Anda di halaman 1dari 43

BIDANG AKSES PANGAN

PUSAT KETERSEDIAN DAN KERAWANAN PANGAN


2019

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


ANALISIS AKSES PANGAN
RUMAH TANGGA

PUSAT KETERSEDIAN DAN KERAWANAN PANGAN


2019

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


KERANGKA KERJA AKSES PANGAN

Kondisi Eksternal Ketersediaan dan Akses Pangan Pemanfaatan Pangan


Strategi
Livelihood
Ketersediaan Rumah Tangga
• Ekonomi Makro Pangan
• Pertumbuhan Penduduk
• Situasi Politik Stabilitas
• Pendidikan Ketersediaan dan
• Perdagangan Domestik Akses Pangan
dan Internasional
• Integrasi Pasar
• Kebijakan dan Peraturan
• Sistem Agrologistik
• Sumberdaya Alam
• Manajemen Stok
• Teknologi Akses Pangan Konsumsi Pangan Ketahanan
• Iklim dan Agroekologi Rumah Tangga Pangan Rumah
• Infrastruktur Akses thd Rumah Tangga
Tangga
• Kelembagaan Sosial Pangan
Budaya • Fisik: Produksi
• Ekonomi: Daya beli
• Sosial

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


3
Latar Belakang

Jumlah penduduk rawan pangan sebesar


12,69%, BPS 2016
Instrumen analisis rawan pangan yang tersedia lebih
fokus pada wilayah dan belum menggambarkan
kondisi rumah tangga yang mengalami gangguan akses
pangan
Hasil analisis dapat dijadikan bahan rekomendasi
kebijakan dan intervensi penanganan rawan pangan
secara spesifik.

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Tujuan
Untuk mendapatkan data dan informasi aksesibilitas
pangan tingkat rumah tangga di daerah rentan
terhadap rawan pangan melalui identifikasi rumah
tangga yang mengalami masalah aksesibiltas pangan,

Investigasi penyebab masalah aksesibilitas


pangan rendah di tingkat rumah tangga,

Menyediakan bahan rumusan kebijakan


penanganan akses pangan masyarakat.

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


5
Sasaran

Rumah tangga di desa prioritas 1,2 dan 3


berdasarkan Peta Kerawanan dan
Ketahanan Pangan (FSVA) kabupaten atau
data angka kemiskinan BPS bagi
kabupaten/kota yang belum menyusun
FSVA kabupaten/kota

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


AKSES PANGAN
RUMAH TANGGA

Kemampuan masyarakat, rumah tangga atau individu


untuk memperoleh pangan baik dari produksi sediri,
pembelian, pemberian maupun bantuan untuk
memenuhi kecukupan pangan setiap saat.

Faktor yang mempengaruhi


Aspek Aspek Aspek
Fisik Ekonomi Sosial
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Faktor yang mempengaruhi:
1. Aspek Fisik: Kondisi ketersediaan pangan ditingkat
wilayah, rumah tangga, maupun individu baik sebagai
hasil produksi sendiri/setempat, masukan dari wilayah
lain dan bantuan;
2. Aspek Ekonomi: Menggambarkan kemampuan
masyarakat, rumah tangga, maupun individu secara
finansial untuk memperoleh pangan bagi kebutuhan
rumah tangga, maupun individu;
3. Aspek Sosial : Hubungan formal maupun informal pada
masyarakat yang berperan dalam kemampuan
rumahtangga maupun individu untuk memperoleh
pangan diberbagai situasi baik melalui pinjaman,
pemberian dan bantuan.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
(Food Security and Vulnerability Atlas-FSVA) Tahun 2015

Prioritas 1 : Sangat rentan terhadap


rawan pangan (14 Kab)

Prioritas 2 : Sangat Rentan terhadap


rawan pangan (44 kab)

Prioritas 3: Rentan rawan pangan (52


kab)

Prioritas 4: Rentan rawan pangan (84


Kab)

Prioritas 5: Tahan Pangan (85 kab)

Prioritas 6: Tahan Pangan (119 kab)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Kerangka Pikir
Aspek
Fisik

Aspek
Ekonomi
Aspek
Sosial

IDENTIFIKASI RT
FSVA INVESTIGASI ANALISIS
dg KAP-RT

Desa Data dan


RT dg
Permasalahan rentan informasi Rekomendasi
aksesibilitas
Akses pangan rawan aksesibilitas
pangan
RT pangan pangan rendah
rendah

Angka
Kemiskinan
BPS

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Penentuan Sampel Berdasarkan
FSVA atau Angka Kemiskinan BPS

Identifikasi Rumah Tangga dengan


KAP-RT

Investigasi Faktor Penyebab


Rendahnya Aksesibilitas Pangan

1. Data dan Informasi


2. Penyebab Aksesibilitas Rendah

REKOMENDASI

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


PENENTUAN SAMPEL
1 Pemilihan Kabupaten/Kota
 Berdasarkan FSVA Nasional
 Dipilih Kabupaten prioritas 1, 2, 3 dan dilakukan secara purposive (sengaja)

Pemilihan Kecamatan
2  Jika kabupaten tidak menyusun FSVA Kabupaten
 Dipilih Kecamatan berdasarkan FSVA Provinsi
 Dipilih Kecamatan prioritas 1, 2, 3, dan dilakukan secara purposive (sengaja),
minimal 2 (dua) kecamatan.

Pemilihan Desa/Kelurahan
3  Berdasarkan FSVA Kabupaten
 Dipilih Desa prioritas 1, 2, 3, dan dilakukan secara purposive (sengaja),
minimal 2 (dua) desa.
Pemilihan Rumah Tangga sebagai Responden
4  Dipilih semua rumah tangga di desa terpilih
 Jika jumlah KK dalam satu desa terlalu banyak, bisa dilakukan dengan
menentukan N sampel kabupaten dan desa

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


12
Penentuan Sampel
Provinsi
Bangka
Belitung

Kabupaten Bangka
Selatan
309 responden

Kecamatan A
309 respoden

Desa A Desa B
193 116

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Alternatif Pemilihan Sampel

• Apabila jumlah KK di desa terpilih sangat banyak,


maka dapat dilakukan pengambilan sampel
• Penentuan jumlah sampel minimal pada tiap
kabupaten/kota/desa/kelurahan menggunakan rumus
sebagai berikut:

atau

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
α = derajat kepercayaan
p = proporsi rumah tangga miskin di kabupaten
(sumber: BPS/TNP2K)
q = 1-p (proporsi rumah tangga tidak miskin)
d = derajat error (tingkat kesalahan)
N = jumlah populasi
Z = Konstanta

• Jika ditetapkan α = 95% (d = 5%), maka Z1- α/2 = 1,962


• Jika ditetapkan α = 90% (d = 10%), maka Z1- α/2 = 1,645
• Jika tidak ditemukan nilai p dari penelitian atau literatur lain, maka
dapat dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5.

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Contoh
1. Penentuan Jumlah Sampel Kabupaten
Di Kabupaten Bangka Selatan, proporsi kemiskinan (p) 13,21%.
Ini berarti nilai p = 0,132 dan nilai q = 1 –p. Dengan limit dari
error (d) ditetapkan 0,05, maka jumlah sampel kabupaten yang
dibutuhkan sebesar:

1,9622 . 0,132 . 0,868


n=
0,052
= 176 KK responden

Untuk mengantisipasi respon rate, ditetapkan tambahan


cadangan 10%, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar:
= 176 + (10/100 x 176)
= 195 KK responden (angka minimal)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


2. Penentuan Jumlah Sampel di Desa Terpilih

• Jumlah sampel di setiap desa terpilih dihitung secara


proporsional berdasarkan populasi rumah tangga di desa terpilih
Contoh :
Desa A : Jumlah rumah tangga = 500
Desa B : Jumlah rumah tangga = 300

Jumlah sampel setiap desa/kelurahan dihitung dengan rumus:


Jumlah RT Desa A
Desa A = X n sampel
Jumlah RT Desa A + Jumlah RT Desa B

Desa A = (500/800) x 195 = 122 RT


Desa B = (300/800) x 195 = 73 RT

• Pemilihan rumah tangga sebagai responden dipilih secara acak.

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


2. IDENTIFIKASI RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI GANGGUAN
AKSESIBILITAS PANGAN

menggunakan Kartu Akses Pangan Rumah Tangga (KAP RT) yang berisi
informasi harian konsumsi keluarga minimal satu minggu
Kartu Akses Pangan - Rumah Tangga (KAP_RT)

Nomor
Nama Kepala Rumah Tangga
:
: Pada seluruh KK di desa
Jumlah Anggota Keluarga :
Pekerjaan : terpilih dibagikan KAP-RT,
Rt/Rw :
Desa : selanjutnya pada kolom
Kecamatan
Kabupaten
:
: setiap hari diberi checklist
Provinsi :
(v) sesuai dengan makanan
Jenis Makanan yang dimasak untuk konsumsi Keluarga
1 2
Bulan ……..
3 4 5 6 7
Total yang dikonsumsi seluruh
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Sayur/Buah
anggota pada hari itu
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Tempeh/Tahu/Biji-bijian
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Tempe/Tahu + Sayur/buah
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Daging/Ikan/Telor
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Daging/Ikan/Telor + Sayur/Buah
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu + Tempe/Tahu + Daging/Ikan /Telor + Sayur/Buah Diperoleh RUMAH TANGGA
Keterangan: Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang sesuai dengan jenis makanan yang dikonsumsi keluarga
Makanan dalam porsi kecil tidak dihitung
dengan berbagai tingkat
aksesibilitas pangan
(Baik, Sedang dan Buruk),

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Perhitungan Skor KAP-RT

• Jumlahkan frekuensi jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu


minggu. Maksimal hasil penjumlahan =7
• Kalikan hasil penjumlahan frekuensi per kelompok pangan
dengan skor masing-masing kelompok pangan;
• Jumlahkan hasil penjumlahan frekuensi per kelompok pangan
dengan skor masing-masing kelompok pangan (hasil point 2);
• Hasil penjumlahan tersebut, disesuaikan dengan cut off point
yang sudah ditetapkan.
• Cut Off Point Skor KAP-RT :
≤ 21 = Rendah
22 – 35 = Sedang
36 - 49 = Baik

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


Contoh Perhitungan Skor KAP-RT

Jenis Makanan yang dikonsumsi Frekuensi Skor Total skor


Nasi/Jagung/Ubi/Sagu 3 1 3
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Sayuran/buah 1 2 2
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Tempe/Tahu 1 3 3
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Tempe/Tahu 1 4 4
+Sayuran/Buah
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Daging/Ikan/Telur 1 5 5
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Daging/Ikan/Telur 0 6 0
+sayuran/Buah
Nasi/Jagung/Ubi/Sagu+Tempe/Tahu 0 7 0
+Daging/Ikan/Telur+Sayuran/Buah
Total Pemanfaatan Pangan 7 28 17

Kategori Rendah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


3. INVESTIGASI AKSES PANGAN
• Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
gangguan aksesibilitas pangan tingkat rumah tangga.
• Investigasi dilakukan pada 3 aspek secara lengkap atau pada
salah satu aspek yang memiliki sensitivitas tinggi:
 Pendalaman aspek ketersediaan pangan: meliputi stok pangan di
rumah tangga dan keberadaan warung penyedia bahan pangan
 Pendalaman aspek ekonomi: meliputi sumber panghasilan rumah
tangga, komposisi pengeluaran (pangan dan non pangan) dan
kepemilikan aset.
 Pendalaman aspek sosial: keberadaan kelompok/organisasi yang
diikuti sistem pengumpulan dana sosial di lingkungan, peristiwa
atau kejadian yang menganggu ketahanan pangan keluarga dan
kebiasaan/keyakinan/adat yang mempengaruhi pola konsumsi
keluarga.
 Strategi RT dalam menghadapi permasalahan aksesibilitas pangan

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


4. TINDAK LANJUT INTERVENSI AKSES PANGAN

Replikasi
3 Demapan

Kios Akses
2 Pangan

KRPL
1

Bantuan
Pangan

Spontan Jangka Jangka


Jangka
Pendek Panjang
Menengah

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


22
MONITORING STOK GABAH DAN BERAS DI
PENGGILINGAN

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


23
LATAR BELAKANG

• Gabah/beras merupakan komoditas strategis apabila ketersediaan


dan pasokannya mengalami gangguan serta memberikan dampak
ekonomi (menyumbang inflasi), sosial dan politik di masyarakat

• Stok gabah/beras berperan penting dalam menjaga stabilitas


pasokan cadangan dan harga beras di masyarakat

• Stok pangan masyarakat salah satunya berada di penggilingan padi.


Stok beras di penggilingan berkisar 7-13 persen dari jumlah total
stok pangan masyarakat (BPS, 2015)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


24
TUJUAN

1 Mengetahui jumlah stok gabah dan beras di penggilingan


padi secara periodik (setiap minggu dan setiap bulan)

2 1. Menyediakan bahan perumusan kebijakan


ketersediaan pangan;

Menyajikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat


3 bahwa stok pangan selalu tersedia untuk mendukung
cadangan pangan.

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


25
SASARAN
1

Penggilingan 17
Besar
71 7%
2% Penggilingan
Sedang

912

Penggilingan
Kecil 1.000
91%

Tersebar di 64 Kabupaten 22
Provinsi

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


26
Jumlah Penggilingan di Indonesia
(Survei PIPA BPS, 2012)
Penggilingan 2 ribu
Tidak tercatat
Besar 2,4 ribu golongannya
1%
1%
8,6 ribu
Penggilingan
Sedang
5%
169 ribu

182.198
Penggilingan
Kecil
93%

Keterangan :
1) Penggilingan kapasitas besar  memiliki kapasitas produksi terpasang > 3 ton/jam
2) Penggilingan kapasitas sedang memiliki kapasitas produksi terpasang 1,5 – 3 ton/jam
3) Penggilingan kapasitas kecil  memiliki kapasitas produksi terpasang < 1,5 ton/jam

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


27
KERANGKA DAN POPULASI SAMPEL
Jumlah Penggilingan
182.198 unit

Kapasitas Sedang Kapasitas Kecil Tidak tercatat


Kapasitas Besar
8.628 unit 169.043 unit golongan
2.075 unit
(4,8%) (92,8%) kapasitasnya
(1,2%)
2.452 unit (1,4%)

Populasi
Kapasitas Besar Kapasitas Sedang Kapasitas Kecil
Sampel:
Penggilingan Tetap Tetap Tetap
Tetap 1.953 unit 8.236 unit 150.477 unit
160.666 unit
Sumber : Pendataan Industri Penggilingan Padi (PIPA), BPS, 2012
Keterangan :
1) Penggilingan kapasitas besar  memiliki kapasitas produksi terpasang > 3 ton/jam.
2) Penggilingan kapasitas sedang memiliki kapasitas produksi terpasang 1,5 ton/jam – 3 ton/jam.
3) Penggilingan kapasitas kecil  memiliki kapasitas produksi terpasang < 1,5 ton/jam

Penggilingan keliling tidak dijadikan sampel karena penggilingan kecil umumnya bergerak
di bidang jasa dan tidak memiliki stok

Kementerian Pertanian 28 www.pertanian.go.id


METODOLOGI PENENTUAN SAMPEL
Metode penentuan sampel : Multistage Stratified Sampling
1. Stratifikasi kabupaten/kota, yaitu mengelompokkan seluruh
kabupaten/kota (454 kabupaten/kota) berdasarkan variabel
terkait.
• Variabel yang digunakan dalam pengelompokan kabupaten/kota adalah
variabel produksi padi (2 tahun terakhir), dan jumlah penggilingan per
kapasitas (besar, sedang, kecil) di masing-masing kabupaten/kota.
• Pengelompokan kabupaten/kota dilakukan dengan menggunakan
analisis statistik multivariat cluster K means (software Minitab),
sehingga diperoleh tiga strata kabupaten/kota, yaitu strata 1
(kabupaten/kota yang memiliki potensi stok tinggi), strata 2
(kabupaten/kota yang memiliki potensi stok sedang), dan strata 3
(kabupaten/kota yang memiliki potensi stok rendah). Hasil
pengelompokan 454 kabupaten/kota tersebut menunjukkan bahwa
yang termasuk strata 1 sebanyak 29 kabupaten/kota, strata 2 sebanyak
101 kabupaten/kota, dan strata 3 sebanyak 324 kabupaten/kota.

Kementerian Pertanian 29 www.pertanian.go.id


METODOLOGI PENENTUAN SAMPEL
• Menghitung alokasi jumlah kabupaten/kota sampel di masing-
masing strata kabupaten/kota dengan total alokasi 100
kabupaten/kota yang sudah ditentukan sebelumnya. Jumlah
alokasi kabupaten/kota tersebut diasumsikan sudah dapat
mewakili jumlah sampel nasional (20%).
• Penentuan alokasi jumlah kabupaten/kota di masing-masing strata
dilakukan dengan memperhatikan faktor banyaknya sampel di
setiap strata dan standar deviasi menggunakan rumus n Neyman
• Berdasarkan perhitungan dari alokasi 100 kabupaten/kota sampel,
yang termasuk pada strata 1 sebanyak 16 kabupaten/kota, strata 2
sebanyak 31 kabupaten/kota, dan strata 3 sebanyak 53
kabupaten/kota.
• Penarikan sampel 100 kabupaten/kota di masing-masing
kelompok strata dilakukan secara acak sesuai dengan jumlah yang
dialokasikan di masing-masing strata, sehingga diperoleh lokasi
kabupaten/kota sampel.
Kementerian Pertanian 30 www.pertanian.go.id
Lanjutan Metode Penentuan Sampel…

2. Stratifikasi kapasitas penggilingan, yaitu mengelompokkan


penggilingan berdasarkan kapasitasnya (besar, sedang, kecil) di
masing-masing kabupaten/kota yang terpilih sebagai sampel.
• Menghitung alokasi jumlah penggilingan sampel untuk setiap
kapasitas secara proporsional dengan alokasi total 1000 sampel
penggilingan di 100 kabupaten/kota terpilih
• Berdasarkan perhitungan di atas, maka dari alokasi 1000 sampel
penggilingan terpilih 17 sampel penggilingan besar, 71 sampel
penggilingan sedang, dan 912 sampel penggilingan kecil.

Kementerian Pertanian 31 www.pertanian.go.id


Lanjutan Metode Penentuan Sampel…

• Menentukan secara proporsional sebaran jumlah sampel


penggilingan untuk masing-masing kapasitas penggilingan (besar,
sedang, kecil) di 100 kabupaten/kota terpilih
• Dengan memperhatikan beberapa faktor, maka dari alokasi 100
kabupaten yang ditetapkan, terpilih 64 kabupaten sebagai sampel
penggilingan.
• Menentukan sampel penggilingan, yaitu memilih secara acak
penggilingan yang akan menjadi responden pada masing-masing
kapasitas di setiap strata kabupaten/kota sesuai dengan alokasi

Kementerian Pertanian 32 www.pertanian.go.id


LOKASI MONITORING
No Provinsi Kabupaten/ Besar Sedang Kecil Total
1 Bali 1 Gianyar 1 10 11
2 Aceh 2 Aceh timur 8 8
3 Piddie 1 5 6
3 DI Yogyakarta 4 Sleman 1 10 11
4 Jambi 5 Kerinci 7 7
5 Jawa Barat 6 Bogor 2 20 22
7 Cianjur 18 35 53
8 Garut 1 3 49 53
9 Karawang 1 2 37 40
10 Majalengka 2 1 18 21
11 Subang 5 3 32 40
12 Indramayu 1 3 26 30
6 Jawa Tengah 13 Sukoharjo 1 10 11
14 Banjarnegara 10 10
15 Boyolali 1 10 11
16 Brebes 22 22
17 Cilacap 31 31
18 Grobogan 1 10 11
19 Karanganyar 1 18 19
20 Tegal 10 10

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


33
LOKASI MONITORING
No Provinsi Kabupaten/ Besar Sedang Kecil Total
7 Jawa Timur 21 Pamekasan 10 10
22 Pasuruan 2 10 12
23 Sidoarjo 1 9 10
24 Situbondo 1 9 10
25 Kediri 10 10
26 Trenggalek 7 7
27 Tuban 1 10 11
28 Ngawi 3 35 38
8 Kalimantan Barat 29 Kubu Raya 1 8 9
30 Sambas 19 19
31 Landak 12 12
9 Kalimantan Selatan 32 Hulu Sungai Selatan 10 10
33 Kota Baru 11 11
10 Kalimantan Tengah 34 Kapuas 11 11
11 Kalimantan Timur 35 Penajam Paser Utara 1 8 9
12 Lampung 36 Lampung Tengah 1 28 29
37 Lampung Utara 10 10
38 Tanggamus 10 10
39 Tulang Bawang 10 10
13 Nusa Tengara Barat 40 Lombok Barat 10 10
14 Riau 41 Kuantan Sengingi 4 4
15 Sulawesi Barat 42 Mamuju 7 7

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


34
LOKASI MONITORING
No Provinsi Kabupaten/ Besar Sedang Kecil Total
16 Sulawesi Selatan 43 Bone 1 2 36 39
44 Gowa 4 29 33
45 Luwu 1 11 12
46 Luwu Timur 1 9 10
47 Soppeng 9 9
48 Maros 1 10 11
49 Bantaeng 4 3 5 12
17 Sulawesi Tengah 50 Parigi Moutong 9 9
18 Sulawesi Tenggara 51 Konawe 1 10 11
19 Sulawesi Utara 52 Bolaang Mongondow 11 11
20 Sumatera Barat 53 Agam 1 8 9
54 Tanah Datar 9 9
21 Sumatera Selatan 55 Banyuasin 1 3 37 41
56 Lahat 1 9 10
57 Muara Enim 1 9 10
58 Musi Rawas 12 12
59 Ogan Ilir 1 9 10
60 Ogan Komering Ilir 1 17 18
22 Sumatera Utara 61 Serdang Bedagai 5 5
62 Deli Serdang 1 4 5
63 Simalungun 10 10
64 Toba Samosir 8 8
Total 17 71 912 1000

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


35
PENGUMPULAN DATA

1. Data dan Informasi


a. Data dan informasi umum (kuesioner Form 1) dikumpulkan pada
awal pengumpulan data
Form 1.
KUESIONER PROFIL PENGGILINGAN
MONITORING STOK GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN
TAHUN 2018

PROVINSI : .....................................
KABUPATEN : .....................................

1. Nama Penggilingan :.....................................................................


2. Nama Pemilik/Pengelola :………...………………………………………
3. Alamat Lengkap :……….. ……………………………………….
…………………………………………………
Titik Koordinat : ………….., ………………(foto dengan open camera)
4. No Telepon/HP :………..………………………………
5. Kapasitas Mesin Terpasang :……….............................Kg/Jam
6. Jam Operasional Per Hari :…………......................... Jam
7. Rata-rata Rendemen : ........................................%
8. Jumlah Tenaga Kerja : …………………………. orang

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


b. Data dan informasi stok mingguan (kuesioner Form 2)
Form 2.
KUESIONER MINGGUAN
MONITORING STOK GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN
TAHUN 2018

PROVINSI :.....................................
KABUPATEN :.....................................
BULAN :....................................
MINGGU KE- / TANGGAL : I, II, III, IV, V /.Selasa,Tgl..........

Gabah Kering Gabah Kering Giling Beras Premium Gabah dibeli


Beras Medium Beras dijual ke f)
Kumulatif Panen (GKP) (GKG) dari e)
Nama Volume Stok Rata-Rata Stok Rata-Rata Stok Rata-Rata Stok Rata-Rata Asal Kab % Kab /Kota/ %
No. Penggilinga Gabah yang (Kg) b) Harga Beli (Kg) b) Harga Beli (Kg) b) Harga Jual (Kg) b) Harga Jual /Kota/ Prov Prov Tujuan
n Digiling (Kg) (Rp/Kg) c) (Rp/Kg) c) (Rp/Kg) c) (Rp/Kg) c)
a)

dst

Tanggal...................2019

TTD
(Nama koordinator)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


PENGUMPULAN DATA
1. Data dan Informasi yang Dikumpulkan:
• Kumulatif volume gabah yang digiling (satu minggu lalu, mulai hari
Selasa minggu lalu sampai dengan hari Senin minggu ini)
• Stok gabah/beras di penggilingan, yaitu jumlah gabah/beras yang
dimiliki/dikuasai oleh penggilingan tersebut dalam satu hari (Selasa
setiap minggu) dan tidak termasuk stok milik petani ataupun pedagang
yang berada di penggilingan
• Rata-rata harga beli gabah (GKP dan GKG) di penggilingan (satu
minggu lalu)
• Rata-rata harga jual beras di pdnggilingan (satu minggu lalu)
• Daerah asal gabah dibeli
• Daerah tujuan beras dijual

Kementerian Pertanian 38 www.pertanian.go.id


PENGUMPULAN DATA

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data


• Pengumpulan data dilaksanakan di 1000 penggilingan, yang
terdiri dari 17 penggilingan kapasitas besar, 71 penggilingan
kapasitas sedang dan 912 penggilingan kapasitas kecil, yang
tersebar di 64 kabupaten/kota pada 22 provinsi;
• Data dikumpulkan oleh enumerator sesuai dengan form
kuesioner;
• Waktu pengumpulan data dan informasi dilakukan di
penggilingan yang sama setiap hari Selasa (panel)

Kementerian Pertanian 39 www.pertanian.go.id


PENGUMPULAN DATA
3. Alur Pengumpulan, Pelaporan, dan Koordinasi
Menteri Pertanian

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian


(Bidang Akses Pangan)

Dinas Yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi


(Koordinator)

Dinas Yang Menangani Ketahanan Pangan Kabupaten


(Enumerator

Penggilingan Besar Penggilingan Sedang Penggilingan Kecil

PB1 PB2 PB3 PS1 PS2 PS3 PS1 PS2 PS3

Keterangan
= Koordinasi
= Pengumpulan Data dan Pelaporan

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


40
PENGOLAHAN DATA
Tahapan Untuk Memperkirakan Besaran Stok Gabah dan Beras
Pengolahan Nasional di Penggilingsn.

Menghitung konversi stok Menghitung perkiraan


gabah kering panen (GKP) stok beras nasional
ke stok gabah kering giling
dengan cara
(GKG) di setiap
penggilingan dengan menjumlahkan stok
mengalikan GKP dengan setara beras pada
86,02%. seluruh kapasitas
Menghitung rata-rata penggilingan,
stok gabah dan beras
per penggilingan pada
1 masing-masing
kapasitas
3

2 41

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


KOMPONEN ANGGARAN DEKONSENTRASI PROVINSI
1. Belanja Bahan (ATK dan Rapat Koordinasi)
2. Honor Output Kegiatan
• Honor koordinator Provinsi untuk 12 bulan
• Honot enumerator penggilingan kabupaten untuk 12 bulan
3. Belanja barang dan non operasional lainnya
• Operasional Utility/pulsa koordinator provinsi untuk 12 bulan @
Rp.50.000/bulan
• Operasional Utility/pulsa enumerator kabupaten untuk 12 bulan @
Rp.50.000/bulan
3. Belanja perjalanan
• Perjalanan monitoring koordinator provinsi ke kabupaten 2 OP
• Perjalanan enumerator ke provinsi @1 OP untuk enumerator penggilingan
dan pedagang
• Perjalanan koordinator provinsi ke pusat 1 OP (Bimtek)
• Perjalanan enumerator kabupaten ke pusat @ 2 OP (Bimtek dan Evaluasi)
• Perjalanan monitoring enumerator (Penggilingan dan Pedagang)
kabupaten ke lapangan @ 3 OP
3. Perbanyakan laporan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
TERIMA KASIH

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


43

Anda mungkin juga menyukai