Anda di halaman 1dari 16

71

Volume 11 No. 1Juli 2020

BIAS GENDER DALAM BERITA “KASUSDRIVER TAKSI ONLINE


SETUBUHI MAHASISWI ASAL MALANG DI DALAM MOBIL”
(ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS)

GENDER BIAS IN THE NEWS “ONLINE TAXI DRIVER RAPES


A UNIVERSITY STUDENT FROM MALANG IN A CAR”
(SARA MILLS’ CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS)

Fifi Novianty1,a), dan Aan Mohamad Burhanudin2,b)


1
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
a)
e-mail: noviafifi.nf@gmail.com
b)
e-mail: aan.m.burhanudin@syekhnurjati.ac.id

Abstrak
Pemberitaan kasus Driver Online yang menyetubuhi mahasiswi asal Malang di dalam
Mobil menambah kasus kekerasan terhadap wanita. Dalam berita ini terdapat bias
gender pada posisi wanita atau mahasiswi asal Malang. Wanita dalam berita ini
digambarkan sebagai wanita yang lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa, dalam
beritanya tidak dijelaskan identitas wanita tersebut. Peneliti akan menggunakan dua
media yang ingin di teliti yaitu berita yang dimuat oleh TribunSurabaya.Com dan
TribunJateng.Com. Penelitian ini dianalisis menggunakan model analisis Wacana Kritis
Sara Mills, lalu menggunakan teori Feminisme dan Kesetaraan Gender. Dalam hasil
penelitian ini, Media menutupi identitas dari korban dan menggambarkan korban
pada posisi yang lemah atau sebagai wanita yang tidak memiliki kuasa. Media hanya
fokus pada pemberitaan driver online dan mengalihkan perhatian publik pada
kronologi kejadian bukan kepada nasib korban. Lalu mengalihkan perhatian publik
sehingga bias gender pada berita kasus Driver Online Setubuhi Mahasiswi asal Malang
sangat terlihat jelas. Dan ada relasi sosial, baik relasi antar lingkungan dengan
masyarakat maupun antara laki-laki dengan perempuan.

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
72

Kata Kunci : Feminisme, Kekerasan, Wacana

ABSTRACT
The coverage of the Online Driver case which fucked Malang students from in the Car
added to cases of violence against women. In this news there is a gender bias in the
position of women or female students from Malang. The woman in this news is
described as a woman who is weak and cannot do anything, in her news, the woman's
identity is not explained. Researchers will use two media that want to be examined,
they are news published by TribunSurabaya.Com and TribunJateng.Com. This study
was analyzed using the Sara Mills Critical Discourse analysis model, then using the
theory of Feminism and Gender Equality. In the results of this study, the Media
covered the identity of the victim and described the victim in a weak position or as a
woman who has no power. The media only focuses on reporting online drivers and
turning public attention to the chronology of events not to the fate of victims. Then it
distracts the public's attention so that the gender bias in the news of the Case Driver
Online from Malang Female Students is very clear. And there are social relations, both
relationships between the environment and the community and between men and
women.

Keywords: Discourse, Feminism, Violence.

1. Pendahuluan Keberadaan bahasa tidak lagi hanya


Bahasa merupakan unsur utama di sebagai alat untuk menggambarkan (makna
dalam proses realitas (Badara 2012). Proses citra) mengenai suatu realitas-realitas media
konstruksi realitas dimulai ketika seorang yang akan muncul di benak khalayak.
konstruktor melakukan objektivikasi terhadap Selanjutnya, media massa memiliki berbagaiu
suatu kenyataan, yakni melakukan persepsi cara memengaruhi bahasa dan makna :
terhadap suatu objek. Selanjutnya, hasil dari mengembangkan kata-kata baru beserta makna
pemaknaan melalui persepsi itu di asosiatifnya, memperluas makna dari istilah-
internalisasikan ke dalam diri seorang istilah yang ada, mengganti makna lama sebuah
konstruktor. Dalam tahap itulah dilakukan istilah dan makna baru, memantapkan konversi
konseptualisasi terhadap suatu objek yang makna yang telah ada dalam suatu sistem
dipersepsi. Langkah terakhir adalah melakukan bahasa.
eksternalisasi atas hasil dari proses perenungan Dalam analisis wacana bahasa
secara internal tadi melalui pernyataan- dipandang memiliki fungsi tertentu. Dalam hal
pernyataan. Alat untuk membuat pernyataan ini, bahasa didayagunakan untuk kepentingan
tersebut tiada lain adalah kata-kata suatu konsep tertentu. Baik itu motif ideologis dan politis.
atau bahasa (Badara 2012). Politik berkaitan dengan disiarkannya suatu
berita. Pers tidak pernah lepas dari masalah

