Anda di halaman 1dari 25

Penyusunan

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan


(Food Security and Vurnerability Atlas-FSVA)
Kabupaten
Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Badan Ketahanan Pangan
2014
2
I. PENDAHULUAN
Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan
bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan dan minuman (No. 7/1996 tentang Pangan).

SUMBER ENERGI DAN VITAMIN/MINERAL
untuk memenuhi kehidupan yang sehat, aktif dan
cerdas
PANGAN
Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah
maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau

1. Ketersediaan pangan:
Sejumlah kebutuhan
pangan yang tersedia
secara fisik di rumah
tangga, baik yang
berasal dari produksi
sendiri, membeli di
pasar maupun
bantuan pangan.
2. Aksesibiltas pangan:
Kemampuan rumah
tangga dalam
memperoleh
sejumlah pangan yang
dibutuhkan
3.Pemanfaatan/Konsumsi
(biologis) pangan:
(a) Pemanfaatan pangan
oleh rumah tangga
(b)Kemampuan individual
dalam menyerap nutrisi
KETAHANAN PANGAN
Kondisi kerawanan pangan yang akut akan menyebabkan
kelaparan: yaitu kondisi dimana individu tidak mampu
memenuhi 70 % kebutuhan pangan dan gizinya berturut-turut
selama dua bulan, dan diikuti dengan penurunan berat badan.
1. Apabila rumah tangga/anggota rumah tangga mengalami
kurang gizi sebagai akibat tidak cukupnya ketersediaan
pangan (physical unavailability of food), dan/atau ketidak
mampuan rumah tangga dalam mengakses pangan yang
cukup (lack of social and economic access to adequate food).
2. Apabila konsumsi makanannya (food intake) berada dibawah
jumlah kalori minimum yang dibutuhkan.
KERAWANAN PANGAN
6
Berada pada kondisi berisiko menjadi rawan pangan kronis
maupun transien pada waktu yang akan datang, meskipun pada
saat ini masih tergolong tahan pangan
KERENTANAN PANGAN
Mewujudkan ketahanan pangan tidak hanya diartikan:
(1)
mencapai tingkat ketahanan pangan (kuantitas dan kualitas
konsumsi tertentu) saja, tetapi juga untuk
(2)
memperkecil
resiko terjadinya kerawanan pangan
Pangan merupakan
kebutuhan dasar
manusia (HAM),
Pemerintah wajib
menyediakan
pangan yang layak.
Deklarasi Roma
Tahun 1996 pada
KTT Pangan Dunia
Deklarasi
Millenium (MDGs)
Tahun 2000
Penurunan jumlah
penduduk lapar
hingga setengahnya
pada Tahun 2015
Hak setiap orang atas
standar kehidupan
yang layak baginya &
keluarganya atas
pangan
Setiap orang harus
bebas dari kelaparan
International
Convenant on
Economic, Social
and Cultural Rights
(ICOSOC)
KOMITMEN INTERNASIONAL
MENGURANGI KEMISKINAN DAN RAWAN PANGAN
DIRATIFIKASI DENGAN
UU No. 11/2005
MENYEPAKATI
KESEPAKATAN BERSAMA
BUPATI/WALIKOTA SELAKU KETUA
DKP KABUPATEN/KOTA PADA
SIDANG REGIONAL DKP
KESEPAKATAN BERSAMA
GUBERNURI/KETUA DKP PROVINSI
PADA KONFERENSI DKP DI JAKARTA
DALAM KOORDINASI DEWAN KETAHANAN PANGAN
PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
KOMITMEN NASIONAL
MENGURANGI KEMISKINAN DAN RAWAN PANGAN
Mempercepat penurunan angka kemiskinan, kerawanan
pangan dan kurang gizi sekurang-kurangnya 1 % per
tahun di masing-masing wilayah melalui pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin.
.. Diperlukan sistem monitoring ketahanan pangan
wilayah sebagai sarana bagi Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam hal
penentuan sasaran/target dan memberikan
rekomendasi untuk intervensi kerawanan pangan
dan gizi sampai dengan tingkat desa ..

Sistem Monitoring Ketahanan Pangan
10
SKPG

KANTONG-KANTONG
DAERAH KERENTANAN
PANGAN
INVESTIGASI
MASYARAKAT
RUMAHTANGGA
RAWAN PANGAN
FSVA
FSNMS
(SKPG PLUS)
INTERVENSI
PDRP
FSVA disusun pada tingkat wilayah dengan
menggunakan indikator yang sifatnya statis
dan perubahannya jangka panjang periode
pengambilan data setiap 2-3 tahun.

Untuk memperkuat analisis ini,
diperlukan sistem pemantauan dalam
mengantisipasi kejadian kerawanan pangan
secara berjenjang dan dilakukan secara
periodik (bulanan & tahunan) dan terus
menerus SKPG .

FSVA dan SKPG didapatkan informasi
tentang kerawanan pangan tingkat wilayah.

Untuk menganalisis rumahtangga
yang rawan pangan dilakukan investigasi
di tingkat rumahtangga, SKPG Plus.

Untuk menanggulangi terjadinya kerawanan
pangan di tingkat rumah tangga, diberikan
penyaluran dana bansos, PDRP
11
Tujuan
Visualisasi geografis dari hasil analisa data/indikator
kerentanan terhadap kerawanan pangan:
Dimana daerah yang rentan terhadap kerawanan
pangan?
Mengapa daerah tersebut rentan terhadap kerawanan
pangan?
Berapa jumlah penduduk yang rentan terhadap
kerawanan pangan

menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam
perencanaan program, penentuan sasaran serta intervensi
kerawanan pangan dan gizi
12
II. PENYUSUNAN PETA KETAHANAN DAN
KERANTANAN PANGAN (FSVA)
KABUPATEN
2009 2010 2011 2012 2013
FSVA Nasional
( kab)
FSVA Provinsi
(Kec)
(14 Provinsi)
FSVA Provinsi
( Kec)
(18 Provinsi)
FSVA Kabupaten
Desa,
(100 kab 22
Provinsi)
*)
FSVA
Nasional
( Kab)
updating FIA
(Food
Insecurity
Atlas) Tahun
2005

Aceh, Jambi,
SumSel,
Bengkulu,
Lampung,
NTB, NTT,
KalBar,
KalTeng,
KalSel,
SulTeng,
SulTra,
Gorontalo,
dan Maluku
SumUt,
SumBar, KepRi,
Riau, BaBel,
Banten, JaBar,
JaTeng, DIY,
JaTim, Bali,
KalTim, SulBar,
SulSel, SulUt,
MalUt, PaBar,
dan Papua
Aceh, SumUt,
SumBar, KepRi,
Riau, Jambi,
Bengkulu,
Banten, JaTim,
NTB, NTT,
KalBar, KalTeng,
KalSel, KalTim,
SulBar, SulTeng,
Sul Tra, Maluku,
MalUt, PaBar,
dan Papua
updating
FSVA
Nasional
Tahun 2009
*) Prioritas 1, 2 dan 3 pada FSVA Nasional 2009
14
Perbedaan FIA/FSVA Nasional, FSVA Provinsi &
FSVA Kabupaten:

Tingkat Analisis:
FSVA Nasional tingkat kabupaten
FSVA Provinsi tingkat kecamatan
FSVA Kabupaten tingkat desa
15
Clustering/ Pengelompokan:
FSVA Nasional, kabupaten dikelompokan dalam
semua provinsi (dibandingkan dengan semua
kabupaten seluruh Indonesia)
FSVA provinsi, kecamatan dikelompokan dalam
provinsi masing-masing tidak dibandingkan dengan
provinsi lainnya.
FSVA kabupaten, desa dikelompokan dalam
kabupaten masing-masing tidak dibandingkan dengan
kabupaten lainnya.

pengelompokan prioritas menunjukkan situasi komparatif
antar suatu wilayah (kabupaten, kecamatan, desa)
16
Indikator FSVA Kabupaten

Kerentanan pangan tingkat nasional,
provinsi, kabupaten, dan desa memiliki
karakteristik masing-masing
Tidak semua indikator nasional dan
provinsi dapat langsung digunakan
untuk memetakan sampai tingkat desa
Pemilihan indikator juga sangat
tergantung pada ketersediaan data di
tingkat desa



Pemilihan Indikator:
Pengumpulan indikator dan ketersediaan
data
Pemilihan indikator


Sumber data:
Memanfaatkan langsung data yang ada
(PODES 2011, SP 2010, PPLS 2011)
Memanfaatkan data yang ada dengan
pengolahan (SAE)
Melakukan survey
Indikator FSVA Kabupaten
I. Ketersediaan
Pangan
1. Jumlah toko/warung kelontong (eceran)
II. Akses terhadap
Pangan
2. Presentase Penduduk Miskin
3. Akses Penghubung yang Memadai
4. Persentase Penduduk Tanpa Akses Listrik
III. Pemanfaatan
Pangan
(Konsumsi pangan,
kesehatan & gizi)
5. Jumlah Penderita Gizi Buruk
6. Jumlah kematian balita dan ibu
melahirkan
7. Jumlah Sarana/Fasilitas Kesehatan
19
Tahapan pembuatan FSVA Kabupaten
1. Pertemuan teknis untuk mereview ketersediaan data
2. Pembentukan Tim Teknis dan Tim Pengarah FSVA
3. Pelatihan FSVA (Metodologi, pengumpulan data, analisis
data)
4. Pengumpulan data untuk tingkat desa
5. Workshop untuk mereview data yang telah tersedia
6. Analisa data dan pembuatan peta
7. Workshop validasi hasil awal untuk mereview data/tabel
dan peta yang dihasilkan
8. Penyelesaian Laporan FSVA
9. Pencetakan dan Launching FSVA
20
No Jenis Data Cakupan Data Sumber Data
1. Jumlah Penduduk Desa - SP 2010 (BPS)
- PODES 2011
(BPS)
2. Jumlah toko/warung kelontong (eceran)
untuk menjual barang keperluan sehari-hari
Desa

- PODES 2011 (BPS)

3. % Penduduk hidup di bawah garis
kemiskinan

Desa - PPLS 2011 (BPS)
4. Jalan utama tidak bisa dilalui kendaraan Desa - PODES 2011
(BPS)

5. % Penduduk tanpa akses terhadap listrik Desa - PODES 2011
(BPS)

Data dan Sumber Data FSVA Kabupaten
No Jenis Data Cakupan Data Sumber Data
6. Jumlah Sarana/Fasilitas Kesehatan Desa - PODES 2011
(BPS)

7. % Penderita gizi buruk Desa - PODES 2011
(BPS)

8. Jumlah kematian balita dan ibu
melahirkan
Desa - PODES 2011
(BPS)

Data dan Sumber Data FSVA Kabupaten (lanjutan)
22
III. PENUTUP
23
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) 2009
No Provinsi Kab No Provinsi Kab
1 Aceh 6 kab 12 Maluku Utara 1 kab
2 Banten 1 kab 13 NTB 5 kab
3 Bengkulu 1 kab 14 NTT 13 kab
4 Jambi 1 kab 15 Papua 16 kab
5 Jawa Timur 5 kab 16 Papua Barat 8 kab
6 Kalimantan Barat 10 kab 17 Riau 1 kab
7 Kalimantan Selatan 3 kab 18 Sulawesi Barat 1 kab
8 Kalimantan Tengah 6 kab 19 Sulawesi Tengah 6 kab
9 Kalimantan Timur 2 kab 20 Sulawesi Tenggara 3 kab
10 Kep. Riau 1 kab 21 Sumatera Barat 1 kab
11 Maluku 6 kab 22 Sumatera Utara 3 kab
Lokasi 100 kabupaten paling rentan terhadap
kerawanan pangan (FSVA 2009)
25
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai