1. Pendahuluan
2. Indikator/Goal
4. Sumber Data
Karena peta kerawanan pangan ini merupakan produk yang pertama kali
dibuat, maka untuk menghasilkan peta rawan pangan tersebut harus
ditempuh beberapa tahapan. Pada tahap awal ditentukan variabel,
dilanjutkan dengan seleksi variabel untuk menghasilkan indikator-indikator
yang berpengaruh terhadap kerawanan pangan kronis dan sementara.
Tahapan berikutnya adalah menentukan batasan score untuk penetapan
gradasi warna dan prioritas, yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
peta.
Pada tahun 2002 dilaksanakan uji coba pada dua propinsi di Jawa Timur
dan Nusa Tenggara Barat dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan peta
kerawanan pangan yang diikuti oleh 30 propinsi, dan selanjutnya
dilaksanakan workshop FIA guna menyatukan persepsi/pemahaman bagi
aparat pelaksana di propinsi sampai di tingkat kabupaten pada bulan
September tahun 2005, yang sekaligus merupakan peluncuran FIA di
Indonesia.
Setelah hasil FIA nasional selesai dibuat, upaya selanjutnya yang sangat
penting adalah mengadvokasinya pada pimpinan daerah agar memiliki
respon terhadap hasil tersebut. Dalam kriteria �merah tua� yang artinya
kabupaten bersangkutan mempunyai kecenderungan sangat rawan pangan,
harus dipahami bahwa belum tentu semua kecamatan atau desa yang ada
di kabupaten tersebut mempunyai status sangat rawan pangan, bahkan
mungkin sekali ada kecamatan-kecamatan di dalam kabupaten tersebut
yang �sangat tahan pangan�. Oleh sebab itu, pimpinan daerah perlu
mengupayakan penyusunan peta kabupaten yang dirinci lagi per kecamatan
ataupun per desa untuk memperoleh gambaran daerah-daerah mana saja
yang mempunyai kecenderungan sebagai prioritas �sangat rawan pangan�
tersebut.
Status �sangat tahan pangan� pada kabupaten terpilih juga harus diartikan
bahwa belum tentu semua kecamatan atau desa di kabupaten tersebut
sudah �sangat tahan pangan�, karena dapat saja dijumpai desa-desa pada
kabupaten tersebut yang mungkin masuk katagori �sangat rawan pangan�.
Rawan pangan 2 30
Tahan pangan 5 50
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa 100 kabupaten masuk dalam prioritas
1, 2 dan 3, yang merupakan kabupaten dengan status merah, artinya
pimpinan daerah dalam program kerjanya sudah harus mulai melihat dan
mengidentifikasi desa-desa yang masuk dalam katagori sangat rawan
pangan untuk dimasukkan dalam program �penghijauan�, artinya diberi
bantuan pembinaan, dan pemberdayaan agar supaya menjadi lebih baik.
No.
Rangking
Kabupaten
Propinsi
Keterangan
234
Polewali
Mamasa
Sulawesi
Selatan
Prioritas 2
213
Selayar
Sulawesi
Selatan
Prioritas 2
206
Jeneponto
Sulawesi
Selatan
Prioritas 2
197
Majene
Sulawesi
Selatan
Prioritas 3
Propinsi
No.
Kabupaten
Prio-
ritas
Pe-
ringkat
Sulawesi Selatan
Soppeng
Sulawesi Selatan
Enrekang
32
Sulawesi Selatan
Sidenreng Rappang
37
Sulawesi Selatan
Pinrang
42
Sulawesi Selatan
5
Wajo
55
Sulawesi Selatan
Bantaeng
56
Sulawesi Selatan
Luwu
65
Sulawesi Selatan
Goa
66
Sulawesi Selatan
Bulukumba
81
Sulawesi Selatan
10
Tana Toraja
85
Sulawesi Selatan
11
Luwu Utara
107
Sulawesi Selatan
12
Maros
108
Sulawesi Selatan
13
Takalar
115
Sulawesi Selatan
14
Barru
128
Sulawesi Selatan
15
Bone
129
Sulawesi Selatan
16
Sinjai
136
Sulawesi Selatan
17
Mamuju
138
Sulawesi Selatan
18
Pangkajene Kepulauan
147
Sulawesi Selatan
19
Majene
197
Sulawesi Selatan
20
Jeneponto
206
Sulawesi Selatan
21
Selayar
213
Sulawesi Selatan
22
Polewali Mamasa
234
Prioritas 6: Sangat tahan pangan/warna hijau tua