PENGANTAR
Tim Pengajar :
Yayuk Farida Baliwati (YFB)-Koordinator
Yayat Heryanto (YHT)
Resa Ana Dina (RAD)
Profil Nutrisionis :
Pengelola pelayanan gizi yang profesional mengutamakan pelayanan
promotive_preventif berdasarkan prinsip ilmu pangan, gizi & kesehatan
Peran Nutrisionis
1. Mengelola asuhan gizi masyarakat berbasis ilmiah dan holistik.
2. Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan, dan mengevaluasi
penyuluhan, pelatihan, dan edukasi gizi kepada individu, kelompok &
masyarakat.
3. Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan, dan mengevaluasi
intervensi gizi dan diet pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai
upaya promotif dan preventif.
4. Mengelola sistem penyelenggaraan makanan (food service) dan
pengendalian mutu berdasarkan prinsip keamanan pangan, kepuasan, dan
kesehatan serta keselamatan klien.
5. Melakukan penelitian di bidang gizi, pangan, dan kesehatan..
6. Membangun jejaring dan merancang rekomendasi dalam bentuk policy
brief & menyelenggarakan advokasi bidang gizi masyarakat.
Kompetensi lulusan PS S1 Gizi Fema IPB
REVIEW
“Perencanaan pangan gizi berbagai tingkatan : mikro-makro”
(2)
< sem 6 sem 6, KKN- T
kab/kota/prov/nas
Perencanaan menu
Perencanaan menu
institusi (sosial & Perencanaan kebutuhan
keluarga
komersial) pangan & gizi penduduk
untuk hidup sehat, aktif,
P2G produktif secara
komunitas berkelanjutan
Rumah
tangga
Nutrisionis
Terima kasih.
HAND-OUT MATA KULIAH (GIZ 347)
PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI (P2G)
Tim Pengajar :
Yayuk Farida Baliwati (YFB)-Koordinator
Yayat Heryanto (YHT)
Resa Ana Dina (RAD)
suatu proses sistematis yang dilakukan oleh Pemerintah, Perencanaan Pangan harus
Pemprov, PemKab/kota untuk memenuhi kebutuhan terintegrasi didalam rencana
pangan dan gizi penduduk berdasarkan sumberdaya lokal pembangunan nasional dan
menghindari/mengatasi masalah pangan & gizi daerah (Provinsi,
tercapai kualitas hidup yang lebih baik (sehat, aktif & Kabupaten/Kota) dan
produktif) perencanaan pangandan
perencanaan pangan diwujudkan
dalam bentuk rencana pangan
1. kebutuhan konsumsi pangan 8. Keamanan Pangan;
dan status gizi masyarakat; 9. LITBANG Pangan;
2. Produksi Pangan; 10. kebutuhan dan
3. Cadangan ”Pangan Pokok”; diseminasi IPTEK di Rencana Pangan : RAN/D_PG
4. Ekspor Pangan; bidang Pangan; no 1-11 (Gambar 2 a) (Gambar 2 b)
5. Impor Pangan; 11. kelembagaan Pangan;
6. Penganekaragaman Pangan; 12. tingkat pendapatan
7. distribusi, perdagangan, dan Petani, Nelayan,
pemasaran “Pangan Pokok”; Pembudi Daya Ikan,
8. stabilisasi pasokan dan harga dan Pelaku Usaha
Pangan Pokok; Pangan.
Gambar 1. Kerangka pikir penyelenggaraan pangan
• Masyarakat berhak
menentukan SP (Gambar 3)
yang sesuai dengan potensi
sumberdaya lokal.
• SP merupakan acuan
yang ditujukan untuk
memberikan
perlindungan bagi
produsen maupun
konsumen.
• Pembangunan
pangan haruslah
memberi dampak
pada setiap individu
dalam bentuk
tercukupinya
kebutuhan pangan
yang memenuhi
prinsip gizi
seimbang.
Gambar 2a. Integrasi Perencanaan Pangan dan Gizi dalam Dokumen
Perencanaan Pembangunan (RPJP, RPJM, RKP, Renstra, Renja)
Gambar 2.b. Kedudukan RAD-PG terhadap Kebijakan Lain
yang Relevan di Daerah
RPJMN
dan RAN-PG
Perpres 83/2017 atau
Peraturan Perundang-
undangan lainnya yang
mengatur RAD-PG
RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD
Sistem
pangan
Keberlanjutan
Resiliensi
tangguh
(Tendall, et all,
2015)
1. Planning
1. Mobilisasi (mobilizing)
2. Organizing 2. Memampukan (enabling)
3. Menetapkan (defining)
3. Staffing
4. Mengukur (measuring)
4. Directing 5. Mengkomunikasikan
(communicating)
5. Controlling
Fungsi perencanaan (P2G) dalam kerangka
manajemen (lanjutan)
Angka
kematian KB Produk-
bayi dan tivitas
balita
Kemiskinan Ekonomi
berkurang Meningkat
Angka Kuali-
Hari
kesakitan tas-
kerja
Hidup
Gizi yang
memadai Pening-
katan Perbaikan Gizi
Kemampuan IPM
Produksi Tumbang Fisik
belajar anak & mental anak Investasi
sekolah sektor
SOSEK, SDA
Pres
(Pangan,
tasi
Gizi,
kerja
Kesehatan,
Daya tahan Peningkatan Pendidikan)
fisik orang Kualitas SDM
dewasa
Persediaan
pangan wil/ masy
berkurang DINI
Krisis Persediaa pangan RT
Ekonomi berkurang
TELAT
Kons P & G
Pendapatan berkurang
berkurang
Daya beli
berkurang
PREVENTIF
KURATIF
KURANG GIZI
Pola Pikir P2G (lanjutan)
Planing
Market System
Food Distribution Prices Policies Food and Nutrition Economic
Purchasing Power
Information
Directing/ Coordinating
Ruang lingkup P2G lanjutan berkaitan dengan Gambar 2.a & 2.b
SUMBERDAYA MANUSIA BERKUALITAS DAN BERDAYASAING
INTERVENSI SPESIFIK
Status Gizi & Perkembangan Optimal Janin, Bayi & Anak - Kesehatan remaja & gizi ibu prahamil
- PMT ibu hamil
*) SISTEM PANGAN - Suplementasi gizi
Produksi pangan - ASI eksklusif
Produksi pangan domestik Pencegahan & - Makanan Pendamping ASI
Asupan makanan Pola asuh penanganan
Penyediaan pangan - PMT anak
sesuai kebutuhan yang baik penyakit infeksi - Gizi seimbang
berbasis sumberdaya lokal
Distribusi & pemasaran - Stimulasi perkembangan anak
- Penanganan gizi buruk akut
Pemasaran & logistik
- Menejemen & pencegahan penyakit
pangan - Intervensi gizi dalam kedaruratan, dll
Stabilisasi pasakon & Sumberdaya & kualitas
Ketahanan pangan Akses & penggunaan
harga pangan pengetahuan pada
masyarakat & pelayanan Kesehatan INTERVENSI SENSITIF
Bantuan Pangan keluarga dan
rumhatangga & lingkungan - Jaminan sosial nasional
Penanganan masyarakat masyarakat - Perkembangan anak usia dini
miskin & rawan pangan - Pemberdayaan perempuan
gizi - Perlindungan anak
Konsumsi - Pendidikan formal
Pola konsumsi pangan 1. Kebijakan berbasis bukti - Sanitasi & air bersih
Fortifikasi zat gizi mikro 2. Governansi & sistem politik - Pelayanan Kesehatan & KB
Jejaring keamanan pangan 3. Kepemimpinan, kapasitas dan pembiayaan - Penguatan sistem pangan*)
Pengawasan keamanan 4. Lingkungan sosial, ekonomi & kearifan lokal
pangan
Sumber : Modifikasi dari The Lancet, 2013 : Executive Summary of The Lancet Maternal and Child Nutrition Series
Ruang lingkup P2G lanjutan
Pola Pangan Sehat dari Sistem Pangan yang Berkelanjutan
merupakan bagian dari pelaksanaan pencapaian berbagai tujuan SDGs
Ruang lingkup P2G lanjutan
Cholidah, EN. 2019. Pemodelan Status Gizi dan Ketahanan Pangan Jawa Barat [Tesis]. Bogor: IPB
Jumlah
Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran
pengeluaran
0.994 beras pangan hewani Sayur & Buah
Rata Lama makanan
Sekolah (RLS)
0.994 -0.723 0.914 0.045
Persentase
pengeluaran bukan
makanan
Sosial
AksesEkonomi
Pangan
0.618
Pengeluaran Makanan
99.8% Permasalahan
0.919
-0.261
Kurang Gizi dapat
-0.583
diselesaikan dengan
Skor PPH 0.970
-0.950 Stunting
Ketahanan Pangan
0.094
TKE 0.840
Ketersediaan Konsumsi
Akses Pangan Kurang Gizi
(Produksi) Pangan
↑ Skor PPH
Skor Pola Pangan Harapan
↑ % pengeluaran bukan
↑ TKP Stunting
makanan
Tingkat Kecukupan Energi Rata Lama Sekolah (RLS) ↓ Tingkat kecukupan
konsumsi beras
Underweight
Tingkat Kecukupan Protein
Ketersediaan beras ↑ Tingkat kecukupan
Ketersediaan pangan hewani konsumsi pangan hewani
Ketersediaan sayur&buah ↑ Tingkat kecukupan
konsumsi sayur&buah
Pengeluaran Makanan
99.8%
Permasalahan
Kurang Gizi dapat
↑ Pengeluaran makanan
↓ % pengeluaran padi2an
diselesaikan
↑ % pengeluaran pangan R2 dengan Ketahanan
hewani
↑ % pengeluaran Akses Pangan 0.904 Pangan
sayur&buah
Pengeluaran Makanan 0.757
paper_7337cad1-f41b-41d4-82a1-
00ebe0061496.pdf
P2G adalah
Terima kasih.
HAND-OUT MATA KULIAH (GIZ 347)
PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI (P2G)
Oleh YFB
Tim Pengajar :
Yayuk Farida Baliwati (YFB)-Koordinator
Yayat Heryanto (YHT)
Resa Ana Dina (RAD)
Distribusi
Keterjangkauan Perdagangan dan Pemasaran
KP 1 Peningkatan kualitas Meningkatnya kualitas konsumsi, Konsumsi ikan (2.2.2(c)) 56,4 kg/kapita/tahun 62,0 kg/kapita/ tahun
konsumsi, keamanan, keamanan, fortifikasi, dan Konsumsi daging 12,93 kg/kapita/tahun 14,62 kg/kapita/tahun
fortifikasi dan biofortifikasi biofortifikasi pangan Konsumsi sayur dan buah 260,2 gram/kapita/hari 316,3 gram/kap/hari
pangan Konsumsi protein asal ternak 10,65 gram/kap/hari 11,04 gram/kap/hari
Luas lahan produksi beras biofortifikasi 10.000 ha 200.000 ha
Persentase pangan segar yang memenuhi 70% 90%
syarat keamanan pangan
Akses terhadap beras biofortifikasi bagi 10-20% penerima BPNT 100% penerima BPNT
keluarga yang kurang mampu dan kurang
gizi
KP 2 Peningkatan ketersediaan Meningkatnya ketersediaan pangan Ketersediaan beras 33,90 juta ton 37,12 juta ton
pangan hasil pertanian hasil pertanian Ketersediaan protein hewani 2,51 juta ton 2,88 juta ton
Produksi Jagung 30,90 juta ton 39,6 juta ton
Produksi Daging 4,1 Juta ton 4,61 Juta ton
Produksi Umbi-umbian 23,3 juta ton 26,2 juta ton
KP 3 Peningkatan produktivitas dan Meningkatnya produktivitas dan Nilai tambah per tenaga kerja pertanian Rp 36,19 juta/tenaga kerja Rp 45,44 juta/tenaga kerja
kesejahteraan sumber daya kesejahteraan sumber daya (2.3.1*)
manusia (SDM) pertanian manusia (SDM) pertanian Nilai Tukar Petani 103 105
Tingkat adopsi teknologi pertanian oleh 65-80 % 80-95%
KP 4 Peningkatan produktivitas dan Meningkatnya produktivitas dan petani (%) lahan baku sawah yang
Persentase 50% 100%
keberlanjutan sumber daya keberlanjutan sumber daya ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan
pertanian pertanian Berkelanjutan (LP2B)
Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan 30 Varietas Unggul Baru 30 Varietas Unggul Baru
untuk pangan yang dilepas (2.5.1*) (tanaman) dan 8 Galur (ternak) (tanaman) dan 8 Galur
(ternak)
Sumber daya genetika tanaman dan hewan 4.250 Aksesi 4.250 Aksesi
sumber pangan yang terlindungi/tersedia
(2.5.2*)
KP 5 Peningkatan tata kelola Meningkatnya tata kelola sistem Global food security index 56,9 64,1
sistem pangan nasional pangan nasional
Perpres 18 tahun 2020 : RPJMN 2020-2024 (ditetapkan 20 Jan 2020)
Indikator Pembangunan Kesehatan (RPJMN 2020-2024)
Baseline 2024
Meningkatnya
Status 1. Angka kematian ibu (per 100.000KH) 305
Kesehatan Ibu (SUPAS, 2015) 183
dan Anak 2. Angka kematian bayi (per 1.000 KH) 24
(SDKI, 2017)
16
Meningkatnya 0,24
2. Insidensi HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV) 0,18
pengendalian (Pemodelan Kemkes, 2018)
penyakit menular 285
3. Eliminasi malaria (Kab/Kota) 405
dan faktor risiko (Kemkes, 2018)
penyakit tidak 9,1
4. Merokok usia 10-18 tahun (%) 8,7
menular (Riskesdas, 2018)
Meningkatnya 30,8
1. Prevalensi stunting balita (%) 19
Status Gizi (Riskesdas, 2018)
Masyarakat
2. Prevalensi wasting balita (%) 10,2 7
(Riskesdas, 2018)
Perpres 18 tahun 2020 : RPJMN 2020-2024 (ditetapkan 20 Jan 2020)
Indikator Pembangunan Kesehatan (RPJMN 2020-2024) lanjutan
Baseline 2024
3. RS terakreditasi (%) 63 95
Meningkatnya (Kemkes, 2018)
Meningkatnya
Perlindungan 1. Cakupan kepesertaan JKN (persen) 81,4 98
(1 Jan 2019)
Sosial bagi
2. Cakupan penerima bantuan iuran (PBI) JKN 96,6
Seluruh Penduduk (juta jiwa) (1 Feb 2019)
112,9
Lamp Permendagri 86/2017 selaras dengan pasal 62 UU Pangan Indikator keberhasilan
Perencanaan Pangan
PP8: PP3:
Peningkatan Ekspor Bernilai Peningkatan
Tambah Tinggi dan PN 1 Ketersediaan, Akses
Penguatan Tingkat dan Kualitas Konsumsi
Kandungan Dalam Negeri MEMPERKUAT Pangan
(TKDN) KETAHANAN
EKONOMI
UNTUK
PERTUMBUHAN
YANG BERKUALITAS
PP4:
PP7: Peningkatan
Peningkatan Pengelolaan Kemaritiman
Produktivitas Tenaga dan Kelautan
Kerja dan Penciptaan
Lapangan Kerja
PP6: PP5:
Peningkatan Nilai Penguatan
Tambah dan Investasi Kewirausahaan
di Sektor Riil dan UMKM
c. Kebijakan dan program pangan gizi
Program & kegiatan prioritas RPJMN 2020-2024
Fokus Kegiatan Badan Ketahanan Pangan, 2020
Penanganan
distribusi dan
cadangan pangan
masyarakat Diversifikasi
pangan
Analisis, Kajian
Pemerataan Penanganan dan Kebijakan
kesejahteraan keamanan dan (HPP, HAP, HET,
Pengentasan mutu pangan NBM, PPH, FSVA)
kemiskinan dan
rawan pangan
Badan Ketahanan
Pangan
Kegiatan Prioritas Badan Ketahanan Pangan, 2020
Pengembangan
Pengembangan Keamanan dan
Usaha Pangan Kawasan Rumah
Industri Pangan Mutu Pangan
Masyarakat Pangan Lestari
Target: 34 Lokasi
melalui Toko Tani (KRPL) Lokal
Indonesia Target: 2000 Kelp Target: 10 Lokasi
Target: 400 Gap • Food Security and VulnerabilityAtlas
(FSVA)
• Neraca Bahan Makanan (NBM)
• Angka Kecukupan Gizi (AKG)
• Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
• Harga Acuan Pemerintah (HAP)
Analisis, Kajian
Pemberdayaan Pengembangan • Harga Eceran Tertinggi (HET)
dan Kebijakan
Lumbung Pangan Korporasi Usahatani • Harga Pembelian Pemberintah (HPP)
Masyarakat Target: 10 Lokasi
Target: 300 Unit
Badan Ketahanan
Pangan
Program Promosi Kesehatan
Langkah-langkah: Ciri-ciri:
• Minimal Memiliki pos kesehatan desa
• Memenuhi kebutuhan gizi sejak yang berfungsi memberi pelayanan dasar
hamil makanan sehat dan ( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga
suplementasi zat gizi kesehatan dan sarana fisik bangunan,
perlengkapan & peralatan alat komunikasi
• ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bln ke masyarakat & ke puskesmas )
• Dampingi ASI Eksklusif dengan • Memiliki sistem gawat darurat berbasis
masyarakat
MPASI sehat • Memiliki sistem pembiayaan kesehatan
• memantau tumbuh kembang anak secara mandiri
• Masyarakat berperilaku hidup bersih dan
• jaga kebersihan lingkungan sehat
Program Promosi Kesehatan lanjutan
GERMAS PHBS
7 langkah:
• Melakukan Aktivitas Fisik • PHBS di Rumah tangga
• Makan Buah dan Sayur • PHBS di Sekolah
• Tidak Merokok
• Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
• PHBS di Tempat kerja
• Melakukan Cek Kesehatan Berkala • PHBS di Sarana kesehatan
• Menjaga Kebersihan Lingkungan • PHBS di Tempat umum
• Menggunakan Jamban
10 Indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga
63%
PROGRAM PEMBINAAN PROGRAM PEMBINAAN
PERBAIKAN GIZI KESEHATAN BAYI, ANAK,
MASYARAKAT REMAJA
1 3
Perencanaan pangan
Memenuhi kebutuhan Mengikuti kaidah Memperhatikan
dilakukan berdasarkan
konsumsi pangan & gizi gizi seimbang kemampuan dan
kerangka sistem pangan penduduk untuk hidup kelestarian SDAL
dan Logical Framework sehat, aktif dan produktif serta faktor
Approach (LFA) secara berkelanjutan sosekbud
& sistem pangan
Gambar 2
Perencanaan pangan Berorientasi pada peningkatan
didasarkan pada data & kualitas hidup manusia-
informasi yang akurat & SDAL (bukan semata2 implementasi bioecoculture
dapat dipertanggungjawabkan perencanaan komoditas pangan) dalam Perencanaan pangan
(Muller, 1993) – Berg, 1974 & Todaro, 1994 (ingat MK EKOPANG)
Gambar 1 Gambar 2, slide 41
d.1. Data dalam Perencanaan Pangan (Mueller, 1993)
Konsep/Teori
Pengumpulan Data
Analisis data/generalisasi
Gambar 1. Posisi Data dalam Proses
Perencanaan
Proses
Data/ Rencana &
Perencanaan
informasi Implementasi
Umpan balik/
pengendali
Monitoring-evaluasi &
pengendalian
Jenis data dalam Perencanaan Pangan Wilayah
Konsumsi
Pangan Potensi pangan
Pengembangan dan budaya lokal
SDM
Data jumlah, pertumbuhan & sebaran penduduk
(Daerah Dalam Angka/DDA, BPS, tahun….)
Tabel 1. Jenis & Manfaat Data/Instrumen Perencanaan Pangan
No Instrumen/Data Manfaat
Perencanaan Pangan Pusat Provinsi Kabupaten
1. NBM (Neraca Bahan Menyediakan data Menyediakan data ketersediaan Menyediakan data ketersediaan
Makanan)/FBS (Food ketersediaan pangan pangan penduduk tingkat provinsi pangan penduduk tingkat
Balance Sheet) secara faktual penduduk di kabupaten
detail dibahas di Mgg 3 tingkat negara
2. Konsumsi Pangan Menyediakan data Menyediakan data konsumsi pangan Menyediakan data konsumsi
dan Gizi lihat slide konsumsi pangan actual actual penduduk suatu provinsi pangan actual penduduk suatu
35 penduduk suatu negara kabupaten
3. PPH secara detail a. Menyediakan data a. Menyediakan data komposisi a. Menyediakan data komposisi
dibahas di Mgg 3 komposisi kelompok kelompok pangan secara kelompok pangan secara
pangan dan kuantitas dan keragamannya kuantitas dan keragamannya
keragaman yang berdasarkan pola konsumsi berdasarkan pola konsumsi
diharapkan penduduk dan sumberdaya suatu penduduk dan sumberdaya
berdasarkan gizi provinsi suatu kabupaten
seimbang b. Menyediakan panduan tingkat b. Menyediakan panduan tingkat
b. Alat untuk penilaian provinsi dalam perencanaan dan kabupaten dalam
situasi pangan dan evaluasi penyediaan pangan yang perencanaan dan evaluasi
perencanaan pangan mengacu pada proyeksi PPH penyediaan pangan yang
mengacupada proyeksi PPH
Tabel 2. Mekanisme Pengumpulan & Pelaporan Data
Instrumen/Data Mekanismen Pengumpulan dan Pelaporan
Perencanaan Pengumpulan Data Pengolahan Data Pelaporan Data
Pangan
Setiap tahun
(publikasi n-1)
d.2. Logical framework approach (LFA) & sistem pangan untuk
perencanaan pangan
The basic logic model
Pasca
Produksi Pengolahan Distribusi Konsumsi
panen &
pangan dan pengemasan & pasar pangan↑
penyimpanan
Keterangan : IKU
pembangunan berkelanjutan SKOR
GUB_BUPATI_ IK
Kerjasama budaya
menjadi prinsip dasar & PPH WALIKOTA Dinas terkait
stakeholder
terintegrasi di dalam RPJP- (KDH)
N/D; RPJM-N/D; RTRW
Lingkungan strategis:
melalui Kebijakan
Jumlah penduduk, Perubahan Iklim, Kinerja Ekonomi,
Lingkungan Hidup Strategis Perdagangan pangan Dinamika Pasar Pangan, Bencana Alam/Darurat,
(KLHS), al Daya Dukung domustik/internasional Konflik sosial
Daya Tampung (D3T)
Pangan
P2G adalah
Terima kasih.
HAND-OUT MATA KULIAH (GIZ 347)
PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI (P2G)
Oleh YFB
NBM_DATA DASAR P2G : PENILAIAN
KETERSEDIAAN PANGAN WILAYAH
Tim Pengajar :
Yayuk Farida Baliwati (YFB)-Koordinator
Yayat Heryanto (YHT)
Resa Ana Dina (RAD)
a. Mengetahui jumlah
penyediaan, penggunaan
& ketersediaan a. Bahan acuan dalam
pangan/kapita untuk Manfaat perencanaan
konsumsi penduduk. NBM produksi/ pengadaan
pangan
b. Mengevaluasi pengadaan &
penggunaan pangan b. Bahan perumusan
kebijakan pangan
c. Mengevaluasi tingkat Tujuan dan gizi, termasuk
ketersediaan pangan penyusunan
NBM
perbaikan konsumsi
berdasarkan pangan penduduk
rekomendasi AKG dan
komposisinya
berdasarkan PPH
Metode penyusunan NBM
Metode perhitungan Prosedur pengisian NBM
Syarat penyusunan NBM
Komponen NBM Sumber data/informasi pokok
Jenis pangan dalam NBM Pendekatan
No Jenis data pokok Sumber data
1 Jumlah penduduk Daerah Dalam Angka; Statistik
Daerah
2 Produksi pangan Daerah Dalam Angka; Statistik
Daerah (BPS), Statistik Sektoral
(kerjasama BPS dan sektoral :
Dinas THP, Dinas Peternakan &
Jenis Perikanan, Dinas Perkebunan),
Laporan tahunan Sektoral
dan
3 Impor/ekspor pangan Dinas Indag
sumber
4 Perubahan stok Bulog divre…..(“hanya beras”)
data 5 Pakan, Bibit, Tercecer Tim NBM Pusat, angka teknis
sektoral : Dinas THP, Dinas
Peternakan & Perikanan, Dinas
Perkebunan
6 Penggunaan untuk Tim NBM Pusat, angka teknis
industri (makanan & non sektoral : Dinas THP, Dinas
makanan) Peternakan & Perikanan, Dinas
Perkebunan
7 Konsumsi pangan Dinas Kesehatan/BPS
(sebagai estimasi impor
Jenis pangan dalam NBM → komoditas utama (asal) dan
komoditas/produk turunan ( diperlukan faktor
konversi perubahan bentuk pangan), yang lazim atau
umum dikonsumsi oleh masyarakat suatu negara/daerah
yang datanya tersedia secara kontinyu dan resmi.
Berbagai Kelemahan :
pendekatan jika - Belum ada direktori pedagang besar yang melakukan
ekspor/impor pangan (bahan makanan)
tidak tersedia - Jenis bahan makanan yang dicatat terlalu banyak
data produksi - Membutuhkan dana yang relatif besar dibanding dua
pangan pendekatan lainnya
Saran :
• diadakan listing pedagang besar untuk mendapatkan
pedagang besar yang melakukan ekspor/impor pangan yang
dibatasi di kota besar dan kota-kota yang berbatasan dengan
propinsi lain
• dilakukan pencacahan terhadap seluruh pedagang besar di
kota besar dan kota-kota yang berbatasan dengan propinsi
lain untuk mendapatkan volume ekspor/impor bahan
makanan yang dimaksud.
• mungkin perlu dibatasi bahan makanan yang pokok saja
• diidentifikasi komoditas potensi (cenderung ekspor) atau
tidak diproduksi_cenderung impor di suatu daerah
Berdasarkan Sumber informasi arus pangan
C. Pendekatan Lainnya
TD = O – St + M – X – (F + S + I + W)
Cara Keterangan :
Penyusunan TD = ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk;
NBM O = Produksi masukan/ keluaran; St = Perubahan stok;
M = Impor;
X = Ekspor;
F = Pakan;
S = Bibit;
I = Industri (makanan dan bukan makanan);
W = Tercecer
Komponen NBM :
• Jenis Bahan Makanan (kolom 1) : Semua bahan makanan yg lazim/dapat
dikonsumsi oleh penduduk di wilayah bersangkutan, baik yg
diperdagangkan maupun tidak.
• Produksi, terdiri atas: input dan output (kolom 2 & 3)
• Perubahan Stok (kolom 4)
• Impor (kolom 5)
• Persediaan dalam negeri sebelum ekspor (kolom 6)
• Ekspor (kolom 7)
• Penyediaan dalam negeri (kolom 8)
• Pemakaian/penggunaan dalam negeri (kolom 9 s/d 14)
• Ketersediaan untuk konsumsi per kapita (kolom 15 s/d 19)
Bahan makanan dikelompokan kedalam 11
kelompok yang terdiri dari:
Kelompok Bahan Jumlah Jenis
No. Keterangan
Makanan Bahan Makanan
1. Padi – padian 6 Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, BPS
Kementerian
Bahan makanan dikelompokan kedalam 11
kelompok lanjutan
Kelompok Jumlah Jenis
No. Keterangan
Bahan Makanan Bahan Makanan
6. Sayur – sayuran 30 Tambahan 7 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Hortikultura, BPS
7. Daging 11 Tambahan 1 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), BPS
8. Telur 4 Tambahan 1 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen PKH, BPS
9. Susu 1 Sumber Data: Ditjen
Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Ditjen PKH), BPS
10 Ikan 29 Tambahan 6 jenis bahan makanan
Data: Kementerian Kelautan Perikanan
11 Minyak & lemak 8 Tambahan 4 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Perkebunan
total 140
Tabel 3. SEBELAS Kelompok Bahan Makanan dalam NBM (BKP, 2005)
KELOMPOK BAHAN
NO
MAKANAN
JENIS BAHAN MAKANAN
1. Padi-padian Gandum beserta produksi turunannya : tepung gandum/tepung
terigu; gabah (gabah kering giling) beserta produk turunannya :
beras; jagung (pipilan); jagung basah
2. Makanan berpati Ubi jalar, Ubi kayu dengan produksi turunannya : gaplek dan
tapioka; tepung sagu yang merupakan produksi turunan dari
sagu
3. Gula Gla pasir dan gula merah (gula mangkok, gula aren, gula semut,
gula siwalan dll) baik hasil olahan pabrik maupun rumahtangga
KELOMPOK
NO BAHAN JENIS BAHAN MAKANAN
MAKANAN
6. Sayur- bawang merah, ketimun, kacang merah, kacang panjang, kentang,
sayuran kubis, tomat, wortel, cabe, terong, petsai/sawi, bawang daun,
kangkung, lobak, labu siam, buncis, bayam, bawang putih, lainnya
7. Daging daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging domba, daging
kuda/lainnya, daging babi, daging ayam buras, daging ayam ras,
daging itik, jeroan semua jenis
8. Telur telur ayam buras, ayam ras, itik, telur unggas lainnya
9. Susu susu sapi, susu olahan impor yang disetarakan susu segar
10. Ikan tuna/cakalang/tongkol, kakap, cucut, bawal, teri, lemuru, kembung,
tenggiri, bandeng, belanak, mujair, mas, udang, rajungan dan kepiting,
kerang darah, cumi-cumi dan sotong, lainnya
11. Minyak & Nabati : minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak
lemak kedelai, minyak jagung
Hewani : lemak sapi, kerbau, kambing/domba, babi
• Produksi (Kolom 2 dan 3)
Jumlah hasil dari proses produksi pertanian baik
belum/sudah mengalami proses pengolahan, terdiri atas
input dan output
•Impor (Kolom 5)
Sejumlah bahan makanan yg masuk ke dalam negeri/wilayah
dari negara/ wilayah administratif lain (perdagangan antar
pulau/antar propinsi)
• Penyediaan dalam Negeri sebelum Ekspor (Kolom 6)
Sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi
(keluaran) dikurangi perubahan stok ditambah impor
(kolom 3 – kolom 4 + kolom 5)
• Ekspor (Kolom 7)
Jumlah pangan (menurut jenis) yg keluar negeri/
wilayah administratif lain
Kolom 13 : Tercecer, ditulis angka hasil perkalian persentase tercecer dengan penyediaan
dalam negeri untuk masing-masing komoditas.
Kolom 14 : Bahan Makanan, ditulis angka jumlah bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi penduduk. Merupakan hasil dari : Kolom (8) – (9) – (10) – (11) – (12) – (13).
Kolom 15 : ditulis hasil pembagian Kolom (14) dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun, kemudian dikalikan 1000 (konversi ton ke kg), dengan satuan kg/tahun.
Kolom 16 : ditulis angka hasil pembagian Kolom (15) dengan 365 hari dikali 1000
(konversi kg ke g), dengan satuan g/hari.
Kolom 17 : Energi (Kkal/hari), ditulis angka hasil perkalian Kolom (16) dengan persen
bagian yang dapat dimakan (bdd) dan kandungan energi dari 100 g bahan makanan.
Kolom 18 : Protein (g/hari), ditulis angka hasil perkalian Kolom (16) dengan persen
bagian yang dapat dimakan (bdd) dan kandungan protein dari 100 g bahan makanan.
Kolom 19 : Lemak (g/hari), ditulis angka hasil perkalian Kolom (16) dengan persen
bagian yang dapat dimakan (bdd) dan kandungan lemak dari 100 g bahan makanan.
Pengisian kolom NBM : Perilaku/komoditas pangan
Komoditas Perkebunan
Kelapa
Dalam penghitungan NBM selama ini, penggunaan kelapa untuk diolah
menjadi kopra diperkirakan 45 % dari total penyediaan dalam negeri
(kolom 8)
Penghitungan untuk tingkat regional, penggunaan kelapa untuk diolah
menjadi minyak seharusnya berasal dari data riil pemakaian kelapa untuk
pabrik minyak baik perusahaan maupun perorangan. Demikian juga
dengan industri non makanan.
Data produksi kelapa dalam bentuk equivalent kopra, sehingga
dikonversikan menjadi kelapa daging (dikalikan 100/45 = 222%) dan
diisikan pada kolom (3).
Kolom (2) kelapa daging diubah menjadi kelapa berkulit (dikalikan 100/24
= 416%)
Kelapa daging/kopra
Kolom (2) berasal dari kolom (11) kelapa daging
Kolom (3) kelapa daging dirubah menjadi kopra dengan konversi 45%
Pengisian hanya sampai kolom (13), kolom (14 – 19) kosong, karena
kopra tidak langsung dikonsumsi manusia, melainkan diolah lebih
lanjut menjadi minyak goreng
Kopra/minyak goreng
Kolom (2) berasal dari kolom (11) kelapa daging/kopra pada
kelompok buah/biji berminyak
Kolom (3) 60 % X kolom (2)
Minyak sawit
Produksi tanaman kelapa sawit = minyak sawit (CPO) dan inti sawit,
namun yang dicakup dalam NBM hanya CPO saja (kolom 3)
Kolom (2) dapat diisikan dalam bentuk Tandan Buah Segar (TDS) =
100/22,01 x kolom (3)
Pengisian hanya sampai kolom (13) karena minyak sawit tidak dapat
langsung dikonsumsi manusia
Daging
• Produksi daging dalam bentuk karkas (kolom 2)
• Dari karkas dikonversi ke daging murni sebesar 74,95% (kolom 3)
• Kolom 9, 10, 11, 12 tidak ada
Lemak sapi
• Kolom (2) dari kolom (2) komoditas daging sapi dalam bentu karkas
• Kolom (3) dari karkas dirubah menjadi lemak dengan konversi 3 %
• dst
Data Parameter Produksi Daging
(Statistik Peternakan, Dinas Peternakan Jabar 2006)
Data parameter produksi Susu (Statistik Peternakan, Dinas Peternakan Jabar 2006)
Political Will
Rendah Faktor lain
Data “tidak” dimanfaatkan
Dalam perencanaan dan evaluasi
Aspek Kuantitas Pangan Aspek Kuantitas Pangan
Tingkat kecukupan Jumlah ketersediaan pangan
Energi & Zat Gizi pokok atau pangan strategis
(Protein, Lemak) (kg/kap/th, g/kap/hr
Zat Zat
pembang Pengatu Lauk Sayur &
un (100/3 r (100/3 Pauk Buah
%) %) (100/3 (100/3 %)
%)
Zat Pangan
Tenaga Pokok
(100/3 (100/3 %)
%)
GIZI SEIMBANG GIZI SEIMBANG
Sesuai triguna Aneka ragam
makanan pangan
Prinsip dasar pembobotan dalam PPH
(berdasarkan Gizi Seimbang)
1. Serealia…………….. 50 %
2. Umbi-umbian ……… 6 %
Sumber Tenaga
3. Minyak & lemak……. 10 %
(KH, lemak)
4. Biji dan buah
Berminyak.…………. 3 %
TIGA GUNA 5. Gula ………………… 5 %
MAKANAN 33.3 : 74 = 0.5
Perencanaan operasional :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD)
yang disusun setiap tahun.
Rencana
pangan
Nasional,
terintegrasi
dlm RPJMN
Rencana
pangan daerah
(Prov/ Kab-
Kota)
terintegrasi
dlm RPJMD
contoh di
Tabel 1
Gambar 1. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
Program/kegiatan dan Indikator RPJMN
2020-2024
Program/Kegiatan Sasaran Indikator
2020
Target
2024
PP Peningkatan ketersediaan, akses Meningkatnya ketersediaan, akses, 1. Skor Pola Pangan Harapan (2.2.2(c)) 90,4 95,2
dan kualitas konsumsi pangan dan kualitas konsumsi pangan
2. Angka Kecukupan Energi (AKE) (2.1.2(a)) 2.100 kkal/hari 2.100 kkal/hari
Keterkaitan
pangan Konsumsi protein asal ternak 10,65 gram/kap/hari 11,04 gram/kap/hari
Luas lahan produksi beras biofortifikasi 10.000 ha 200.000 ha
Persentase pangan segar yang memenuhi 70% 90%
syarat keamanan pangan
IKU Gubernur
Akses terhadap beras biofortifikasi bagi 10-20% penerima BPNT 100% penerima BPNT
keluarga yang kurang mampu dan kurang
gizi
KP 2 Peningkatan ketersediaan Meningkatnya ketersediaan pangan Ketersediaan beras 33,90 juta ton 37,12 juta ton
(RPJMD Jabar
pangan hasil pertanian hasil pertanian Ketersediaan protein hewani 2,51 juta ton 2,88 juta ton
Produksi Jagung 30,90 juta ton 39,6 juta ton
Produksi Daging 4,1 Juta ton 4,61 Juta ton
Produksi Umbi-umbian 23,3 juta ton 26,2 juta ton
2018-2023)
KP 3 Peningkatan produktivitas dan Meningkatnya produktivitas dan Nilai tambah per tenaga kerja pertanian Rp 36,19 juta/tenaga kerja Rp 45,44 juta/tenaga kerja
kesejahteraan sumber daya kesejahteraan sumber daya (2.3.1*)
manusia (SDM) pertanian manusia (SDM) pertanian Nilai Tukar Petani 103 105
Tingkat adopsi teknologi pertanian oleh 65-80 % 80-95%
dengan RPJMN
KP 4 Peningkatan produktivitas dan Meningkatnya produktivitas dan petani (%) lahan baku sawah yang
Persentase 50% 100%
keberlanjutan sumber daya keberlanjutan sumber daya ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan
pertanian pertanian Berkelanjutan (LP2B)
Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan 30 Varietas Unggul Baru 30 Varietas Unggul Baru
untuk pangan yang dilepas (2.5.1*) (tanaman) dan 8 Galur (ternak) (tanaman) dan 8 Galur
2020-2024
(ternak)
Sumber daya genetika tanaman dan hewan 4.250 Aksesi 4.250 Aksesi
sumber pangan yang terlindungi/tersedia
(2.5.2*)
KP 5 Peningkatan tata kelola Meningkatnya tata kelola sistem Global food security index 56,9 64,1
sistem pangan nasional pangan nasional
Pendekatan Perencanaan Pembangunan :
Mekanisme/proses perencanaan
Catatan
Pendekatan bottom-up Pendekatan Top-down
partisipatif
Penjaringan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat untuk melihat konsistensi
dengan visi, misi, dan program Kepala 1. Sinergi dan konsisten sesuai SPPN
Daerah Terpilih
2. Sinergi dan konsisten dengan RTRW
Memperhatikan hasil proses musrenbang
dan kesepakatan dengan masyarakat
3. Penanganan masalah dengan
tentang prioritas pembangunan daerah pendekatan holistik dan sistem.
Analisis
lingkungan
Menelaah Mandat
eksternal
Persiapan • Peraturan
• Pembentukan Perundang- Perumusan Penyelarasan
tim Undangan Tujuan, Visi & Misi KDH
Perumusan Sasaran, terpilih dengan Pengendalian
• Penyepakatan Implementasi
Isu Strategis Strategi, Arah Rancangan dan Evaluasi
jadwal kegiatan
• Pengumpulan Menelaah Tugas & Kebijakan dan Teknokratik
data Program RPJMD
Fungsi Organisasi
• Perda ttg Analisis
Perangkat lingkungan
Daerah Visi, Misi dan
internal
• Perkada ttg Program
Kedudukan Dan Prioritas KDH
Susunan Terpilih
Organisasi
Perangkat
Daerah
Gambar 3. Alur Penyusunan RPJMD Jabar 2018 – 2023
ARAHAN
VISI & MISI
RPJPD
KDH TERPILIH
2005 – 2025
EVALUASI RPJMD
2013 – 2018
RANCANGAN RANCANGAN
RANCANGAN
TEKNOKRATIS AKHIR
RPJMD
RPJMD RPJMD
BACKGROUND STUDIES : 2018 – 2023
• Permasalahan 2018 – 2023 2018 – 2023
Pembangunan
• Isu Strategis 2018 - 2023
• Tujuan, sasaran, strategi &
arah kebijakan 2018 - 2023
• Rancangan indikasi
ASPIRASI
program prioritas MUSRENBANG
pembangunan MASYARAKAT
Pendekatan Perencanaan Pembangunan :
Mekanisme/proses perencanaan yang ideal Tematik, holistik,
terntegrasi, spasial (THIS)
Spasi
al
Perencanaan Responsif Gender PPRG
Perencanaan yang responsif gender dilakukan dengan memasukkan perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan
dan laki-laki dalam proses penyusunan kebijakan dan program pembangunan daerah.
Bisa mempertajam analisa tentang kondisi daerah karena terpetakan kesejangan dalam pembangunan manusia, laki-laki dan perempuan.
Membantu mempertajam target group/ kelompok sasaran karena data terpilah.
Tidak selalu berupa penambahan program baru dan biaya tambahan bilamana analisis gender diterapkan.
Pemberdayaan perempuan sebagai urusan wajib di daerah tidak mampu menjawab semua isu kesenjangan gender di berbagai bidang.
USIA REPRODUKSI
1) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang BAYI
(MKJP) 23.4%
1) Angka kematian bayi 24/1000 KH
2) Unmet need 19,78%
2) Angka kematian neonatal 15/1000 KH
3) Cakupan IMD 69%
REMAJA 4) Cakupan ASI Eksklusif 66.02%
5) Cakupan KN1 sesuai standar 37,9%
1) Kehamilan remaja usia 15-19 th
36 per 1000 remaja putri 6) Anak 6-23 bl makan tidak beragam 53,4%
2) Konsumsi TTD pada remaja 1.4%
3) Perempuan usia 20-24 yang BALITA
menikah dibawah 18 tahun 1) Balita stunting 27.7%
25,71% 2) Balita wasting 10,2%
ANAK-ANAK
3) Balita underweight 17.7%
1) Perilaku cuci tangan dengan benar pada anak ≥ 10 th 49,8%
4) Balita gemuk 8%
2) Aktifitas fisik kurang pada anak ≥ 10 th 33,5% 5) Balita yang ditimbang 45,4%
3) Kurang konsumsi sayur dan buah pada anak ≥ 5 th 95.5%
4) Merokok pada anak ≥ 10 th28.8%
Pelaksana
Kemenkes, BKKBN,
Kemendikbud, Kemensos,
KemenPU&PR, Kemendagri,
Kementan, Kemenperin, Kemenag,
KKP, KemenPP&PA,
Kemenkominfo, BPOM,
KemendesPDTT, Kemen
PPN/Bappenas, KemenkoPMK,
Sb. Paparan Dirjen Kesmas, Kemenkes, 2020
BPS, Kemendag, Kemensetneg,
Pendekatan Gizi Masyarakat : Peran BKKBN dalam Percepatan
Penurunan Stunting Terintegrasi
Pendekatan Gizi Masyarakat : Peran Kominfo & Kemensos dalam
Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi
Pendekatan Gizi Masyarakat : Penurunan
Stunting Terintegrasi di Desa
Pendekatan Gizi Masyarakat : Konsep pembudayaan GERMAS
Aktivitas
Fisik
Kualitas Edukasi
Lingkungan dan
Individu Perilaku
& Hidup
Keluarga Sehat
SPM PIS-PK
1.Assessment
3. Actions 2. Analysis
1. Assessment 2. Analysis
• Identifikasi Masalah Gizi Apa dampak masalah bagi
• Menjawab Pertanyaan : kehidupan masyarakat
• Apa masalahnya ? Apa penyebab masalah :
• Berapa luas ? faktor/determinan
• Siapa yang terkena ? Apa alternatif pemecahan
• Dimana ? masalah
• Kapan ?
3. Action
Upaya apa yang sudah, sedang, dan dilakukan
Program gizi apa yang dikenal universal di Indonesia
Apa kegiatan program gizi
Siapa/lembaga mana yang melakukan dan dimana
KULIAH 6
Perencanaan Pangan berdasarkan
POLA PANGAN HARAPAN
Kegunaan :
Menilai konsumsi/ketersediaan pangan
(jumlah, mutu dan komposisi %AKE)
Perencanaan konsumsi/ketersediaan pangan
Keunggulan dan Kelemahan
Pendekatan Perencanaan Pangan
ASPEK PPH TREN TREN
PERMINTAAN PRODUKSI
1. Dasar Direkayasa sesuai perilaku Sesuai perilaku Sesuai perilaku
Pendekatan konsumen dan produsen , konsumen produsen
memerlukan intervensi
pendidikan
2. Relevansi dengan Sangat relevan Kurang relevan Kurang relevan
tujuan ketahanan
pangan
3. Mutu Gizi Sesuai anjuran gizi Belum tentu/tidak Belum tentu/tidak
ada ada
meningkat
meningkat
Skor PPH Tingkat Kesehatan IPM
Pengaruh skor PPH thd TKE Zat Gizi Mikro (vit, min) sebesar
0,747.(Kusumawati, 2015)
Proses perencanaan pangan dengan pendekatan PPH
- Pendapatan KEBUTUHAN
-Potensi agroekologi Kebijakan &
KONSUMSI PANGAN Regulasi Global,
--Potensi agroindustri
& ekspor JANGKA PANJANG Nasional & Lokal
(PPH 2020)
--Laju Pertumbuhan
penduduk
Perencanaan
kebutuhan konsumsi
pangan jangka pendek
menuju harapan
Langkah Perencanaan Pangan Wilayah dengan Pendekatan PPH
(Data Konsumsi Pangan) penerapan LFA (Ingat materi
Mgg2, slide 39 & 40)
Langkah 3
Data Konsumsi Perencanaan
(Susenas) program perbaikan
konsumsi pangan
Evaluasi skor
& komposisi Proyeksi skor Proyeksi
PPH & komposisi PPH Konsumsi Pangan
Langkah 1 Proyeksi
Strategi
Identifikasi Penyediaan
implementasi
masalah Pangan
Langkah 2
Analisis
masalah
Langkah 1 jenis dan besar masalah konsumsi
pangan
Identifikasi
penderita masalah konsumsi
masalah
pangan
(klasifikasi fungsi)
Keterangan
Masalah konsumsi pangan I T R P*)
Prioritas
Kualitas konsumsi pangan 5 3 1 15 1
Dominansi padi-padian 3 1 2 6 3
Kurangnya umbi-umbian 3 1 1 3 4
Kurangnya pangan hewani 5 1 1 5 2
Kurangnya minyak & lemak 3 1 1 3 4
Kurangnya buah/biji berminyak 3 1 1 3 4
Kurangnya kacang-kacangan 5 3 1 15 1
Causal model
menggambarkan
rangkaian faktor yang
menyebabkan masalah
konsumsi pangan
Langkah 3
Proyeksi skor & komposisi PPH
Perencanaan
program • sasaran skor 100 tahun 2020
perbaikan
• Interpolasi linier
pangan
St = S0 + n(S2020-S0)/dt
St = S0 + n (S2020-S0)/dt
Rata2 Energi thn dasar + n (Rata2 Energi thn 2020 - Rata2 Energi thn dasar)/dt
Rata2 Energi thn 2005 + n (Rata2 Energi thn 2020 - Rata2 Energi 2005)/dt
Tahap Penghitungan
a. Menghitung kontribusi energi tiap komoditas
terhadap kelompok pangan
Contoh:
•Beras : 1057 kkal (data SUSENAS)
•Padi-padian : 1074 kkal
Kontribusi energi beras: 1057 x 100% = 98.4 %
1074
Kontribusi Energi menurut Kelompok Pangan
Kelompok Kontribusi
Pangan Energi (kkal) (%)
Padi-padian 1074 100,0
Beras 1057 98.4
Jagung 1 0.09
Tepung terigu 15 1.51
Proyeksi Konsumsi Pangan
(gr/kap/hari)..lanjutan…
3. PROYEKSI JUMLAH KONSUMSI PANGAN (GRAM/KAP/HARI)
= gr konsumsi x 365
1000
Pelaku P2G
Oleh YFB
Tim Pengajar :
Yayuk Farida Baliwati (YFB)-Koordinator
Yayat Heryanto (YHT)
Resa Ana Dina (RAD)
INGAT!
\Materi Mgg 2_Slide 39 & 40 & Materi Mgg 6_slide 30 & 32
Review_Kerangka pikir: Perencanaan Pangan
dalam kerangka sistem pangan
Review : Langkah Perencanaan Pangan Wilayah
dengan Pendekatan PPH
Tahapan Perencanaan berdasarkan PPH Peran/Keterlibatan Pemangku Kepentingan (RAM-
IP_Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaan)
.....................................................
Sasaran PPH Nasional & Wilayah
.....................................................
Sasaran Kebutuhan Pangan untuk Konsumsi
& Penyediaan
....................................................
Sistem Produksi, Penyediaan, Distribusi dan
Pemasaran Pangan untuk Konsumsi
.....................................................
Anggaran, SDA, SDM, Teknologi
Mengapa lintas pelaku penting dalam pembangunan
ketahanan pangan & gizi?
Contoh :
• Masyarakat yang terkait dengan proyek : masyarakat yang akan
memperoleh manfaat atau terkena dampak dari proyek (mis
kehilangan tanah & kemungkinan kehilangan mata pencaharian)
• Tokoh masyarakat : anggota masyarakat yang ditokohkan di
wilayah sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat
• Pihak manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan dan implementasinya
Pengertian & komponen lintas pelaku (lanjutan)
Contoh :
• Lembaga(aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi
tidak memiliki tanggung jawab langsung.
• Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak
memiliki kewenangan secara langsung dalam
pengambilan keputusan.
• Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang
Pengertian & komponen lintas pelaku (lanjutan)
PKK/GOW
Pangan
Gizi
Mekanisme kerja organisasi pemerintah untuk mencapai
kedaulatan pangan
Kemen Pertanian; Kemen Kehutanan & LH;
Pembukaan
Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Pemda 1 juta lahan
sawah baru
Reforma Perbaikan dan
agraria
Kemendag; 9 juta Ha
pemb. Jaringan Kemen PU;
Pengendalian irigasi,
Kemen Pertanian impor pangan bendungan, Kementan
pasar, dan
sarpras Kemendag
transportasi ; Pemda
BAPPENAS : KOORDINASI
Peningkatan PERENCANAAN
kemampuan MENKO : KOORDINASI
Kemen Pertanian; petani PELAKSANAAN
Stop konversi
Kemen Pemb. lahan Pemda;
Agribisnis produktif
Perindustrian; KEDAULATAN Kemen Agraria &
kerakyatan
Pemda TTR
PANGAN
Pemulihan
kualitas
Pendirian bank
Bank pertanian &
kesuburan Kemen Pertanian;
lahan; 1000
Indonesia; UMKM Gudang dgn Desa Mandiri KLH/BPLH
Kemen fasilitas Benih Pemda (BUMDes-
pengolahan
Koperasi pasca panen Dana Desa)
di sentra
produksi;
Kemen Pertanian;
Kemen BUMN;
Pemda
Gambar 1. Lintas Pelaku pembangunan pangan & gizi
Government
Tahan
Pangan
& gizi
Household Community
Gambar 2. Lintas Pelaku pembangunan pangan & gizi
Pemerintah
Masyarakat
Nasional
Petani
Daerah
Pengolah/
Pedagang
Desa/
Konsumen Kelurahan
Kelembagaan bidang ketahanan pangan & Gizi
Kelembagaan Pangan, UU 18/2012 Pangan, BAB XII
Pasal 126 : Dalam hal mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian
pangan, dan ketahanan pangan nasional, dibentuk
lembaga pemerintah yang menangani bidang pangan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Pasal 127 : Lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pangan.
Pasal 128 : Lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127
dapat mengusulkan kepada Presiden untuk memberikan
penugasan khusus kepada badan usaha milik negara di
bidang pangan untuk melaksanakan produksi, pengadaan,
penyimpanan, dan/atau distribusi pangan pokok dan
pangan lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kelembagaan bidang ketahanan pangan & Gizi
(lanjutan)
Peran serta masyarakat : BAB XIII, Pasal 130, UU 18/2012
1. Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan kedaulatan
pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.
2. Peran serta masyarakat dilakukan dalam hal:
a. pelaksanaan produksi, distribusi, perdagangan & konsumsi pangan;
b. Penyelenggaraan cadangan pangan masyarakat;
c. pencegahan dan penanggulangan rawan pangan dan gizi;
d. penyampaian informasi dan pengetahuan pangan dan gizi;
e. pengawasan kelancaran penyelenggaraan ketersediaan, keterjangkauan,
penganekaragaman dan keamanan pangan;
f. peningkatan kemandirian pangan rumah tangga.
3. Pemerintah dan/atau pemda mendorong peran serta masyarakat
Kelembagaan bidang ketahanan pangan & Gizi
(lanjutan)
Peran serta masyarakat : PP 17/2015, pasal 86:
1. 2. 3. 4.
Advokasi Sosialisasi Pemberdayaan Mobilisasi
Outcome=
Outcome= Outcome= Outcome=
gerakan
dukungan keterlibatan kemandirian
masy.
2. Pengertian Advokasi
Untuk memperoleh
Upaya / proses yang “bijak” dukungan
Dengan Syarat :
•Peduli kesehatan, Paham masalah
•Berkemampuan
•Dipercaya / Dihormati
•Tidak tercela, dll
5. Pelaku dan sasaran advokasi lanjutan
Sasaran advokasi
Kelompok yang
merencanakan
kebijakan
Kelompok yang
bisa Kelompok yang
mempengaruhi memutuskan
kebijakan kebijakan
Kebijakan
yang
mendukung
Advokasi: salah satu strategi peningkatan
partisipasi masyarakat
Terima kasih.