KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “GENDER DAN
KAJIAN TENTANG PEREMPUAN” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Dalam penyelesaian
makalah ini kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu isu penting yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah
persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki
setiap analisis sosial, menjadi pokok bahasan dalam wacana perdebatan mengenai
perubahan sosial dan juga menjadi topik utama dalam perbincangan mengenai
pembangunan dan perubahan sosial. Bahkan beberapa waktu terakhir ini, berbagai
tulisan baik di media massa maupun buku-buku, atau kegiatan-kegiatan seperti
seminar, diskusi, dan sebagainya banyak membahas tentang protes dan gugatan
yang terkait dengan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan.
Ketidakadilan dan diskriminasi tersebut terjadi hampir di semua tingkatan dan
sektor, mulai dari tingkat internasional, negara, keagamaan, sosial
(kemasyarakatan), budaya, ekonomi, sampai pada tingkat rumah tangga.
Gender memasuki dua dasawarsa terakhir telah menjadi bahasa yang memasuki
setiap analisis sosial menjadi pokok bahasan dalam wacana perdebatan mengenai
perubahan sosial serta menjadi topik penting dalam setiap perbincangan mengenai
pembangunan. Namun apa sesungguhnya yang dimaksud dengan gender dan
mengapa dikaitkan dengan usaha emansipasi kaum perempuan? Untuk itu
diperlukan penjelasan mengenai konsep gender dan kajian perempuan. Pemahaman
dan pembeda antara konsep kajian perempuan dan gender sangatlah
diperlukan dalam melakukan analisa untuk memahami persoalan ketidakadilan
sosial yang menimpa kaum perempuan. Hal ini karena ada kaitan erat antara
perbedaan gender (gender differences) dan ketidakadilan gender dengan struktur
ketidakadilan masyarakat secara lebih luas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
1. Pengertian Gender
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa gender adalah: suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial.
Kelompok atribut dan perilaku yang dibentuk secara kultural yang ada pada laki-
laki dan perempuan.
2. Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin ( Seks )
Gender:
1. Bisa dipertukarkan
2. Bisa berubah
3. Tidak berlaku sepanjang masa
4. Bergantung budaya dimana manusia tinggal
5. Bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia.
Jenis kelamin (seks):
Kekerasan (violence) adalah suatu serangan (assault) baik terhadap fisik maupun
integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan terhadap manusia bisa terja di
karena berbagai macam sumber, salah satunya adalah kekerasan yang bersumber
pada anggapan gender. Kekerasan semacam itu disebut “gender-related violence”
yang pada dasarnya terjadi karena adanya ketidaksetaraan kekuatan atau kekuasaan
dalam masyarakat.
Teori fungsionalisme
Feminisme bukan merupakan suatu pemikiran dan gerakan yang berdiri sendiri,
akan tetapi meliputi berbagai ideology, paradigma serta teori yang dipakainya.
Meskipun gerakan feminisme berasal dari analisis dan ideology yang berbeda tapi
mempunyai kesamaan tujuan yaitu kepedulian memperjuangkan nasib perempuan.
Sebab gerakan ini berangkat dari asumsi dan kesadaran bahwa perempuan ditindas,
dieksploitasi dan berusaha untuk menghari penindasan dan eksploitasi.
Aliran ini dipengaruhi oleh teori structural fungsionalisme, Muncul sebagai kritik
terhadap teori politik liberal yang pada umumnya menjunjung tinggi nilai otonomi,
persamaan dan nilai moral serta kebebasan individu, akan tetapi pada saat yang
sama dianggap mendiskriminasi kaum perempuan. Dalam mendefinisikan masalah
kaum perempuan, aliran ini tidak melihat struktur dan system sebagai pokok
permasalahan.
Asumsi dasar feminisme liberal adalah bahwa kebebasan (freedom) dan kesamaan
(equality) berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik.
Lahir sebagai reaksi terhadap teori struktural fungsional. Teori ini percaya bahwa
setiap kelompok masyarakat memiliki kepentingan (interest) dan kekuasaan
(power) yang merupakan sentral dari setiap hubungan social termasuk hubungan
laki-laki dan perempuan. Bagi penganut aliran konflik, gagasan dan nilai-nilai
selalu dipergunakan sebagai alat untuk menguasai dan melegitimasi kekuasaan,
tidak terkecuali hubungan antara laki-laki dan perempuan.
A. Feminisme Radikal
Aliran ini justru muncul sebagai kultur sexism atau diskriminasi social berdasarkan
jenis kelamin di Barat pada tahun 60-an, Aliran ini sangat penting dalam melawan
kekerasan seksual dan pornografi.
Sejumlah penganut feminis radikal, menyebutkan ada dua system kelas sosial:
Para penganut feminisme radikal tidak melihat adanya perbedaan antara tujuan
personal dan politik, unsur-unsur seksual atau biologis, sehingga analisis tentang
penyebab penindasan terhadap kaum perempuan oleh laki-laki, terletak pada jenis
kelamin laki-laki itu sendiri beserta ideology patriarkinya.
Dengan demikian “kaum laki-laki” secara biologis maupun politis adalah bagian
dari permasalahan.
Menurut penganut aliran feminis radikal, patriarki adalah sumber penindasan yang
merupakan system hirarki seksual dimana laki-laki memiliki kekuasaan superior
dan privilege ekonomi
B. Feminisme Marxis
C. Feminisme Sosialis
Dengan demikian kritik terhadap eksploitasi kelas dari system kapitalisme harus
dilakukan pada saat yang sama dengan disertai kritik ketiadakadilan gender yang
mengakibatkan dominasi, subordinasi dan marginalisasi atas kaum perempuan.
Dalam hal pekerjaan, laki-laki di desa tersebut diharuskan untuk bekerja bahkan
hingga bekerja ke luar kota untuk mendapatkan gaji sebesar-besarnya untuk
menafkahi keluarganya, sedangkan perempuan hanya diberi tugas untuk mengurus
rumah tangganya, suami, dan anaknya.
2.5 Saat Masyarakat Sekitar Menyebut Hal-hal yang Bersifat Kodrati dan
Bukan Kodrati
Sedangkah hal-hal non kodrati adalah ketika membedakan antara lali-laki dan
perempuan berdasarkan perilakunya sehari-hari. Contohnya adalah memasak,
mencuci piring, mengurus anak hal tersebut biasanya dilakukan oleh seorang
perempuan, tapi tugas tersebut juga bisa dilakukan oleh seorang laki-laki.
Sebaliknya dalam hal mencari nafkah kini telah banyak seorang istri yang
juga membantu suaminya mencari nafkah dengan cara bekerja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah gender sering tumpang tindih dengan istilah jenis kelamin. Padahal dua kata
tersebut merujuk pada bentuk yang berbeda. Jenis kelamin merupakan perbedaan
biologis antara fisik laki – laki dengan fisik perempuan yang dibawa sejak ia
dilahirkan. Sedangkan gender merupakan sifat yang melekat pada kaum laki-laki
dan perempuan yang dikontruksikan secara sosial maupun kultural bukan karena
sifat biologis.
3.2 Saran
Manusia ada untuk berpeluang bukan untuk ditindas. Jadi sebaiknya sebagai
sesama manusia hendaknya kita bisa menegakkan kesetaraan gender. Karena
dengan adanya kesetaraan gender, itu berarti memberikan peluang kepada kaum
perempuan untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya, serta mengekspresikan
gagasan-gagasan dan ide mereka.
DAFTAR PUSTAKA