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
73

politik, sebab kehidupan pers merupakan perempuan, baik secara hak maupun kewajiban
indikator demokrasi. Demokratis tidaknya suatu (Bungin 2012).
negara antara lainditentukan oleh kehidupan Lahirnya suatu emansipasi sebagai
persnya, yaitu bebas atau tidak. ekspresi nyata penuntutan terhadap kebebasan
Media massa di hebohkan kembali hak-hak perempuan, emansipasi sendiri bukan
dengan berita kekerasan pada wanita, berita berarti bermakna hak yang sama dengan kaum
yang dimuat oleh Tribun.Com pada 03 laki-laki, namun emansipasi memiliki makna
Desember 2019 yang berjudul “Driver Taksi yang sangat penting yaitu untuk membentuk
Online Setubuhi Mahasiswi Asal Malang Di perikeadilan dan hal tersebut tidak harus sama.
Dalam Mobil” menjadi banyak perhatian Perempuan menuntut hak yang seimbang
masyarakat. Ditahun 2019 ini sudah banyak sebagaimana pemenuhan hak terhadap kaum
media yang memuat berita tentang kekerasan lelaki. Jika lelaki memiliki hak penuh berpolitik,
pada wanita. Setiap media pasti memiliki sudut demikian juga dengan perempuan memiliki hak
pandang tersendiri dalam menuliskan dan juga untuk menjadi kuli atau pekerja kasar
mengembangkan subjek dan objek yang ingin seperti lelaki. Isu apapun tentang perempuan
dijadikan berita. Disinilah peran analisis wacana akan selalu menjadi konsumsi publik yang
dalam sebuah media berperan, bagaimana media renyah dan ramai dalam perdebatan.
tersebut mengembangkan fakta yang ada di Satu-satu nya yang menjadi alat penting
lapangan dengan menganilisnya ke dalam dan paling berperan dalam menyebarkan isu dan
praktik sosial yang berkembang di masyarakat. sebuah perbincangan perempuan adalah media
massa, bahkan terlahir asumsi yang menyatakan
2. Landasan Teori
media massa dan perempuan bagaikan bilahan
2.1 Perempuan dalam Media
pisau yang saling melekat erat tak terpisahkan.
Women Discouse adalah perbincangan
Kedua nya terikat dengan kaitan yang saling
mengenai perempuan yang belum dan
melengkapi. Terjadi iklim saling membutuhkan,
kemungkinan besar tidak akan pernah berujung.
perempuan memanfaatkan jasa media massa
Selalu ada saja new topik yang menarik untuk
demi untuk meningkatkan popularitasnya,
diperbincangkan public dan menjadi private
sebaliknya media massa menjadikan perempuan
headline isu keseharian. Persoalan demi
sebagai kebutuhan yang unique dari sebuah
persoalan seolah tak kunjung habis terkupas
perbincangan opini. Mulai dari sisi keberhasilan
dalam menanggapi isu keperempuan, mulai dari
karier dan jabatannya, ketegarannya menyikapi
kekerasan, diskriminasi, pelecehan seksual,
sebuah persoalan besar. Dan banyak hal terkait
korban skandal, politik hingga emansipasi
persamaan dengan kaum lelaki.
wanita. Nyatanya istitilah emansipasi ini
merupakan bukti realitas penindasan terhadap

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
74

Media menegaskan bahwa wanita Popularitas adalah bagian dari alasan


selayaknya adalah kaum lemah. Lihat saja penting kenapa perempuan bersedia menjadi
beberapa kasus dalam peran wanita ditayangan olahan media, berbagai keindahan tubuh dengan
televisi, maupun berita di koran hampir publik. Bagi negara-negara liberal, perempuan
semuanya mengadopsi peran lemah, pembantu memahami emansipasi sebagi kebebasan
rumah tangga, objek kekerasan, dan lain halnya. bertindak dan ekspresi, namun di Indonesia
Kondisi demikian adalah penegasan media mendefinisikan emansipasi seperti diatas adalah
terhadap emansipasi wanita. Persoalan yang salah. Bagaimanapun, budaya ketimuran yang
masih terus dalam perdebatan adalah wanita mengadopsi karaketr menjaga malu, misalnya
menerima cap tersebut seolah itulah nilai apa berbusana tertutup adalah bagian dari identitas
adanya. Hal yang seharusnya bersebrangan ke-Indonesiaan. Untuk dapat memenuhi kondisi
dengan perjuangan kartini. Apa boleh buat, tersebut, perempuan tidak serta merta berdiri
media menguasai permainan dan wanita hanya sendiri untuk mempertahankan batas-batas
salah satu dari permainan. eksploitasi. Namun, pihak media seperti
Industri media, dalam perbincangannya dijelaskan diatas memiliki andil besar dengan
tidak akan terlepas dari pekerja media atau sentuhan moral dan etika.
profesi jurnalisme yang ada didalamnya. Kedua Munculnya anggapan bahwa wanita
form tersebut, antara industri media dan profesi selalu menjadi objek eksploitasi media, adanya
jurnalis senantiasa terlibat dalam dialektika kesalahan anggapan bahwa pose-pose vulgar
penuh corak sepanjang masa. Hubungan media perempuan yang ada di media massa merupakan
dan perempuan pun tak lain sebagai perwujudan nilai seni, bisa jadi ini bukan sebuah
kaitanmutualis simbolis. Rotasi media yang kesalahan, namun terlalu dilebih lebihkan untuk
memilih pada jalur kepentingan kapitalis tidak mengatakan vulgar adalah seni. Jika melihat
lain adalah aturan yang berlaku dalam media. kondisi sekarang, vulgar yang disajikan oleh
Perempuan, sebagai objek kebutuhan berbagai media massa jauh dari kesan seni, yang
pemberitaan tidak terlepas dari regulasi media benar adalah pornografi bukan hasil karya seni.
yang bertujuan untuk sebuah keuntungan. Pornografi yang share ke publik merupakan
Tantangan terbesar bagi para jurnalis perbuatan pelecehan terhadap martabat
dalam menyikapi hukum pasar adalah distorsi perempuan karena dalam pornografi selera
dan peran media hanya pada standar-standar murahan disebarluaskan tanpa harga. Berawal
ekonomi semata yaitu keuntungan. Media kerap dari sinilah skandal dimulai, pornografi
tak kuasa untuk menahan hasrat untung, meski kebanyakan membangkitkab selera rendah yang
harus mengorbankan idealisme dan menjadikan perempuan sebagai objek, padahal
profesionalisme.

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
75

sensualitas perempuan penuh dengan sensualitas pekerja infotainment. Status lajang menjadi
kasih sayang bukan sensualitas yang rendahan. status buruk bagi perempuan yang dilekatkan
oleh infotainment di televisi kita. Stereotipe
2.2 Eksploitasi Perempuan dalam Media
Massa lainnya yang muncul adalah status cantik yang

Media massa sering menggunakan melekat dalam industri media televisi. Siapa saja

perempuan sebagai objek berita agar menarik yang tampil menjadi selebritas di televisi harus

perhatian pembaca. Eksploitasi perempuan pada selalu cantik. Jika tak cantik, maka seorang

media massa sendiri memiliki makna perempuan akan mendapatkan ejekan: tak seksi,

menggunakan penggambaran perempuan dalam kurang putih, mukanya kurang menjual, kalah

publikasi media (seperti televisi, koran pamor dari perempuan cantik lainnya (Luviana

cetak,film, media daring dan iklan) untuk 2015).

meningkatkan perhatian pada media atau produk Stereotip terhadap perempuan inilah

tersebut namun berdampak merusak dan tidak yang bisa menimbulkan eksploitasi media

menghormati hak perempuan yang bersangkutan terhadap perempuan. Stereotip terhadap

atau perempuan secara keseluruhan. Media di perempuan seperti lebih mudah dijelaskan

konsumsi oleh jutaan orang di seluruh dunia dan dengan bertitik tolak pada wacana yang

informasi yang disebarkan dapat menghasilkan menempatkan perempuan pada posisi yang

strereotip dan norma sosial yang berusaha negatif dan tak berdaya. Masyarakat di

membentuk standarisasi terhadap perempuan. Indonesia masih memegang stereotip bahwa

Bentuk eksploitasi media terhadap perempuan laki-laki berada di wilayah kiri (aktif, beradab,

yang kerap di kritik oleh penggiat feminisme rasional, cerdas) sedangkan perempuan

adalah obyektifitas seksual. diwilayah kanan (pasif, dekat dengan alam,

2.3 Stereotipe Perempuan dalam Media emosional, kurang cerdas) inilah mengapa media

Media di Indonesia telah memunculkan dengan mudah mengeksploitasi perempuan

stereotipe terhadap perempuan yang melekat (Astuti 2016).

dalam berbagai tayangan; dari sinetron, Selama stereotip terhadap perempuan

infotainment, telewicara, hingga berita. seperti ini masih terus dipercaya oleh

Gambaran tentang perempuan pemarah, masyarakat, maka ketidakadilan atau

pencemburu, pendendam ada dalam tayangan deskriminasi terhadap peremouan terus saja

sinetron. Tayangan infotainment ditampilkan oleh media walaupun sudah ada

memprogandakan pasangan sebagai hal yang faham feminisme. Kementrian Pemberdayaan

paling penting dalam kehidupan perempuan. Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Jika seorang artis perempuan tidak berpasangan, Indonesia menyatakan bahwa semua bentuk

maka ia akan terus dikejar-kejar pertanyaan ketidakadilan gender diatas berawal pada

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
76

sumber kekeliruan yang sama, yaitu stereotipe konstruksi budaya tentang oeran, fungsi dan
gender laki-laki dan perempuan (Puspitasari sambungan laki-laki atau perempuan di dalam
2013) kehidupan sosial, politik, dan budaya.biasanya
2.4 Wacana Feminisme hal inilah yang menjadi alasan adanya perbedaan
Menurut Stef Slembrouck secara rinci gender yang kurang simpatik (Muqoyyidin
mengkategorisasikan Wacana menjadi 8 2013).
pendekatan yang digunakan dalam Melihat persoalan tersebut, nampaknya
membangun teori atau metode analisis wacana wacana feminisme adalah salah satu topik kajian
yang berkembang dalam kurun waktu yang menarik bagi akademisi dan peneliti.
sepuluh tahun terakhir ini. Pendekatan- Dilihat dari konsep “Feminisme” yang marak di
pendekatan tersebut di antaranya adalah Barat pada abad ke-19 dan 20 menjadi model
pendekatanfilosifis, linguistik, linguistik bagi pembebasan perempuan di banyak Negara
antropologi, cultural studies, postrukturalis, berpenduduk muslim. Semua bermula pada
teori sosial, sosiologi. ika masing-masing intelektual Mesir yang belajar ke Eropa, wacana
pendekatan melahirkan lebih dari dua teori feminisme yang marak di Eropa “diadopsi” oleh
atau metode analisis, maka dapat dibayangkan mereka setelah pulang dari Eropa untuk
betapa kompleksnya pengertian wacana dan kemudian dikembangkan dan kini di kenal juga
analisis wacana (Purbani 2009). dengan istilah “Tafsir al-Mar’ah” atau
Ranah linguistik memahami Wacana “pembebasan perempuan” (Suryorini 2012).
dengan cara pandang yang berbeda. Wacana Penelitian terdahulu tentang Wacana
dipahami sebagai unit kebahasanan yang lebih Feminisme juga, pernah dibuat oleh Suyanto
besar dari pada kata atau satu kalimat, yang yang berjudul “Sosok Perempuan dalam
dapat melihat satu atau lebih orang. Jadi sebuah Pandangan Bung Karno pada Memoar Sarinah:
pidato, dialog, polemik, perdebatan, percakapan, Sebuah Analisis Wacana Kritis Feminis.” Jurnal
dan perbincangan dapat dikategorikan sebagai ini terbit di Jurnal Undip pada tahun 2019.
sebuah wacana. Menurut crystal and Cook Penelitian ini menjelaskan tentang Perempuan di
mendefinisikan wacana sebagai unit bahasa Mata Soekarno. Bagian ini merupakan
lebih besar dari kalimat, sering berupa satuan pembahasan hasil dari penelusuran yang
yang runtut/koheren dan memiliki tujuan atau dilakukan untuk mengurai pandangan Soekarno
konteks tertentu (Purbani 2009). tentang perempuan. Pandangan tersebut
Sedangkan feminisme juga erat diselidiki melalui identitas social Soekarno
hubungannya dengan perbedaan antara laki-laki selaku penulis buku Sarinah. Gambaran identitas
perempuan juga terkait budaya. Perbedaan ini social inilah yang bisa dijadikan sebagai salah
biasanya dikaitkan dengan bagaimana satu penyebab paling esensial yang membentuk

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
77

praktik seksisme dalam buku Sarinah (Suyanto peneliti akan menguraikan teks-teks yang
2019). menyudutkan pihak perempuan dilihat dari teori
Jadi dalam penelitian ini sosok Feminisme.
perempuan ‘Sarinah’ memiliki tiga identitas
4. Pembahasan
sosial yang menyebabkan seksisme pada
Dalam berita yang di muat Tribun.Com
perempuan dalam buku Sarinah, pertama,
mengungkapkan bahwa Driver taksi online yang
Soekarno hanya fokus pada politisasi gerakan
melakukan aksi asusila tersebut adalah Bambang
perempuan untuk mewujudkan gairah
Eko Setiawan, Warga Perum Regency Sidoarjo.
patriotismenya pada negara; kedua, Soekarno
Akibat perbuatannya tersebut, pelaku harus
masih ingin mempertahankan budaya patriarki
menanggung hukuman berupa kurungan penjara
meskipun dengan berlandaskan rasa keadilan
selama 7 tahun. Berikut 5 fakta kasus Bambang
kepada sesama; ketiga, Soekarno memiliki rasa
Eko Setiawan driver taksi online setubuhi
kekaguman yang besar pada keindahan dan
mahasiswi asal Malang (Arsyam 2019).
kecantikan perempuan sehingga hal ini
1) Kronologi Kejadian: peristiwa tak
memengaruhi cara pandangnya terhadap
senonoh dialami korban, RN saat ia hendak
perempuan (Suyanto 2019).
pulang ke tempat tinggalnya di apartemen nya.
3. Metode Penelitian Kroban memesan taksi melalui aplikasi online
Metode penelitian ini adalah metode yang saat itu di kendarai Bambang Eko
kualitatif deskriptif. Dianalisis menggunakan Setiawan. Pelaku melewati kawasan Midle East
model analisis Wacana Kritis Sara MillS. Ring Road atau MERR Surabaya dan
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian memberhentikan mobil disalah satu halaman
ini adalah teori Feminisme dan Kesetaraan ruko. Disitulah pelaku pelampiaskan nafsu
Gender.Penelitian ini melakukan analisis bejatnya kepada korban.
kebahasaan pada teks berita yang melibatkan 2) Langsung di bekuk beberapa jam
konteks dan hal-hal lain di luar kebahasaan pada kemudian: setelah melakukan aksi asusila
teks. Peneliti menggunakan berita dari dua tersebut, pelaku lantas pulang kerumahnya di
media online yakni TribunSurabaya.Com dan Sidoarjo. Pihak kepolisian yang menerima
TribunJateng.Com. Kedua media online ini laporan korban, langsung melakukan pelacakan
sama-sama menulis berita tentang DRIVER pelaku melalui unit Jatanras Polrestabes
TAKSI ONLINE SETUBUHI MAHASISWI Suarabaya.
ASAL MALANG DI DALAM MOBIL. Dengan 3) Bambang Eko Setiawan Terima
menggunakan teori Feminisme, peneliti akan Getahnya: setelah di perkosa, terdakwah atau
meneliti keberpihakan kedua media dalam korban diturunkan di Jalan Rajwali. Saat
membuat berita terhadap perempuan. Dan melakukan sidang di Pengadilan Negeri

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
78

Surabaya, majelis hakim menuntut hukuman 7 4.1 Analisis Wacana Berita


TribunsSurabaya.Com
tahun penjara.
4.1.1 Analisis Wacana pada Judul Driver
4) Korban Rugi Moril dan Materil: Taksi Online Setubuhi Mahasiswi
Asal Malang di dalam Mobil
Majelis Hakim dalam Putusannya menyatakan
perbuatan terdakwa Bambang Eko Setiawan Strategi wacana yang digunakan oleh

sudah meresahkan masyarakat. Khususnya TribunSurabaya.Com pada Lead wacana

merugikan saksi RN secara moril dan materil beritanya ialah strategi wacana asimilasi, yaitu

sebagaimana diatur dan diancam dalam dakwaan suatu strategi wacana yang dalam pemberitaan

JPU. menyebut sebuah komunitas atau kelompok

5) Kejadian Serupa di Bogor, social seorang aktor. Kaitannya dengan

Penumpang Taksi Online dirampas dan tersangka yang ada dalam berita adalah ia

Dirudapaksa: kasus terpisah, F (37), sopir taksi ditampilkan oleh media mengacu pada sebuah

online yang merudapaksa dan merampok komunitas Taxi Online. Memang benar

korbannya, saling kenal dan sering mengantar tersangka Bambang Eko Setiawan merupakan

korban. Sebelum kejadian itu, korban memasang seorang supir Taxi Online, namun dengan

status di aplikasi pesan ingin memakan sesuatu. dibuatnya judul berita seperti yang dimuat oleh

Setalah itu, pelaku langsung mengajak korban ke Tribun.Com kalimat seperti itu terkesan bahwa

kawasan Bogir, Jawa Barat pada Jumat (1/6/18). yang ditangkap khalayak adalah semua supir

Dan setuju makan di Bogor, kemudian lanjut Taxi Online berkecenderungan untuk melakukan

menonton. Lalu, setalah menonton korban diajak tindakan asusila terhadap penumpang

kekawasan Puncak Bogor oleh pelaku. ditengah perempuannya di dalam mobil ketika sedang

perjalanan, pelaku meminta bersetubuh dengan mendapatkan orderan penumpang wanita cantik

korban, tapi korban menolak lalu dirudapaksa. atau wanita yang membuat hasrat seksualnya

Pelaku sempat pergi ke minimarket untuk meningkat.

membeli lakban. Setelah itu, mulut korban Adapun Bambang Eko Setiawan sebagai

dilakban oleh pelaku didalam mobil. “Di tol pelaku kekerasan seksual terhadap RN seorang

Cibubur, mobil dihentikan, HP dan uang mahasiswi Malang yang pada saat itu menjadi

diambil. Dan korbanpun dirudapaksa”. Setelah penumpang Taxi Online yang di kemudikan oleh

itu, korban diturunkan di Pasar Rebo, Jakarta Bambang. Tribun.Com dalam membuat judul

Timur, sedangkan pelaku melarikan diri. Polisi berita ini adalah ingin menonjolkan kepada

berhasil menangkap F dan menembak kakinya pelaku yang bekerja sebagai supir Taxi Online.

pada Senin (4/6/18). yang menjadi perhatian pembaca adalah dari


kata yang mengacu pada suatu komunitas atau
pekerjaan yaitu “Taxi Online” sehingga wacana

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
79

yang dibangun oleh Tribun.Com adalah pelaku (Bambang), dan membiaskan identitas
kebanyakan orang yang berlatarbelakang korban (RN).
sebagai supir Taxi Online mudah melakukan Hal ini terlihat dari banyak muncul
tindakan kekerasan seksual terhadap penumpang nama pelaku dalam setiap paragraf berita, dan
perempuannya. Terutama jika penumpang identitas pelaku yang dijelaskan lengkap yang
perempuannya memiliki paras cantic dan kaya, disajikan oleh wartawan dalam berita. Beberapa
maka akan berpotensi munculnya tindakan kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut
kekerasan seksual. sebagai berikut:
Dalam judul berita yang dimuat oleh Kasus rudal paksa kembali
terjadi yang melibatkan driver taksi
TribunSurabaya.Com ini menimbulkan persepsi
online di Surabaya dengan korban
di tengah masyarakat bahwa seorang pria yang mahasiswi asal Malang, Jawa Timur.
Driver Taxi Online yang melakukan aksi
menjadi driver online memiliki kemungkinan
asusila tersebut adalah Bambang Eko
besar untuk melakukan hal yang tidak Setiawan, warga Perum Graha Regency
Sidoarjo”.
diinginkan kepada penumpang wanita yakni
seperti perlakuan pelecehan seksual dan Dari kutipan berita tersebut terlihat
tindakan pemerkosaan. Padahal yang melakukan bahwa TribunSurabaya.com ingin memberitahu
hal tersebut hanya beberapa oknum saja atau identitas pelaku dengan menyubutkan nama
tidak semua driver online melakukan hal yang lengkap pelaku, pekerjaan dan alamat lengkap
keji tersebut, namun dengan membuat judul yang ditinggali oleh pelaku. sedangkan, untuk
yang seperti di atas menimbulkan persepsi korban RN sendiri, media memposisikan
negatif di kalangan driver online taksi di tengah perempuan sebagai sosok yang lemah dan tidak
masyarakat. berdaya atas hasrat sexsualitas dari supir Taxi
4.1.2 AnalisisWacanapada Isi WacanaBerita Online tersebut. dan identitas korban tidak
Secara umum, strategi wacana yang diungkap jelas oleh TribunSurabaya.Com, hanya
digunakan pada wacana berita 1 Kompas ialah memberi tahu bahwa korban adalah mahasiswi
strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi asal Malang, Jawa Timur.
wacara yang menampilkan aktor dengan apa TribunSurabaya.Com memberi wacana
adanya. RN sebagai korban pemerkosan didalam dalam beritanya bahwa korban atau perempuan
mobil oleh supir Taxi Online ditampilkan secara yang menjadi objek tidak memiliki kekuatan
apa adanya. Dalam wacara isi berita ini lebih untuk melawan dan dalam posisi yang lemah.
menonjolkan bagaimana kronologi kejadian Berikut adalah kutipan yang terkait dengan hal
bagaimana korban RN di setubuhi oleh supir tersebut:
Taxi Online tersebut. Tribun.Com selalu “Peristiwa tak senonoh di alami
oleh korban, RN saat ia hendak pulang
menonjolkan informasi lebih mendalam tentang ke tempat tinggalnya di apartemen yang

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
80

ada di kawasan JL. Kalisari, Surabaya. seksual terungkap, karena sistem norma
Korban memesan taksi online melalui
masyarakat kita lebih dahulu meredamnya.
aplikasi di smartphone nya yang saat itu
dikendarai oleh Bambang Eko Setiawan. Selain dari sisi ekonomis, pelecehan
Pelaku melewati kawasan Midle East
seksual terjadi akibat sebuah persaingan.
Ring Road atau MERR Surabaya dan
menghentikan mobil di salah satu Melihat dari sisi biologis dan sosiologisnya.
halaman ruko. Disitulah pelaku
Setiap manusia memiliki potensi yang masing-
melampiaskan nafsu bejatnya kepada
korban. Setelah itu, pelaku membawa masing berbeda. Termasuk kelompok besar
korban ke Jalan Perak Barat dan
gender mempunyai perbedaan potensi yang
menurunkannya di sana”.
mendasar. Mulai dari fisik hingga non fisik laki-
Terlihat dari berita yang disampaikan
laki lebih maskulin dan perempuan cenderung
wartawan, menyiratkan bahwa seorang korban
feminim. Laki-laki lebih menyukai berpetualang
perempuan tidak memiliki kekuatan untuk
dan perempuan selalu merasa aman dirumahnya.
melawan dan pasrah terhadap keadaan yang
Allah SWT, memang menciptakan makhluk-Nya
sulit. Perempuan disini digambarkan lemah
berpasang-pasangan. Bagi laki-laki perempuan
karena setiap ada pemberitaan pemerkosaan
adalah perhiasan dan untuk kesenangan. Hingga
terhadap perempuan berita selalu memberi
kini pernyataan. Perempuan tetaplah akan
wacana korban atau perempuan tersebut
menjadi perhiasan laki-laki.
diturunkan ditengah jalan setelah di setubuhi dan
Dalam media perempuan selalu menjadi
di ambil harta benda nya.
objek seksualitas bagi laki-laki. Hingga begitu
Dalam kajian feminisme dalam media,
banyak berita yang memuat kasus pemerkosaan
terlampau banyak perempuan yang kalah dalam
pada perempuan, eksploitasi perempuan hingga
kompetisi dalam media. Dilema antara karir dan
jual beli perempuan. Posisi perempuan dalam
harga diri merupakan hal yag melanda setiap
kasus yang dimuat oleh TribunSurabaya.Com
perempuan yang selalu berada dalam lingkungan
perempuan dianggap lemah dan tidak bisa
mayoritas laki-laki. Misalnya ketidakberanian
memberontak karena dalam masyarakat telah
mengungkapkan kepada yang berwajib karena
tertanam norma yang harus menjaga nilai-nilai
dianggap tabu bagi masyarakat kebanyakan yang
perempuan, perempuan dianggap lemah dan
memiliki norma yang begitu mengagungkan
selalu mengalah kepada laki-laki. Dan laki-laki
nilai-nilai perempuan.
dianggap selalu berkuasa dan bisa melakukan
Penilaian cacat dari masyarakat terhadap
segalanya.
perempuan adalah lebih dari apapun bentuk
Hal ini disadari oleh semua perempuan.
hukuman pengadilan. Ini juga yang
Perkembangan budaya yang juga mengubah
menyebabkan betapa sedikitnya kasus pelecehan
penampilannya, misalnya dengan seperangkat
pakaian dan aksesorisnya yang seronok, justru

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
81

dapat memancing potensi biologis laki-laki. asosiasi kita pastilah pada perbuatan perbuatan
Sehingga barang tentu bagi laki-laki akan sulit yang berhubungan dengan pelanggaran dibidang
menghargai perempuan yang bertingkah laku seksual, seperti perzinahan, pemerkosaan,
dan perpenampilan “berani” semacam ini. pelacuran, homoseksualitas, ataupun perbuatan-
Pelecehan seksual juga bisa muncul perbuatan yang lainnya yang sifatnya : cabul,
akibat dari relasi gender yag berlebihan, dimana abortus, dan lain-lain.
daerah perlindungan atau batas-batas pergaulan Posisi perempuan yang dianggap lemah
yang menjadi sulit untuk di taati dalam dalam berita ini juga, memiliki latar belakang
keseharian. Sistem memang telah sejarah dalam masyarakat. Larangan perkosaan
mengkondisikan etika bergaul sedemikian rupa didalam tradisional tidak lebih hanya untuk
sehingga melazimkan apa-apa yang menurut melindungi atau menjaga agar kaum laki-laki
agama tidak lazim. selalu mendapatkan seorang istri yang masih
Akibat dari isu perempuan yang selalu suci. Perbuatan perkosaan merupakan suatu
menjadi objek media adalah jika masalah tindak kejahatan yang amat berat apabila
kejahatan seksual ini ditilik dengan cara dilakukan terhadap mereka yang sudah menikah.
pandang yang sempit, maka hak-hak perempuan Tidak jauh beda dengan Pasal 285
yang ada didalamnya akan terabaikan. Ini berarti KUHP tersebut diatas, yang menempatkan
bahwa penderitaan yang dialami kaum perempuan pada posisi yang tidak mempunyai
perempuan tetap tidak terjangkau oleh hukum hal apapun dalam hubungan seksual dengan
dan tidak terpecahkan secara sosial. suaminya (hak untuk menolak atau berkata
Kekerasan terhadap perempuan tidak). begitu juga yang dijelaskan dalam berita
merupakan wujud ketimpangan historis dari ini, korban RN tidak bisa menolak perlakukan
hubungan-hubungan kekuasaan antara kaum bejad dari supir Taxi Online tersebut saat
laki-laki dan perempuan yang telah menyetubuhi nya dan setelah di setubuhi korban
mengakibatkan dominasi dan diskriminasi RN lalu diturunkan di tengah jalan begitu saja.
terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki Terlihat bahwa image perempuan disini adalah
dan hambatan dalam kemajuan terhadap mereka tidak berdaya dan tidak memiliki kuasa yang
(kaum perempuan). kuat.
Jika ditinjau secara etimologis, istilah Masalah perkosaan yang dialami
“kesusilaan” dalam masyarakat ternyata perempuan merupakan contoh kerendahan posisi
mendapatkan menyempitan arti. Pada umunya perempuan terhadap kepentingan seksualitas
kata “kesusilaan” selalu dihubungkan dengan laki-laki. Citra seksual perempuan yang telah
hal-hal yang berbau seks atau perkelaminan saja. menempati dirinya sebagai onjek seksual laki-
Seperti hal nya “wanita tuna susila”, maka laki ternyata berimplikasi jauh. Dalam

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
82

kehidupan sehari-hari, kaum perempuan harus 4.2.2 Analisis Wacana pada Isi Berita
TribunJateng.Com
senantiasa berhdapan dengan kekerasan,
pemaksaan, dan penyiksaan fisik dan psikis. Strategi wacana yang digunakan pada isi

Oleh karena itulah, media massa selalu memuat berita TribunJateng.Com adalah strategi wacana

isu-isu tentang kekerasan wanita dan menjadikan nominasi, yang menampilkan seluruh kejadian

wanita sebagai objek seksualitas dan pemuas dengan apa adanya berdasarkan kronologis

serta kekuasaan laki-laki. kejadian. Dalam isi berita paragraft pertama


wartawan mengungkap identitas pelaku
4.2 Analisis Wacana Berita
pemerkosaan terhadap mahasiswi, dengan
TribunJateng.Com
4.2.1 Analisis Wacana pada Judul menyebutkan nama jelas pelaku, pekerjaan dan
Bambang Driver Taksi Online
temoat kejadian pelaku memperkosa korban.
Perkosa Mahasiswi di dalam
Mobilnya, Korban Lalu di Turunkan Berikut adalah kutipan berita yang menunjukan
di Jalan
keberpihakan media terhadap korban dengan
Strategi wacana yang digunakan oleh lebih menonjolkan identitas pelaku dalam berita
TribunJateng.Com pada lead wacana beritanya yang disajikan.
ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu “Bambang Eko Setiawan, driver
strategi wacana yang dalam pemberitaannya taksi online di Kota Surabaya setubuhi
mahasiswi di dalam mobilnya di Midle
menampilkan aktor pelaku dan korban apa East Ring Road atau MERR Surabaya.
adanya sesuai dengan fakta. Pada judul berita Warga Perum Graha Regency Sidoarjo
tersebut melakukan kejahatannya pada 4
wartawan menggunakan nama asli pelaku Desember 2019 dan kini divonis majelis
sebagai judul dan menyembunyikan identitas hakim kurungan penjara 7 tahun”
(Permadi 2019).
korban dengan hanya menyebut korban sebagai
Mahasiswi dan tidak dijelaskan asal Dalam berita disini juga
Universitanya. Dari judul di atas yang menjadi TribunJateng.Com juga membiaskan identitas
objek berita adalah Bambang Driver Taxi Online korban namun ingin menunjukan kelemahan dari
yang memperkosa Mahasiswi di dalam mobil, korban atau perempuan dari kronologi yang di
sedangkan mahasiswi di sini hanya sebagai ceritakan dalam berita. Dalam berita korban di
subjek yang identitasnya di sembunyikan oleh gambarkan sebagai subjek yang lemah dan tidak
wartawan. Hal tersebut mengindikasikan memiliki kekuasaan apapun untuk melawan,
keberpihakan redaksi TribunJateng.Com Dan ada suatu anggapan dalam masyarakat
terhadap korban RN yang menjadi korban mengapa perempuan selalu dianggap lemah dan
pemerkosaan Driver Taxi Online di Surabaya. selalu kalah oleh laki-laki. Perempuan selalu
menjadi objek seksualitas oleh laki-laki,
sehingga dalam media massa pun perempuan
dijadikan objek untuk mendongkrak popularitas

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
83

media dengan cara menunjukan kelemahan yang “kala itu korban dipaksa
melayani nafsu pelaku di dalam mobil di
dimiliki oleh wanita.
halaman ruko di daerah MERR
Dalam media perempuan selalu Surabaya. Setelah puas melampiaskan
nafsunya. Eko menurunkan Korban RN
digambarkan sebagai sosok yang lemah, dan
di Jalan Perak Barat”.
menjadi kepuasan seksualitas bagi pria. Karena
Dengan cara pandang media yang
pada kenyataannya dalam masyarakat memiliki
seperti ini, maka persoalan kejahatan seksual
anggapan bahwa perempuan cantik dan memiliki
dapat dilihat sebagai akibat dari relasi sosial,
penampilan yang mudah mengundang hasrat
baik relasi antar lingungan dengan masyarakat
laki-laki bisa menjadi objek seksualitas bagi
maupun antara laki-laki dengan perempuan.
para laki-laki. Oleh karena itu media selalu
Dengan cara pandang seperti ini pula, kekaburan
mengangkat berita-berita yang menjadikan
yang terjadi dalam praktik selama ini yang
wanita sebagai objek kepuasan seksualitas laki-
cenderung melihat kejahatan seksual lebih
laki. Mulai dari kasus pemerkosaan terhadap
sebagi bentuk “keinginan seksual” akan berubah
mahasiswi, pelecehan seksualitas di angkutan
menjadi cara pandang yang melihat kejahatan
umum, eksploitasi perempuan dan lain
seksual sebagai bentuk “dominasi seksual”. Dan
sebagainya. Anggapan yang berkembang dalam
dari perspektif seperti inilah, hukum positif yang
masyarakat mengenai perempuan, telah menjadi
mengatur tentang kejahatan seksual dapat
asumsi media massa yang menganggap memang
dilihat.
betul wanita hanya untuk dijadikan objek
Dari kejadian tersebut tentunya
kepuasan seksualitas bagi laki-laki, oleh karena
perempuan akan memikul akibat dari itu, apalagi
itu media menjadikan isu perempuan untuk
sampai ia mengandung diluar pernikahan. Jelas
mendongkrak popularitas nya.
hal ini menunjukan bahwa betapa rendahnya
Dalam berita ini juga sosok perempuan
penghargaan laki-laki terhadap perempuan,
yang menjadi korban kejahatan seksual di
dengan memperlakukan perempuan hanya
gambarkan sebagai posisi yang lemah. Dalam
sebagai objek pemuas kebutuhan biologis
nilai masyarakat yang ada pun wanita dianggap
belaka.
sebagai orang yang selalu taat kepada suami atau
Dari dua kasus diatas, kita
perempuan tidak bisa melampaui kekutan laki-
berkesimpulan bahwa kaum perempuan ternyata
laki, dari situlah perempuan selalu dianggap
lebih merupakan kelompok yang paling
lemah dan di dunia media massa pun ketika
dirugikan dalam relasi ini. artinya, kemungkinan
perempuan dijadikan subjek atau objek berita
besar bahwa pria merupakan kelompok
pasti digambarkan sebagai posisi yang lemah
pemanfaat atas kelompok perempuan apabila
atau tertindas. Berikut kutipan berita yang
kita kaji persoalan-persoalan lain.
menunjukan posisi lemah seorang perempuan :

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
84

Bentuk kekerasan terhadap perempuan telah hancur berantakan diinjak injak oleh kaum
yang juga dapat dikategorikan sebagai kejahatan pria dan telah hancur oleh tradisi tradisi,
sexsual atau gender based violence adalah fanatisme dan kebangsaan.
kekerasan dalam keluarga atau yang dikenal Seperti yang dijelaskan dalam buku
dengan istilah domestic violence. yang berjudul Membincangkan Feminisme
Seperti juga pelecehan seksual, dalam (Anshori, Kosasih, dan Sarimaya 1997). Di era
hukum positif tidak kita jumpai ketentuan tentag modernsasi dan globalisasi, posisi perempuan
kekerasan dalam keluarga ini. namun pada bukan saja tersubordinasi, tertapi juga makin
realitanya demikian, dalam keseharian sering tertidas dan rentan terhadap proses eksploitasi,
kita jumpai, sering kita dengar, dan sering pula serta kekerasan, baik dalam lingkup publik
kita baca bahwa kejahatan ini sering terjadi, maupun pribadi. Memang, sejarah menunjukan
apakah itu menyangkut wanita, istri, anak, bahwa gerakan perempuan dengan berbagai
pembantu rumah tangga baik yang bekerja bentuk dan variasinya tidak pernah berdiri
dalam negeri maupun luar negeri yang menjadi sendiri. Dia adalah bagian dari konteks
korban kekerasan sexsualitas laki-laki dan masyarakat, yang keberhasilannya bergantung
dijadikan objek pemberitaan oleh media massa. pada kekuatan kekuatan yang ada di masyarakat,
Dari pengalaman tersebut, maka perbuatan itu dan dapat berimbas tidak hanya pada wanita itu
menampakan ciri-ciri antara lain: dilakukan di sendiri, melainkan juga pada masyarakat secara
dalam rumah, di dalam mobil, dibalik pintu keseluruhan.
tertutup, dengan kekerasan atau penyiksaan fisik 4.3 Tinjauan Hukum Atas Masalah
Kekerasan Terhadap Perempuan
atau psikis dilakukan oleh orang yang
mempunyai hubungan dekat dengan korban. Dalam dasar pertimbangan deklarasi

Seperti yang diungkap oleh Huzaemah tersebt, antara lain dikatakan bahwa kekerasan

T.Y, pada zaman sebelum Islam, kaum wanita terhadap perempuan adalah perwujudan

selalu berada di bawah kezaliman kaum pria, ketimpangan historis dari hubungan-hubungan

diperjualbelikan laksana binatang dan barang, kekuasaan antara kaum laki-laki dan

tidak diperbolehkan hak-hak menurut undang- perempuanyang telah mengakibatkan dominasi

undang dan tidak dapat kedudukan dalam dan diskriminasi terhadap kaum perempuan oleh

masyarakat sebagai mana yang sewajarnya kaum laki-laki dan hambatan terhadap kemajuan

diberikan kepada mereka dan seharusnya diakui terhadap kaum perempuan.

oleh masyarakat. Namun, setelah Islam hak Deklarasi ini juga melihat bentuk-

ikhwal kaum wanita menjadi baik dan bentuk kekerasan terhadap perempuan (pasar 2)

menggembirakan. Islam mengangkat martabat yang harus di pahami.

kaum wanita dan memberikan hak-hak yang

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
85

a. Kekerasan secara fisik, seksual, dan https://makassar.tribunnews.com/2019/12/


06/5-fakta-kasus-bambang-eko-setiawan-
psikologis yang terjadi dalam keluarga,
driver-taksi-online-setubuhi-mahasiswi-
termasuk pemukulan, penyalahgunaan asal-malang-di-mobil.
seksual atas perempuan anak-anak
Astuti, Yanti Dwi. 2016. "Media dan Gender
dalam rumah tangga, kekerasan yang (Studi Deskriptif Representasi Strereotipe
Perempuan dalam Iklan di Televisi
berhubungan dengan mas kawin,
Swasta." Profetik Journal Komunikasi 9
pemerkosaan dalam perkawinan, (2). http://ejournal.uin-
suka.ac.id/isoshum/profetik/article/view/12
perusakan alat kelamin perempuan, dan
05
praktik-praktik kekejaman tradisional
Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana Teori,
lain terhadap perempuan, kekerasan
Metode, dan Penerapannya pada Wacana
diluar hubungan suami istri, dan Media. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
kekerasan yang berhubungan dengan
eksploitasi. Bungin, Burhan. 2012. Media dan Politik
b. Kekerasan secara fisik, seksual, dan Menemukan Relasi antara Dimensi
Simbiosis-Mutualisme Media dan
psikologis yang terjadi dalam Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
masyarakat luas, termasuk pemerkosaan,
Luviana. 2015. “Stereotipe Perempuan Dalam
penyalahgunaan seksual, pelecehan, dan
Media.” remotivi.or.id, 2015.
ancaman seksual ditempat kerja, dalam https://www.remotivi.or.id/amatan/28/stere
otipe-perempuan-dalam-media.
lembaga-lembaga pendidikan, dan
sebagainya, perdagangan perempuan Muqoyyidin, Andik Wahyun. 2013.
dan pelacuran paksa. "Wacana Kesetaraan Gender
(Pemikiran Islam Kontemporer
c. Kekerasan secara fisik, seksual, dan Tentang Gerakan Feminisme Islam."
psikologis yang dilakukan atau Jurnal Al-Ulum 13 (2).
dibenarkan oleh negara di mana pun http://journal.iaingorontalo.ac.id/index
.php/au/article/view/198/179.
terjadi.
Permadi, Galih. 2019. "Bambang Driver Taksi
Daftar Pustaka Online Perkosa Mahasiswi di Dalam
Mobilnya, Korban Lalu Diturunkan di
Anshori, Dadang S., Engkos Kosasih, dan Farida
Jalan." TribunJateng.com, Desember 3,
Sarimaya. 1997. Membincangkan
2019.
Feminisme: Refleksi Muslimah Atas Peran
https://jateng.tribunnews.com/2019/12/03/
Sosial Kaum Wanita. Bandung: Pustaka
bambang-driver-taksi-online-perkosa-
Hidayah.
mahasiswi-di-dalam-mobilnya-korban-
lalu-diturunkan-di-jalan?page=1.
Arsyam, Ilham. 2019. “5 Fakta Kasus Bambang
Eko Setiawan Driver Taksi Online
Purbani, Widyastuti. 2009. “Analisis Wacana
Setubuhi Mahasiswi Asal Malang Di
Kritis Dan Analisis Wacana Feminis.”
Mobil.” TribunTimur.Com, Desember 6,
Makalah, Dipaparkan Pada Seminar
2019.

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020
86

Metode Penelitian Berbasis Gender Di


UAD, Yogyakarta 30.

Puspita, Fanny. 2013. "Representasi Stereotipe


Perempuan dalam Film Brave." Journal E-
Komunikasi 1 (2).
http://www.publication.petra.ac.id.

Suyanto.2019. “Sosok Perempuan dalam


Pandangan Bung Karno pada Memoar
Sarinah: Sebuah Analisis Wacana Kritis
Feminis” NUSA: Jurnal Ilmu Bahasa dan
Satra 14 (3).
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/
article/view/26961.

Suryorini, Ariana. 2012. “Menelaah Feminisme


dalam Islam.” Sawwa: Jurnal studi
Gender. 7 (2).
http://www.journal.walisongo.ac.id

[Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi | Volume 11, No. 1, Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai