Anda di halaman 1dari 51

SURVEILANS

GIZI MASYARAKAT
Sugeng Wiyono, SKM.,M.Kes

26/02/2019 SW/SURVEILANS 1
Pengertian..
Ada 19 Definisi Surveilans
Surveilan Gizi Masyarakat

26/02/2019 SW/SURVEILANS 2
Visi Surveilans Gizi Berbasis Masyarakat
>Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat
Misi
>Membuat Rakyat Sehat.
Strategi :
1). Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat,
2). Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas,
3). Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan
informasi kesehatan,

26/02/2019 SW/SURVEILANS 3
Surveilans gizi (nutrition surveillance)
diperkenalkan pertama kali pada
Kongres Pangan Sedunia 1974 di
Roma yang diteruskan dengan
pertemuan gabungan para pakar
FAO/UNICEF/FAO, salah satu hasilnya
adalah metodologi surveilans gizi telah
dipublikasi pada 1976.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 4
 Surveilans gizi
> kegiatan pengamatan secara teratur dan terus-
menerus terhadap status gizi masyarakat sebagai
dasar untuk membuat keputusan dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat”.

Esensi tujuan surveilans gizi adalah:


1. Perencanaan jangka panjang dalam bidang pangan
dan gizi,
2. Pengelolaan dan evaluasi program gizi,
3. Peringatan dini atau “early warning” sebagai dasar
untuk melakukan tindakan segera upaya
pencegahan terhadap memburuknya konsumsi
makanan penduduk
26/02/2019 SW/SURVEILANS 5
Surveilans gizi (A.B Jahari,2012)
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1974
dalam “World Food Conference”. Kegiatan
surveilans meliputi:
1. Pengumpulan,
2. Pengolahan dan
3. Desiminasi informasi hasil pengolahan data
secara cepat, akurat, teratur dan
berkelanjutan khususnya indikator yang
terkait dengan kinerja pembinaan gizi
masyarakat.
26/02/2019 SW/SURVEILANS 6
Tujuan surveilans gizi adalah:
1.Dalam jangka panjang untuk keperluan
pengembangan perencanan program
kesehatan;
2. Untuk pengelolaan dan evaluasi program
kesehatan ,
3. Untuk saat ini sebagai peringatan tepat
untuk mencegah kekurangan konsumsi
pangan.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 7
Tujuan lain dari surveilans gizi adalah:
1). Untuk memberikan informasi yang berguna bagi
perencanaan dan perumusan kebijakan program,
2). Untuk memantau kondisi masyarakat,
3). Untuk meng identifikasi wilayah yang berisiko
tinggi/sebagai alat “Early Warning Sistem”,
4). Untuk mengidentifikasi perubahan keadaan gizi
dari waktu ke waktu,
5). Untuk memonitor dampak intervensi,
6). Untuk meningkatkan kapasitas/“capacitybuilding”
dalam pemantauan status gizi masyarakat,
7). Untuk memfasilitasi pemanfaatan informasi
bersama sektor terkait lainnya
26/02/2019 SW/SURVEILANS 8
G
E
N
ET
IK
A

YANKES SEHAT
ge PERILAKU

LINGKU
NGAN

H.L BLOOM
Dampak

Penyebab
Lapngsung

Penyebab
Tidak Langsung

Pokok Masalah

Akar Masalah

Unicef,
26-Feb-19 1998 sugeng_gizi@yahoo.com 10
Dampak Status
Gizi

Penyebab
Asupan Infeksi
Lapngsung

Penyebab Persediaan Pola


Tidak Langsung BM Asuh Sanitasi

Pokok Masalah
Kemiskinan, Pengetahuan(-),Ketrampilan (-)

Akar Masalah
Krisis Ekonomi

Unicef,
26-Feb-19 1998 sugeng_gizi@yahoo.com 11
Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi


penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya
intervensi spesifik dan intervensi sensitif 12
Gb. Sungai Abas
26/02/2019 SW/SURVEILANS 13
Alur Gizi Kurang/Buruk

A.B Jahari, (2015),


-> pada tingkat hulu pada bagian atas yaitu kegagalan
dan krisis sosial ekonomi dan politik merupakan
indikator yang sangat dini.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 14
 Indikator yang cukup dini :
berkurangnya ketersediaan pangan di masyarakat
yang disebabkan menurunnya pendapatan.
 Sedangkan sebagai indikator kurang dini
 terjadi berkurangnya ketersediaan pangan di tingkat
rumah tangga dan dayabeli yang juga menurun.
 Akhirnya pada tingkat hilir/bagian bawah, bahwa
kurangnya asupan zat gizi dan infeksi merupakan dua
faktor sebagai penyebab langsung terjadinya kurang
gizi yang menyebabkam status gizi masyarakat
memburuk.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 15
 Penanganan masalah sangat dini, cukup
dini dan kurang dini termasuk
penanganan yang bersifat pencegahan
atau preventif,
 Penanganan yang dilakukan setelah anak
menderira gizi kurang bersifat kuratif

26/02/2019 SW/SURVEILANS 16
Sedangkan secara khusus bertujuan untuk :
a). Menyediakan informasi secara berkala dan
berkesinambungan mengenai besar masalah
gizi dan perkembangan di masyarakat
khususnya pada golongan rawan gizi.
b). Memantau dan menilai efektivitas program
gizi,
c). Menyediakan informasi yang dapat digunakan
untuk analisis penyebab masalah gizi dan
determinan sehingga dapat tetapkan upaya
preventif,

26/02/2019 SW/SURVEILANS 17
d. Menyediakan informasi sebagai dasar
penentuan prioritas sumber daya bagi
pemenuhan kebutuhan penanggulangan
masalah gizi baik dalam keadaan normal
maupun darurat,
e). Menyediakan informasi trend masalah gizi
masyarakat untuk membantu merumuskan
kebijakan upaya peneghan sesuai dengan
potensi dan sumber daya yang tersedia

26/02/2019 SW/SURVEILANS 18
Tujuan Surveilans gizi (2015)
 Membantu pengelolaan program pangan
dan gizi di tingkat kabupaten dan kota
melalui penyediaan informasi yang cepat
dan akurat untuk digunakan dala penentuan
kebijakan dan perencanaan serta
pelaksanaan kegiatan.
 Menyediakan informasi secara berkala dan
berkesinambungan serta faktor determinan
sebagai dasar untuk merumuskan
kebijakan, bahan perencanaan dan
pengelolaan program
26/02/2019 SW/SURVEILANS 19
Surveilans Tk. Kabupaten/Kota

26/02/2019 SW/SURVEILANS 20
Prinsip–prinsip dasar Pelaksanaan Surveilans Gizi
Tingkat Kabupaten/Kota 2010 :
a). Tersedia data yang akurat dan tepat waktu,
b). Tersedia perangkat untuk proses analisis data,
c). Tersedianya informasi yang sistematis dan terus
menerus,
d). Ada proses penyebarluasan informasi, umpan balik
dan pelaporan,
e). Terdapat tindak lanjut sebagai respon terhadap
perkembangan indikator.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 21
Tujuan umum Surveilans Gizi Tingkat Kabupaten/Kota
>Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi di tingkat
kabuaten/kota.
Sedangkan tujuan khusus meliputi :
a). Tersedianya informasi indikator kegiatan pembinaan
gizi masyarakat,
b). Terlaksananya pelacakan kasus balita gizi buruk,
c). Desiminasi infromasi hasil kegiatan pembinaan gizi
masyarakat,
d). Melaksanakan umpan balik hasil kegiatan pembinaan
gizi masyarakat di ,
e). Adanya tindak lanjut sebagai respon terhadap hasil
kegiatan pembinan gizi masyarakat,
f). Terlaksananya penyampaian laporan indikator hasil
kegiatan pembinaan gizi masyarakat ke Dinas
Kesehatan Propinsi dan
26/02/2019 Direktorat Gizi Masyarakat. 22
SW/SURVEILANS
Ruang lingkup Surveilans Gizi Tingkat
Kabupaten/Kota antara lain :
a) Pemantauan kasus gizi buruk pada anak
balita,
b) Pemantauan pertumbuhan balita,
c) Pemantauan pemberian ASI Eksklusif ada
bayi 0-6 bulan,
d) Pemantauan konsumsi garam beriodium,
e) Pemantauan pemberian kapsul vitamin A pada
balita,
f) Pemantauan pemberian tabet besi 90 butir
padaa ibu hamil.
26/02/2019 SW/SURVEILANS 23
Langkah Surveilans Gizi Tingkat Kabupaten/Kota
> Pengumpulan, Analsisis dan Penyajian data.
Serangkaian langkah dalam kegiatan surveilans
gizi diawali dari :
a). Perencanaan,
b). Pengembangan instrumen,
c). Pengumpulan data,
d). Pengolahan data,
e). Analisis data dan
f). Desiminasi atau penyeberluasan informasi
serta
g). Tindak lanjut

26/02/2019 SW/SURVEILANS 24
Pengumpulan Data
-Sortir
PERENCANAAN Pengemb, Instrumen -Cleaning
-Editing
-Koding

ANALISIS
-Univariat
Pengolahan Data
-Bivariat
-Multivariat

Desiminasi Tindak Lanjut

2/26/2019 sugeng_gizi@yahoo.com 25
Surveilans gizi harus mengumpulkan dan
menganalisa indikator berbasis program dari
populasi.
Syarat suatu data atau variabel dapat dijadikan
indikator (Kemenkes, 2013) adalah:.
1. Mudah diukur baik secara kuantitatif, maupun
kualitatif.
2. Dapat menggambarkan masalah dengan jelas.
3. Akurat dan relevan dengan masalah yang ingin
diukur.
4. Bersifat sensitif sehingga dapat memberikan
indikasi terjadinya perubahan setiap saat.
5. Tepat waktu sesuai dengan tujuan pengamatan.
26/02/2019 SW/SURVEILANS 26
Indikator
Pengertian
indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk
tentang suatu keadaan, baik pada individu maupun
masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan surveilans
gizi (Kemenkes,2013)
Syarat indikator SMART:
Spesific/mengidentifikasi masalah yang dimaksud,
Measurable/dapat diukur atau diamati,
Achievable/memperhitungkan pembiayaan,
Relevant/sesuai dengan masalah yang diamati
Time bound/dapat memberikan indikasi secara tepat
waktu.
26/02/2019 SW/SURVEILANS 27
Data di Tingkat Kaupaten/Kota
No Variabel/Data Sumber Data Instrumen Petugas pengumpul Waktu
data
1 Gizi Buruk  Laporan RS  Form laporan  Pengelola Setiap bulan dan
 Laporan kewaspadaan KLB Program sewaktu-waktu bila
puskesmas gizi di RS Gizi/PPG RS ada kasus.
 Laporan  Form laporan  Pengelola
masyarakat/ bulanan kasus gizi Program
media buruk Gizi/PPG
puskesmas

2 Hasil Laporan puskesmas LB3 atau FIII Gizi PPG puskesmas Setiap bulan
penimbangan D/S

3 ASI Eksklusif Laporan puskesmas Form ASI Eksklusif PPG puskesmas Setiap 6 bulan
(Februari dan
Agustus)
4 Garam beriodium Laporan puskesmas Form pemantauan Guru sekolah dasar Setiap 6 bulan
garam beriodium dan PPG (Februari dan
Puskesmas Agustus)
5 Distribusi kapsul Laporan puskesmas LB3 atau FIII Gizi PPG puskesmas Setiap 6 bulan
vitamin A balita (Februari dan
Agustus)
6 Distribusi Laporan puskesmas LB3 atau FIII Gizi Bidan koordinator Setiap bulan
tabulanet zat dan PPG
besi/Fe puskesmas

26/02/2019 SW/SURVEILANS 28
26/02/2019 SW/SURVEILANS 29
Informasi, Jenis dan Sumber Data
No Informasi Jenis Data Sumber Data
1 Status gizi Jumlah balita gizi kurang  PSG/Bulan penimbangan
 Dinas Kesehatan

2 Status pertumbuhan balita SKDN dan BGM  Posyandu


 Laporan SKDN
 Dinas Kesehatan
3 Bayi BBLR Jumlah bayi yang lahir dengan berat < 2500 Kohort bayi dan ibu Puseksmas
gram

4 Ketersediaan pangan keluarga Konsumis energi dan protein kelarga PKG-Dinkes


Badan Ketahahan Pangan
5 Penyakit Infeksi Jumlah kejadia diare, campak, ISPA Laporan penyakit-Dinkes atau Puskesmas

6 Keadaan sosial ekonomi Jumlah KK miskin Daftar KK miskin-BKKBN/BPS

7 Daya beli Sebaran penduduk jenis pekerjaan BPS

8 Pendidikan Sebaran penduduk jenis pendidikan. BPS dan Diknas/BKKBN

9 Produksi tanaman pangan pokok a. Perkiraan produksi Dinas pertatanian tanaman pangan
b. Luas lahan produktif
c. Luas tanam
d. Luas kerusakan
e. Luas panen

10 Ketersediaan protein hewani Jumlah berbagai jenis ternak Dinas peternakan/perikanan

11 Demogrfi Jumlah penduduk menurut umur dan jenis BPS


kelamin

12 Impor bahan makanan pokok JUmlah bahana makanan pokok yang Dolog/Bulog
masuk
13 Tingkat ketersediaan bahan Neraca Bahan Makanan (NBM) kabupaten Diperta TP dan BPS
makanan
14 Kondisi rumah Status rumah sehat PKK
15 Institusi masyarakat Jumlah dan jenis lembaga kemasyarakatan KPM

26/02/2019 SW/SURVEILANS 30
Matriks Hasil Kegiatan dan Tindak Lanjut Surveilans Gizi
Indikator Masalah
Tindak Lanjut

Posyandu Puskesmas Kabupaten/Kota


(Desa/Kelurahan Kecamatan
1. Penanganan 1. BGM dan 2T dengan Melapor dan melakukan a. Validasi dan a. Menyiapkan
Balita Gizi atau tanpa tanda rujukan kasus gizi buruk, konfirmasi puskesmas perawatan dan rumah sakit
Buruk klinis (dugaan balita kasus. untuk pelaksanaan tatalaksana gizi buruk.
gizi buruk) b. Penanganan a. Melakukan capacitybuilding petugas
2. Peningkatan kasus kasus balita puskesmas dan rumah sakit dalam
gizi buruk gizi buruk melakukan surveilans gizi.
dengan PMT. b. Memberikan PMT pemulihan untuk
c. Melakukan balita gizi buruk rawat jalan dan pasca
rujukan balita rawat.
gizi buruk ke c. Melakukan pemantauan kasus yang
TFC/Puskesm lebih intensif pada daerah dengan risik
as tinggi terjadinya kasus gizi buruk.
perawatan/RS. d. Melakukan penyelidikan kasus bersama
dengan lintas program dan lintas sektor
terkait.

2. Penimbangan berat Rendahya partisipasi Penggerakan a. Koordinasi a. Melakukan koordinasi dengan camat
badan balita masyarakat melakukan masyarakat untuk datang dengan camat dan PKK tingkat kecamatan untuk
penimbangan (D/S) ke posyandu. dan PKK. menggerakkan masyarakat datang ke
b. Pembentukan posyandu.
forum-forum di b. Memanfaatkan kegiatan pada forum-
desa. forum yang ada di desa bertujuan untuk
c. Promosi mennggerakkan masyaraat datang ke
manfaat posyandu.
kegiatan c. Melakukan promosi tentang manfaat
posyandu. kegiatan di posyandu.
26/02/2019 SW/SURVEILANS 31
Indikator Masalah
Tindak Lanjut

Posyandu Puskesmas Kecamatan Kabupaten/Kota


(Desa/Kelurahan
3. Bayi usia 0-6 cakupan ASI Eksklusif a. Pemberian a. Pemberian konseling a. Meningkatkan promosi advokasi tentang
bulan mendapat konseling oleh oleh ibu konselor. Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP ASI)
ASI eksklusif. motivator. b. Pembentukan KP-ASI b. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan
b. Pembentukan atau kelas. rumah sakit dalam melakukan konseling ASI.
KP-ASI atau c. Membina puskesmas untuk memberdayaakan
kelas ibu. konselor dan motivator ASI yang telah dilatih.

4. Rendahnya Rendahnya cakupan Kepala desa/Lurah Petugas a. Melakukadan dengan dinas perindustrian dan
keluarga konsumsi ketersediaan Garam melapor ke kepala gizi/Ka.Puskesmas/Camat perdagangan Kabupate/Kota untuk melakukan
garam beriodium. Beriodium di pasar puskesmas dan camat. meminta Dins Perindag untuk operasi pasar garam beriodium.
desa. melakukan operasi pasar b. Melakukan promosi peningkatan penggunaan garam
garam beriodium. beriodium.

5. Balita 6-59 bulan Cakupan rendah a. Promosi manfaat a. Promosi manfaat a. Bila ketersediaan kapsul vitamin A di puskesmas
mendapat vitamin kapsul vitamin A. kapsul vitamin A. tidak mencukupi maka perlu mengirim kapsul vitamin
A. b. Sweeping b. Menyediakan kapsul A ke puskesmas.
pemberian vitamin A. b. Bila kapsul vitamin A masih tersedia, maka perlu
kapsul vitamin A meminta puskesmas unuk melakukan sweeping.
c. Meminta stock c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan
kapsul vitamin A. cakupan rendah.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 32
Indikator Masalah Tindak Lanjut
Posyandu Puskesmas Kecamatan Kabupaten/Kota
(Desa/Kelurahan
6. Ibu hamil mendapat 90 Cakupan rendah a. Promosi manfaat a. Promosi manfaat TTD a. Bila ketersediaan TTD di puskesmas tidak
butir tabulanet TTD. b. Menyediakan TTD mencukupi maka perlu mengirim TTD ke puskesmas.
tambah darah/TTD b. Sweeping c. Koordiansi degan b. Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta
pemberian TTD program KIA. puskesmas unuk melakukan peningkatan integrasi
c. Meminta stock dengan program KIA khususnya kegiatan ante natal
TTD. care/ANC.
c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan
cakupan rendah.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 33
Pemantauan Status Gizi 2017

Pada pemantauan status gizi tahun 2017, indikator status gizi yang
dikumpulkan dan digunakan adalah sebagai berikut.
a. Prevalensi balita gizi kurang menurut indeks BB/U.
b. Prevalensi balita pendek berdasarkan indeks TB/U atau PB/U.
c. Prevalensi balita kurus berdasarkan indeks BB/TB atau BB/PB.
d. Prevalensi balita kurus berdasarkan indeks IMT/U.
e. Persentase ibu hamil Kurang Energi kronis (KEK).
Sedangkan indikator konsumsi gizi yang dikumpulkan meliputi :
a. Rata-rata konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak balita.
b. Besaran defisit energi, karbohidrat, protein dan lemak pd klp umur.
c. Pola konsumsi menurut umur.
d. Keanekaragaman konsumsi pangan.

26/02/2019 SW/SURVEILANS 34
Sedangkan untuk memperoleh informasi capaian 16 indikator kinerja upaya perbaikan
gizi digunakan indikator sebagai berikut.
a. Persentase pendek pada anak sekolah dan remaja berdasarkan TB/U.
b. Persentase kurus pada anak sekolah dan remaja berdasarkan IMT/U.
c. Persentase kurus dan gemuk pada dewasa berdasarkan IMT.
d. Persentase Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS), ibu
hamil,dan ibu menyusui berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LiLA).
e. Persentase remaja puteri dapat Tablet Tambah Darah.
f. Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
g. Persentase ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama masa kehamilan.
h. Persentase ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A.
i. Persentase bayi yang mendapat kesempatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
j. Persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif.
k. Persentase balita mempunyai KMS.
l. Persentase balita yang ditimbang di posyandu.
m. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
n. Persentase balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A.
o. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan.
p.26/02/2019
Persentase rumah tangga yang mengonsumsi
SW/SURVEILANSgaram beriodium. 35
26/02/2019 SW/SURVEILANS 36
26/02/2019 SW/SURVEILANS 37
26/02/2019 SW/SURVEILANS 38
26/02/2019 SW/SURVEILANS 39
Kecenderungan Prevalensi Status Gizi Kurus dan
Sangat Kurus

26/02/2019 SW/SURVEILANS 40
Trend Balita Pendek

26/02/2019 SW/SURVEILANS 41
Kecenderungan Prevalensi balita Stunting/Pendek,
Underweight/Berat Badan Kurang dan Wasting/Kurus

26/02/2019 SW/SURVEILANS 42
Trend Prevalensi Balita Pendek (TB/U)

26/02/2019 SW/SURVEILANS 43
Trend Prevalensi Balita Sangat Pendek (TB/U)

26/02/2019 SW/SURVEILANS 44
Trend Prevalensi Balita Gizi Buruk (BB/U)

26/02/2019 SW/SURVEILANS 45
Trend Penimbangan Balita

26/02/2019 SW/SURVEILANS 46
Trend Balita Mendapat Vitamin A

26/02/2019 SW/SURVEILANS 47
Trend Ibu Hamil mendapat
Tablet Tambah Darah

26/02/2019 SW/SURVEILANS 48
Trend Ibu Hamil menderita KEK

26/02/2019 SW/SURVEILANS 49
Prevalensi status gizi (BB/U) Berat Badan Kurang dan
Sangat Kurang

Prevalensi Status Gizi Berat Badan Kurang dan Sangat Kurang (BB/U)
Daerah Hijau : Prevalensi <15% (8 Propinsi)
Daerah Kuning : Prenalensi 15-20% (10 Proinsi)
Daerah Merah : Prevalensi >20% (15 Propinsi)
Sumber: Riskesdas 2010

26/02/2019 SW/SURVEILANS 50
26/02/2019 SW/SURVEILANS 51

Anda mungkin juga menyukai