Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

TATALAKSANA KASUS GIZI BRUK


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERARA
TAHUN 2016

1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1) UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Kepmenkes RI No 145/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan
3) Permenkes No 741/Menkes/PER/VIII/2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota
4) Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan
Sosial Dasar di Posyandu
b. Gambaran Umum
Status gizi anak balita telah mengalami perbaikan yang ditandai dengan
menurunnya prevalensi gizi kurang dari 24,5% (Susenas, 2005) menjadi 18,4% di
tahun 2007 dan tahun 2010 turun menjadi 17,9%, walaupun demikian masalah balita
pendek (stunting) masih tinggi yaitu sebesar 35,6% pada tahun 2010 dan 37,2%
pada tahun 2013 (Riskesdas 2013)
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang
Kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan salah satu sasaran pembangunan yang akan
dicapai adalah menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 17%
dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi setinggi-tingginya 28%.
Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator
kinerja, yaitu: (1) balita ditimbang berat badannya; (2) balita gizi buruk mendapat
perawatan; (3) balita 6-59 bulan mendapatkapsul vitamin A; (4) bayi usia 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif; (5) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (6) rumah tangga
mengonsumsi garam beriodium; (7) kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi;
dan (8) penyediaan stok cadangan (buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) untuk daerah bencana.
Puskesmas Terara pada tahun 2015 angka kejadian balita gizi kurangnya
6.44%, tahun 2014 prevalensinya 7,07%, jadi ada penurunan dan sudah mencapai
sasaran (di bawah 15%). Kalau untuk prevalensi balita gizi buruk di Puskesmas

Terara menunjukkan tren penurunan yang menggembirakan, tahun 2014


prevalensinya ......% dan tahun 2015 prevalensinya0,03%.
Untuk memperoleh informasi kasus Gizi buruk yang merupakan peningkatan
kinerja pembinaan gizi masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan,
perlu dilaksanakan kegiatan surveilans gizi buruk di Puskesmas Terara
Oleh karena itu, pada tahun 2016 ini salah satu kegiatan program perbaikan
dan peningkatan gizi masyarakat salah satunya adalah pelacakan kasus gizi buruk
atau surveilan gizi buruk di Puskesmas Terara.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk
1) Memperoleh informasi kasus gizi buruk secara cepat dan akurat, teratur dan
berkelanjutan
2) Menemukan sedini mungkin kasus gizi buruk dan penanggulangannya secara
cepat.
b. Tujuan Kegiatan
1) Terindentifikasinya faktor resiko gizi buruk disuatu wilayah sebagai bahan
informasi bagi sektor terkait dalam penentuan intervensi
2) Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk secara
konferhensif.
3) Memberikan rekomendasi untuk

penyusunan Kebijakan perencanaan

Puskesmas kedepan yang efektif dan efisien


3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Uraian Kegiatan
Rangkaian kegiatan Penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya
gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk lainnya di wilayah kerjaUPTD
Puskesmas Kalimanggis
b. Batasan Kegiatan
1) Mempelajari laporan balita gizi buruk
2) Menyiapkan Instrumen Pelacakan (Form Pelacakan Gizi buruk).
3) Melaksanakan surveilan gizi buruk bersama dengan Petugas surveilans dan
dokter Puskesmas melakukan penyelidikan kasus balita gizi buruk sesuai
dengan form pelacakan kasus gizi buruk (Menimbang BB, Mengukur TB dan
memeriksa balita Gizi Buruk)

4) Identifikasi masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kegiatan surveilan gizi


buruk serta rencana tindak lanjut.
4. Indikator Keluaran dan Keluaran
a. Indikator Keluaran
Tersusunnya dokumen hasil pelacakan kasus gizi buruk di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Terara Tahun 2016
b. Keluaran
Laporan Data kasus Gizi buruk Tahun 2016
5. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan direncanakan akan diselenggarakan pada Bulan Februari, Juni dan Oktober
2016 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalimanggis.
6. Biaya
Biaya kegiatan ini akan dibebankan pada Pembiayaan BOK Tahun anggaran 2016,
sebesar Rp. 1.800.000,- (Satu Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah)

Anda mungkin juga menyukai