, di tengah-tengah
masyarakat maupun sebagai rakyat dalam negara dalam kegiatan masing–
masing. Peran yang dilakukan masing–masing tidak terlepas dari skill yang
dimiliki juga sesuai dengan karakter dari manusia tersebut. Alhasil lingkungan
memberikan penghargaan kepada siapa saja yang memberikan manfaat bagi
lingkungannya, tidak melihat apa dan siapa berdasarkan jenis kelamin. Gender
secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dari segi sosial budaya, maka sex secara umum digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan.

Secara umum gender dan feminisme pada dasarnya adalah konsep yang
sederhana dimana perempuan hanya ingin memperoleh keadilan dalam segala
hal terutama pendidikan, bukan untuk melebihi pria dan kodratnya. Karena itu
kelompok feminis memberikan konsep gender berangkat dari perbedaan laki-
laki dan perempuan yang terjadi karena dibentuk oleh perbedaan sosial bukan
dinilai dari aspek kodrati. Karenanya kajian-kajian perbedaan kodrati tidak
pernah disinggung karena memang itu sudah di setting oleh Tuhan, sementara
perbedaan sosial menjadi term utama kajian-kajian penting feminis atau
penggiat gender hingga saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Gender dan Feminisme?
2. Bagaimana sejarah Feminisme?
3. Apa saja jenis-jenis Feminisme?
4. Apa hubungan antara Gender dan Feminisme?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Gender dan Feminisme
2. Untuk mengetahui Feminisme
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Feminisme
4. Untuk mengetahui hubungan antara Gender dan Feminisme
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gender dan Feminisme

Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti "jenis kelamin". Dalam
Webster's New World Dictionary dan Women's Studies Encyclopedia
dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal “Sex & Gender: an Introduction”
mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan
perempuan (cultural expectations for women and men).

Gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-


laki dan perempuan dari segi sosial budaya dan lebih banyak berkonsentrasi
kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya.
Beda dengan sex, yang secara umum digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan perempuan perempuan dari segi anatomi biologi. Istilah
sex (dalam kamus bahasa Indonesia juga berarti “jenis kelamin”) namun lebih
banyak berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan
komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan
karakteristik biologis lainnya.

Studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity)


atau feminitas (femininity) seseorang. Berbeda dengan studi sex yang lebih
menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh
laki-laki (maleness) dan perempuan (femaleness). Proses pertumbuhan anak
(child) menjadi seorang laki-laki (being a man) atau menjadi seorang
perempuan (being a woman), lebih banyak digunakan istilah gender dari pada
istilah sex. Istilah sex umumnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan
reproduksi dan aktivitas seksual (love-making activities), selebihnya digunakan
istilah gender (Faisar Ara, Ananda, 2004: 2-4; Kamla Bhasin, dan Nighat Said
Khan, 1994: 12).
Feminisme adalah sebuah gerakan yang menuntut emansipasi atau
kesetaraan dan keadilan hak dengan laki-laki. Istilah ini mulai digunakan pada
tahun 1890-an mengacu pada teori kesetaraan laki-laki dan perempuan serta
pergerakan untuk memperoleh hak hak perempuan. Secara luas pendefinisian
feminisme adalah advokasi kesetaraan hak-hak perempuan dalam hal politik,
sosial dan ekonomi (wikipedia. Org, 2019).

Saat ini ramai dibicarakan tentang kesetaraan gender, dimana feminisme


merupakan salah satu bentuk atau gerakan untuk menyetarakan gender tersebut.
Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial
budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional serta kesamaan
dalam menikmati hasil pembangunan. Ditandai dengan tidak adanya
diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dan dengan demikian mereka
memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan
memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.

B. Sejarah Feminisme

Pada tahun 1800-an yaitu awal gerakan perempuan (first wave


feminism) di dunia, Ketika itu para perempuan menganggap ketertinggalan
mereka disebabkan oleh kebanyakan perempuan masih buta huruf, miskin dan
tidak memiliki keahlian. Diikuti setelahnya perempuan-perempuan kelas
menengah abad industrialisasi mulai menyadari kurangnya peran mereka di
masyarakat. Mereka mulai keluar rumah dan mengamati banyaknya
ketimpangan sosial dengan korban para perempuan.

Sampai kemudian muncul Simone de Beauvoir, seorang filsuf Perancis


yang menghasilkan karya pertama berjudul “The Second Sex” yang berisi
rancang teori feminis. Dari buku tersebut bermunculan pergerakan perempuan
Barat (Second Wave Feminism) yang menggugat persoalan ketidakadilan
seperti upah yang tidak adil, cuti haid, aborsi hingga kekerasan mulai
didiskusikan secara terbuka. Tokoh yang terkenal Susan B. Anthony, Elizabeth
Cady Stanton dan Mary Wollstonecraft yang berjuang mengedepankan
perubahan sistem sosial dimana perempuan bisa ikut dalam pemilu
(D.W.Rossides, 1978: 130).

Gerakan feminisme dimulai sejak akhir abad ke-18 dan berkembang


pesat sepanjang abad ke-20 yang dimulai dengan penyuaraan persamaan hak
politik bagi perempuan. Tulisan Mary Wollstonecraft, yang berjudul A
Vindication of The Rights of Woman dianggap sebagai salah satu karya tulis
feminis awal yang berisi kritik terhadap Revolusi Prancis yang hanya berlaku
untuk laki-laki namun tidak untuk perempuan.

Satu abad setelahnya di Indonesia, Raden Ajeng Kartini, ikut


membuahkan pemikirannya mengenai kritik keadaan perempuan Jawa yang
tidak diberikan kesempatan mengecap pendidikan yang setara dengan laki-laki,
selain kritik terhadap kolonialisme Belanda. Di akhir abad 20 gerakan feminis
banyak dipandang sebagai sempalan gerakan Critical Legal Studies, yang pada
intinya banyak memberikan kritik terhadap logika hukum yang selama ini
dibutakan, sifat manipulatif dan ketergantungan hukum terhadap politik,
ekonomi.

Seiring dengan terbukanya kesempatan kerja dan pendidikan bagi


perempuan, mereka pun mampu melihat dunia lama mereka (yaitu sektor
domestik) dengan sudut pandang berbeda. Hal inilah yang memicu dan
menyuburkan isu-isu penindasan dan pelecehan hak asasi, termasuk hak asasi
perempuan. Sementara di satu sisi sistem kapitalistik memang tidak mampu
melindungi hak-hak kaum perempuan. Muncullah kemudian gerakan
perempuan sebagai reaksi terhadap perubahan sosial yang terjadi. Gerakan ini
melahirkan paham keperempuanan yang lazim disebut sebagai feminisme.

C. Jenis - Jenis Feminisme

Feminisme secara garis besar, terdiri dari dua aliran yaitu :

a. Feminisme Liberal

Feminisme liberal adalah varian pertama dari teori feminisme


besar. Seperti namanya, feminisme liberal mengambil asumsi-asumsi
dasar teori liberalisme. Feminisme liberal berkeinginan untuk
membebaskan perempuan dari peran gender yang opresif.

Feminisme liberal ini mendasarkan pemikirannya pada konsep


liberal yang menekankan bahwa wanita dan pria diciptakan sama dan
mempunyai hak yang sama dan juga harus mempunyai kesempatan yang
sama. Manusia berbeda dengan binatang karena rasionalitas yang
dimilikinya. Kemampuan rasionalitas tersebut mempunyai dua aspek
yaitu moralitas pembuat keputusan yang otonom dan pemenuhan
kebutuhan diri sendiri. Akan tetapi dalam hal intervensi negara untuk
menjamin hak individu kaum liberalis.

Feminisme liberal memiliki pandangan mengenai negara sebagai


penguasa yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang
berbeda yang berasal dari teori pluralisme negara. Feminisme liberal
mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka adalah
golongan tertindas. Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik
dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif dan menempatkan
wanita pada posisi subordinat.

b. Feminisme Radikal

Feminisme radikal adalah sudut pandang feminis yang ingin


melakukan perubahan radikal dalam masyarakat dengan menghapuskan
semua bentuk supremasi laki-laki dalam konteks sosial dan ekonomi.
Feminisme radikal ingin menghapuskan patriarki dengan menentang
norma norma dan institusi-institusi sosial yang berlaku daripada lewat
proses politik. Beberapa contohnya adalah menentang peran gender
tradisional, melawan objektivitas seksual perempuan dan meningkatkan
kesadaran publik mengenai isu seperti pemerkosaan dan kekerasan
terhadap perempuan.

Radikal feminisme berpendapat bahwa seks bersifat


fundamental dan tidak dapat direduksi menjadi poros organisasi sosial.
Feminisme radikal melihat tegas hubungan atau relasi kekuasaan laki-
laki dan perempuan, sumber masalahnya adalah ideologi patriarki.
Terdapat pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi
akibat sistem patriarki. Tubuh perempuan merupakan objek utama
penindasan oleh kekuasaan laki laki. Oleh karena itu feminisme radikal
mempermasalahkan hal-hal seperti tubuh serta hak-hak reproduksi
seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan
dan laki-laki, dan dikotomi privat-publik. Feminisme radikal berfokus
kepada jenis kelamin, gender, dan reproduksi di dalam gerakan mereka.
Mereka berpendapat wanita tidak akan mencapai posisi yang sama
dengan pria apabila sistem dominasi pria dan reproduksi tidak diubah.

Feminisme radikal adalah gerakan yang muncul di pertengahan


tahun 1960 an di Amerika, yang merupakan gerakan yang menganggap
penindasan wanita termasuk dari akar dari segala macam penindasan
dan apabila perbedaan gender ini diakhiri penindasan akan menghilang.

D. Hubungan Gender dan Feminisme

Feminisme adalah sebagai gerakan sosial mempunyai tujuan kesetaraan


gender masih terus digaungkan hingga saat ini. Hidup yang adil dan setara
adalah keinginan semua orang, sehingga kesetaraan gender yaitu hidup
berdampingan tanpa memandang rendah atau membedakan gender, dimana
dalam mencapai tujuan itu muncullah Feminisme yaitu konsep gerakan yang
menyatakan bahwa perempuan dan laki laki itu setara, sebuah gerakan sosial
dan ideologi yang memperjuangkan hak perempuan di segala bidang baik itu
politik, ekonomi, sosial, dan lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat


pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat
dilihat dari segi sosial budaya dan lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek
sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya. Feminisme
adalah sebuah gerakan yang menuntut emansipasi atau kesetaraan dan keadilan
hak dengan laki-laki, yaitu konsep gerakan yang menyatakan bahwa perempuan
dan laki laki itu setara, sebuah gerakan sosial dan ideologi yang
memperjuangkan hak perempuan di segala bidang baik itu politik, ekonomi,
sosial, dan lainnya.

Gerakan feminisme dimulai sejak akhir abad ke-18 dan berkembang


pesat sepanjang abad ke-20 yang dimulai dengan penyuaraan persamaan hak
politik bagi perempuan. Feminisme terbagi ke dalam dua bagian yaitu
feminisme liberal dan feminisme radikal. Feminisme liberal adalah gerakan
kaum perempuan yang memperjuangkan persamaan hak dengan laki-laki tanpa
menanggalkan identitas gendernya sebagai perempuan. Sedangkan Feminisme
radikal adalah gerakan kaum perempuan yang memperjuangkan hak-hak
perempuan dengan menghilangkan identitas gender dalam kehidupan sosial,
karena dianggap penghambat kemajuan perempuan.

Feminisme adalah gerakan sosial mempunyai tujuan kesetaraan gender.

B. Saran

Ketidak seimbangan antara hak dan kewajiban baik laki-laki dan


perempuan menimbulkan efek negatif di tengah kancah pergaulan di
masyarakat berupa rasa ketidakadilan, dengan demikian perlunya terjaga
keseimbangan hak dan kewajiban dengan mengedukasi masyarakat. Sehingga
marilah kita semua untuk menyetarakan hak dan kewajiban masing-masing dan
saling menghormati untuk hidup yang lebih nyaman dan tentram.
DAFTAR PUSTAKA

Jaya, Dadang. 2019. Gender dan Feminisme: Sebuah Kajian dari Perspektif Ajaran
Islam. Ahwal al-Syakhsiyyah (JAS), Vol.04 No. 01.

Junaidi, Heri. 2010. GENDER DAN FEMINISME DALAM ISLAM. Muwazah, Vol. 2
No. 02.

Kompasiana. Malik, Sabaruddin. “Sekilas Teori Gender dan Feminisme”. 2015

diakses melalui
https://www.kompasiana.com/udinsabaruddin/552a6ccff17e61a509d623e9/sekilas-
teori-gender-dan-feminisme

pada 30 Juli 2022, pukul 21.04 WIB

Anda mungkin juga menyukai