Anda di halaman 1dari 44

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN

PANGAN DAN GIZI

MATA KULIAH PEPPGM

OLEH :

LUSYANA DOLOKSARIBU
i. Perencanaan Pangan dan Gizi

 Perencanaan : adalah suatu proses untuk


menentukan tindakan masa depan yang tepat
melalui serangkaian pilihan-pilihan.
 Perencanaan Pangan dan Gizi : peningkatan SDM
yang berkualitas dan mendukung komitmen
pencapaian SDGs tahun 2016-2030
 Komponen rencana : visi/misi, sasaran,
strategi, kebijakan, prosedur/langkah,
peraturan, program, anggaran.
ii. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
PANGAN & GIZI

1. Identifikasi Masalah
- Analisis Situasi Saat Ini
2. Penetapan masalah
3. Analisis Penyebab Masalah
4. Pembuatan Tujuan
5. Implementasi atau Pelaksanaan Program
6. Monitoring dan Evaluasi
Langkah 1. Identifikasi masalah melalui
Analisis Situasi

 Pengertian adalah ”kegiatan pengamatan terhadap


kondisi pangan dan gizi masyarakat yang bertujuan
agar pengambilan keputusan dalam penentuan
kebijakan dan program-program dapat terarah
kepada perbaikan pangan dan gizi masyarakat
terutama dari golongan miskin”.
Tujuan analisis situasi

 menyediakan informasi secara berkesinambungan


tentang keadaan pangan dan gizi masyarakat di suatu
daerah untuk menetapkan permasalahan dan faktor2
penyebab permalahan
 Dengan dilakukan analisis kita dapat memotret
kondisi pangan dan gizi masyarakat yang sedang
dihadapi suatu daerah serta faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi masyarakat
 Analisis situasi dapat dilakukan dengan pengamatan
langsung di lapangan atau dengan mengumpulkan
data/informasi dari laporan-laporan atau publikasi
yang ada.
Ruang Lingkup Analisis Situasi
Pangan dan Gizi

 1.Pengumpulan data (primer atau sekunder)


 2.Pengolahan dan analisis data
 3.Penyajian informasi
JENIS DATA DAN SUMBERNYA

INFORMASI JENIS DATA SUMBER DATA


1. Status Gizi Jumlah balita gizi kurang PSG/Bulan penim-
bangan - Dinkes
2. Status pertumbuhan SKDN dan BGM - Laporan SKDN – Dinkes
balita Posyandu
3. Bayi BBLR Jml. bayi lahir dgn berat Kohor bayi –
< 2500 gram Dinkes/Puskesmas
4. Ketersediaan Pangan Konsumsi energi & PKG – Dinkes
keluarga Protein keluarga

5. Penyakit infeksi Jumlah kejadian diare, Laporan penyakit –


campak, ispa Dinkes/Puskesmas
6. Keadaan Sosek Jumlah KK miskin Daftar KK miskin –
BKKBN/BPS
Sebaran penduduk BPS
7. Daya beli . menurut jns pekerj

8. Pendidikan Sebaran penduduk BPS dan Diknas/BKKBN


menurut pendid.
9. Produksi tanaman a. Perkiraan produksi b. Dinas pertanian tanaman
pangan pokok Luas lahan produktif c. pangan
Luas tanam d. Luas
kerusakan e. Luas panen
10. Ketersediaan Protein Jumlah berbagai jenis Dinas peternakan/
hewani ternak perikanan
11. Sarana pelayanan a. Jml. Puskesmas b. Statistik Kesehatan –
kesehatan Jumlah BP c. Jumlah Dinkes
Polindes d. Jml. Tenaga
medis/paramedia e. dll.
12. Kesling Jml. Keluarga dgn sarana Dinkes
JAGA yang memadai
13. Sarana air Bersih Jml. Keluarga yang Dinkes - PU
(SAB) menggunakan sarana air
bersih

14. Demografi Jml. Penduduk menurut BPS


umur dan jenis kelamin
15. Impor bahan Jumlah bahan mkn pokok DOLOG
makanan pokok yang masuk
16. Tingkat ketersediaan Neraca Bahan Makanan Diperta TP dan BPS
bahan (NBM)
Hal yang perlu diamati dalam Analisis Situasi

a. Persediaan pangan
b. Distribusi pangan
c. Konsumsi pangan
d. Status Gizi penduduk
e. Hal-hal yang berkaitan dengan dampak pangan
terhadap kesehatan penduduk
a. PERSEDIAAN PANGAN

 Persediaaan pangan yang cukup akan menjamin


konsumsi pangan yang berkualitas bagi penduduk
 Keadaan pangan dapat diketahui dengan metode
Food Balance Sheet (FBS) atau NBM  diketahui
perkiraan total produksi pangan, jumlah
ekspor/impor, perubahan-perubahan dalam stok,
pemakaian makanan untuk ternak, bibit,bahan baku
industri pangan serta banyaknya pangan yang
hilang,rusak atau tercecer.
Langkah-langkah perhitungan FBS (NBM)

1. Hitung kapasitas produksi makanan dalam satu


tahun (berasal dari persediaan/cadangan, produksi
dan import bahan makanan dari suatu wilayah
2. Kurangi dengan pengeluaran untuk bibit, eksport,
kerusakan pascapanen dan transportasi, diberikan
untuk makanan ternak dan untuk cadangan.
 Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan
jumlah penduduk
 Diketahui ketersediaan makanan per kapita/tahun
b. DISTRIBUSI PANGAN

 Distribusi yang cepat dan lancar akan menjamin


konsumsi pangan penduduk
 Transportasi dalam mengangkut hasil produksi perlu
diperhatikan
 Distribusi pangan dapat melalui pasar tradisional,
warung,toko maupun Supermarket.
c. KONSUMSI PANGAN

 Dapat dilakukan dengan melakukan Survey


konsumsi pangan baik langsung maupun tidak
langsung.
 Data konsumsi pangan diterjemahkan dalam bentuk
gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan untuk mendapatkan Tingkat Konsumsi
Gizi.
 Pola konsumsi pangan berdasarkan data frekuensi
pangan .
d. STATUS GIZI

 Adalah keadaan kesehatan seseorang


 Hal yang perlu diamati berkaitan dgn kesehatan dan
gizi:
- Status Gizi Ibu Hamil
- Status Gizi Baduta (1000 HPK)
- Stunting
- Anemia
- Pemberian ASI Eksklusif
- Penggunaan Garam Beryodium -- GAKY
- Kekurangan Vitamin A
ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI tdd :

A. Analisis Nasional
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah
gizi. Bagan UNICEF (1998) menyajikan berbagai
faktor penyebab kekurangan gizi yang disesuaikan
dengan kondisi Indonesia, dari kerangka pikir ini
terlihat tahapan penyebab timbulnya kekurangan gizi
pada ibu dan anak adalah penyebab langsung, tidak
langsung, akar masalah, dan pokok masalah.
B. Analisis Regional

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara
Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten dan Kota, merupakan peluang dan sekaligus
tantangan baru bagi perbaikan pangan dan gizi masyarakat di
kabupaten dan kota. Berdasarkan peraturan perundangan
tersebut, urusan pangan merupakan urusan wajib bagi
daerah, sehingga memungkinkan penanganan masalah
pangan dan gizi lebih terarah, spesifik, dan sesuai dengan
kondisi setiap daerah. Dengan demikian pencapaian
kesepakatan global maupun sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan dapat dipercepat.  Program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
 Dari 2 jenis analisis situasi di atas  analisis SWOT
 S = strength (kekuatan)
 W = weakness (kelemahan)
 O = opportunities (peluang)
 T = threats (hambatan/ ancaman)
Langkah 2. Penetapan Masalah

 Adalah kesenjangan (GAP) antara apa yang


diharapkan (das sollen) dengan kenyataan yang
dihadapi (das sein). Kalau kesenjangan tersebut
tidak dapat dibuktikan, maka masalah dapat
dianggap tidak ada
 Contoh : KEP
Langkah 3 : Analisis Penyebab

 Masalah yang terjadi/ yang ditemukan dicari sumber


penyebabnya
 Contoh : 50% anak balita menderita KEP
 Penyebab : Tidak tersedia pangan, konsumsi pangan
rendah, kemiskinan, penyakit infeksi, pelayanan
kesehatan rendah, dll
 Secara umum penyebab masalah dapat dilihat pada
diagram berikut :
Status
GIZI
Asupan Penyakit
Makanan Infeksi & investasi

Perawatan
Akses terhadap Anak dan Sanitasi/Pelayanan
makanan Ibu hamil Kesehatan

Kemiskinan,Pengetahuan,
Ketrampilan, Perilaku

Adaptasi dari The State of the World’s Ipoleksosbud


Children 1998, UNICEF
4 Faktor yang berpengaruh pada GIZI

Keturunan

Pelayanan STATUS GIZI Lingkungan


GIZI Hidup

Perilaku GIZI

 Keterangan : makin banyak panah, makin kuat peranannya.


MASALAH GIZI DALAM DAUR
KEHIDUPAN
CONTOH: Penetapan Masalah Kesehatan dan Gizi,
Penyebab dan Kegiatan Penanggulangan

KECAMATAN MASALAH PENYEBAB KEGIATAN


1. ……………….. 1.Kesling ? ……… ? ………
2.Air bersih ? ……… ? ………
3.Kemiskinan ? ……… ? ………
4.Kesemp. Kerja ? ……… ? ………
5.Partisipasi ? ……… ? ………
rendah
2. ……………….. 1.Produksi ? ……… ? ………
2.Penyakit infek ? ……… ? ………
3.Pengetahuan ? ……… ? ………
4.Perilaku gizi ? ……… ? ………
3. ……………….. 1.Pendidikan ? ……… ? ………
2.Kemiskinan ? ……… ? ………
3.Jumlah KK ? ……… ? ………
4.Air bersih ? ……… ? ………
5.Pola makan ? ……… ? ………
DST…..
Langkah 4. Pembuatan Tujuan

Meliputi Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


 harus mencakup hal berikut :
 1.mencakup program perbaikan gizi yang bersifat
promotif, preventif dan rehabilitatif, termasuk dalam
hal penentuan sasaran wilayah maupun individunya.
 2. Menyediakan informasi bagi analisis penyebab
dan faktor-faktor yang berkaitan sehingga dapat
menetapkan pilihan upaya pencegahan yang
mungkin langsung atau tidak langsung terkait
dengan program pangan dan gizi.
 3. Untuk menunjang pengambilan keputusan oleh
pemerintah di berbagai tingkat admnistrasi yang
berkaitan dengan penyusunan prioritas dan
pengaturan sumberdaya dan dana untuk memenuhi
kebutuhan program pangan dan gizi baik dalam
keadaan normal maupun darurat.
 4. Meningkatkan kemampuan prediksi daerah
didasarkan atas kecenderungan yang terjadi saat ini,
dalam memperkirakan kemungkinan perubahan
keadaan pangan dan gizi yang akan terjadi. Bila hal
ini dikaitkan dengan potensi, sumberdaya dan dana
yang tersedia, maka akan membantu dalam
merumuskan kebijakan.
 5. Memantau program pangan dan gizi serta menilai
efektivitas dalam pelaksanaannya.
LANGKAH 5. IMPLEMENTASI PROGRAM PANGAN & GIZI

1 Analisis Situasi Dan Kebutuhan Konsumsi Pangan

2 Telaahan Faktor Koreksi Konsumsi Pangan Penduduk

Workshop Pengembangan Pola dan Preferensi Konsumsi


3 Pangan

4 Bimbingan Teknis Aparat yang Menangani Konsumsi Pangan

Festival Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman


5 (B2SA)

6 Harmonisasi Pola Pangan Harapan 28


Lanjutan
MATRIKS KEGIATAN ANALISIS KONSUMSI Rencana...
PANGAN
TAHUN 2014

Judul Target Sasaran/ Waktu/


No. Pelaksana Keluaran
Kegiatan Peserta Lokasi

1 Analisis  Pusat Hasil analisis Instansi terkait Feb-Nov


Situasi dan  Daerah situasi konsumsi pusat dan
Kebutuhan dan kebutuhan daerah
Konsumsi pangan (laporan)
Pangan
Penduduk
2 Telaahan Pusat Hasil Telaahan Instansi terkait Feb - Juni
faktor Faktor Koreksi
koreksi Konsumsi Pangan
konsumsi (1 Laporan)
pangan
penduduk

29
Lanjutan Matriks Rencana . . .
Target
Waktu/
No. Judul Kegiatan Pelaksana 30Keluaran Sasaran/
Lokasi
Peserta
3 Workshop Pusat Meningkatnya Aparat provinsi Maret
Pengembangan pengetahuan, yang pekan
Pola dan keterampilan menangani ke-4 /
Preferensi aparat untuk konsumsi Bogor
Konsumsi mewujudkan pola pangan serta
Pangan *) konsumsi pangan anggota TP
beragam, bergizi PKK provinsi
seimbang dan
aman
4 Bimbingan Pusat Meningkatnya Aparat BKP Juni
Teknis Analisis kemampuan provinsi yang pekan
Konsumsi petugas dalam menangani ke-2 /
Pangan Berbasis melakukan konsumsi Jawa
PPH analisis situasi pangan Barat
konsumsi pangan

*) akan dilaksanakan uji dapur validasi 1 resep unggulan LCM Tahun 2013 di
Laboratorium Kulineri, IPB, Bogor  2 orang (1 BKP Prov, 1 PKK)
Lanjutan Matriks Rencana . . .

Target
Judul Waktu/
No. Pelaksana Keluaran Sasaran/
Kegiatan Lokasi
Peserta
5 Festival Cipta  Pusat Meningkatnya  Aparat BKP Oktober/
Menu  Daerah pengetahuan dan Provinsi Sulawesi
Beragam, kesadaran masyarakat  TP PKK Selatan –
Bergizi akan pentingnya Provinsi (Tentatif)
Seimbang dan mengonsumsi pangan  Masyarakat
Aman beragam, bergizi
seimbang dan aman
untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
6 Harmonisasi Pusat Dokumen kesepakatan Instansi Feb-Maret/
Pola Pangan komposisi kelompok terkait pusat Jakarta
Harapan pangan PPH dan daerah
berdasarkan AKG 2012
(WNPG X) dan Target
komoditas pangan
menuju skor PPH 95
tahun 2025
31
LANGKAH 6. MONITORING & EVALUASI
PROGRAM PANGAN & GIZI

2 E v aluasi
Kegiatan analisis
K onsumsi
1 P a ngan Tahun
2013 3
E v aluasi R encana Tindak
K onsumsi La n jut
Pangan Nasional

Ev aluasi
Analisis
Kons umsi
P angan

32
33
Kondisi Objektif Data Konsumsi Pangan (SUSENAS)
 Susenas merupakan data survey konsumsi pangan di
dalam rumah tangga dan belum termasuk data
konsumsi untuk hotel, restoran, catering dll.
 Secara teoritis, maupun berdasarkan data empiris dari
data Susenas berbagai tahun menunjukkan bahwa
peningkatan pengeluaran diikuti peningkatan kualitas
konsumsi (PPH).
 Namun, kondisi selama tahun 2008-2012
menunjukkan tren skor PPH menurun, meskipun terjadi
peningkatan pengeluaran riil.

Data konsumsi (Susenas)  perlu disesuaikan/ dijustifikasi


Grafik Konsumsi Energi Tahun 2013
(Hasil Justifikasi)
2050 34
Target 2000
kkal/kap/hari
2000
Kkal/Kap/Hari

1950

1900

1850

1800

1750
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Data Susenas Hasil Justifikasi Data
Susenas*)
Konsumsi Energi 1927 1926 1952 1853 1843 1964 1968 2005 1912 1937
Ket : *) Data konsumsi ikan disesuaikan dengan hasil publikasi Kementerian Kelauatan
dan Perikanan tahun 2008-2012. Data konsumsi sayur dan buah dikoreksi dengan data
konsumsi tahun dasar 2009 berdasarkan pengeluaran konsumsi untuk makanan dan
dikoreksi dengan laju inflasi sebesar 10%/tahun.
Grafik Konsumsi Protein Tahun 2009-2013
(Hasil Justifikasi)
62 35

60

58
Gram/Kap/Hari

56

54 Target 52
gr/kap/hari
52

50

48
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Data Susenas Hasil Justifikasi Data
Susenas*)
Konsumsi Protein 54.3 55.1 56.3 53.1 53.1 58.8 60 61.9 60.3 61.7

Ket : *) Data konsumsi ikan disesuaikan dengan hasil publikasi Kementerian Kelauatan
dan Perikanan tahun 2008-2012. Data konsumsi sayur dan buah dikoreksi dengan data
konsumsi tahun dasar 2009 berdasarkan pengeluaran konsumsi untuk makanan dan
dikoreksi dengan laju inflasi sebesar 10%/tahun.
Grafik Skor Pola Pangan Harapan Tahun 2009-2013
(Hasil Justifikasi)

105 36
90
75
Skor PPH

60
45
30
15
0
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Target
PPH
Thn
2013
Data Susenas Hasil Justifikasi Data Susenas*)
Skor PPH 75.7 77.5 77.3 75.4 73.5 79.4 82.3 84.6 83.9 88.9 91.5

Ket : *) Data konsumsi ikan disesuaikan dengan hasil publikasi Kementerian Kelauatan
dan Perikanan tahun 2008-2012. Data konsumsi sayur dan buah dikoreksi dengan data
konsumsi tahun dasar 2009 berdasarkan pengeluaran konsumsi untuk makanan dan
dikoreksi dengan laju inflasi sebesar 10%/tahun.
Konsumsi energi dan skor PPH Tahun 2009-2013
Hasil Justifikasi Data Susenas
37

Energi (kkal/kap/hari) Skor PPH


Kelompok Pangan
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

Padi-padian 1236 1218 1236 1167 1177 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
Umbi-umbian 48 45 53 40 38 1.2 1.1 1.3 1.0 0.9
Pangan hewani 148 161 168 165 157 18.4 19.9 20.7 20.6 21.0
Minyak dan lemak 195 202 204 212 205 4.9 5.0 5.0 5.0 5.0
Buah/biji berminyak 37 36 33 30 27 0.9 0.9 0.8 0.7 0.7
Kacang-kacangan 57 58 56 54 53 5.7 5.8 5.6 5.4 5.3
Gula 87 84 81 70 72 2.2 2.1 2.0 1.8 1.8
Sayur dan buah 84 90 97 97 117 21.0 22.5 24.2 24.4 29.2
Lain-lain 35 37 39 35 38 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Total 1964 1968 2005 1912 1937 79.4 82.3 84.6 83.9 88.9
Hasil Justifikasi Data Susenas
38

 Konsumsi energi tahun 2013 mengalami perubahan dari


1843 kkal/kap/hari  1937 kkal/kap/hari
 Skor PPH Tahun 2013 mengalami peningkatan yang sangat
signifikan sebagai akibat peningkatan pangan hewani (ikan)
dan konsumsi sayuran dan buah yaitu dari 73.5 menjadi
88.9
 Skor PPH tahun 2013 ini mendekati target skor PPH
berdasarkan Perpres No. 22 Tahun 2009 yaitu sebesar 91.5
Perkembangan Konsumsi Beras
39
Grafik Konsumsi Beras Tahun 2008-2013
106.0 104.9
104.0 102.2 102.8
102.0 100.8
100.0
97.6
98.0 97.4
96.0
94.0
92.0
91.0
90.0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 TAHUN 2015

Sumber : Susenas 2008 - 2013, BPS diolah BKP

 Konsumsi beras tahun 2008 – 2013 cenderung menurun (rata-rata 1,43%


per tahun)
 Penurunan konsumsi beras tahun 2012 – 2013  0,24 %
No. Kegiatan Output Manfaat Pelaksana Masalah
A. Analisis Situasi dan Kebutuhan Konsumsi Pangan Penduduk
1. Pengadaan Raw Data konsumsi Sebagai bahan Pusat • Tidak seluruh
Data Susenas pangan dalam provinsi dan
penyusunan kab/kota
database situasi, mendapatkan akses
kebutuhan dan data Susenas dari
pola konsumsi BPS
pangan wilayah • Perlu dukungan
dana yang memadai
2. Analisis Situasi Teridentifikasi- Sebagai bahan Pusat dan • Belum semua
Konsumsi nya situasi masukan dalam Provinsi provinsi melaporkan
Pangan Wilayah konsumsi penyusunan analisis situasi
pangan wilayah kebijakan konsumsi pangan
pangan wilayah. Pada tahun
2012 hanya 15
Provinsi yang
melaporkan
• Terbatasnya
kemampuan SDM di
daerah dalam
melakukan analisis
Lanjutan...

No. Kegiatan Output Manfaat Pelaksana Masalah


A. Analisis Situasi dan Kebutuhan Konsumsi Pangan Penduduk (lanjutan)
41
3. Pemantauan Teridentifikasi- Mengetahui 250 • Terbatasnya
Konsumsi nya perkembangan Kab/Kota kemampuan SDM di
Pangan di perkembanga konsumsi daerah
Wilayah P2KP n konsumsi pangan • Belum semua
pangan di sebelum dan kab/kota melaporkan
wilayah P2KP sesudah hasil pemantauannya
pelaksanaan (2 tahap)
kegiatan P2KP - laporan awal  146
kab/kota
- laporan akhir  59
kab/kota
B. Koordinasi dan Sinkronisasi
4. Apresiasi Meningkatkan Meningkatkan Pusat dan • Belum optimalnya
Pengembangan pengetahuan peran serta daerah penyampaian
Pola Konsumsi aparat institusi terkait (BKP dan pengetahuan tentang
Pangan tentang dalam upaya TP PKK) konsumsi pangan
konsumsi pengembangan B2SA kepada
pangan B2SA konsumsi masyarakat
pangan B2SA
No. Kegiatan Output Manfaat Pelaksana Masalah
B. Koordinasi dan Sinkronisasi (Lanjutan)
5. Workshop Hasil analisis data Meningkatkan Pusat dan Masih lemahnya
Konsumsi pemantauan pemahaman dan daerah kemampuan
Pangan konsumsi pangan kemampuan aparat aparat
Berbasis Pola di wilayah P2KP pemerintah dalam kabupaten/kota
Pangan pelaksanakan dan dalam melakukan
Harapan pemanfaatan data pemantauan dan
kegiatan Pemantauan pengolahan data
Konsumsi Pangan konsumsi pangan
Mandiri di Wilayah di wilayah P2KP
Program P2KP.
C. Sosialisasi Pengembangan Konsumsi Pangan B2SA
6. Festival Cipta Meningkatnya Meningkatkan Pusat dan Masih kurangnya
Menu pengetahuan, pemahaman daerah pemahaman
Beragam, kemampuan, dan masyarakat akan bekerja sama peserta terhadap
Bergizi keterampilan pentingnya konsumsi dengan TP aplikasi menu
Seimbang dan keluarga dalam pangan B2SA untuk PKK B2SA berbasis
Aman menyusun menu meningkatkan kualitas makanan khas
B2SA hidup. daerah
7. Sosialisasi Meningkatkan Memberikan informasi Pusat dan Media informasi
konsumsi pengetahuan kepada masyarakat daerah belum terdistribusi
pangan masyarakat terkait pengembangan sampai tingkat
melalui media tentang konsumsi konsumsi pangan kabupaten/kota
pangan B2SA
42
43
1. Analisa situasi dan kebutuhan konsumsi pangan perlu dilaksanakan
setiap tahun di tingkat pusat dan daerah guna mengetahui
perkembangan konsumsi pangan penduduk sebagai bahan evaluasi
dan perencanaan pengembangan konsumsi pangan.
2. Peningkatan SDM aparat dan masyarakat dalam mewujudkan pola
konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman menjadi hal
yang sangat penting sehingga perlu disiapkan pelatihan yang
berkelanjutan
3. Untuk mendorong terwujudnya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat, perlu dilakukan sosialiasi pengembangan
konsumsi pangan B2SA melalui KIE (penyusunan KIT dan Modul
Penyuluhan di tingkat lapangan, Lomba Cipta Menu serta
penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik) perlu
tetap dilaksanakan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai