Anda di halaman 1dari 3

Nama: Aulia Ratna Cahyaningrum

Kelas: Ilmu Komunikasi 1/G

NIM: 201810040311361

POLITIK DAN MEDIA

Pada kali ini saya diberi kesempatan untuk membuat critical review dan tema yang akan saya
pilih yaitu Politik dan Media. Mengapa? Karena bagi saya di era yang semuanya serba digital ini tentunya
tidak luput dari media. Media merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
hampir setiap saat manusia menggunakan media, baik media cetak ataupun media elektronik.Dan bagi
saya, media ini dijadikan sebagai kiblat bagi dunia perpolitikan pada saat ini. Tapi sebelumnya, mari kita
ulas apa itu politik dan juga media.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

 politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori
klasik Aristoteles)
 politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
 politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan
di masyarakat
 politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Media merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. hampir setiap saat
manusia menggunakan media, baik media cetak ataupun media elektronik.

Pada dasarnya, media merupakan sarana komunikasi yang bertujuan memberikan informasi kepada
masyarakat secara luas, sehingga masyarakat dapat menerima informasi secara serentak. media sendiri
dapat di artikan sebagai alat komunikasi yang mampu mempengaruhi pola kehidupan manusia.

Media memiliki 4 (empat) fungsi utama yaitu, "fungsi informasi, fungsi mendidik, fungsi hiburan,
dan fungsi kontrol sosial" (Karling). selain itu media juga memiliki syarat yaitu, "Independent, Aktual,
universal." (Burgon & Huffner, 1994). namun seiring dengan perkembangannya banyak pemilik media
yang melupakan fungsi media tersebut.
Perkembangan media saat ini tidak dapat dipisahkan dari kebebasan pers, hal tersebut mendorong
media untuk cenderung berorientasi bisnis dan melupakan fungsi utamanya. sehingga hari ini terlepas
apakah kita sadar atau tidak, media cenderung memberitakan hal yang bersifat komersial, serta
propaganda-propaganda termasuk dibidang Politik untuk keuntungan dan kepentingan pemilik media.

Contoh kecilnya adalah pilpres (Pemilihan Presiden), Media menjadi alat yang paling ampuh untuk
mengangkat bahkan menjatuhkan salah satu calon. sudah menjadi rahasia umum, jika hari ini media
berlomba-lomba untuk memberitakan keberhasilan calon yang mereka usung dan tidak sungkan untuk
memberitakan keburukan calon yang menjadi lawan mereka. hal ini tentunya bertentangan dengan fungsi
utama dari media, namun dengan dalih kebebasan Pers media dengan leluasa melakukan hal tersebut.

Selain itu semakin banyaknya pemilik media yang terjun kebidang politik, diantaranya Abu Rizal
Bakrie (TV-One, ANtv, dan Viva News), Surya Paloh (Metro Tv), Hari Tanoe (MNC Group : RCTI,
MNCtv, Global Tv), Dahlan Iskan (Jawa Pos Group : 80 Surat kabar, 40 Percetakan, J-Tv, Batam Tv,
Riau Tv). hal ini tentunya berimbas pada pemberitaan media yang tidak seimbang dan membuat media
seperti kehilangan jati dirinya.

Seharusnya media lebih arif dan bijaksana dalam melakukan proses penyebaran informasi kepada
masyarakat, sebab secara perlahan namun pasti media akan membentuk pola pikir atau cara pandang
masyarakat tentang bagaimana melihat seseorang dan kehidupannya. selain itu media juga selayaknya
memberikan informasi yang bernilai manfaat sehingga mampu mengembalikan manusia pada kodratnya
sebagai mahluk sosial dan berbudaya dari pada hanya sekedar mengejar keuntungan semata.

Apalagi bagi kalangan millenial yang semuanya serba digital, serba internet. Mereka juga akan
mudah terpancing emosinya daripada orang dewasa. Di era ini, politik tidak sungkan untuk
mengendepankan generasi milenial dalam memilih pasangan calon presiden untuk tahun 2019. Mereka
giat berpolitik kesana kemari memasuki kampus-kampus dan juga mengungguli kinerja, visi dan misi
masing-masing terutama di bidang media.

Contohnya saja di media sosial. Bagi kaum milenial media sosial sangatlah tidak asing. Hal ini
menjadi kesempatan untuk calon presiden dan wakil presiden kita baik nomor urut satu maupun nomor
urut dua untuk mengemukakan yang berkaitan dengan tujuan politiknya melalui media sosial. Misal saja
Pak Jokowi, beliau memiliki beberapa media sosial kita ambil contoh saja Instagram, jumlah pengikut
juga tidak sedikit yaitu 15 juta pengikut. Yang kontennya kebanyakan adalah memaparkan rutinitas Pak
Jokowi selama bekerja, hal tersebut juga tentunya menjadi tujuan politik yaitu menampilkan kinerja apa
saja yang dilakukan oleh seorang Presiden terhadap negara dan juga rakyatnya.
Calon wakil presiden nomor urut dua Pak Sandi juga tidak kalah dengan bapak presiden kita saat ini,
beliau yang dikenal sebagai masyarakat adalah seorang enterpreneur yang sukses,yang juga memiliki
media sosial. Nah disitulah juga selain berkampaye, bapak Sandi sering menunjukkan aktifitas sebagai
pengusahanya, tak jarang juga beliau memberikan tips-tips dalam berwirausaha.

Akan tetapi tidak ada hal yang selalu berjalan mulus tanpa adanya gangguan-gangguan. Masyarakat
kerap kali membanding-bandingkan, saling menjatuhkan dan mengungkapkan kekurangan antar
pendukung pasangan calon nomor urut satu maupun dua. Mereka tidak segan untuk berciut sesuka
mereka di dunia media sosial. Hal tersebut terkadang melenceng dari tujuan media yang seharusnya
mereka menyampaikan aspirasinya terhadap pasangan calon pilihannya.

Hal itu juga yang membuat media sangat berpengaruh dalam kehidupan berpolitik saat ini. Mungkin
saja, masyarakat tidak akan mengetahui jalannya pemerintah seperti apa jika tidak ada media sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai